Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Durian dan Kompos Kulit Kakao Pada Ultisol Terhadap Beberapa Aspek Kimia Kesuburan Tanah

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT DURIAN DAN KOMPOS KULIT KAKAO PADA ULTISOL TERHADAP BEBERAPA ASPEK

KIMIA KESUBURAN TANAH

SKRIPSI

OLEH:

VOLMER DAMANIK 080303056

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013


(2)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT DURIAN DAN KOMPOS KULIT KAKAO PADA ULTISOL TERHADAP BEBERAPA ASPEK

KIMIA KESUBURAN TANAH

SKRIPSI

OLEH:

VOLMER DAMANIK 080303056

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013


(3)

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Durian dan Kompos Kulit Kakao Pada Ultisol Terhadap Beberapa Aspek Kimia Kesuburan Tanah

Nama : Volmer Damanik

NIM : 080303056

Program Studi : Agroekoteknologi Minat Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Prof. Ir. Lahuddin, M.S Ir. Posma M. Marbun, M.P

Ketua Anggota

Mengetahui,

Ir. T. Sabrina, M. Agr. Sc, Ph.D. Ketua Program Studi


(4)

ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Durian dan Kompos Kulit Kakao pada Ultisol Terhadap Beberapa Aspek Kimia Kesuburan Tanah ( pH, KTK, Al-dd, C-Organik, N-Total ) dibimbing oleh LAHUDDIN dan POSMA MARBUN.

Ultisol merupakan tanah yang cukup luas yang memiliki banyak kendala untuk digunakan sebagai lahan pertanian,yakni kandungan bahan organik yang sangat rendah,kemasaman tanah,kejenuhan Al yang tinggi serta KTK yang rendah. Untuk meningkatkan produktivitas Ultisol dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan unsur hara melalui pemberian kompos bahan organik yakni kompos kulit durian dan kompos kulit kakao.

Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama dengan pemberian kompos kulit durian dengan 4 taraf yaitu ; Z0 (Blanko), Z1 (10 ton/Ha),

Z2 (10 ton/Ha), Z3 (30 ton/Ha), Z4 (40 ton/Ha). Faktor kedua yaitu pemberian

kompos kulit kakao dengan 4 taraf yaitu ; C1 (10 ton/Ha), C2 (20 ton/Ha), C3 (30 ton/Ha), C4 (40 ton/Ha).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao dapat meningkatkan pH tanah,KTK tanah,C-Organik tanah, N-Total tanah serta dapat menurunkan Al-dd.


(5)

ABSTRACT

The effect of Durian’s Shell Compost and Cacao’s Shell Compost addition to Ultisol in Some of the Chemistry aspects of Soil Fertility (pH, Cation Exchange Capacity (CEC), exchangeable Al, Organic C, and Total N) advised by LAHUDDIN and POSMA MARBUN

Ultisol is a quite large of soil which have many constraints to be used as agricultural soil. Some of the constraints are: Low level of the organic content, soil acidity, high level of Al saturation and low CEC. To increase the productivity of Ultisol can be done by increase the availability of nutrient by adding organic compost i.e. Durian Shell compost and Cacao Shell compost.

The experiment was conducted in non Factorial Completely Randomized Design methode which consist of 2 factors and 3 repeatibility. First factor conducted by adding Durian’s Shell compost in 4 levels, i.e.: Z0 (blank), Z1 (10 tons/Ha), Z2 (10 tons/Ha), Z3 (30 tons/Ha), Z4 (40 tons/Ha). Second factor done by adding Cacao Shell compost in 4 levels i.e. C1 (10 tons/Ha), C2 (20 tons/Ha), C3 (30 tons/Ha), C4 (40 tons/Ha).

The result shows that the addition of Durian’s Shell Compost and Cacao’s Shell Compost can increase the pH, CEC, Organic C, Total N of the soil and decrease the level of exchangeable Al.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Volmer Damanik lahir di Pematang Siantar, pada tanggal 02 September 1990 sebagai anak Pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Pdt. D. Damanik STh dan T. Situngkir

Riwayat Pendidikan:

1. Tahun 1995 Sekolah Dasar di SD N. 3 Pematang Raya Kab. Simalungun Sumatera Utara dan lulus tahun 2001.

2. Tahun 2001 Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Pematang Rata dan lulus tahun 2004.

3. Tahun 2004 Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Pematang Raya dan lulus tahun 2007.

4. Tahun 2008 memasuki Fakultas Pertanian dan memilih jurusan Ilmu Tanah melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Aktivitas Selama Pendidikan:

1. Tahun 2011 melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di PTPN IV Kebun Unit Pabatu Tebing Tinggi


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Durian dan Kompos Kulit Kakao Pada Ultisol Terhadap Beberapa Aspek Kimia Kesuburan Tanah” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Ir. Lahuddin, M.S selaku Ketua Komisi Pembimbing dan kepada Ir. Posma M. Marbun, M.P selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan banyak memberikan banyak masukan selama penulisan skripsi ini.

Terkhusus buat orang tuaku, Pdt. D. Damanik dan T. Situngkir, terima kasih buat semua pengorbanan kepada penulis baik moril maupun materil, juga kepada kedua adikku, Vanva Riphael Damanik dan Vip Santrywani Damanik, semua keluarga dan Evi Junita Purba yang selalu mendukung dan mendoakan penulis agar selalu bersemangat, Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih banyak buat semua teman-teman Ilmu Tanah 2008 yang juga sangat banyak membantu penulis mulai penelitian sampai skripsi ini selesai, terkhusus buat teman seperjuangan; Samuel, Yopie, Janner, Ade Hesly, Karto, Antonius, Bernat, Chandra, Andri Sebayang, Rino, semoga kesuksesan yang selalu menaungi kita kemana pun kita melangkah. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, April 2013 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesis Penelitian ... 2

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Ultisol ... 4

Kompos ... 5

Kompos Kulit Kakao ... 6

Kompos Kulit Durian ... 7

pH Tanah ... 8

Kapasitas Tukar Kation Tanah ... 9

Al-dd Tanah ... 10

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan alat ... 11


(9)

Pelaksaan Penelitian ... 13

Persiapan ... 13

Pelaksanaan ... 13

Peubah Amatan ... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 15

Hasil pH Tanah ... 15

Hasil KTK Tanah ... 17

Hasil Al-dd Tanah ... 17

Hasil C-Organik Tanah ... 19

Hasil N-Total Tanah ... 19

Pembahasan ... 20

Kemasaman tanah (pH) ... 20

KTK ... 20

Al-dd ... 21

C-Organik ... 22

N-Total ... 22

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 24

Saran ... 24 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

1. Komposisi bahan kimia dalam kompos yang berasal dari kulit kakao…... ... 7 2. Karateristik kulit durian segar ... 7 3. Tingkat kemasaman tanah ... 9 4. Nilai rataan pH dengan perlakuan kompos kulit durian dan kompos

kulit kakao ... 15 5. Pengaruh pemberian kompos terhadap pH dengan uji kontras ... 17 6. Nilai rataan Al-dd dengan perlakuan kompos kulit durian dan kompos

kulit kakao ... 17 7. Pengaruh pemberian kompos terhadap Al-dd dengan uji kontras ... 19


(11)

DAFTAR GAMBAR

1. Grafik Pengaruh perlakuan masing-masing kompos terhadap pH ... 16 2. Grafik Pengaruh perlakuan masing-masing kompos terhadap Al-dd ... 18


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Proses Pengomposan ... 27

2. Bagan perlakuan penelitian ... 28

3. Hasil analisis tanah Parameter pH ... 29

4. Hasil analisis tanah Parameter KTK ... 30

5. Hasil analisis tanah Parameter Al-dd ... 31

6. Hasil analisis tanah Parameter C-Organik ... 32

7. Hasil analisis tanah Parameter N-Total ... 33

8. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter pH ... 34

9. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter KTK ... 35

10. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter Al-dd ... 36

11. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter C-Organik ... 37

12. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter N-Total ... 38

13. Hasil analisis kompos dari BPTP ... 39


(13)

ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Durian dan Kompos Kulit Kakao pada Ultisol Terhadap Beberapa Aspek Kimia Kesuburan Tanah ( pH, KTK, Al-dd, C-Organik, N-Total ) dibimbing oleh LAHUDDIN dan POSMA MARBUN.

Ultisol merupakan tanah yang cukup luas yang memiliki banyak kendala untuk digunakan sebagai lahan pertanian,yakni kandungan bahan organik yang sangat rendah,kemasaman tanah,kejenuhan Al yang tinggi serta KTK yang rendah. Untuk meningkatkan produktivitas Ultisol dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan unsur hara melalui pemberian kompos bahan organik yakni kompos kulit durian dan kompos kulit kakao.

Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama dengan pemberian kompos kulit durian dengan 4 taraf yaitu ; Z0 (Blanko), Z1 (10 ton/Ha),

Z2 (10 ton/Ha), Z3 (30 ton/Ha), Z4 (40 ton/Ha). Faktor kedua yaitu pemberian

kompos kulit kakao dengan 4 taraf yaitu ; C1 (10 ton/Ha), C2 (20 ton/Ha), C3 (30 ton/Ha), C4 (40 ton/Ha).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao dapat meningkatkan pH tanah,KTK tanah,C-Organik tanah, N-Total tanah serta dapat menurunkan Al-dd.


(14)

ABSTRACT

The effect of Durian’s Shell Compost and Cacao’s Shell Compost addition to Ultisol in Some of the Chemistry aspects of Soil Fertility (pH, Cation Exchange Capacity (CEC), exchangeable Al, Organic C, and Total N) advised by LAHUDDIN and POSMA MARBUN

Ultisol is a quite large of soil which have many constraints to be used as agricultural soil. Some of the constraints are: Low level of the organic content, soil acidity, high level of Al saturation and low CEC. To increase the productivity of Ultisol can be done by increase the availability of nutrient by adding organic compost i.e. Durian Shell compost and Cacao Shell compost.

The experiment was conducted in non Factorial Completely Randomized Design methode which consist of 2 factors and 3 repeatibility. First factor conducted by adding Durian’s Shell compost in 4 levels, i.e.: Z0 (blank), Z1 (10 tons/Ha), Z2 (10 tons/Ha), Z3 (30 tons/Ha), Z4 (40 tons/Ha). Second factor done by adding Cacao Shell compost in 4 levels i.e. C1 (10 tons/Ha), C2 (20 tons/Ha), C3 (30 tons/Ha), C4 (40 tons/Ha).

The result shows that the addition of Durian’s Shell Compost and Cacao’s Shell Compost can increase the pH, CEC, Organic C, Total N of the soil and decrease the level of exchangeable Al.


(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di Indonesia Ultisol merupakan tanah yang cukup luas yaitu sekitar 45 juta ha dari seluruh luas daratan di Indonesia dan saat ini menjadi sasaran utama perluasan pertanian. Oleh karena itu Ultisol perlu mendapat perhatian khusus mengingat Ultisol memiliki banyak permasalahan yaitu, kandungan bahan organik tanah sangat rendah, kemasaman tanah, kejenuhan basa kurang dari 35 %, kejenuhan Al tinggi, KTK rendah, kandungan N, P, dan K tanah rendah serta sangat peka terhadap erosi.(Munir,1996)

Untuk meningkatkan produktivitas Ultisol dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan unsur hara melalui pemberian kompos bahan organik.

Kompos merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi atau fermentasi dari tumpukan sampah-sampah organik yang berasal dari tumbuhan atau tanaman ataupun yang berasal dari hewan, seperti jerami, sampah kota, sampah pekarangan dan lain-lain, dimana diantaranya adalah kulit durian dan kulit kakao. Ada beberapa alasan betapa pentingnya pembuatan kompos antara lain :

1. Untuk memenuhi keperluan bahan organik yang cukup banyak akibat aktifitas atau kegiatan pertanian.

2. Sumber bahan organik untuk dibuat kompos seperti sampah –sampah kota dan limbah pertanian berupa kulit buah durian dan kuliat buah kakao terdapat dalam jumlah banyak dan mudah diperoleh. (Haug,1980).


(16)

Kulit buah durian merupakan bahan organik yang sangat mudah diperoleh dikarenakan produksi buah durian yang tinggi khususnya di Sumatera utara. Produksi yang tinggi pada buah durian juga menghasilkan limbah kulit durian yang tinggi. Hal ini apabila tidak dipergunakan atau dimanfaatkan maka berpotensi sebagai pencemar lingkungan,sehingga dijadikan alternatif sebagai pupuk organik yang diharapkan berguna bagi tanaman, dan dapat memperbaiki sifat kimia tanah.

Demikian juga dengan kulit buah kakao, merupakan bahan organik yang sangat mudah memperolehnya karena tingginya produksi kakao. Menurut Siburian (1984) bahwa jika produksi sekitar 1 ton biji cokelat kering akan menghasilkan 10 ton kulit buah segar, jumlah tersebut sangat berpotensi dalam mencemari lingkungan apabila tidak dimanfaatkan dengan sebaiknya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mempelajari bagaimana pengaruh masing-masing pemberian kompos kulit buah durian dan kompos kulit kakao pada Ultisol terhadap beberapa aspek kimia kesuburan tanah ( pH, KTK, Al-dd, C-Organik dan N-Total ).

Tujuan Penelitian

Untuk membandingkan pengaruh pemberian kompos kulit buah durian dan

kompos kulit buah kakao terhadap beberapa aspek kimia kesuburan Ultisol ( pH, KTK, Al-dd, C-Organik dan N-Total )


(17)

Hipotesa Penelitian

Terdapat perbedaan beberapa aspek kimia kesuburan tanah ( pH, KTK, Al-dd, C-Organik dan N-Total ) akibat perlakuan masing-masing kompos kulit durian dan kompos kulit kakao.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan Ultisol khususnya dibidang aspek kesuburan tanah.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Ultisol

Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

serta sebagian besar Podsolik, terutama Podsolik Merah Kuning (Mohr, baren dan borgh, 1972). Solum memiliki kedalamannya sedang

(moderat) 1 sampai 2 meter, warnanya merah sampai kuning, chroma meningkat

dengan bertambahnya kedalaman, tekstur halus pada horizon Bt (karena kandungan liat maksimal pada horizon ini), struktur pada horizon Bt

berbentuk blocky, konsistensi yang teguh, permebilitasnya lambat sampai baik serta erodibilitas yang tinggi.

Sedangkan sifat kimia pada ultisol yang berperan dalam menentukan sifat, ciri dan kesuburan tanah yakni kemasaman kurang dari 5,5, kandungan bahan organik rendah sampai sedang, kejenuhan basa kurang dari 35%, serta Kapasitas Tukar Kation kurang dari 24 me per 100 gram liat. Tingkat pelapukan dan pembentukan ultisol berjalan lebih cepat pada daerah-daerah yang beriklim humid dengan suhu tinggi dan curah hujan tinggi (seperti halnya di Indonesia), ini berarti ultisol merupakan tanah yang telah mengalami proses pencucian sangat intensif, hal ini yang menyebabkan ultisol mempunyai kejenuhan basa rendah. Selain itu,ultisol juga memiliki kandungan Al-dd tinggi.(Munir, 1996).

Kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dilaporkan sebagai penyebab utama pertumbuhan buruk dan produksi rendah. Kejenuhan Al yang tinggi pada


(19)

tanah masam menyebabkan pertumbuhan akar terhambat sehingga mengurangi serapan hara dan air. Disamping itu, masalah masalah kekurangan air dan miskin hara, juga sebagai penyebab produksi rendah atau gagal berproduksi pada ultisol (Hakim, Agustian dan Syafrimen,1989).

Kompos

Kompos merupakan hasil akhir dari dekomposisi atau fermentasi dari tumpukan sampah-sampah organik yang berasal dari tumbuhan atau tanaman ataupun yang berasal dari hewan. Bahan organik dari sampah sampah kota dan limbah pertanian lainnya dalam jumlah yang banyak tidak dapat digunakan langsung sebagai pupuk tetapi harus terlebih dahulu didekomposisikan.

(Haug, 1980).

Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembap, gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibandingkan dengan bahan ber-C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15. ( Novizan, 2005).

Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat,memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan


(20)

kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya ; hasil panen lebih tanah disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. (Rachman Sutanto,2002).

a. Kompos kulit buah kakao

Budidaya dan pengolahan tanaman perkebunan, seperti kelapa sawit, teh, dan kakao menghasilkan limbah padat organik dalam jumlah melimpah. Berdasarkan data statistik perkebunan 2006, luas areal kakao di Indonesia tercatat 992.448 ha, produksi 560.880 ton dan tingkat produktivitas 657 kg/ha/thn. Bobot buah kakao yang dipanen per ha akan diperoleh 6200 kg kulit buah. Limbah kulit buah kakao ini berpotensi mencemari lingkungan,akan tetapi dapat diatasi dengan penanganan dan teknologi yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai kompos (Goenadi et.al,2007).

Kulit buah kakao merupakan bagian terbanyak dari buah kakao, yaitu sebanyak 75%. Kulit buah kakao mengandung protein kasar yang rendah tetapi kandungan serat kasar dan energinya cukup tinggi (poedjiwidodo, 1996). Dan menurut Siregar, dkk (1999) kulit buah kakao jika dibenamkan didalam tanah akan meningkatkan jumlah hara yang tersedia. Unsur-unsur yang cenderung


(21)

mengalami peningkatan akibat pemberian kompos kulit buah kakao adalah unsur C, N, P-tersedia

Tabel. 1. Komposisi bahan kimia dalam kompos yang berasal dari kulit kakao.

Sifat Kimia Kakao

PH 5,4

N-Total (%) 1,3

C-organik (%) 33,71

C/N 26

P2O5 (%) 0,186

K2O (%) 5,5

CaO (%) 0,23

MgO (%) 0,59

Sumber : Goenadi et.al (2007) b. Kompos kulit buah durian

Masih banyak limbah-limbah pertanian yang belum mendapat perhatian khusus untuk dikelola, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai kompos, salah satunya adalah kulit buah durian. Disumatera khususnya, menurut data Dinas Pertanian tanaman Pangan tahun 1998, produksi buah durian sebesar 48.892 ton dan cenderung meningkat sepanjang tahun. Dari buah durian ini diperoleh kulit durian sebesar 62,4% dan inilah yang akan menjadi limbah kota apabila tidak dimanfaatkan ( Lahuddin, 1999).


(22)

Tabel 2. Karateristik Kulit Durian Segar

Karateristik Nilai

Kandungan kulit buah segar 62,4%

Kandungan air 95,5%

Kandungan abu 4,6%

Kadar C 40,6% [26,01%*]

Kadar N 0,98% [2,59%*]

C/N 41,4 [10,04*]

P 0,13%

K 1,71%

*) = setelah menjadi kompos (Lahuddin,1999)

Berdasarkan penelitian Hutagaol (2003) menunjukan bahwa pemberian kompos kulit buah durian dengan dosis takaran 20 ton/ha berpengaruh sangat nyata untuk menetralkan sebagian efek meracun Al dalam larutan tanah dan juga meningkatkan KTK tanah serta pH tanah.

Peningkatan pH tanah yang disebabkan oleh pemberian kompos disebabkan oleh kandungan basa basa kompos yang sangat tinggi sehingga menyebabkan peningkatan pH yang sangat jelas. Peningkatan basa basa ini juga menyebabkan ketersediaan hara bagi pertumbuhan tanaman. Akibat langsung dari peningkatan pH adalah terjadinya peningkatan ketersediaan P pada tanah tersebut. Penambahan kompos limbah kota seperti kompos kulit buah durian dan kompos kulit buah kakao juga menyebabkan Al-dd menurun dengan jelas (Anas, 2000).


(23)

pH Tanah

Kemasaman tanah atau pH (potential of hydrogen) adalah nilai yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ dalam larutan tanah. Larutan tanah disebut beraksi asam jika pH berada pada kisaran 0-6. Artinya, larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-. Sebaliknya, jika jumlah ion H+ dalam tanah lebih kecil daripada ion OH-, larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau memiliki pH 8-14. Jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah sama dengan ion OH-, larutan tanah disebut bereaksi netral dengan pH 7. Semakin banyak kandungan ion H+ di dalam tanah, reaksi tanah akan semakin asam ( Novizan, 2005).

pH tanah atau kemasaman tanah mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman, aktivitas mikroorganisme, dan kelarutan mineral tanah. Faktor utama yang mempengaruhi pH tanah adalah temperatur dan curah hujan, yang mengatur intensitas pencucian dan pelapukan mineral tanah. Kemasaman biasanya dihubungkan dengan tanah-tanah yang tercuci. Kegiatan pertanian, seperti pengapuran atau pemupukan amonium, dapat mengubah pH tanah. Umumnya pH 6.0 hingga 7.5 yang optimum untuk pertumbuhan tanaman.

Tabel 3. Tingkat kemasaman tanah

Reaksi Tanah pH

Luar biasa asam 3,5 - 4,4

Asam sangat kuat 4,5 – 5,0

Asam kuat 5,1 – 5,5


(24)

Asam lemah 6,1 – 6,5

Netral 6,6 – 7,3

Alkali lemah 7,4 – 7,8

Alkali sedang 7,9 – 8,4

Alkali kuat 8,5 – 9,0

(Mukhlis 2010)

Kapsitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah didefinisikan sebagai kemampuan suatu koloid tanah untuk mengadsorpsi kation dan mempertukarkannya. KTK biasanya dinyatakan dalam milliekuivalen per 100 gr. Pertukaran ini hanya terjadi jika larutan tanah berada dalam keadaan tidak seimbang dengan koloid tanah. Larutan tanah dan dan koloid tanah sangat jarang berada dalam keadaan seimbang antara satu dengan lainnya. Selalu saja terjadi perubahan yang disebabkan oleh tercucinya kation ke lapisan tanah yang lebih dalam akibat aliran air atau beberapa kation diserap oleh tanaman. Kapasitas Tukar Kation tanah yang rendah dapat ditingkatkan dengan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang. (Novizan, 2005).

Jumlah kation yang dapat dijerap (diadsorbsi) oleh suatu tanah adalah setara dengan besarnya Kapasitas Tukar Kation tanah tersebut. Kation yang paling kuat berpegang pada kompleks jerapan menurut deretan Ca > Mg > K > Na > Li (Bohn dan Neal,1979). Dengan perkataan lain penambahan ion Ca2+ kedalam tanah akan meningkatkan Ca dapat dipertukarkan (Ca-dd) dan Ca2+ yang diberikan itu akan mendepak kation lain dari kompleks jerapan (Manurung,1983).


(25)

Alumunium dapat dipertukarkan(Al-dd)

Peran Al dapat ditukar pada tanah Ultisol,Oxisol dan Alfisol sangat penting,karena pada tanah-tanah tersebut sering ditemukan kejenuhan Al nisbi yang tinggi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Ultisol mempunyai kejenuhan Al yang lebih tinggi daripada tanah-tanah yang lain, bahkan bisa mencapai lebih dari 85%. Didalam tanah, Al-dd akan mengendap pada pH antara 5,5 sampai 6,0, sehingga pada tanah-tanah yang mempunyai pH lebih besar dari 6,0 kandungan Al-dd dan kejenuhan Al nisbi rendah bahkan peranannya dapat diabaikan (Munthe,1997).

Bahan organik sangat berperan dalam memperbaiki sifat kimia dan juga dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Bahan organik juga sangat berperan dalam pembebasan P-fiksasi oleh senyawa Al dan Fe. Asam-asam organik yang dilepaskan mampu mengikat ion logam seperti Al dan ion Fe di dalam tanah,kemudian membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Senyawa-senyawa termasuk asam humat dan fulvat mampu membentuk kompleks dengan ion-ion logam (Tan,1991).


(26)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 m dpl. Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2012 sampai selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ultisol sebagai bahan yang akan diamati, kompos kulit buah durian sebagai bahan yang akan dikomposkan, EM-4 untuk mempercepat dekomposisi kompos, kompos kulit buah kakao sebagai bahan yang akan dikomposkan, air untuk kebutuhan tanah, bahan – bahan kimia untuk keperluan analisa

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk mengambil contoh tanah, karung goni untuk tempat tanah yang diambil dari lapangan, timbangan untuk menimbang tanah, polybag sebagai wadah tanah, ayakan 10 mesh untuk mengayak tanah, peralatan laboratorium untuk keperluan analisa.


(27)

Rancangan Percobaan

Percobaan ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial sebagai berikut :

Z0 = Kontrol

Z1 = 1,5g/300g BTKO (setara dengan 10 ton/ha)

Z2 = 3g/300g BTKO (setara dengan 20 ton/ha)

Z3 = 4,5g/300g BTKO (setara dengan 30 ton/ha)

Z4 = 6g/300g BTKO (setara dengan 40 ton/ha)

C1 = 1,5g/300g BTKO (setara dengan 10 ton/ha)

C2 = 3g/300g BTKO (setara dengan 20 ton/ha)

C3 = 4,5g/300g BTKO (setara dengan 30 ton/ha)

C4 = 6g/300g BTKO (setara dengan 40 ton/ha)

Perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga jumlah petak perlakuan 27 petak. Dengan bagan perlakuan sebagai berikut:


(28)

Ulangan I Ulangan II Ulangan III

Hasil penelitian dianalisis dengan model linear sebagai berikut :

Yij = µ + Pi +αj + ij Dimana :

Yij : Respon tanah yang diamati. µ : Nilai tengah (rataan)

Pi : Pengaruh ulangan ke-i

αi : Pengaruh perlakuan ke-j

Σ ij : Faktor galat percobaan ke-i dan ulangan ke-j

Z2 Z1 C3

Z0 C1 Z3

C2 Z0 Z1

C4 C2 Z4

Z3 Z2 C1

Z1 Z4 C4

Z4 C3 Z0

C3 Z3 C2


(29)

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis varian pada setiap peubah amatan yang diukur dan diuji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan uji Kontras dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Pelaksanaaan penelitian

a. Pengomposan kulit durian dan kulit kakao

Kulit durian dan kulit kakao dipotong – potong sehingga menjadi bagian yang kecil. Disemprotkan EM-4 secara merata pada potongan – potongan kulit durian dan kulit kakao lalu dimasukkan kedalam goni plastik lalu ditumpukkan. Sekali tiga hari dibolak – balik dan dijaga kelembabannya. Dilakukan analisa kompos yang meliputi pH dan C/N. Kompos yang sudah matang dan siap untuk dipergunakan mempunyai ciri – ciri : Berwarna hitam dan tidak dikenali lagi bentuknya dan C/N nya lebih kecil dari 20.

b. Pengambilan contoh tanah

Contoh tanah dapat diambil secara komposit dari Desa Simalingkar B dengan kedalaman 0 – 20 cm dari permukaan tanah. Kemudian tanah dikering udarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Selanjutnya dilakukan analisis tanah awal yang meliputi tekstur , % KA, %KL, C/N, pH H²O, KTK dan Al-dd. Tanah dimasukkan kedalam polybag setara 300 gr tanah kering oven, lalu diberikan kompos kulit durian dan kompos kulit kakao sesuai dengan dosis masing – masing dan diinkubasi, setelah diinkubasi, tanah di analisa di laboratorium.


(30)

c. Parameter yang diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah :

1. pH tanah : dengan menggunakan metode elektrometri (pH H2O) 2. KTK : menggunakan metode ekstraksi 1 N NH4OAc pH 7,0 3. Al-dd: Menggunakan metode ekstraksi 1 N KCl

4. C-Organik (%) : Metode Walkey and Black 5. N-total (%) : Metode Kjeldahl


(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Dari hasil analisis Ultisol dengan pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao berupa Kemasaman (pH) Tanah, Kapasitas Tukar Kation

Tanah (me/100gr), Al-dd Tanah (me/100gr), C-Organik Tanah (%), N-Total Tanah (%) diperoleh hasil sebagai berikut :

pH Tanah

Berdasarkan hasil uji sidik ragam ANOVA (Lampiran 8) menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao tidak berpengaruh nyata terhadap pH Ultisol. Pengaruh pemberian kompos terhadap pH Ultisol yang diikuti dengan uji kontras disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Nilai Rataan pH pada masing-masing perlakuan kompos kulit durian dan kompos kulit kakao

Taraf (gr/300 gr Ultisol)

Kompos Kulit Durian Kompos Kulit Kakao pH 0 1,5 3,0 4,5 6,0

4,78 4,78

4,87 4,90

4,89 5,25

4,95 4,91

5,04 4,99

Pada Gambar 1. Dapat dilihat Pengaruh perlakuan masing-masing kompos kulit durian dan kompos kulit kakao terhadap pH (H20) Ultisol.


(32)

Gambar 1. Grafik Pengaruh perlakuan masing-masing kompos terhadap pH tanah

Pada Tabel 4 dan gambar 1 di atas, nilai pH pada perlakuan kompos kulit durian mengalami peningkatan nillai pH dari perlakuan kontrol sampai perlakuan 6,0 gr kompos kulit durian/300 gr Ultisol. Sedangkan, pada perlakuan kompos kulit kakao nilai pH meningkat dari nilai rataan pH kontrol yakni 4,78 sampai perlakuan 1,5 gr kompos dengan nilai rataan pH 4,90,kemudian meningkat lagi pada perlakuan 3,0 gr kompos kakao dengan nilai rataan pH 5,25, pada perlakuan berikutnya yakni 4,5 gr kompos kakao nilai rataan pH menurun yakni 4,91 dan meningkat lagi pada perlakuan 6,0 gr kompos kakao dengan nilai rataan pH 4,99.

Berdasarkan hasil uji kontras pemberian 3,0 g kompos kulit durian/300 gr Ultisol dengan 3,0 g kompos kulit kakao/300g Ultisol menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sedangkan untuk perlakuan pengujian lainnya tidak berbeda nyata.

4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 5 5,1 5,2 5,3

0' 10' 20' 30' 40'

pH

Dosis Kompos (ton/ha)

Kompos Kulit Durian Kompos kulit Coklat


(33)

Tabel 5. Pengaruh pemberian masing-masing kompos terhadap pH dengan uji kontras

Perlakuan F.Hit

Z0 vs Z1,Z2,Z3,Z4,C1,C2,C3,C4 3,49tn

Z1,Z2,Z3,Z4 vs C1,C2,C3,C4 1,23tn

Z1 vs C1 0,04tn

Z2 vs C2 6,83*

Z3 vs C3 0,06tn

Z4 vs C4 0,12tn

Keterangan : tn = Tidak Nyata ; * = Nyata ; ** = Sangat Nyata dengan nilai F.05 (4.41) dan F.01 (8.29)

KTK Tanah (me/100g)

Berdasarkan hasil uji sidik ragam ANOVA (Lampiran 9) menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao tidak berpengaruh nyata terhadap KTK Ultisol.

Al-dd (me/100g)

Berdasarkan hasil uji sidik ragam ANOVA (Lampiran 10 ) menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao sangat berpengaruh nyata terhadap Al-dd Ultisol. Pengaruh pemberian kompos terhadap Al-dd Ultisol yang diikuti dengan uji kontras disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9.


(34)

Tabel 8. Nilai Rataan Al-dd pada perlakuan masing-masing kompos kulit durian dan kompos kulit kakao

Taraf (gr/300 gr Ultisol)

Kompos Kulit Durian Kompos Kulit Kakao Al-dd (me/100gr) 0 1,5 3,0 4,5 6,0

3,57dD 3,57dD

0.63aA 0,60aA

2,01cC 0,63abAB

0,56aA 1,83cC

0,64abAB 0,59aA

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,01 (BNT : 0,405)

Pada Gambar 2. Dapat dilihat Pengaruh perlakuan kompos kulit durian dan kompos kulit kakao terhadap Al-dd (me/100gr) Ultisol.

Gambar 2. Grafik Pengaruh perlakuan masing-masing kompos terhadap Al-dd 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

0' 10' 20' 30' 40'

Al-dd

Dosis Kompos (ton/ha)

Kompos Kulit Durian


(35)

Pada Tabel 8 dan gambar 2 di atas, nilai Al-dd pada perlakuan kompos kulit durian mengalami penurunan pada semua taraf perlakuan dengan nilai Rataan Al-dd kontrol adalah 3,57 me/100 gr. Pada perlakuan kompos kulit kakao, semua taraf perlakuan juga mengalami penurunan nilai Al-dd.

Dari uji BNT yang dilakukan perlakuan masing-masing kompos yang sangat baik digunakan pada Ultisol adalah kompos kulit durian dengan taraf 1,5 gram atau setara dengan 10 ton per hektar.

Berdasarkan hasil uji kontras pemberian 3,0 g kompos kulit durian/300 gr Ultisol dengan 3,0 g kompos kulit kakao/300g Ultisol menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sedangkan untuk perlakuan pengujian lainnya tidak berbeda nyata. Tabel 9. Pengaruh pemberian masing-masing kompos terhadap Al-dd

dengan uji kontras

Perlakuan F.Hit

Z0 vs Z1,Z2,Z3,Z4,C1,C2,C3,C4 607,55**

Z1,Z2,Z3,Z4 vs C1,C2,C3,C4 0,46tn

Z1 vs C1 0,03tn

Z2 vs C2 94,46*

Z3 vs C3 79,65**

Z4 vs C4 0,14tn

Keterangan : tn = Tidak Nyata ; * = Nyata ; ** = Sangat Nyata dengan nilai F.05 (4.41) dan F.01 (8.29)


(36)

C-Organik Tanah

Berdasarkan hasil uji sidik ragam ANOVA (Lampiran 11) menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao tidak berpengaruh nyata terhadap C-Organik Ultisol.

N-Total Tanah

Berdasarkan hasil uji sidik ragam ANOVA (Lampiran 12) menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao tidak berpengaruh nyata terhadap N-Total Ultisol.


(37)

Pembahasan

1. Kemasaman Tanah (pH)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengaruh pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit kakao tidak berpengaruh nyata terhadap pH Ultisol. Namun pH tanah secara keseluruhan cenderung meningkat dari hasil analisis awal Ultisol. pH Ultisol rataan tertinggi terdapat pada perlakuan 3,0 gr kompos kulit kakao/300 gr Ultisol sebesar rataan pH 5,25, dengan pH terendah pada kontrol dengan rataan 4,78.

Setelah diuji dengan uji kontras pemberian 3,0 gr kompos kulit durian/300 gr Ultisol dengan 3,0 g kompos kulit kakao/300g Ultisol menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sedangkan untuk perlakuan pengujian lainnya tidak berbeda nyata.. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian bahan organik mampu menyangga perubahan pH yang terjadi, seperti yang dinyatakan dalam literatur Mukhlis dkk (2011) bahwa bahan organik merupakan penyangga pH yang sangat penting di dalam tanah.

2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit buah kakao tidak berpengaruh nyata terhadap KTK. Perlakuan 6,0 g kompos kakao/300 gr Ultisol lebih tinggi dengan nilai rataan sebesar 22.88 me/100 gr, sedangkan perlakuan 4,5 g kompos kulit durian/300 gr Ultisol lebih rendah dengan nilai rataan sebesar 17.82 bila dibandingkan perlakuan lainnya.


(38)

Setelah diuji dengan uji kontras untuk masing-masing perlakuan menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dengan kompos kulit kakao tidak berbeda nyata. Hal ini berkaitan dengan keuntungan yang diberikan oleh bahan organik dari berbagai jenis unsur hara yang disumbangkan walaupun dalam jumlah sedikit. Bahan organik juga menyumbangkan koloid koloid tanah yang dapat mengikat kation kation sehingga dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah.

3. Al-dd Tanah

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit buah kakao sangat berpengaruh nyata terhadap Al-dd Ultisol. Perlakuan 4,5 gr kompos durian/300 gr Ultisol lebih efektif menurunkan Al-dd dengan nilai rataan sebesar 0.56 me/100g, sedangkan perlakuan 3,0 g kompos kulit durian/300 gr Ultisol merupakan Al-dd yang tertinggi dengan rataan sebesar 2.01 me/100 gr, berkurang sedikit bila dibandingkan Al-dd kontrol dengan rataan 3,57 me/100 gr.

Berdasarkan hasil uji kontras bahwa kontrol dengan pemberian kompos kulit durian dengan kompos kulit kakao menunjukkan hasil yang berbeda nyata, perlakuan 3,0 gr kompos kulit durian/300 gr Ultisol dengan 3,0 gr kompos kulit kako/300 gr Ultisol menunjukkan hasil yang berbeda nyata, serta perlakuan 4,5 gr kompos kulit durian dengan 4,5 gr kompos kulit kakao menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Sedangkan perlakuan lainnya menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.


(39)

Peran kompos kulit durian dan kompos kulit kakao dalam menurunkan Al yang dapat dipertukarkan disebabkan karena pemberian kompos ke dalam tanah akan menghasilkan asam-asam organik yang akan membentuk senyawa khelat dengan Al bebas didalam tanah sehingga Al yang dapat dipertukarkan dapat menurun.

4. C-Organik

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit buah kakao tidak berpengaruh nyata terhadap C-Organik Ultisol. Namun KTK tanah secara keseluruhan cenderung meningkat dari hasil analisis awal Ultisol dengan perlakuan 1,5 gr kompos durian/300 gr Ultisol memiliki C-Organik paling tinggi dengan nilai rataan sebesar 2,59 %, sedangkan perlakuan kontrol lebih rendah dibanding perlakuan lainnya dengan nilai rataan 1,98 %.

Berdasarkan hasil uji kontras bahwa kontrol dengan pemberian kompos kulit durian dengan kompos kulit kakao menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sedangkan untuk perlakuan pengujian lainnya tidak berbeda nyata.

Bahan organik berpengaruh nyata terhadap C-organik tanah karena karbon (C) merupakan penyusun utama dari bahan organik itu sendiri, sehingga dengan demikian penambahan bahan organik seperti kompos kulit kakao dan kompos kulit durian dapat menambah kadar C-organik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanafiah dkk (2009) menyatakan bahwa kadar C dalam bahan organik dapat mencapai sekitar 48%-58% dari berat total bahan organik.


(40)

5. N-Total

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian kompos kulit durian dan kompos kulit buah kakao tidak berpengaruh nyata terhadap N-Total Ultisol. Perlakuan 4,5 gr kompos durian/300 gr Ultisol lebih tinggi dengan nilai rataan sebesar 0,16 %, sedangkan perlakuan kontrol, 6,0 gr kompos kulit durian/300 gr Ultisol, 1,5 gr kompos kulit kakao/300 gr Ultisol, 3,0 gr kompos kulit kakao/300gr Ultisol lebih rendah dengan nilai rataan sebesar 0,14% bila dibandingkan perlakuan lainnya.

Berdasarkan hasil uji kontras untuk masing-masing perlakuan menunjukkan bahwa pemberian kompos kulit durian dengan kompos kulit kakao tidak berbeda nyata. Kandungan N-total tanah secara umum berkisar rendah sampai sedang menurut kriteria BPPM Medan 1982. Rendahnya kandungan N dalam tanah dapat terjadi karena diserap oleh tanaman, menguap atau tercuci, seperti yang dinyatakan dalam literatur Muklis dan Fauzi (2003) bahwa N sangat mutlak dibutuhkan, ia dengan mudah dapat hilang atau menjadi tidak tersedia bagi tanaman.


(41)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pemberian masing-masing kompos kulit buah durian dan kompos kulit buah kakao berpengaruh nyata menurunkan Al-dd pada Ultisol

2. Pemberian masing-masing kompos kulit buah durian dan kompos kulit buah kakao berpengaruh tidak nyata terhadap pH Ultisol tetapi cenderung mengalami peningkatan.

3. Pemberian masing-masing kompos kulit buah durian dan kompos kulit buah kakao berpengaruh tidak nyata terhadap KTK Ultisol, C-Organik Ultisol, N-Total Ultisol tetapi cenderung mengalami peningkatan.

Saran

Perlu penelitian yang lebih mendalam untuk mengetahui pengaruh penggunaan kompos kulit durian dan kompos kulit kakao dengan melakukan penelitian sampai ketahap aplikasi ke tanaman.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anas,I. 2000. Potensi Sampah Kota untuk Pertanian Di Indonesia dalam Seminar dan Lokakarya Pengelolaan Sampah organik Untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan dan Kelestarian Lahan Pertanian. Kongres MAPORINA,6-7 September 2000,Malang. Hal. 1-11.

Goenadi et.al. 2007. Pengomposan Limbah Kakao. Makalah Seminar pada Acara Pelatihan TOT Budidaya Kopi dan Kakao Staf BPTP di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 25-30 Juni 2007. Jember.

Hakim,N., Agustian dan Syafrimen,Y. 1989. Pengapuran Pemupukan dan Penggunaan Sisa Tanaman untuk Tumpang Sari Padi Gogo,Jagung dan Kedelai pada Podzolik Dalam Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.

Haug, R.T., 1980. Compost Engineering Principles and Practice. Ann Arbor Science Publishers, Inc., Ann Arbor, MI.

Hutagaol,H.H. 2003. Efek Interaksi Perlakuan Kompos Kulit Durian dan Kapur Dolomit terhadap pH,P-tersedia,KTK dan Al-dd pada Tanah Masam. Skripsi Program Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Lahuddin. 1999. Pengaruh Kompos Kulit Durian terhadap Produktivitas Lahan Pekarangan. Makalah Seminar pada Kongres HITI Bandung. Tanggal 2-4 November 1999,Bandung. Hal. 15-18.

Manurung,A. 1983. Nilai Ambang Kalsium dan Magnesium Dapat Dipertukarkan Pada Kompleks Jerapan Dalam Prosiding Kongres Nasional V HITI Tanggal 7-10 Desember 1989. Medan. Hal. 93-97.

Mohr,E. C. J.,F.A. Van Baren and J Van Schuylenborgh. A Comprehensive Study of Their Genesis. Mouton-Ichtiar Baru-Vanhoerne, The Hague-Paris. Jakarta. 1972.


(43)

Mukhlis dan Fauzi. 2003. Pergerakan Unsur Hara Nitrogen Dalam Tanah. Ilmu Tanah FP – USU. Medan. repository.usu.ac.id.bitstream. 14 Maret 2012. Mukhlis, Sariffudin dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah. Teori dan Aplikasi. USU

Press. Medan.

Munir,M. 1996. Tanah-Tanah Utama Di Indonesia,Karateristik,Klasifikasi dan Pemanfaatannya. Pustaka Jaya. Jakarta. Hal. 216-238.

Munthe,S. 1997. Perubahan Beberapa Sifat Tanah Liat Aktivitas Rendah (Low Activity Clay) Serta Hasil Tanaman Jagung (Zea mays. L) Akibat Pemberian Dolomit dan Kompos Kulit Buah Kakao. Tesis S2 Program Pasca

Sarjana USU (Tidak Diterbitkan). Medan. Hal. 3-35.

Novizan. 2005. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis, Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Pustaka. Jakarta.

Poedjiwidodo,Y. 1996. Sambung Samping Cacao. Trubus Agriwidya. Ungaran. Rachman Sutanto.2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan

Pengembangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Siregar, T. H. S., S. Riyadi dan L. Nuraeni. 1999. Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tan. K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 183-197.


(44)

Lampiran 1. Proses Pengomposan

• Pengumpulan bahan yang akan dikomposkan yaitu kulit buah durian dan kulit buah kakao masing-masing 100 kg

• Masing-masing kulit buah durian dan kulit buah kakao dicacah dengan mesin pencacah di compost center Fakultas Pertanian USU,sehingga ukuran bahan semakin kecil dengan tujuan mempercepat proses dekomposisi.

• Kulit buah durian dan kulit buah kakao yang sudah dicacah masing-masing diletakkan di lokasi pengomposan.

• Dilakukan pengadukan EM4 1 liter dengan 10 liter ai tanah dengan molase 1 kg dengan tujuan untuk mengaktifkan mikroorganisme yang terdapat dalam EM4,kemudian diaduk hingga merata lalu didiamkan atau di fermentasikan selama 24 jam

• Setelah EM4 selesai di fermentasikan,siram secara merata ke masing-masing kulit buah durian dan kulit buah kakao yang sudah dicacah.

• Pada saat EM4 digunakan,diberi tambahan dedak sebagai bahan makanan mikroba pada masing-masing bahan yang akan dikomposkan

• Diaduk hingga merata,lalu ditutup dengan terpal.

• Dilakukan kegiatan membolak-balik pengomposan setiap tiga hari dengan tujuan memasukkan oksigen dan menurunkan panas yang timbul karena proses pengomposan/menjaga temperatur kompos.

• Pengomposan berlangsung selama kurang lebih satu bulan sampai kompos benar-benar matang dan siap untuk digunakan.

• Setelah satu bulan kompos sudah dapat dipergunakan dengan ciri ; kompos sudah berwarna kehitaman,tidak berbau,C/N Dibawah 20.

• Kompos diaplikasikan ke Ultisol dengan masing –masing taraf yang sudah ditentukan.


(45)

Lampiran 2. Bagan Perlakuan Penelitian

Z

2

Z

2

Z

4

Z

3

C

1

C

2

C

4

C

1

Z

0

Z

0

C

2

C

4

Z

3

Z

1

Z

4

C

3

C

3

Z

1

C

2

Z

0

C

4

Z

4

C

1

Z

1

Z

3

C

3


(46)

Lampiran 3. Hasil Analisis Tanah parameter pH.

Perlakuan

Ulangan

I II III

Z0 4.74 4.77 4.84

Z1 4.91 4.82 4.88

Z2 4.89 4.89

4.90

Z3 4.95 4.93

4.96

Z4 5.12 5.01

4.98

C1 4.83 4.98 4.88

C2 5.03 5.80 4.92

C3 4.93 4.90 4.91


(47)

Lampiran 4. Hasil Analisis Tanah parameter KTK (me/100gr)

Perlakuan

Ulangan

I II III

Z0 20.83 21.81 19.40

Z1 22.66 19.12 21.00

Z2 20.30 19.68 20.25

Z3 16.21 19.83 17.43

Z4 16.12 18.66 24.05

C1 20.34 23.11 17.63

C2 22.69 17.20 20.91

C3 22.41 18.68 20.72


(48)

Lampiran 5. Hasil Analisis Tanah Parameter Al-dd (me/100gr)

Perlakuan

Ulangan

I II III

Z0 3.72 3.32 3.68

Z1 0.60 0.56 0.72

Z2 2.00 2.24 1.80

Z3 0.60 0.36 0.72

Z4 0.56 0.76 0.60

C1 0.52 0.72 0.56

C2 0.52 0.64 0.72

C3 1.60 1.74 2.16


(49)

Lampiran 6. Hasil Analisis Tanah Meliputi C-Organik (%)

Perlakuan

Ulangan

I II III

Z0 1.84 2.12 1.98

Z1 2.24 2.85 2.67

Z2 2.20 2.66 2.65

Z3 2.29 2.82 2.52

Z4 2.55 2.50 2.57

C1 2.10 2.63 2.57

C2 2.45 2.63 2.44

C3 2.42 2.35 2.10


(50)

Lampiran 7. Hasil Analisis Tanah Meliputi N-Total (%)

Perlakuan

Ulangan

I II III

Z0 0.14 0.14 0.14

Z1 0.15 0.16 0.14

Z2 0.17 0.15 0.14

Z3 0.14 0.17 0.16

Z4 0.15 0.14 0.14

C1 0.15 0.14 0.13

C2 0.13 0.14 0.14

C3 0.15 0.16 0.14


(51)

Lampiran 8. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter pH

Perlakuan I II III total Rataan

Z0 4.74 4.77 4.84 14.35 4.78

Z1 4.91 4.82 4.88 14.61 4.87

Z2 4.89 4.89 4.90 14.68 4.89

Z3 4.95 4.93 4.96 14.84 4.95

Z4 5.12 5.01 4.98 15.11 5.04

C1 4.83 4.98 4.88 14.69 4.90

C2 5.03 5.80 4.92 15.75 5.25

C3 4.93 4.90 4.91 14.74 4.91

C4 5.07 4.97 4.93 14.97 4.99

Total 44.47 45.07 44.20 133.74 44.58

Rataan 4.94 5.01 4.91 14.86 4.95

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 0.42180 0.05 1.89 2.51 3.71

Z0 vs B.O 1 0.09754 0.10 3.49 4.41 8.29

Durian vs Kakao 1 0.03450 0.03 1.23 4.41 8.29

Z1 VS C1 1 0.00107 0.00 0.04 4.41 8.29

Z2 VS C2 1 0.19082 0.19 6.83* 4.41 8.29

Z3 VS C3 1 0.00167 0.00 0.06 4.41 8.29

Z4 VS C4 1 0.00327 0.00 0.12 4.41 8.29

ERROR 18 0.50320 0.03

TOTAL 26 0.92500

FK 662.46


(52)

Lampiran 9. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter KTK

Perlakuan I II III total Rataan

Z0 20.83 21.81 19.40 62.04 20.68

Z1 22.66 19.12 21.00 62.78 20.93

Z2 20.30 19.68 20.25 60.23 20.08

Z3 16.21 19.83 17.43 53.47 17.82

Z4 16.12 18.66 24.05 58.83 19.61

C1 20.34 23.11 17.63 61.08 20.36

C2 22.69 17.20 20.91 60.80 20.27

C3 22.41 18.68 20.72 61.81 20.60

C4 24.43 17.85 26.36 68.64 22.88

Total 185.99 175.94 187.75 549.68 183.23

Rataan 20.67 19.55 20.86 61.08 20.36

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 41.76 5.22 0.0413 2.51 3.71

Z0 vs B.O 1 0.35 0.35 0.0028 4.41 8.29

Durian vs Kakao 1 12.07 12.07 0.0954 4.41 8.29

Z1 VS C1 1 0.48 0.48 0.0038 4.41 8.29

Z2 VS C2 1 0.05 0.05 0.0004 4.41 8.29

Z3 VS C3 1 11.59 11.59 0.0916 4.41 8.29

Z4 VS C4 1 16.04 16.04 0.1268 4.41 8.29

ERROR 18 126.53 7.03

TOTAL 26 168.28

FK 11190.67


(53)

Lampiran 10. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter Al-dd

Perlakuan I II III total Rataan

Z0 3.72 3.32 3.68 10.72 3.57

Z1 0.60 0.56 0.72 1.88 0.63

Z2 2.00 2.24 1.80 6.04 2.01

Z3 0.60 0.36 0.72 1.68 0.56

Z4 0.56 0.76 0.60 1.92 0.64

C1 0.52 0.72 0.56 1.80 0.60

C2 0.52 0.64 0.72 1.88 0.63

C3 1.60 1.74 2.16 5.50 1.83

C4 0.44 0.60 0.72 1.76 0.59

Total 10.56 10.94 11.68 33.18 11.06

Rataan 1.17 1.22 1.30 3.69 1.23

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 26.41387 3.30 108.14** 2.51 3.71

Z0 vs B.O 1 18.55042 18.55 607.55** 8.29

Durian vs Kakao 1 0.01402 0.01 0.46 4.41 8.29

Z1 VS C1 1 0.00107 0.00 0.03 4.41 8.29

Z2 VS C2 1 2.88427 2.88 94.46** 4.41 8.29 Z3 VS C3 1 2.43207 2.43 79.65** 4.41 8.29

Z4 VS C4 1 0.00427 0.00 0.14 4.41 8.29

ERROR 18 0.55 0.03

TOTAL 26 26.96

FK 40.77


(54)

Lampiran 11. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter C-Organik

Perlakuan I II III total Rataan

Z0 1.84 2.12 1.98 5.94 1.98

Z1 2.24 2.85 2.67 7.76 2.59

Z2 2.20 2.66 2.65 7.51 2.50

Z3 2.29 2.82 2.52 7.63 2.54

Z4 2.55 2.50 2.57 7.62 2.54

C1 2.10 2.63 2.57 7.30 2.43

C2 2.45 2.63 2.44 7.52 2.51

C3 2.42 2.35 2.10 6.87 2.29

C4 2.75 2.60 2.38 7.73 2.58

Total 20.84 23.16 21.88 65.88 21.96

Rataan 2.32 2.57 2.43 7.32 2.44

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 0.91040 0.11 2.45 2.51 3.71 Z0 vs B.O 1 0.71415 0.71 15.40** 4.41 8.29 Durian vs Kakao 1 0.05042 0.05 1.09 4.41 8.29

Z1 VS C1 1 0.03527 0.04 0.76 4.41 8.29

Z2 VS C2 1 0.00002 0.00 0.00 4.41 8.29

Z3 VS C3 1 0.09627 0.10 2.08 4.41 8.29

Z4 VS C4 1 0.00202 0.00 0.04 4.41 8.29

ERROR 18 0.83 0.05

TOTAL 26 1.75

FK 160.75


(55)

Lampiran 12. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter N-Total

Perlakuan I II III Total Rataan

Z0 0.14 0.14 0.14 0.42 0.14

Z1 0.15 0.16 0.14 0.45 0.15

Z2 0.17 0.15 0.14 0.46 0.15

Z3 0.14 0.17 0.16 0.47 0.16

Z4 0.15 0.14 0.14 0.43 0.14

C1 0.15 0.14 0.13 0.42 0.14

C2 0.13 0.14 0.14 0.41 0.14

C3 0.15 0.16 0.14 0.45 0.15

C4 0.14 0.15 0.17 0.46 0.15

Total 1.32 1.35 1.30 3.97 1.32

Rataan 0.15 0.15 0.14 0.44 0.15

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 0.00123 0.00015 1.30 2.51 3.71 Z0 vs B.O 1 0.00017 0.00017 1.41 4.41 8.29 Durian vs Kakao 1 0.00020 0.00020 1.72 4.41 8.29 Z1 VS C1 1 0.00015 0.00015 1.27 4.41 8.29 Z2 VS C2 1 0.00042 0.00042 3.52 4.41 8.29 Z3 VS C3 1 0.00007 0.00007 0.56 4.41 8.29 Z4 VS C4 1 0.00015 0.00015 1.27 4.41 8.29

ERROR 18 0.00213 0.00012

TOTAL 26 0.00336

FK 0.58


(56)

(57)

(1)

Lampiran 9. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter KTK

Perlakuan I II III total Rataan

Z0 20.83 21.81 19.40 62.04 20.68

Z1 22.66 19.12 21.00 62.78 20.93

Z2 20.30 19.68 20.25 60.23 20.08

Z3 16.21 19.83 17.43 53.47 17.82

Z4 16.12 18.66 24.05 58.83 19.61

C1 20.34 23.11 17.63 61.08 20.36

C2 22.69 17.20 20.91 60.80 20.27

C3 22.41 18.68 20.72 61.81 20.60

C4 24.43 17.85 26.36 68.64 22.88

Total 185.99 175.94 187.75 549.68 183.23

Rataan 20.67 19.55 20.86 61.08 20.36

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 41.76 5.22 0.0413 2.51 3.71

Z0 vs B.O 1 0.35 0.35 0.0028 4.41 8.29

Durian vs Kakao 1 12.07 12.07 0.0954 4.41 8.29

Z1 VS C1 1 0.48 0.48 0.0038 4.41 8.29

Z2 VS C2 1 0.05 0.05 0.0004 4.41 8.29

Z3 VS C3 1 11.59 11.59 0.0916 4.41 8.29

Z4 VS C4 1 16.04 16.04 0.1268 4.41 8.29

ERROR 18 126.53 7.03

TOTAL 26 168.28

FK 11190.67


(2)

Lampiran 10. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter Al-dd

Perlakuan I II III total Rataan

Z0 3.72 3.32 3.68 10.72 3.57

Z1 0.60 0.56 0.72 1.88 0.63

Z2 2.00 2.24 1.80 6.04 2.01

Z3 0.60 0.36 0.72 1.68 0.56

Z4 0.56 0.76 0.60 1.92 0.64

C1 0.52 0.72 0.56 1.80 0.60

C2 0.52 0.64 0.72 1.88 0.63

C3 1.60 1.74 2.16 5.50 1.83

C4 0.44 0.60 0.72 1.76 0.59

Total 10.56 10.94 11.68 33.18 11.06

Rataan 1.17 1.22 1.30 3.69 1.23

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 26.41387 3.30 108.14** 2.51 3.71

Z0 vs B.O 1 18.55042 18.55 607.55** 8.29

Durian vs Kakao 1 0.01402 0.01 0.46 4.41 8.29

Z1 VS C1 1 0.00107 0.00 0.03 4.41 8.29

Z2 VS C2 1 2.88427 2.88 94.46** 4.41 8.29 Z3 VS C3 1 2.43207 2.43 79.65** 4.41 8.29

Z4 VS C4 1 0.00427 0.00 0.14 4.41 8.29

ERROR 18 0.55 0.03

TOTAL 26 26.96

FK 40.77


(3)

Lampiran 11. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter C-Organik

Perlakuan I II III total Rataan

Z0 1.84 2.12 1.98 5.94 1.98

Z1 2.24 2.85 2.67 7.76 2.59

Z2 2.20 2.66 2.65 7.51 2.50

Z3 2.29 2.82 2.52 7.63 2.54

Z4 2.55 2.50 2.57 7.62 2.54

C1 2.10 2.63 2.57 7.30 2.43

C2 2.45 2.63 2.44 7.52 2.51

C3 2.42 2.35 2.10 6.87 2.29

C4 2.75 2.60 2.38 7.73 2.58

Total 20.84 23.16 21.88 65.88 21.96

Rataan 2.32 2.57 2.43 7.32 2.44

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 0.91040 0.11 2.45 2.51 3.71 Z0 vs B.O 1 0.71415 0.71 15.40** 4.41 8.29 Durian vs Kakao 1 0.05042 0.05 1.09 4.41 8.29

Z1 VS C1 1 0.03527 0.04 0.76 4.41 8.29

Z2 VS C2 1 0.00002 0.00 0.00 4.41 8.29

Z3 VS C3 1 0.09627 0.10 2.08 4.41 8.29

Z4 VS C4 1 0.00202 0.00 0.04 4.41 8.29

ERROR 18 0.83 0.05

TOTAL 26 1.75

FK 160.75


(4)

Lampiran 12. Hasil Analisis Sidik Ragam,dan Uji Kontras Parameter N-Total

Perlakuan I II III Total Rataan

Z0 0.14 0.14 0.14 0.42 0.14

Z1 0.15 0.16 0.14 0.45 0.15

Z2 0.17 0.15 0.14 0.46 0.15

Z3 0.14 0.17 0.16 0.47 0.16

Z4 0.15 0.14 0.14 0.43 0.14

C1 0.15 0.14 0.13 0.42 0.14

C2 0.13 0.14 0.14 0.41 0.14

C3 0.15 0.16 0.14 0.45 0.15

C4 0.14 0.15 0.17 0.46 0.15

Total 1.32 1.35 1.30 3.97 1.32

Rataan 0.15 0.15 0.14 0.44 0.15

SK db JK KT F.HIT F.05 F.01

PERLAKUAN 8 0.00123 0.00015 1.30 2.51 3.71 Z0 vs B.O 1 0.00017 0.00017 1.41 4.41 8.29 Durian vs Kakao 1 0.00020 0.00020 1.72 4.41 8.29 Z1 VS C1 1 0.00015 0.00015 1.27 4.41 8.29 Z2 VS C2 1 0.00042 0.00042 3.52 4.41 8.29 Z3 VS C3 1 0.00007 0.00007 0.56 4.41 8.29 Z4 VS C4 1 0.00015 0.00015 1.27 4.41 8.29

ERROR 18 0.00213 0.00012

TOTAL 26 0.00336

FK 0.58


(5)

(6)