11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat
a. Definisi Pemberdayaan Masyarakat
Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian
tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju budaya, atau proses untuk memperoleh dayakekuatan
kemampuan, dan atau proses pemberian dayakekuatankemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum
berdaya Ambar, 2004: 77. Sedangkan Edi 2009: 210 memberikan penjelasan tentang pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana
rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya.
Senada dengan pengertian ini Prijoko dan Pranarka menyatakan bahwa pemberdayaan mengandung dua arti pengertian yang pertama
adalah to give power or authority, pengertian kedua to give ability to or enable.
Pemaknaan pengertian pertama meliputi memberikan penguasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegaikan otoritas kepada
pihak yang kurangbelum berdaya. Di sisi lain pemaknaan pengertian kedua adalah memberikan peluang kepada pihak lain untuk melakukan
sesuatu Ambar, 2004: 78.
12
Berbeda dengan
pendapat Pranarka,
Sumodiningrat menyampaikan Pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah yang khas
Indonesia daripada Barat. Di barat istilah tersebut diterjemahkan sebagai empowerment, dan istilah itu benar tetapi tidak tepat.
Pemberdayaan yang dimaksud itu benar tetapi tidak tepat. Pemberdayaan yang kita maks
ud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Empowerment dalam khasanah barat lebih bernuansa
pemberian kekuasaan daripada pemberdayaan itu sendiri. Barangkali istilah yang paling tepat adalah energize atau katakan memberikan
energi. Pemberdayaan adalah “memberi energi” agar yang
bersangkutan mampu untuk bergerak secara mandiri Ambar, 2004: 78.
Berkenaan dengan
pemaknaan konsep
pemberdayaan masyarakat, Winami mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan
adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan enabling, memperkuat potensi atau daya Empowering, terciptanya kemandirian. Bertolak
dari pendapat ini, berarti pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat
yang memiliki daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian Ambar, 2004: 79.
Pada hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang
enabling. Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada
13
masyarakat yang sama sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya akan tetapi kadang-kadang mereka tidak
menyadari, atau daya tersebut masih belum dapat diketahui secara ekplisit. Oleh karena itu daya harus digali, kemudian dikembangkan.
Jika asumsi ini yang berkembang, maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat