Vegetasi Mangrove TINJAUAN PUSTAKA

a. Major mangrove flora mangrove sebenarnya, yaitu jenis flora yang tumbuh hanya di habitat mangrove, mampu membentuk tegakan murni dan secara dominan mencirikan struktur komunitas, secara morfologis mempunyai bentuk-bentuk adaptif khusus bentuk akar napasudara dan viviparitas terhadap lingkungan mangrove dan mempunyai fungsi fisiologis dalam mengontrol salinitas, contohnya antara lain jenis species Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Kandelia, Soneratia, Lumnitzera and Nypa. b. Minor mangrove flora mangrove penunjang, adalah flora mangrove yang tidak mampu membentuk tegakan murni, sehingga secara morfologis tidak berperan dominan dalam struktur komunitas, contohnya species Excoecaria, Xylocarpus, Heritiera, Aegiceras, Osbornia and Pelliciera. c. Mangrove associates tumbuhan asosiasi mangrove, yaitu flora yang berasosiasi dengan tumbuhan mangrove sejati dan penunjang, contohnya jenis-jenis Cerbera, Acanthus, Derris, Hibiscus, Calamus, dan lain-lain.

2.2. Vegetasi Mangrove

Hasil perhitungan United Nation Environment Programme UNEPFAO, bahwa luas hutan mangrove di seluruh dunia berkisar 15,2 juta Hektar, dimana yang terbesar dijumpai di Asia dan Afrika dan dari tahun 1980 sebanyak 20 atau 3,6 Juta Ha telah hilang atau berubah fungsi peruntukkannya FAO, 2005. Menurut Nybakken 1992, hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus Bengen, 2000. Menurut Bengen 2001, penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrove di Indonesia : a. Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh Avicennia spp. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp. Yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik. b. Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp. di zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp. c. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp. d. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya. Hasil penelitian Giesen dan Sukotjo 1991 jenis flora mangrove di kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan yang terdapat di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut Giesen dan Sukotjo, 1991. No. Nama Daerah Jenis Famili 1. Api-api hitam Avicennia alba Verbenaceae 2. Api-api putih Avicennia officinalis Verbenaceae 3. Bakau Rhizophora apiculata Rhizophoraceae 4. Banat Thypa angustifolia Typaceae. 5. Baru-baru Hibiscus tiliaceus Malvaceae 6. Baru-baru Thespesia populnea Malvaceae 7. Beluntas Pluchea indica Asteraceae 8. Berembang Sonneratia alba Sonneratiaceae 9. Buta-buta Excoeria agallocha Euphorbiaceae 10. Cemara Casuarina equisetifolia Casuarinaceae 11. Cingam Scyphiphora hydrophylus Rubiaceae 12. Dungun Brownlowia tersa Tiliaceae 13. Gepeng Caesalpinia crista Fabaceae. 14. Ibus Livistonia ef.saribus Arecacea 15. Jeruju Acanthus ilicifolius Acanthaceae 16. Jeriwit Cyperus compressus Cyperaceae 17. Karisan Cyperus javanicus Cyperaceae 18. Keladi air Cryptocoryne ciliata Aractideae 19. Lenggadai Bruguiera parviflora Rhizophoraceae 20. Mata buaya Bruguiera sexangula Rhizophoraceae 21. Mensiang Cyperus malaccensis Cyperaceae 22. Nipa Nyfa fruticans Palmae 23. Nibung Oncosperma tigillarium Arecacea 24. Nyirih Xylocarpus granatum Meliaceae 25. Nyirih batu Xylocarpus moluccensis Meliaceae 26. Paha belalang Fimbristylis ferruginea Cyperaceae 27. Pandan Pandanus tectorius Pandanaceae 28. Pepayungan Cyperus compactus Cyperaceae 29. Perapat Sonneratia ovate Sonneratiaceae 30. Piai Acrostichum aureum Pterideae 31. Piai Acrotichum speciosum Pterideae 32. Pilang Fagraea crenulata Loganiceae 33. Rotan air Daemonorop leptotus Arecacea 34. Tengar Ceriops tagal Rhizophoraceae 35. Tumus Bruguiera gymnorrhiza Rhizophoraceae 36. ? Chloris gayana Poaceae 37. ? Ipomea pes-capre Convolvulaceae p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya konsep keanekaragaman secara umum dapat dibagi kedalam dua komponen yaitu banyaknya jenis Species richness atau dapat juga disebut kekayaan jenis dan distribusi individu dalam tiap jenisnya Eveness yang seringkali disebut equitability atau gabungan keduanya atau disebut juga keanekaragaman diversity Morrison, et al., 1992;. Pengukuran distribusi individu dalam tiap jenis menjadi penting, karena dapat terjadi pada dua tempat yang sama keanekaragaman jenisnya tetapi sebaran individu dalam tiap jenisnya berbeda maka kedua tempat tersebut dapat sangat berbeda. Struktur suatu vegetasi terdiri dari individu-individu yang membentuk tegakan didalam suatu ruang. Komunitas tumbuhan terdiri dari sekelompok tumbuhan-tumbuhan yang masing-masing individu mempertahankan sifatnya Muller-Dombois, 1974, sedangkan komposisi dan struktur suatu vegetasi merupakan fungsi dari beberapa faktor, seperti: flora setempat, habitat iklim, tanah dan lain-lain, waktu dan kesempatan. Mangrove mempunyai komposisi vegetasi tertentu, pembentuk kelompok vegetasi ini adalah berbagai spesies tanaman mangrove yang dapat beradaptasi secara fisiologis terhadap lingkungan yang khas, yaitu salinitas tinggi, sedang atau rendah, tipe tanah yang didominasi lumpur, pasir atau lumpur berpasir, dan terpengaruh pasang surut sehingga terbentuk zonasi Walter, 1971 dalam Mustafa dan Sunusi, 1981. Kelimpahan jenis ditentukan berdasarkan besarnya frekuensi, kerapatan dan dominasi setiap jenis. Penguasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lain p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting, volume, biomassa, persentase penutupan tajuk, luas bidang dasar atau banyaknya individu dan kerapatan Soerianegara, 1998. Ekosistem mangrove merupakan daerah peralihan antara laut dan darat, dan mempunyai sifat lingkungan yang tajam. Pasang surut air laut menyebabkan terjadinya fluktuasi beberapa faktor lingkungan yang besar, terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu, jenis-jenis tumbuhan dan binatang yang memiliki toleransi yang besar terhadap perubahan ekstrim faktor- faktor tersebutlah yang dapat bertahan dan berkembang. Kenyataan ini menyebabkan keanekaragaman jenis biota mangrove kecil, akan tetapi kepadatan populasi masing-masing umumnya besar Kartawinata, et al.,1979. Mangrove di Indonesia mempunyai keragaman jenis yang tinggi yaitu memiliki 89 jenis tumbuhan yang terdiri dari 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit Nontji, 1987. Pada wilayah yang memiliki mangrove dan hutan pantai relatif baik, cenderung kurang terkena dampak gelombang tsunami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan mangrove selebar 200 m dengan kerapatan 30 pohon100 m 2 dengan diameter batang 15 cm dapat meredam sekitar 50 energi gelombang tsunami Harada dan Fumihiko, 2003 dalam Diposaptono, 2005. Gelombang laut setinggi 1,09 m di Teluk Grajagan, Banyuwangi dengan energi gelombang sebesar 1.493,33 Joule tereduksi gelombangnya oleh hutan mangrove menjadi 0,73 m Pratikno, et al., 2002. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Istiyanto, et al., 2003 yang merupakan pengujian model di laboratorium antara lain menyimpulkan bahwa rumpun bakau Rhizophora spp. memantulkan, meneruskan, dan menyerap energi gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami melalui rumpun tersebut. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa keberadaan mangrove di sepanjang pantai dapat memperkecil efek gelombang tsunami yang menerjang pantai. Mazda, et al., 1997 menambahkan bahwa vegetasi mangrove, terutama perakarannya dapat meredam energi gelombang dengan cara menurunkan tinggi gelombang saat melalui mangrove. Vegetasi mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang hidup di sepanjang garis pantai tropis sampai sub tropis yang memiliki fungsi istimewa di lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob Snedaker, 1978. Mangrove adalah jenis tumbuhan halofit yang hidup di sepanjang areal pantai yang terletak diantara pasang tertinggi sampai daerah yang mendekati ketinggian rata-rata air laut, atau lebih tinggi dari permukaan laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub tropis Aksornkoae, 1993. Penyebaran hutan mangrove di dunia dibagi ke dalam dua kelompok Chapman, 1976 yaitu : a. The Old World Mangrove yang meliputi Afrika Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, Filipina, Australia, New Zealand, Kepulauan Pasifik dan Samoa, kelompok ini disebut pula grup timur. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara b. The New World Mangrove, meliputi pantai Atlantik dari Afrika dan Amerika, Meksiko, dan Pantai Pasifik Amerika dan kepulauan Galapagos, kelompok ini sebut grup barat. Hutan mangrove banyak menghasilkan bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi dan merupakan sumber makanan yang dibutuhkan oleh fauna invertebrata antara lain jenis kepiting Grapsidae, Fratini, et al., 2000. Bahan organik dari pohon-pohon dan pertumbuhan akar di bawah permukaan merupakan sumber karbon organik dalam bentuk endapan pada ekosistem mangrove Alongi, 1998. Sampah - sampah yang gugur di habitat mangrove merupakan salah satu NPP Net Primary Production atau unsur utama penghasil karbon organik Alongi, et al., 2005. Sumber lain yang juga mempunyai peran penting dalam penyediaan karbon organik berasal dari material laut dan bahan induk sungai, produksi benthos, makro algae, epiphyt mikro, dan besarnya produksi phytoplankton Bouillon, et al., 2004. Selain menyediakan keanekaragaman hayati biodiversity, ekosistem mangrove juga merupakan sumber plasma nutfah genetic pool untuk mendukung keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. Habitat mangrove merupakan tempat mencari makan feeding ground bagi biota air dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan nursery ground, tempat bertelur dan memijah spawning ground dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai juvenil dan larva ikan serta kerang shellfish dari predator p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Cooper, et al., 1995 dalam Irwanto, 2006. Ekosistem mangrove mampu menyimpan karbon organik dalam jumlah yang besar Fujimoto, et al., 1999, dan pada beberapa ekosistem mangrove, ditemukan bahwa sedimen yang kaya organik berada pada beberapa meter kedalaman Twilley, et al., 1992. Bagaimanapun, besarnya karbon tersimpan tergantung kepada kondisi lingkungan. Kenaikan produksi utama karbon berhubungan dengan usia tegakan, besarnya tingkatan efisiensi karbon yang tersimpan di sedimen mangrove adalah : 16 pada tegakan hutan berumur 5 tahun dan 27 pada tegakan hutan berumur 85 tahun Alongi, et al., 2004. Duarte, 2005 memperkirakan rata-rata global jumlah karbon yang terakumulasi di mangrove adalah 10,8 mol m 2 pertahun, dan sebelumnya Jennerjahn, et al., 2002 juga menyatakan bahwa rata-rata jumlah karbon yang terakumulasi di mangrove adalah 10,7 mol m 2 pertahun. Mangrove membentuk struktur akar yang khas, yang disebut akar udara aerial roots. Akar udara adalah akar yang terkena udara secara langsung, selama beberapa waktu dalam sehari atau bahkan sepanjang hari, struktur perakaran tersebut merupakan kunci yang penting untuk membedakan jenis. Selanjutnya Kitamura, 2003, menyatakan bahwa struktur perakaran mangrove dapat dibagi menjadi 6 kategori yaitu : akar tunjang, akar nafas, akar lutut, akar banir dan tanpa akar udara. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, upaya nyata yang harus segera dilakukan pada saat ini adalah meningkatkan penyerapan karbon atau menurunkan emisi karbon Lasco, 2002. Penurunan emisi karbon dapat dilakukan dengan: a mempertahankan cadangan karbon yang telah ada melalui pengelolaan hutan lindung, pengendalian deforestasi, penerapan praktek silvikultur yang baik, mencegah degradasi lahan gambut dan memperbaiki pengelolaan cadangan bahan organik tanah, b meningkatkan cadangan karbon melalui penanaman tanaman berkayu dan c mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang dapat diperbarui secara langsung maupun tidak langsung angin, biomasa, aliran air, radiasi matahari, atau aktivitas panas bumi Lasco, 2002. Peningkatan penyerapan cadangan karbon dapat dilakukan dengan a meningkatkan pertumbuhan biomasa hutan secara alami, b menambah cadangan kayu pada hutan yang ada dengan penanaman pohon atau mengurangi pemanenan kayu, dan c mengembangkan hutan dengan jenis pohon yang cepat tumbuh, karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalam bentuk biomasa kayu, sehingga cara yang paling mudah untuk meningkatkan cadangan karbon adalah menanam dan memelihara pohon Lasco, et al., 2004. Beberapa sistem penilaian karbon global memperhitungkan aliran karbon khususnya yang berkaitan dengan pohonkayu dan dekomposisi yang terjadi. Tetapi untuk memperoleh hasil penilaian yang tetap cukup sulit apabila metode p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara penilaian tidak memperhitungan keseluruhan cadangan karbon yang ada, khususnya di daerah perkotaan. Sebagai contoh, memperhitungkan lama hidup alat-alat rumah tangga yang terbuat dari kayu yang tetap tersimpan dalam bentuk kayu untuk jangka waktu yang lama dan tidak menjadi sumber emisi karbon. Canadell 2002, mengatakan bahwa untuk memperoleh potensial penyerapan karbon yang maksimum perlu ditekankan pada kegiatan peningkatan biomasa di atas permukaan tanah bukan karbon yang ada dalam tanah, karena jumlah bahan organik tanah yang relatif lebih kecil dan masa keberadaannya singkat. Hal ini tidak berlaku pada tanah gambut Van Noordwijk, et al.,1997; Paustian, et al., 1997. Suatu lahan mangrove dapat dikategorikan sebagai lahan kritis, apabila lahan tersebut sudah tidak dapat berfungsi lagi, baik sebagai fungsi produksi, fungsi perlindungan maupun fungsi pelestarian alam. Berdasarkan hasil-hasil kajian sebelumnya, kerusakan ekosistem mangrove umumnya disebabkan oleh faktor biofisik lingkungan dan faktor sosial ekonomi masyarakat setempat. Berdasarkan cara pengumpulan data, penentuan tingkat kekritisan lahan mangrove dapat dilakukan dengan tiga cara Dephut, 1997, yaitu: a. Penilaian dengan menggunakan teknologi GIS Geographic Information System dan indera citra satelit. b. Penilaian secara langsung di lapangan terestris. c. Kriteria-kriteria penentuan tingkat kekritisan lahan mangrove berdasarkan faktor sosial ekonomi. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara

1.3. Biomassa

Dokumen yang terkait

Analisis Cadangan Karbon pada Penggunaan Lahan Tambak, Pemukiman, dan Lahan Kosong di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut, Sumatera Utara

2 43 75

Studi Kesadaran Hukum Masyarakat Kaitannya Dengan Faktor Penyebab Gangguan Kerusakan Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut

1 35 128

Kelimpahan Dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla Spp) Serta Keterkaiatannya Dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove Di Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Propinsi Sumatera Utara

2 42 105

Keanekaragaman Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang Gading Kabupaten Deli Serdang

1 12 79

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 0 13

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 0 1

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 1 13

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 0 11

Kedudukan Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Sebagai Kawasan Konservasi Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional

0 0 6

ANALISIS CADANGAN KARBON PADA PENGGUNAAN LAHAN TAMBAK, PERMUKIMAN, DAN LAHAN KOSONG DI SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT, SUMATERA UTARA

0 0 13