Verifikasi Data Hasil Sikuensing Pencarian Daerah ITS Editing Data

Dina Karina Islami, 2015 ANALISIS KEKERABATAN ANGGOTA FAMILIA SOLANACEAE BERDASARKAN SIKUEN DNA DAERAH ITS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabung Eppendorf dimasukkan kedalam mesin PCR dengan program mengacu pada Hidayat et al. 2008, hlm. 17. Amplifikasi dimulai dengan denaturasi awal pada suhu 95°C selama 2 menit 1 siklus, selanjutnya 35 siklus yang terdiri dari denaturasi pada suhu 95°C selama 30 detik, annealing pada suhu 57°C selama 2 menit, dan ekstensi pada suhu 71°C selama 2 menit. Tahapan amplifikasi diakhiri oleh 1 siklus final extension pada suhu 71°C selama 10 menit. Hasil amplifikasi dielektroforesis pada gel agarosa 1 yang dilarutkan dalam buffer TAE 1x Muchtar, 2008, hlm. 27.

3.5.6 Sikuensing DNA

Sebanyak 21 produk amplifikasi disikuensing di Macrogen Inc., Korea Selatan menggunakan primer ITS- 4 5’-CCCGCCTGACCTGGGGTCGC- 3’ dan ITS-5 5’-TAGAGGAAGGAGAAGTCGTAACAA-3’ dengan menggunakan mesin ABI377A dan pewarnaan dengan kit ABI PRISMTM Dye Terminator. 3.5.7 Analisis Data 3.5.7.1 Contig Terdapat dua set data urutan basa nukleotida yang diperoleh dari hasil sikuensing untuk setiap sampel hasil isolasi DNA daerah ITS. Satu set data berasal dari sikuensing menggunakan primer ITS-5 dan satu set data lainnya berasal dari hasil sikuensing menggunakan primer ITS-4. Dilakukan contig menggunakan software CodonCode Aligner untuk kedua data tersebut. Pada saat proses contig, terdapat daerah overlap dari masing-masing data. Hasil yang diperoleh adalah urutan DNA daerah ITS secara lengkap. Penggunaan kedua primer tersebut adalah untuk meminimalisir kesalahan baca yang dilakukan mesin sequencer.

3.5.7.2 Verifikasi Data Hasil Sikuensing

Sikuen-sikuen DNA disejajarkan dengan sikuen DNA daerah ITS yang terdapat di genbank dengan alamat http:ncbi.nlm.nih.gov untuk memastikan bahwa sikuen DNA daerah ITS yang teramplifikasi merupakan DNA tumbuhan. Untuk melihat homologinya, digunakan program BLAST Basic Local Alignment Sequence Tool. Dari hasil BLAST, untuk setiap Dina Karina Islami, 2015 ANALISIS KEKERABATAN ANGGOTA FAMILIA SOLANACEAE BERDASARKAN SIKUEN DNA DAERAH ITS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu genus diambil satu sikuen DNA daerah ITS dari genbank untuk dijadikan sebagai sikuen DNA pembanding.

3.5.7.3 Pencarian Daerah ITS

Pencarian daerah ITS yang terdiri dari ITS-1; 5,8S; dan ITS-2 dilakukan menggunakan program BLAST dengan alamat http:blast.ncbi.nlm.nih.govBlast.cgi . Pencarian dilakukan dengan penjajaran DNA sampel yang telah dicontig dengan DNA pembanding dari genbank. Hasil yang didapatkan adalah letak urutan basa dimana daerah ITS-1; 5,8S; dan ITS-2 sampel berada. Selanjutnya, urutan tersebut dicatat rangenya dan dihitung jumlahnya sehingga didapatkan urutan basa beserta jumlah dari daerah ITS sampel.

3.5.7.4 Editing Data

Editing data dilakukan sebelum pembentukan pohon filogeni dengan tujuan untuk membuat setiap data urutan basa nukleotida berada pada awal dan akhir yang bersamaan sehingga diperoleh data yang informatif. Dilakukan alignment terhadap semua sampel DNA menggunakan software clustalX. Editing data dilakukan setelah proses alignment selesai dilakukan. Data yang diedit adalah data dengan format .aln hasil dari alignment clustalX. Contoh data alignment hasil editing terdapat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Data yang dihasilkan pada proses alignment setelah melalui proses editing Dina Karina Islami, 2015 ANALISIS KEKERABATAN ANGGOTA FAMILIA SOLANACEAE BERDASARKAN SIKUEN DNA DAERAH ITS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.7.5 Pembentukan Pohon Filogeni