136
Panduan Pembelajaran BIOLOGI X SMAMA
2 Clonorchis sinensis
Clonorchis sinensis merupakan cacing hati yang parasit pada hati
manusia. Cacing ini hospes antaranya adalah ikan air tawar. Daur hidup cacing ini dimulai dari telur yang keluar bersama feses, kemudian menetas
menjadi sporosista yang akan berkembang menjadi redia. Redia akan berubah menjadi serkaria yang akan hidup di dalam tubuh ikan air tawar.
Ketika ikan air tawar yang terinfeksi larva cacing ini tidak dimasak secara sempurna dan dimakan manusia, maka akan masuk menuju saluran
pencernaan dan menuju saluran empedu dan dewasa dalam organ hati. Cacing ini dapat merusak sel-sel hati dan dapat menyebabkan kematian.
c. Cestoda cacing pita
Semua cacing pita tidak memiliki alat pencernaan, karena sari-sari makanan dapat langsung diserap melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Tubuhnya beruas-ruas atau biasa disebut sebagai proglotid,di mana setiap proglotid mengandung alat reproduksi, ekskresi, dan mampu menyerap
sari makanan dari inangnya. Karena itulah tiap proglotid dapat dianggap sebagai koloni individu. Contoh dari cacing ini adalah Taenia saginata dan
Taenia solium
. Cacing Taenia solium merupakan cacing parasit yang dewasa pada
manusia dengan hospes antara adalah babi. Berbeda dengan cacing Taenia saginata,
cacing ini pada kepala skoleks terdapat alat pengisap dan kait dari kitin atau disebut sebagai rostelum.
Taenia saginata secara sepintas mirip dengan Taenia solium, hanya saja
perbedaannya ada pada ukuran tubuhnya yang lebih panjang, pada kepalanya tidak memiliki rostelum dan hospes antaranya adalah sapi.
Daur hidup cacing Taenia sp
Proglotid dewasa yang telah menghasilkan telur keluar bersama feses, kemudian telur tersebut akan menetas menjadi onkosfer. Bila larva tersebut
tertelan sapi atau babi maka larva tersebut akan berada dalam usus dan berkembang menjadi heksakan. Larva tersebut kemudian akan menembus
dinding usus dan ikut bersama aliran darah dan masuk ke dalam otot atau daging. Di dalam otot atau daging sapi atau babi tersebut, larva
akan berkembang lagi menjadi bentuk gelembung atau sistiserkus. Ketika seseorang mengonsumsi daging babi atau sapi yang di dalamnya ada larva
tersebut, larva tadi akan ikut masuk ke dalam saluran pencernaan dan akan menetas menjadi cacing dewasa dalam usus manusia.
Animalia
137 Lakukan Percobaan 9.2 berikut yang akan menumbuhkan etos kerja,
rasa ingin tahu, mengembangkan kecakapan sosial, dan kecakapan vokasional kalian
Pembuktian Planaria sebagai bioindikator pencemaran air.
Alat dan bahan:
1. Daging atau hati ayam
2. Botol bekas selai
Cara kerja:
Kerjakan secara berkelompok
Kegiatan 1 1.
Pergilah ke sungai yang masih bersih, misalnya di daerah pegunungan 2.
Letakkanlah sepotong daging atau hati ayam pada sela-sela batu di sungai tersebut
3. Tunggu kira-kira semalam, setelah itu amati Apakah ada Planaria
setelah semalam daging atau hati ayam dibiarkan?
Kegiatan 2
1. Langkah 1 sampai 3 pada kegiatan 1 diulangi namun lokasi untuk
kegiatan 2 ini adalah pada daerah sungai yang kotor atau telah tercemar.
2. Bandingkanlah hasil yang didapat
Pertanyaan:
1. Pada sungai yang mana akan ditemukan cacing Planaria? Mengapa?
2. Dari kegiatan di atas, apa artinya bahwa Planaria merupakan
bioindikator suatu perairan?
Percobaan 9.2
138
Panduan Pembelajaran BIOLOGI X SMAMA
D. Nemathelminthes