CIFOR Occasional Paper No. 38i
6
Luca Tacconi
b Kita mungkin kehilangan kesempatan untuk menyoroti kenyataan bahwa kebakaran
hutan mungkin memiliki dampak-dampak yang berbeda misalnya, sesuai dengan
lokasi dan kawasan yang terkena dampak sehingga perlu diselesaikan dengan kebijakan
yang berbeda pula.
Berkaitan dengan butir yang pertama, sudah banyak diskusi serius di Indonesia
mengenai luas kebakaran hutan, tetapi belum dijelaskan kebakaran hutan mana yang dianggap
sebagai masalah, artinya kebakaran hutan mana yang menimbulkan dampak yang tidak
dikehendaki. Untuk kasus kebakaran hutan di Indonesia, tiga masalah kebijakan utama yang
diidentifikasi terkait dengan kebakaran hutan adalah sebagai berikut:
pencemaran kabut asap, emisi karbon dan dampak-dampak terkait lainnya;
degradasi hutan dan deforestasi, dan hilangnya hasil hutan dan berbagai jasa
lingkungan yang diberikan hutan, termasuk kayu, hasil hutan nonkayu, erosi tanah dan
lenyapnya fungsi pengendali banjir, keanekaragaman hayati; dan
kerugian di sektor pedesaan akibat kebakaran hutan liar dan anomali cuaca yang
dipicu oleh kebakaran hutan.
Emisi karbon dapat juga dianggap sebagai masalah terpisah karena merupakan isu
lingkungan yang terjadi secara global. Namun masalah emisi karbon akibat kebakaran hutan
yang tidak dipandang terlalu penting oleh pemerintah, akan dibahas kemudian. Kehilangan
keanekaragaman hayati mungkin lebih merupakan keprihatinan kelompok-kelompok
internasional daripada pemerintah sendiri. Ketiga masalah-masalah kebijakan ini akan
dibahas satu persatu nanti. Masalah kerugian di sektor pedesaan disoroti secara singkat. Masalah
ini tidak menonjol dalam agenda kebijakan penting di tingkat internasional, nasional dan
bahkan provinsi dan belum menjadi fokus penelitian mendalam.
3.1 Pencemaran kabut asap dan emisi karbon
Pencemaran kabut asap merupakan masalah utama kebijakan yang terkait dengan kebakaran
dan menarik perhatian negara-negara tetangga dan melalui tekanan yang mereka berikan,
menarik perhatian pemerintah Indonesia. Ada beberapa peristiwa pencemaran kabut asap yang
melintasi batas negara selama dua dekade terakhir, dan yang terpenting adalah peristiwa
yang terkait dengan kebakaran hutan terbesar tahun 1997.
Di Indonesia, kebakaran hutan gambut merupakan penyumbang pencemaran kabut asap
yang terbesar. Tahun 199798, kebakaran hutan gambut mungkin menghasilkan 60-90 emisi
yang menyebabkan kabut asap dan kebakaran hutan ini juga merupakan sumber utama emisi
karbon BAPPENAS-ADB 1999. Tahun 1997, penyumbang utama pencemaran kabut asap
yang menyebar hingga ke Singapura, daratan utama Malaysia dan Sumatera adalah kebakaran
hutan gambut di Provinsi Jambi, Riau
6
dan Sumatera Selatan. Kebakaran ini terutama
akibat pembukaan lahan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit dan HTI. Di Sumatera
Selatan, kebakaran yang terjadi di lahan basah juga disebabkan oleh kegiatan-kegiatan mata
pencaharian masyarakat seperti persawahan, penangkapan ikan dan pembalakan
7
, tetapi sejauh mana tingkat penyebab masing-masing
masih belum diketahui Anderson dan Bowen 2000; Barber dan Schweithelm 2000, peta 2;
Tapper dkk. 2001. Selama tahun-tahun di luar masa ENSO, pembukaan lahan gambut untuk
perkebunan tampaknya merupakan sumber utama kabut asap Sargeant 2001.
Meskipun peran perusahaan-perusahaan besar telah didokumentasikan dengan baik, ada
juga peningkatan pengaruh aktivitas petani kecil sebagai faktor penyumbang masalah kabut asap.
Tahun 1997, kebakaran hutan gambut di kawasan Proyek Sawah Sejuta Hektar yang dibuat oleh
pemerintah di Kalimantan Tengah merupakan sumber utama kabut asap di Kalimantan Barber,
2000; Siegert, 2001 yang juga melanda Sarawak. Sekali lagi, tahun 2002, terjadi kebakaran hutan
di kawasan yang sama, yang menghasilkan kabut asap tebal yang menyelimuti Kalimantan Tengah
mulai Agustus hingga Oktober. Kebakaran yang menimbulkan kabut asap tebal juga melanda
kawasan yang sama pada Agustus 2001 Anderson 2001.
Pembakaran hutan secara ektensif di Kalimantan Barat tahun 1997, mungkin untuk
membuka lahan perkebunan kelapa sawit dan HTI Potter dan Lee 1999 di lahan gambut dan
juga karena kegiatan mata pencaharian penduduk di kawasan Danau Sentarum Dennis
dkk. 2000 menyebabkan pencemaran kabut asap di Kalimantan Barat dan Sarawak. Selama
Januari-April 1998, kebakaran hutan di kawasan Danau Mahakam bagian Tengah, tampaknya
7
Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya dan Implikasi Kebijakan
berkaitan dengan kegiatan mata pencaharian penduduk, Chokkalingam dkk. 2001, demikian
juga kebakaran hutan skala besar di kawasan lain di Kalimantan Timur, mempunyai andil besar
dalam pencemaran kabut asap di provinsi ini. Kebakaran-kebakaran hutan ini tidak
mengakibatkan pencemaran lintas batas yang signifikan.
Kebakaran di Papua bagian selatan memiliki andil besar dalam kabut asap pada tahun 1997.
Namun peristiwa ini tidak begitu diperhatikan karena kabut asap menyebar ke barat ke arah
laut Legg dan Laumonier 1999; Tapper dkk. 2001 dan melanda kawasan Papua Barat sendiri
yang memiliki kepadatan penduduk yang rendah dan tidak ada kota besar.
Kesimpulannya, pencemaran kabut asap dan emisi karbon terutama disebabkan oleh kebakaran
hutan yang disengaja dan rambatan api dari kawasan lahan gambut. Hubungan antara kegiatan
pembakaran di dalam hutan dan perkebunan selain di lahan gambut, padang rumput dan lahan
pertanian lainnya, lebih terbatas relevansinya dengan masalah kebijakan ini.
3.2 Degradasi dan deforestasi hutan serta hilangnya berbagai hasil hutan