Objek Penelitian Visi Terwujudnya

Kota Bandung dengan metode tradisional dan metode ABC. Maka penelitian komparatif merupakan penelitian yang membandingkan satu atau lebih variabel sekaligus menggambarkan data sampel untuk menarik kesimpulan. Desain penelitian yang akan digunakan dalam suatu penelitian karya ilmiah berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian dan juga turut menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga desain penelitian diperlukan dalam melaksanakan penelitian dari tahap awal hingga sampai tahap pelaporan hasil penelitian. Desain penelitian menyangkut metode atau pendekatan serta alasan metode tersebut digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini desain penelitian menjelaskan perbandingan antara metode tradisional dan metode activity based costing dalam perhitungan biaya satuan padan PD Kebersihan Kota Bandung.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ditegaskan dalam hipotesis penelitian. Pada dasarnya, jumlah variabel tergantung pada kompleksitas penelitian. Menurut Sugiyono 2010 : 59 variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Analisis Perbandingan Metode Tradisional dan Metode Activity Based Costing dalam Perhitungan Unit Cost pada PD Kebersihan Kota Bandung”, maka variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah biaya satuan unit cost, dengan dimensi penggunaan dua metode pada perhitungannya yaitu tradisional dan activity based costing. Untuk memahami lebih jelas tentang penggunaan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membuat operasionalisasi variabel dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Dimensi Indikator yang Dianalisis Skala Biaya Satuan Unit Cost Biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan produksi pelayanan Metode Tradisional Pengalokasian biaya berdasarkan total biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah volume timbulan sampah selama satu tahun Nominal Metode Activity Based Costing Pengalokasian biaya berdasarkan aktivitas yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Unit-level activity costs 2. Batch- related activity costs 3. Product- sustaining activity costs 4. Facility- sustaining activity costs Nominal

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono 2010 : 389, pengertian populasi adalah: “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PD Kebersihan Kota Bandung. Sedangkan menurut Sugiyono 2010 : 389, sampel adalah sebagian dari populasi itu. Untuk memudahkan penelitian, maka perlu ditetapkan sampel yang merupakan sebagian dari jumlah populasi dengan memperlihatkan keabsahan dari sampel yang diambil. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Non Probability Sampling melalui pendekatan Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya Sugiyono, 2010 : 392. Karakteristik yang ditetapkan adalah laporan keuangan PD Kebersihan dua tahun terakhir, dengan pertimbangan akan menyajikan data terbaru dan memiliki format laporan biaya yang sama. Berdasarkan uraian tersebut, maka sampel yang dipilih dan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari PD Kebersihan tahun 2013 sampai dengan tahun 2014.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Sugiyono, 2010: 401 Dalam penelitian ini, dilakukan peninjauan ke PD Kebersihan, mengumpulkan data dan informasi dari dokumen-dokumen, dan melakukan wawancara yang berhubungan dengan penerapan biaya tradisional dan Activity Based Costing System. Adapun data yang dalam penelitian ini menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dengan cara interview wawancara, kuesioner angket, observasi pengamatan, dan gabungan dari ketiganya. Pengumpulan data dari sumber primer dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara dengan narasumber, yaitu pegawai di bidang keuangan PD Kebersihan Kota Bandung. Menurut Sugiyono 2010 : 193 sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik pengumpulan data sekunder pada penelitian ini menggunakan teknik telaah dokumen. Telaah dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dokumen-dokumen perusahaan yang sesuai dengan objek yang sedang diteliti misalnya saja dengan menelaah struktur organisasi yang berlaku serta job description dari masing-masing bagian atau karyawan.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu tahap penelitian berupa proses penyusunan dan pengolahan data untuk menafsirkan data yang telah diperoleh dari lapangan. Tujuan analisis data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana. Tahapan analisis data tersebut antara lain: 1. Mendapatkan data perhitungan unit cost layanan kebersihan PD kebersihan Kota Bandung dari biaya-biaya tahun 2013. 2. Mendapatkan tarif jasa layanan kebersihan PD kebersihan Kota Bandung yang diterapkan pada tahun 2014 dengan menggunakan metode tradisional 3. Menghitung tarif jasa layanan kebersihan PD kebersihan Kota Bandung dengan metode Activity Based Costing untuk tahun 2014 sesuai dengan prosedur di bawah ini: 1 Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kegiatan pelayanan jasa kebersihan. 2 Menentukan dasar biaya atas aktivitas-aktivitas. Dasar biaya yang digunakan sama dengan dasar yang digunakan metode tradisional, agar tarif dapat diperbandingkan, serta menggolongkan ke dalam jenis biaya langsung dan biaya tidak langsung. 3 Mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang memiliki karakteristik yang sejenis dalam beberapa set yang relevan kelompok aktivitas. 4 Menentukan kelompok biaya homogen homogenous cost pools dan cost driver dari hasil pengelompokkan aktivitas 5 Menghitung Biaya Satuan Unit Cost. Anita Khairunnisa, 2015 ANALISIS PERBAND INGAN METOD E TRAD ISIONAL D AN METOD E ACTIVITY BASED COSTING D ALAM PERHITUNGAN UNIT COST PAD A PD KEBERSIHAN KOTA BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tinjauan Umum Perusahaan Daerah Kota Bandung

Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dalam usaha jasa pelayanan kebersihan di Kota Bandung. Sebagai Badan Usaha Milik Daerah maka seluruh permodalannya berasal dari asset yang dipisahkan dari asset Pemerintah Kota Bandung. PD Kebersihan didirikan pada tahun 1985 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor : 02PD1985. Perusahaan Daerah Kebersihan dibentuk untuk menggantikan peran dan fungsi pelayanan pengelolaan kebersihan atau kebersihan kota yang sebelumnya diselenggarakan oleh Dinas Kebersihan Kota yang merupakan alih status dari Dinas Kebersihan Kota. Oleh karena itu seluruh modal dasarnya berasal dari asset eks Dinas Kebersihan Kota demikian pula personilnya berdiri sejak tahun 1960 dan telah melewati 5 periode berdasarkan kebutuhan kota. Periode dari tahun 1985 hingga sekarang terdapat beberapa pertimbangan dan alasan lain yang melatar belakangi dibentuknya Perusahaan Daerah Kebersihan antara lain : 1 Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam bidang kebersihan dengan tersedianya prasarana dan sarana serta peralatan yang lebih modern. 2 dalam upaya membuka lapangan kerja untuk memberi kesempatan kerja bagi warga Kota Bandung. 3 Menggali sumber pendapatan daerah dengan memberdayakan masyarakat berpartisifasi dalam kebersamaan dalam menangani permasalahan kebersihan melalui dukungan dana yang diberikan melalui pembayaran jasa pelayanan kebersihan. 4 langkah yang harus ditempuh Pemerintah Daerah untuk mengurangi beban anggaran keuangan pemerintah daerah karena penanganan kebersihan diperlukan dana yang sangat besar. 5 Dengan dikelola oleh Perusahaan Daerah diharapkan mampu membiayai operasional secara mandiri. 6 Diharapkan perusahaan daerah dapat mengkontribusi sebagian dari labanya kedalam PAD Pendapatan Asli Daerah , untuk maksud ini perusahaan daerah secara bertahap meningkatkan usahanya kearah profit oriented. Tabel 4.1 Visi dan Misi PD Kebersihan Kota Bandung

a. Visi Terwujudnya

Kota Bandung Bersih dari Sampah Melalui Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.

b. Misi 1

Mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dengan basis kompetensi pengelolaan sampah kota. 2 Mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan basis teknologi tepat guna dan mengarah kepada teknologi tinggi sesuai dengan tuntutan perkembangan. 3 Mengembangkan sistem pembiayaan pengelolaan sampah yang mampu mendukung penyelenggaraan pelayanan secara optimal. 4 Mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan pola kemitraan dengan masyarakat dan swasta. Sumber: Profil PD Kebersihan Kota Bandung 2015 Pengelolaan sampah kota bandung dilakukan oleh Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2011. Adapun fungsi dan tugas PD Kebersihan adalah: 1. Pengelolaan kebersihan atau pengelolan sampah di lokasi protokol dan tempat umum dalam bentuk kegiatan penyapuan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. 2. Pengelolaan sampah di lingkungan pemukiman dalam bentuk kegiatan penyediaan tempat pembuangan sampah kontainer, pengangkutan, dan pembuangan akhir. 3. Pengelolaan sampah di pasar non pemukiman dalam bentuk pengangkutan sampah dan pengelolaan akhir di tempat pembuangan akhir. a. Pengelolaan sampah di pasar dalam bentuk kegiatan berupa penyapuan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. b. Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung behak memungut imbalan jasa pelayanan kepada setiap objek pelayanan pengelolaan sampah. c. Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung merupakan lembaga pemerintah yang menangani masalah persampahan di Kota Bandung, yang dibantu oleh lembaga swadaya masyarakat serta kecamatan. Pengelolaan sampah setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan volume sampah, hal tersebut dikarenakan populasi penduduk Kota Bandung yang semakin meningkat. Strategi bisnis PD Kebersihan Kota Bandung yaitu meningkatkan operasional pelayanan dengan membangun kemampuan pegawai yang handal, serta tingkat kesejahteraan yang memadai dan menjalin kemitraan berbasis masyarakat menuju gerbang perusahaan yang sehat. Rencana strategik perusahaan telah dituangkan dalam Program Kerja perusahaan yang kemudian dikelompokkan per bidang dan satuan sebagai rencana kegiatan. Program tahun 2011 tidak berbeda jauh dengan program tahun 2010, kondisi tersebut untuk menindaklanjuti beberapa program yang belum terselesaikan pada program kerja tahun 2010, perbedaannya hanya pada besaran volume dan kualitas program saja. Program Kerja yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: a. Peningkatan kemampuan pegawai dan kesejahteraan, b. Optimalisasi penerimaan jasa pelayanan kebersihan, c. Peningkatan serta optimalisasi prasarana dan Sarana Operasional dalam upaya peningkatan pelayanan pengelolaan sampah, d. Perbaikan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan sampah, dan e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui pola 3R Reduce, Reuse, Recycle