Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan Togaf Adm 9.1 di PPPPTK TK dan PLB Bandung

(1)

DI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

MIA FITRIAWATI

5710111086

PROGRAM STUDI MAGISTER SISTEM INFORMASI

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 3

1.4.2 Kegunaan Teoritis ... 4

1.5 Batasan Masalah... 4

1.6 Sistematika Penulisan... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Enterprise ... 6

2.2 Architecture ... 6

2.3 Enterprise Architecture (EA) ... 7

2.4 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) ... 8

2.4.1 TOGAF ADM ... 10

2.5 Pemilihan Architecture Enterprise Framework ... 12

2.6 Value Chain ... 15

2.7 Business Process Notation (BPMN) ... 16

2.8 Unified Modelling language (UML) ... 19

2.8.1 Class Diagram ... 20


(3)

vi

3.2.1 Studi Literatur ... 24

3.2.2 Pengumpulan Data ... 24

3.2.3 Identifikasi Awal ... 25

3.2.4 Preliminary : Framework And Priciples ... 25

3.2.5 Requirements Management ... 26

3.2.6 Architecture Vision ... 26

3.2.7 Business Architecture ... 26

3.2.8 Information System Architecture ... 27

3.2.9 Technology Architecture ... 27

3.2.10 Opportunities and Solutions ... 28

3.2.11 Migration Planning ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Studi Literatur ... 29

4.1.1 Profil Perusahaan ... 29

4.1.2 Sejarah ... 30

4.1.3 Profil Sumber Daya Manusia ... 32

4.1.4 Profil Sumber Daya Fasilitas ... 32

4.2 Pengumpulan Data ... 33

4.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi ... 33

4.2.2 Visi dan Misi ... 34

4.2.3 Struktur Organisasi ... 35

4.3 Fase Preliminary : Framework And Priciples ... 39

4.3.1 Ruang Lingkup Arsitektur Enterprise ... 39

4.3.2 Dukungan Pembangunan Arsitektur Enterprise ... 44

4.3.3 Prinsip Arsitektur Enterprise ... 45

4.4 Requirements Management ... 47


(4)

vii

4.5 Architecture Vision... 49

4.5.1 Lingkungan Bisnis ... 50

4.5.1.1 Lokasi dan Budaya ... 50

4.5.1.2 Bagan Hirarki Proses Bisnis ... 51

4.5.1.3 Proses Bisnis ... 52

4.5.1.3.1 Perancangan Program Diklat ... 52

4.5.1.3.2 Implementasi Program Diklat ... 53

4.5.1.3.3 Evaluasi Program Diklat ... 54

4.5.2 Lingkungan Teknologi ... 56

4.5.2.1 Peran Aktor ... 57

4.5.2.1.1 Aktor dan Peran Komputer ... 57

4.5.2.1.2 Aktor dan Peran Manusia ... 57

4.5.2.2 Analisis Aliran Informasi ... 58

4.5.3 Kesimpulan Masalah ... 59

4.5.3.1 Masalah dan Solusi ... 59

4.5.3.2 Kesimpulan ... 60

4.6 Business Architecture ... 60

4.6.1 Gap Analisis Arsitektur Bisnis ... 60

4.6.2 Usulan Bagan Hirarki ... 61

4.6.3 Usulan Proses Bisnis ... 62

4.7 Information System Architecture ... 63

4.7.1 Gap Analisis Arsitektur Sistem Informasi ... 63

4.7.2 Arsitektur Data ... 64

4.7.2.1 Mendefinisikan Entitas ... 64

4.7.2.1 Model Konseptual Class Diagram ... 65

4.7.3 Arsitektur Aplikasi ... 66

4.7.3.1 Mengidentifikasi Kandidat Aplikasi ... 66


(5)

viii

4.9 Opportunities and Solutions ... 74 4.10 Migration Planning ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 77 5.2 Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA


(6)

Berstandar GMP (Good Manufacturing Practices) Menggunakan Framework TOGAF (Studi Kasus: PT. Bio Farma (Persero)- Bandung), STMIK LIKMI.

Cakrayana, Iwan. 2011. Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM untuk Penerapan Standar Nasional Pendidikan di Sekolah

Menengah Atas. Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Fowler, Martin. 2007. UML distilled 3th Ed,. Panduan Singkat bahasapemodelan objek standar. Andi. Yogyakarta

Group, T. O. (2011). TOGAF® Version 9.1, Open Group Standard.

Laudon, Kenneth C.; Laudon, Jane.P. 2007. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta

Minoli, Daniel. 2008. Enterprise architecture A to Z : frameworks, business process modeling, SOA, and infrastructure technology. CRC Press

Rosmala, Dewi, 2007. Pemodelan Proses Bisnis B2B dengan BPMN(Studi Kasus Pengadaan Barang Pada Divisi Logistik). Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI); Yogyakarta, 16 Juni 2007. Setiawan EB, 2009a. Pemilihan EA Framework. Di dalam : Seminar Nasional

Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 20 Juni 2009.

Setiawan EB, 2009b. Perancangan Strategis Sistem Informasi IT Telkom untuk menuju World Class University. Di dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 20 Juni 2009.


(7)

(8)

iii

Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta innayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Perancangan Enterprise Arsitektur Menggunakan TOGAF ADM 9.1 di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penghargaan setinggi-tingginya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto S., M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia sekaligus perwakilan dari pihak Yayasan Science dan Teknologi yang telah memberikan dorongan dan motivasi berupa Beasiswa Unggulan di program studi Magister Sistem Informasi.

2. Dr. Ir. Herman S, Soegoto, MBA, Selaku Dekan Program Pasca Sarjana Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Yeffry Handoko, M.T, selaku ketua program studi Magister Sistem Informasi.

4. Dr. Janivita Joto Sudirham, S.T, M.Sc, dan Imelda,S.T, M.T, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan serta membimbing penyusunan tesis ini.

5. Drs. E. Nurzaman AM.,M.Si., MM , selaku Kepala PPPPTK TK dan PLB Bandung.

6. Staf personil PPPPTK TK dan PLB Bandung yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian serta telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini,

7. Ayah, Ibu, dan Adikku tercinta, atas dukungan moril maupun materiil serta iringan doa selalu menyertai sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.


(9)

iv

9. Teman-teman MSI2 BU yang telah bersama melewati masa-masa sulit dan menyenangkan selama proses perkuliahan sampai proses penulisan tesis ini.

10.Genks BU-LE, MY GIFT, thanks for your support, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dengan balasan yang lebih baik. Penulis menyadari segala kekurangan dalam penulisan tesis ini, karena itu penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat menjadi lebih baik. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan penulis selama melaksanakan dan menyusun tesis ini. Penulis berharap Tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya.

Bandung, Januari 2014


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat. Informasi yang diperlukan mudah diperoleh, bervariasi bentuknya, dan memiliki banyak kegunaannya. Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi yang terjadiakan efisien, terukur dan fleksibel.

Salah satu bidang yang merasakan dampak dari perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan.Teknologi informasi memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek didalam pendidikan dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK dan PLB) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, memiliki tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan khusus di bidang Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa serta turut berperan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan (continous improvement).


(11)

Dalam mendukung tujuan pemerintah melakukan upaya penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi berdasarkan Permendiknas No. 8 Tahun 2007, yaitu melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan TK dan PLB, penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan data dan informasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan TK dan PLB, fasilitas dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan TK dan PLB, evaluasi program dan fasilitas peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK TK dan PLB.

Namun, kondisi yang ada pada saat ini adalah dalam mengakomodasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang di PPPTK TK dan PLB masih mengalami kendala dimana lingkungan IT belum mendukung akomodasi pelaksanaan tersebut. Isi dari tugas pokok dan fungsi tersebut merupakan proses bisnis inti di PPPTK TK dan PLB yang terdiri atas tiga proses, yaitu perancangan program diklat, implementasi program diklat, dan evaluasi program diklat. Oleh karena itu, diperlukan perancangan arsitektur enterprise yang mengarahkan organisasi untuk memiliki lingkungan IT yang bersatu (sistem software dan hardware yang terstandarisasi) melintasi perusahaan atau semua unit bisnis perusahaan, yang dihubungkan kepada sisi bisnis dan strategi organisasi. Maka dari itu sebuah perancangan arsitektur enterprise diperlukan untuk mendukung strategi bisnis dengan menggunakan TOGAF ADM. Luaran yang dapat dicapai adalah menghasilkan model dan kerangka dasar dalam perancangan enterprise arsitektur untuk mendukung kebutuhan organisasi. Berdasarkan hal tersebut


(12)

pembahasan tesis akan difokuskan pada perencanaan perancangan arsitektur enterprise dengan mengambil judul ;

”Perancangan Enterprise Arsitektur Menggunakan TOGAF ADM 9.1

di PPPPTK TK dan PLB Bandung.” 1.2 Identifikasi Masalah

Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:

1. Belum adanya dukungan Teknologi Informasi dalam mengakomodasi pelaksanaan proses bisnis di PPPPTK TK dan PLB Bandung. 2. Belum terdapat rancangan arsitektur enterprise yang akan dipakai

sebagai panduan dalam mendukung fungsi bisnis. 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasikan diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Merancang arsitektur enterprise dalam mengakomodasi pelaksanaan proses bisnis dengan dukungan Teknologi Informasi di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

2. Merancang arsitektur enterprise di PPPPTK TK dan PLB Bandung dengan menggunakan TOGAF ADM 9.1

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan Praktis dari penelitian ini untuk PPPPTK TK dan PLB Bandung adalah dengan adanya perancangan Enterprise Architecture yang dibahas


(13)

diharapkan terdapat rancangan arsitektur sebagai acuan untuk mengakomodasi proses bisnis di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

1.4.2 KegunaanTeoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat menambah wawasan khususnya ilmu pengetahauan mengenai perancangan Enterprise Architecture dengan menggunakan TOGAF ADM versi 9.1.

1.5 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya informasi yang disajikan, diperlukan batasan-batasan agar perancangan yang dibuat lebih terfokus dan masalah yang dihadapinya tidak terlalu luas, maka penulis membatasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Perancangan enterprise arsitektur ini menggunakan kerangka TOGAF ADM

versi 9.1. Tahapan yang akan dibahas yaitu Architecture Vision, Business Architecture, Information System Architecture, Technology Architecture,

Opportunities and Solutions, dan Migration Planing.

2. Perancangan dibatasi pada tiga proses bisnis yang ada di PPPPTK TK dan PLB Bandung, yaitu perancangan program diklat, implementasi program diklat, dan evaluasi program diklat.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh data dan informasi maka diperlukan sebuah sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab dengan pokok-pokok permasalahannya. Adapun sistematikanya sebagai berikut:


(14)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan,untuk mempermudah pembahasan pada bab-bab selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi membahas teori-teori pendukung mengenai dasar-dasar dari teori yang digunakan dan cara pengaplikasian teori-teori pada tesis ini sehingga dapat memperjelas penelitian yang dilakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai tahapan-tahapan metodologi penelitian yang dilakukan untuk melakukan perancangan enterprise arsitektur menggunakan TOGAF ADM di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian berupa perancangan enterprise arsitektur menggunakan TOGAF ADM di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya dan saran-saran yang perlu diperhatikan untuk mendukung pengembangan selanjutnya.


(15)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Enterprise

Enterprise adalah sekumpulan korporat atau entitas atau lembaga dengan tugas yang mendukung entitas fungsional dan memiliki sekumpulan tujuan atau suatu perintah. Dalam konteks ini, suatu enterprise adalah divisi atau departemen dari suatu perusahaan, sekelompok organisasi yang terpisah secara geografis namun dihubungkan bersama oleh kepemilikan secara administratif, agen pemerintah (atau sekumpulan agen) pada setiap tingkat yuridiksi, sekumpulan agen pemerintah, dan seterusnya.

Organisasi besar dan entitas pemerintah dapat terdiri dari beberapa enterprise. Suatu arsitektur mendukung penyatuan operasi multi organisasional. Framework arsitektural dapat memberikan dasar pengembangan repositori arsitektur untuk penyatuan dan penggunaan kembali model, rancangan data dasar.(Minoli, 2008)

2.2 Architechture

Berdasarkan American National Standards Institute/Institute of Electrical and Electronics Engineers (ANSI/IEEE) Std 1471-2000, suatu arsitektur adalah dasar organisasi suatu sistem, diwujudkan di dalam komponennya, hubungannya terhadap komponen lain dan lingkungannya, dan prinsip mengatur rancangan dan evolusi sistem tersebut. Arsitektur dapat digambarkan sebagai blueprint IT/korporat untuk perencanaan suatu kota atau pembangunan yang besar. (Minoli, 2008) Arsitektur mencakup bagian berikut ini:


(16)

2. Arisktektur informasi: suatu perumusan arsitektural dari informasi fungsi melalui model data.

3. Arsitektur sistem/aplikasi: defenisi arsitektural dari sistem/aplikasi fungsi. 4. Arsitektur teknologi infrastruktur : perumusan (penjelasan) arsitektural dari

infrastruktur teknologi fungsi.

2.3 Enterprise Architecture (EA)

Enterprise Architecture (EA) adalah kumpulan proses bisnis, aplikasi, teknologi, dan data yang mendukung strategi bisnis suatu enterprise. Arsitektur enterprise adalah suatu rencana perekaman, cetak biru dari struktur, susunan, pengaturan, pengelompokan fungsional, antar muka, data, protokol, logika fungsional, integrasi, teknologi, dari sumber IT dan dibutuhkan untuk mendukung fungsi bisnis atau misi korporat atau organisasi.

Tujuan dari EA adalah membuat lingkungan IT yang bersatu (sistem software dan hardware yang terstandarisasi) melintasi perusahaan atau semua unit bisnis perusahaan, yang dihubungkan kepada sisi bisnis dan strategi organisasi. Secara spesifik, tujuannya adalah untuk mempertimbangkan penjajaran, standarisasi, penggunaan kembali aset IT, dan berbagi metode yang sudah ada untuk pengelolaan proyek dan pembangunan software antar organisasi. Hasil akhirnya adalah membuat IT lebih murah, strategis, dan responsif.

Maksud dari EA adalah membuat pemetaan aset IT dan proses bisnis, dan sekumpulan prinsip tata kelola yang mengendalikan strategi bisnis dan bagaimana hal tersebut dapat dijelaskan melalui IT. Hasil dari EA dapat berupa sekumpulan


(17)

strategi IT, EA yang baru atau dimodifikasi, standar EA yang baru atau dimodifikasi, roadmap yang menjelaskan proyek IT yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan arisktektur baru dan mencapai target, dan suatu rencana pengembangan/penyebaran (Minoli, 2008).

2.4 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

TOGAF adalah suatu framework (rincian metode dan sekumpulan tools pendukung) untuk mengembangkan arsitektur enterprise.

TOGAF adalah framework arsitektur yang memberikan metode dan tools untuk membantu dalam penerimaan, produksi, penggunaan, dan perawatan arsitektur enterprise. TOGAF didasarkan pada model proses iteratif yang didukung oleh best practice dan sekumpulan aset arsitektur yang bisa digunakan kembali.

TOGAF mendefenisikan enterprise sebagai sekumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan tujuan (goal). Sebagai contoh, enterprise bisa berupa agen pemerintah, suatu perusahaan, suatu bagian dari perusahaan, sautu department, atau organisasi yang terpisah secara geografis namun mempunyai pemilik yang sama.

Istilah enterprise di dalam arsitektur enterprise dapat digunakan untuk menunjukan keseluruhan enterprise – menunjukan seluruh layanan teknologi dan informasi, proses-proses, dan infrastruktur maupun domain tertentu di dalam enterprise. Arsitektur melintasi berbagai sistem dan berbagai kelompok fungsional di dalam enterprise.


(18)

Tujuan dari arsitektur enterprise adalah mengoptimasi proses antar enterprise yang terpisah (baik manual atau otomatis) menjadi satu lingkungan terintegrasi yang merespon perubahan dan mendukung strategi bisnis. Arsitektur enterprise yang baik memungkinkan anda untuk mencapai keseimbangan antara efesiensi IT dan inovasi bisnis. Arsitektur enterprsise memungkinan unit bisnis untuk berinovasi untuk mendapatkan keuntungan strategis.

Framework arsitektur merupakan struktur dasar, atau sekumpulan struktur, yang dapat digunakan dalam membangun arsitektur yang berbeda. Framework tersebut harus bisa menjelaskan metode perancangan target enterprise di dalam sekumpulan bagian dan menunjukan bagaimana bagian-bagian tersebut saling terhubung. Framework mengandung sekumpulan tools dan memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dan sekumpulan rekomendasi standar yang bisa digunakan di dalam bagian tersebut.

TOGAF sudah dikembangkan oleh lebih dari 300 perusahaan anggota forum arsitektur yang berasal dari perusahaan dan organisasi besar. Mengembangkan dan mendukung arsitektur enterprise merupakan teknik yang rumit karena mencakup berbagai stakeholder dan proses pengambilan keputusan di dalam organisasi. TOGAF memiliki peran penting di dalam standarisasi dan menjelaskan proses pengembangan arsitektur. TOGAF memberikan praktik kerangka kerja terbaik untuk menambah nilai, dan memungkinkan organisasi untuk membangun solusi yang dapat dilakukan secara ekonomis dan mengakomodasi persoalan dan kebutuhan bisnis. (Harison, 2009)


(19)

2.4.1 TOGAF ADM

TOGAF Architecture Development Method (ADM) memberikan proses teruji dan dapat diulang untuk mengembangkan arsitektur. ADM mencakup penetapan framework arsitektur, membangun konten arsitektur, peralihan, dan mengatur realisasi arsitektur.

Semua aktifitas tersebut ada di dalam suatu siklus iteratif dari defenisi dan realisasi arsitektur yang memungkinkan organisasi mengubah perusahaan menjadi bisa dikontrol yang berhubungan dengan tujuan dan peluang bisnis (Harison, 2009). Fase-fase yang ada di dalam ADM adalah sebagai berikut:

1. Fase Preliminary menjelaskan aktifitas persiapan dan permulaan yang dibutuhkan untuk membuat Architecture Capability termasuk penyesuaian TOGAF dan pendefinisian prinsip arsitektur.

2. Fase A: Architecture Vision menjelaskan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup informasi mengenai penentuan ruang lingkup pembangunan arsitektur, identifikasi stakeholder, pembuatan visi arsitektur, dan memperoleh izin untuk membangun arsitektur.

3. Fase B: Business Architecture menjelaskan pembangunan Business Architecture untuk mendukung Architecture Vision yang sudah disetujui. 4. Fase C: Information System Architecture menjelaskan pembangunan

arsitektur sistem informasi untuk mendukung Architecture Vision yang sudah disetujui.


(20)

5. Fase D: Technology Architecture menjelaskan pembangunan arsitektur teknologi untuk mendukung Architecture Vision yang sudah disetujui. 6. Fase E: Opportunity and Solution berhubungan dengan perencanaan

implementasi awal dan identifikasi sarana pengiriman untuk arsitektur yang didefenisikan pada fase sebelumnya.

7. Fase F: Migration Planning menjelaskan bagaimana bergerak dari garis awal ke target arsitektur dengan mengakhiri rincian implementasi dan rencana perpindahan.

8. Fase G: Implementation Governance memberikan kesalahan implementasi yang arsitektural.

9. Fase H: Architecture ChangeManagement menetapkan prosedur untuk mengelola perubahan terhadap arsitektur yang baru.

10. Requirement memeriksa proses pengelolaan kebutuhan arsitektur melalui ADM.


(21)

Preliminary : Framework and Principles A Architecture Vision B Business Architecture C Information System Architecture D Technology Architecture E Opportunities and Solutions F Migration Planning G Implemetation Governance H Architecture Change Management Requirement

Gambar 2.1 Tahapan TOGAF ADM

Sumber :Erwin Budi S.,SNATI 2009 Pemilihan Ea Framework hal. B-118 2.5 Pemilihan Architecture Enterprise Framework

Untuk memilih sebuah arsitektur enterprise framework terdapat kriteria yang bermacam-macam yang bisa dijadikan sebagai acuan (Setiawan, 2009b), yaitu:

1. Tujuan dari arsitektur enterprise dengan melihat bagaimana definisi arsitektur dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan sehingga mudah untuk diikuti, serta dukungan terhadap evolusi arsitektur. 2. Input untuk aktivitas arsitektur enterprise seperti pendorong bisnis dan

input teknologi.

3. Output dari aktivitas arsitektur enterprise seperti model bisnis dan desain transisional untuk evolusi dan perubahan.


(22)

Framework merupakan sebuah bagian penting dalam pendesainan arsitektur enterprise yang seharusnya memiliki kriteria:

a. Reasoned

Framework yang masuk akal yang dapat memungkinkan pembuatan arsitektur yang bersifat deterministic ketika terjadi perubahan batasan dan tetap menjaga integritasnya walaupun menghadapi perubahan bisnis dan teknologi serta demand yang tak terduga.

b. Cohesive

Framework yang kohesif memiliki sekumpulan perilaku yang akan seimbang dalam cara pandang dan ruang lingkupnya.

c. Adaptable

Framework haruslah bisa beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin sangat sering terjadi dalam organisasi.

d. Vendor-independent

Framework haruslah tidak tergantung pada vendor tertentu untuk benar-benar memaksimalkan benefit bagi organisasi.

e. Technology-independent

Framework haruslah tidak tergantung pada teknologi yang ada saat ini, tapi dapat menyesuaikan dengan teknologi baru.

f. Domain-neutral

Adalah atribut penting bagi framework agar memiliki peranan dalam pemeliharaan tujuan organisasi.


(23)

g. Scalable

Framework haruslah beroperasi secara efektif pada level departemen, unit bisnis, pemerintahan, level korporat tanpa kehilangan fokus dan kemampuan untuk dapat diaplikasikan.

Perbandingan ketiga framework yang banyak digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Dalam prakteknya EA framework yang ada tidak ada yang sempurna, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan penggunaan EA framework di masing-masing enterprise bisa menjadi berbeda. Hal ini tergantung dengan karakteristik dari enterprise itu sendiri, fokus yang ingin dicapai dan lain-lain.

Tabel 2.1 Perbandingan EA Framework

FEAF Zachman TOGAF

Definisi arsitektur dan pemahamannya

Ada Parsial Pada fase preliminary

Proses arsitektur yang detail Tidak Ada Delapan fase detail

pada ADM

Support terhadap evolusi arsitektur

Ada Tidak Pada fase migration

planning

Standarisasi Tidak Tidak Ada

Architecture Knowladge Base Ada Tidak Ada

Pendorong Bisnis Ada Parsial Ada

Input teknologi Ada Tidak Ada

Desain tradisional Ada Tidak Pada fase Migration

Planning

Model bisnis Ada Ada Ada

Menyediakan prinsip arsitektur Hanya untuk

karakteristik FEAF


(24)

Dari hasil pemetaan kriteria tersebut dapat ditarik kesimpulan untuk studi kasus enterprise dimana masih belum terdapat arsitektur enterprise dan memiliki keperluan untuk pengembangan arsitektur enterprise yang mudah dan jelas serta sesuai maka arsitektur enterprise framework yang cocok digunakan TOGAF. 2.6 Value Chain

Model rantai nilai (value chain) menekankan aktivitas khusus pada bisnis diman strategi kompetitif dapat diterapkan dengan paling baik (Porter, 1985) dan dimana sistem informasi paling mungkin memiliki dampak strategis. Model ini mengenali titik khusus, dan kritis dimana perusahaan dapat menggunakan TI paling efektif untuk menggunakan posisi kompetitifnya. Model rantai nilai melihat perusahaan sebagai serangkaian atau rantai aktivitas dasar yang menambahkan margin nilai kepada produk dan jasa perusahaan. Aktivitas ini dapat digolongkan baik sebagai aktivitas utama maupun aktivitas pendukung.

Aktivitas utama (primary activities) paling terkait secara langsung dengan produksi dan distribusi produk dan jasa perusahaan, yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Aktivitas utama termasuk logistik dari dalam, operasi, logistik dari luar, penjualan dan pemasaran, dan jasa. Logistik masuk termasuk menerima dan menyimpan bahan baku untuk distribusi sampai produksi. Operasi mengubah input menjadi barang jadi. Logistik keluar termasuk menyimpan dan mendistribusikan barang jadi. Penjualan dan pemasaran termasuk mempromosikan dan menjual produk perusahaan. Aktivitas pelayanan termasuk pemeliharaan dan perbaikan barang jasa dan jasa perusahaan.


(25)

Aktivitas pendukung (support activities) membuat pengiriman aktivitas utama dapat terjadi dan terdiri atas infrastruktur organisasi (administrasi dan manajemen), SDM (perekrutan, penempatan, dan pelatihan karyawan), teknologi (meningkatkan produk dan proses produk), dan pembelian (membeli input). (Laudon, 2007)

Sumber : Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon,

Sistem Informasi Manajemen Mengelola Perusahaan Digital hal. 121 2.7 Business Process Modeling Notation(BPMN)

BPMN adalah singkatan dari Business Process Modeling Notation, yaitu suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business Process Modeling Initiative sebagai suatu standard baru pada pemodelan proses bisnis, dan juga sebagai alat desain pada sistem yang kompleks seperti sistem e- Business yang berbasis pesan (message-based). Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah digunakan dan bisa dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam bisnis, yang meliputi bisnis analis yang memodelkan proses bisnis, pengembang teknik yang membangun sistem yang melaksanakan bisnis, dan


(26)

berbagai tingkatan manajemen yang harus dapat membaca dan memahami proses diagram dengan cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Notasi BPMN yang baru juga dirancang untuk sifat sistem berbasis layanan web. BPMN dapat memodelkan pesan kompleks yang dilewatkan diantara pelaku bisnis atau bagian dari pelaku bisnis, kejadian yang menyebabkan pesan dilewatkan, danaturan bisnis yang membatasi kejadian tersebut. BPMN memugkinkan proses bisnis dipetakan ke bahasa eksekusi bisnis berbasis XML seperti BPEL4WS (Business Process Execution Language for Web Service) dan BPML (Business Process Modeling Language). Informasi pada bahasa eksekusi bisnis ini dapat divisualisasikan dengan notasi umum.

Salah satu kelebihan diagram BPMN adalah kemampuan memodelkan aliran pesan. Diagram bisnis proses tradisional mampu memodelkan aliran proses secara sekuensial, dari kejadian awal sampai hasil akhir. Dalam lingkungan e-commerce, tentunya orang mengirim pesan kepada yang lain sebagai bagian dari aliran proses. (Rosmala, 2007)

Berikut ini adalah tabel 2.2 yang menerangkan simbol-simbol yang dipakai pada BPMN.


(27)

Tabel 2.2 Daftar Simbol BPMN

Simbol Keterangan

1. Event adalah sesuatu yang "terjadi" selama jalannya Proses atau Koreografi. Mempengaruhi aliran dari model dan biasanya memiliki penyebab (pemicu) atau dampak (hasil). Ada tiga jenis Event, berdasarkan ketika mereka

mempengaruhi aliran: start,

intermediate, dan end.

2. Activities adalah sebuah istilah umum

untuk kerja bahwa perusahaan

melakukan Proses. Sebuah Kegiatan dapat menjadi atom atau non-atom. Jenis Kegiatan yang merupakan bagian dari Proses sebuah Model adalah: Sub-Proses dan Task, yang bulat persegi panjang.

3. Gateway digunakan untuk mengontrol perbedaan dan konvergensi dari urutan Arus dalam Proses. Dengan demikian, akan menentukan percabangan, forking, penggabungan,dan bergabung dengan

jalur. Internal markers akan

menunjukkan jenis kontrol perilaku.

Sebuah Arus Urutan digunakan untuk

menunjukkan urutank egiatan yang akan dilakukan dalam proses.


(28)

1. Pool adalah representasi grafis dari Peserta Kolaborasi. Hal ini juga bertindak sebagai "swimlane" dan wadah grafis untuk partisi satu set Pool 2. Lanes adalah partisi sub-dalam Proses,

kadang-kadang dalam Pool, akan

memperpanjang seluruhProses yang panjang, baik secara vertikal maupun horizontal. Jalur yang digunakan untuk

mengatur dan mengkategorikan

Kegiatan.

2.8 Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain system perangkat lunak, khususnya yang dibangun menggunakan program berorientasi objek.

Bahasa pemodelan grafis telah ada di industri perangkat lunak sejak lama, pemicu utama dibalik semuanya adalah bahwa bahasa pemograman berada pada tingkat abstraksi yang tidak terlalu tinggi untuk memfasilitasi diskusi tentang desain.

UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Sejak kehadirannya pada tahun 1997. (Fowler, 2007)


(29)

2.8.1 Class Diagram

Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis. Class diagram juga menunjukkan property dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut. Kotak-kotak yang terdapat di dalam diagram merupakan class, yang dibagi menjadi tiga bagian: nama class, atributnya, dan operasinya. (Fowler, 2007)

Berikut ini adalah tabel 2.3 yang menerangkan simbol-simbol yang dipakai pada class diagram.

Tabel 2.3 Daftar Simbol Class Diagram

Simbol Keterangan

Nama class

mendeskripsikan nama class.

Atribut mendeskripsikan properti dengan sebaris teks didalam kotak class tersebut

Property merupakan suatu kegiatan yang dimengeri oleh sebuah class untuk dilakukan.

Asosiasi mendeskripsikan hubungan antar class. Agregasi merupakan hubungan yang menyatakan bagian.


(30)

2.8.2 Use Case Diagram

Use case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah system. Use case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi bagaimana sistem tersebut digunakan.

Setiap use case memiliki aktor utama yang meminta sistem untuk memberi sebuah layanan. Actor utama adalah aktor dengan tujuan yang akan dipenuhi use case, tetapi tidak selalu. Selain itu terdapat banyak aktor lain yang berkomunikasi dengan sistem pada saat menjalankan use case.

Setiap langkah dalam use case adalah sebuah elemen dalam interaksi antar aktor dan sistem. Setiap langkah harus berupa pernyataan sederhana dan dengan jelas menunjukkan siapa yang menjalankan langkah-langkah tersebut. Langkah tersebut harus menunjukkan tujuan aktor, bukan mekanisme yang harus dilakukan aktor. (Fowler, 2007)

Berikut ini adalah tabel yang menerangkan simbol-simbol yang dipakai pada class diagram.


(31)

Tabel 2.4 Daftar Simbol Use Case Diagram

Simbol Keterangan

Aktor merupakan senuah entitas manusia/mesin yang berinteraksi dengan system.

Use case mereprentasikan fungsionalitas dari suatu system/pekerjaan tertentu pada sistem.

Asosiasi menjelaskan hubungan antar use case yang berupa pertukaran informasi.

Dependency include menunjukkan suatu use case haru dipenuhi

Aktor


(32)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KerangkaPenelitian

Berikut ini adalah kerangka penelitian yang akan dilakukan dalam merancang arsitektur enterprise di PPPTK TK dan PLB:

Mulai

Studi Literatur

Identifikasi Awal

Selesai Togaf ADM

Requirements Management

Architecture VIsion

Business Architecture

Information System Architecture

Teknology Architecture

Opportunities & Solution

Migration Planning Preliminary

Pengumpulan Data

Data Architecture Application Architecture


(33)

Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 3.1, maka tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.2 Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan perancangan arsitektur enterprise dengan TOGAF ADM. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

3.2.1 Studi Literatur

Metode studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai referensi dalam perancangan arsitektur enterprise. Referensi – referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data diambil dari sumber data primer yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara (Interview).

Pada metode pengumpulan data ini penulis melakukan wawancara kepada pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung seperti pada bagian TI dan Multimedia, bagian Program, bagian Data dan Informasi, dan pihak-pihak lain yang diperlukan untuk memperoleh informasi dan data yang sesuai serta berkaitan dengan judul thesis. Wawancara yang dilakukan adalah dengan tatap muka langsung dengan pihak yang akan diwawancara.


(34)

2. PengamatanLangsung (Observasi)

Selain wawancara langsung dengan beberapa pihak yang ada di PPPPTK TK dan PLB Bandung penulis juga melakukan observasi yaitu dengan mengamati secara langsung kegiatan yang sedang dilakukan disertai dengan pendataan. Pengamatan langsung ini melakukan pengamatan mengenai struktur teknologi informasi berupa hardware, software dan jaringan yang digunakan oleh perusahaan.

3.2.3 Identifikasi Awal

Tahapan ini dilakukan sebagai tahap identifikasi awal terhadap komponen-komponen yang terkait penelitian dengan cara observasi dan studi dokumen. Langkah-langkahnya meliputi pengumpulan data-data terkait visi dan misi,tujuan, dan struktur organisasi perusahaan.

3.2.4 Preliminary : Framework And Priciples

Fase ini merupakan tahap persiapan dan permulaan untuk mendefinisikan kerangka dan prinsip yang bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan framework dan metodologi detail yang akan digunakan pada pengembangan arsitektur enterprise. Tahapan yang akan dilakukan pada fase ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan ruang lingkup arsitektur enterprise yang digambarkan melalui value chain.

2. Mengidentifikasi stakeholder yang terlibat berdasarkan aktifitas value chain.


(35)

4. Mengidentifikasi prinsip arsitektur yang digunakan di dalam perusahaan. 3.2.5 Requirements Management

Pada fase ini dilakukan penggalian kebutuhan (requirements) organisasi serta mendokumentasikan kebutuhan di PPPPTK TK dan PLB. Tujuan fase ini menyediakan data hasil observasi mengenai pengidentifikasian arsitektur SI/TI saat ini yang akan digunakan pada siklus ADM. Proses ini dilakukan untuk setiap tahapan dari kerangka kerja TOGAF ADM tahap A (Architecture Vision) sampai dengan F (Migration Planning).

3.2.6 Architecture Vision

Tahapan ini mendefinisikan lingkungan bisnis dan lingkungan teknologi untuk mendapatkan visi arsitektur yang akan dicapai. Penggunaan skenario bisnis diperlukan untuk menghasilkan kebutuhan bisnis dengan melakukan identifikasi masalah yang ada pada perusahaan, lingkungan bisnis dan teknologi, aktor (manusia dan komputer) yang terlibat, peran dan tanggung jawab. Hasil dari skenario bisnis adalah solusi dari masalah yang ada disesuaikan dengan memenuhi prinsip arsitektur yang diterapkan pada langkah sebelumnya.

3.2.7 Business Architecture

Pada tahap ini dilakukan analisis proses bisnis saat ini, sasaran, dan menentukan celah (gap) terhadap proses bisnis. Pada fase ini dilakukan pendefinisian kondisi awal arsitektur bisnis yang mendukung visi arsitektur serta menentukan usulan perancangan arsitektur bisnis yang diperlukan untuk pembangunan sistem.


(36)

3.2.8 Information System Architecture

Fase ini menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi dibangun yang meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi.

Pada arsitektur data, dilakukan penentuan celah (gap) terhadap arsitektur data dan mengidentifikasi seluruh komponen data yang akan digunakan oleh sistem untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis yang telah ditetapkan. Teknik yang bisa digunakan adalah Class Diagram.

Pada arsitektur aplikasi, dilakukan dengan melakukan analisis (gap) terhadap arsitektur aplikasi yang diperlukan dalam perancangan serta mengidentifikasikan di data aplikasi. Teknik yang bisa digunakan adalah Use Case Diagram yang bertujuan untuk menggambarkan proses-proses yang ada pada sistem informasi program diklat.

3.2.9 Technology Architecture

Pada fase ini didefinisikan kebutuhan teknologi untuk mengolah data. Langkah awal yang dilakukan adalah menganalisis celah (gap) terhadap arsitektur teknologi, kemudian menentukan usulan perancangan arsitektur teknologi yang akan digunakan untuk menghasilkan perancangan sistem informasi program diklat.


(37)

3.2.10 Opportunities And Solutions

Pada fase ini menekankan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise. Dilakukan identifikasi yang memungkinkan peluang yang muncul dan dapat diraih oleh pihak perusahaan dan menggabungkan serta mengulas hasil analisis gap dan solusi dari arsitektur bisnis, sistem informasi dan teknologi. 3.2.11 Migration Planning

Tahapan ini merencanakan proses peralihan dari sistem yang lama ke sistem yang baru agar penerepan sistem informasi yang dibangun menjadi terarah dan berjalan dengan baik. Proses migrsi ini meliputi penentuan prioritas proyek, penentuan sumber daya, estimasi biaya dan roadmap yang digunakan untuk pembangunan sistem.


(38)

29 4.1.1 Profil Perusahaan

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (P4TK TK dan PLB) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, memiliki tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan khusus di bidang Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa serta turut berperan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan (continous improvement).

Dalam mendukung tujuan pemerintah melakukan upaya penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, lembaga ini harus tanggap menghadapi setiap tantangan dan perubahan yang ada melalui program-program unggulan untuk ketercapaian visi pendidikan Indonesia tahun 2009: Insan Indonesia yang cerdas, aktif, kreatif, dan kompetitif.

Guna mendukung upaya tersebut, PPPPTK TK dan PLB mempunyai strategi dengan memprioritaskan pada peningkatan mutu SDM internal, merekayasa program-program diklat dan non-diklat bagi pendidik dan tenaga kependidikan, serta menjalin kerjasama dengan mitra nasional dan Internasional.

PPPPTK TK dan PLB juga berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dalam melaksanakan Sistem Manajemen Mutu sebagai komitmen seluruh Sumber


(39)

Daya Manusia lembaga ini untuk selalu memberikan layanan prima terhadap pelanggan.

4.1.2 Sejarah

PPPPTK TK dan PLB merupakan PPPPTK tertua di antara dua belas PPPPTK yang dimiliki oleh Departemen Pendidikan Nasional. Awal mulanya merupakan Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG) yang didirikan pada tanggal 2 Juli 1950. Kemudian mengalami lima kali perubahan nama sebelum akhirnya menjadi PPPPTK TK dan PLB yaitu Balai Pendidikan Guru (1954), Pusat Penelitian Kurikulum Metodik dan Didaktik (1967), Balai Pendidikan Guru (1970), Balai Penataran Guru Nasional Tertulis (1977), Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Tertulis (1979), dan akhirnya pada tahun 2007 ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Rincian tugas PPPPTK TK dan PLB selanjutnya mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Setelah keluarnya Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, status serta tugas pokok dan fungsi PPPPTK TK dan PLB tidak mengalami perubahan. Seiring dengan mulai diberlakukannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional


(40)

Republik Indonesia 134/M/2010 tentang Satuan Kerja Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2011, telah terjadi rekonstrukturisasi organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional yang menempatkan PPPPTK sebagai unit pelaksana teknis di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional. Sesuai dengan Keputusan Presiden No.1 tahun 2011, Kementerian Pendidikan Nasional, mengalami perubahan nama menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, mengalami perubahan menjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, telah terjadi perubahan nama pada eselon 4 dibawah bagian umum yang semula bernama Sub Bagian Keuangan menjadi Sub Bagian Perancanaan dan Penngannggaran. Selanjutnya terjadi perubahan pada substansi uraian tugas yang berada di bawah Seksi Data dan Informasi, secara substansial dibatasi pada data dan informasi tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB. Sedangkan informasi mengenai kelembagaan menjadi kewenangan dan uraian tugas dari Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian.


(41)

4.1.3 Profil Sumber Daya Manusia

PPPPTK TK dan PLB Bandung memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan berkualifikasi dari berbagai latar pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri dengan pengalaman lapangan yang tidak diragukan lagi, sehingga dapat mencerminkan kesiapan PPPPTK TK dan PLB Bandung dalam mengimplementasikan visi dan misinya. Kualitas Sumber Daya Manusia PPPPTK TK dan PLB Bandung terlihat dari kualifikasi pendidikan yang dimiliki oleh pegawai berpendidikan S1, S2, dan beberapa pegawai berpendidikan D3 dan SLA dengan rincian untuk keadaan tahun 2013 sebagai berikut:

4.1.4 Profil Sumber Daya Fasilitas

Untuk mendukung pelaksanaan program, PPPPTK TK dan PLB Bandung memiliki fasilitas sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sumber Daya Failitas

No Fasilitas Pendukung Jumlah Kapasitas

(Orang)

1 Ruang Kelas 4 120

2 Auditorium 1 400

3 Laboratorium Komputer 1 30

4 Ruang Multimedia 1 15

5 Perpustakaan 1 30

6 Asrama 23 55

7 Ruang Fitness 1 10

8 Ruang Layanan Autis 1 5

9 Ruang Parenting 1 10

10 Ruang Siding 2 90


(42)

12 Ruang Klinik 1 4

13 Koperasi 1 10

14 Ruang Play Therapy 1 10

15 Ruang Parenting 1 10

16 Laboratorium TK 1 10

17 Laobartorium PLB 1 10

4.2 Pengumpulan Data

Tahapan ini dilakukan sebagai tahap identifikasi awal terhadap komponen-komponen yang terkait penelitian dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumen. Komponen-komponen yang didapat pada tahapan ini adalah sebagai berikut:

4.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas

Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB

b. Fungsi

1) Penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

2) Pengelolaan Data dan Informasi peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB.

3) Fasilitas dan pelaksanaan peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK dan PLB.

4) Evaluasi program dan fasilitas peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan.


(43)

5) Pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK TK dan PLB. 4.2.2 Visi dan Misi

Visi pada PPPPTK TK dan PLB adalah

“ Menjadi lembaga professional dan inspiratif bagi peningktan mutu pendidik dan tenaga kependidikan TK dan PLB.”

Sedangkan misi pada PPPPTK TK dan PLB adalah sebagai berikut : a. Mengembangkan mutu sumber daya internal

b. Mengembangkan kemitraan di tingkat nasional

c. Mengembangkan mutu PTK TK dan PLB melalui sistem pelayanan prima d. Mengembangkan sistem dan model pembelajaran melalui ICT

e. Melakukan pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang kependidikan.


(44)

4.2.3 Struktur Organisasi

Kepala

Bagian Umum

Sub Bagian Tata Usaha dan

Kepegawaian

Sub Bagian Perncanaan dan

Penganggaran

Sub Bidang Program dan Informasi

Seksi Program Seksi Data dan Informasi

Bidang Fasilitas Peningkatan

Kompetensi

Seksi

Penyelenggaraan Seksi Evaluasi

Koordinatorat WI dan PTP

Departemen TK Departemen PLB TI dan MultimediaDepartemen

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PPPPTK TK dan PLB

Uraian tugas dari masing-masing bagian yang berkaitan dengan sistem yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

1. Bidang Program dan Informasi

a. Melakukan penyusunan program bidang dan penyiapan penyusunan program kerja pusat;

b. Melaksanakan penyusunan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Melaksanakan pengembangan model peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

d. Melaksanakan pengkajian peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;


(45)

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

f. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi kompetensi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

g. Melaksanakan penyajian dan penyebarluasan informasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

h. Melaksanakan evaluasi program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

i. Melaksanakan penyiapan bahan kerjasama di bidang program; dan j. Melaksanakan penyusunan laporan bidang.

2. Seksi Program

a. Melakukan penyusunan program kerja seksi dan penyiapan penyusunan program kerja bidang;

b. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program serta pengembangan model peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Melakukan penyusunan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

d. Melakukan penyiapan bahan evaluasi program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

e. Melakukan pengkajian dan inovasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

f. Melakukan pengembangan model peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;


(46)

g. Melakukan penyiapan bahan kerjasama di bidang program pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan;

h. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen seksi; dan i. Melakukan penyusunan laporan seksi dan penyiapan laporan

bidang.

3. Bidang Fasilitas Peningkatan Kompetensi

a. Melaksanakan penyusunan program kerja bidang;

b. Melaksanakan analisis kebutuhan fasilitas dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Melaksanakan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan. d. Melaksanakan penyusunan kurikulum dan silabi peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

e. Melaksanakan penyiapan alat, modul, metode peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

f. Melaksanakan penyelenggaraan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

g. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

h. Melaksanakan pengembangan model evaluasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

i. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;


(47)

j. Melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen bidang; dan

k. Melaksanakan penyusunan laporan bidang. 4. Seksi Penyelenggaraan

a. Melakukan penyusunan program kerja seksi;

b. Melakukan penyiapan penyusunan pedoman dan petunjuk pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Melakukan penyiapan bahan fasilitas dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

d. Melaksanakan pemanggilan peserta dan tenaga pengajar peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

e. Melakukan penyiapan penyusunan kurikulum dan silabi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

f. Melakukan penyiapan alat, modul, dan metode peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

g. Melakukan penyusunan laporan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

h. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen seksi; dan i. Melakukan penyusunan laporan seksi.

5. Seksi Evaluasi

a. Melakukan penyusunan program kerja seksi;


(48)

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

d. Melakukan pengembangan model evaluasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

e. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

f. Melakukan penyiapan bahan pemantauan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

g. Melakukan penyiapan bahan penyusunan tindak lanjut hasil pemantauan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

h. Melakukan penyusunan laporan evaluasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

i. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen seksi dan penyiapan penyusunan laporan bidang; dan

j. Melaksanakan penyusunan laporan seksi.

4.3 Fase Preliminary : Framework And Priciples

4.3.1 Ruang Lingkup Arsitektur Enterprise

PPPPTK TK dan PLB sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan departemen pendidikan nasional di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan kependidikan dengan core business yaitu melaksanakan pendidikan


(49)

dan pelatihan (diklat) khusus dibidang taman kanak-kanak dan pendidikan luar biasa.

PPPPTK TK dan PLB Bandung memiliki aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang digambarkan oleh value chain. Aktifitas tersebut mendefinisikan area bisnis yang digambarkan dengan menggunakan value chain Michael Porter yang terdapat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 Value Chain PPPPTK TK dan PLB

Berdasarkan gambar value chain tersebut maka deskripsi dari fungsi bisnis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas utama adalah kegiatan atau proses utama dari fungsi-fungsi/unit-unit yang ada dalam lembaga dalam tujuannya untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh pelanggan ataupun persyaratan lainnya yang berlaku. proses utama pada PPPPTK TK dan PLB terdiri atas:

a. Perancangan program diklat

Perancangan program diklat adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk menetapkan apakah suatu diklat layak untuk


(50)

dilaksanakan, dengan keyakinan akan meningkatkan kompetensi dan kemampuan pelanggan.

b. Implementasi program diklat

Prosedur ini meliputi seluruh kegiatan dalam penyelenggaraan diklat antara lain penyiapan dan pelaksanaan, evaluasi, sertifikasi dan pelaporan.

c. Evaluasi program diklat

Evaluasi program diklat adalah proses pengukuran seluruh kegiatan dalam pelaksanaan diklat di PPPPTK TK dan PLB.

2. Aktivitas pendukung adalah proses atau kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan aktivitas utama, meliputi proses:

a. Pengembangan SDM intern

Proses ini meliputu identifikasi kebutuhan pengembanngan, penyusunan program, pengembangan, pelaksanaan program, pengembangan dan evaluasi efektifitas program pengembangan . b. Pengelolaan keuangan

Pengelolaan keuangan ini merupakan kegiatan administrasi utama dalam pemerintahan yang menuntut prinsip tata kelola yang baik dan mengharuskan setiap organisasi mengelola keuangan dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah perundang-undangan yang berlaku. c. Pemeliharaan sarana dan prasarana


(51)

Prosedur ini digunakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana di lingkunngan PPPPTK TK dan PLB Bandung sesuai dengan kebutuhan lembaga dan persyaratan prosedur mutu. Kegiatan yang dicakup dalam prosedur ini meliputi penggunaan dan pemeliharaan saran dan prasarana lembaga seperti fasilitas ruang dan gedung, alat transportasi, peralatan kantor dan perabot, dan alat olahraga/kesenian, serta pemeliharaan website dan jaringan.

d. Pengelolaan Barang Milik Negara

Pengelolaan barang milik Negara adalah rangkaian kegiatan dan persyaratan dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik Negara. e. Pengelolaan Kearsipan dan Persuratan

Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa rekaman telah teridentifikasi, tersimpan dan dipelihara dengan baik untuk menunjukkan kesesuaian dan efektifitas, serta sebagai bukti pertanggung jawabn pelaksanaan kegiatan lembaga. Memastikan seluruh tata kelola persuratan, baik surat masuk maupun surat keluar, dalam lingkup eksternal maupun internal, dapat berjalan dengan lancer dan terkoordinasi dengan baik.

f. Administrasi Kepegawaian

Proses ini meliputi administrasi kepegawaian, presensi kepegawaian, DUK, rekrutmen dan pembinaan pegawai.


(52)

Ruang lingkup arsitektur enterprise pada PPPPTK TK dan PLB Bandung dalam pembangunan sistem adalah pada aktivitas utama. Hal ini dikarenakan aktivitas utama sebagai proses bisnis inti diperusahaan belum menggunakan sistem dan masih dikerjakan secara manual. Stakeholder yang terlibat dengan terhadap aktifitas value chain dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi

Stakeholder Aktifitas

Sekolah Pemerintah Masyarakat Aktifitas Utama

a. Perancangan program diklat b. Implementasi program diklat c. Evaluasi Program Diklat

Kepala Sekolah Tk/Plb, Guru Tk/Plb, Perguruan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi/Kabu paten/Kota Orang tua, Organisasi Profesi, LPMP, LPTK/PT Aktifitas Pendukung

a. Pengembangan SDM Intern b. Pengelolaan Keuangan c. Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana

d. Pengelolaan Barang Milik Negara

e. Pengelolaan Kearsiapan dan Persuratan

f. Administrasi Kepegawaian

Kepala Sekolah Tk/Plb, Guru Tk/Plb, Perguruan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi/Kabu paten/Kota Orang tua, Organisasi Profesi, , LPMP, LPTK/PT


(53)

4.3.2 Dukungan Pembangunan Arsitektur Enterprise

Pada tahapan ini melakukan pendefinisian komitmen yang berhubungan dengan manajemen. Komitmen yang dimaksud adalah berhubungan dengan beberapa kebijakan yang berkenaan dengan perancangan arsitektur enterprise yang selaras dengan tugas pokok dan fungsi dari PPPPTK TK dan PLB.

Berikut beberapa kebijakan yang berkenaan terhadap dukungan perancangan arsitektur enterprise, yaitu:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik, sertifikat pendidik, kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

4. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

5. Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

6. Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

7. Peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.


(54)

8. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 41 tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kepndidikan

Selain beberapa kebijakan di atas, diperoleh juga komitmen manajemen dengan adanya rencana pengembangan infrastruktur TI dan perancangan arsitektur enterprise.

4.3.3 Prinsip Arsitektur Enterprise

Prinsip-prinsip yang dibangun pada dokumen ini digunakan sebagai aturan dan panduan dalam pembangunan arsitektur enterprise. Prinsip ini dibangun berdasarkan kebutuhan dan budaya pekerjaan perusahaan sehingga diharapkan mampu mendukung perusahaan dalam pencapaian misi.

Tabel 4.3 Prinsip Bisnis

Nama Efektifitas dan efisiensi proses bisnis

Pernyataan Penggunaan sistem yang terintegrasi dapat memberikan efektifitas dan

efisiensi proses bisnis yang dijalankan. Latar

belakang

Proses bisnis yang dilakukan pada PPPTK TK dan PLB masih dilakukan secara manual. Aliran informasi yang saat ini dibutuhkan adalah aliran informasi yang tepat dan baik. Maka dari itu kecepatan pengolahan dan penggunaan sumber daya menjadi fokus utama saat ini.

Implikasi Sistem yang dibangun mampu memudahkan aliran informasi dalam


(55)

Tabel 4.4 Prinsip Data

Nama Data adalah aset dan dapat diakses dengan baik

Pernyataan Pengolahan dan pengaksesan data yang sesuai dengan kebutuhan.

Latar belakang

Pengolahan dan pengaksesan data yang ada saat ini tidak dilakukan dengan benar dan data yang berkaitan dengan kegiatan masih tersebar. Oleh karena itu pengolahan dan pengaksesan data tersebut dapat membantu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

Implikasi Adanya standarisasi penyimpanan data yang dapat dipahami oleh

seluruh pegawai yang terlibat. Standarisasi yang dimaksud adalah penentuan nama dan format file. Hak akses terhadap data disesuaikan dengan hak akses pengguna.

Tabel 4.5 Prinsip Data

Nama Keamanan Data

Pernyataan Data yang digunakan adalah data yang hanya dapat diakses oleh pihak

dengan otoritas tertentu. Latar

belakang

Dalam pembangunan sistem, tidak semua pengguna dapat mengakses semua data yang ada. Hanya pengguna dengan otoritas tertentu yang memiliki pengetahuan terhadap data yang akan diolah.

Implikasi Hak akses terhadap data disesuaikan dengan hak akses pengguna.

Tabel 4.6 Prinsip Aplikasi dan Teknologi

Nama Sistem dapat bekerja dengan menggunakan teknologi yang sudah

ada di perusahaan

Pernyataan Sistem yang dibangun dituntut untuk menyesuaikan dengan teknologi

yang ada sebagai sarana penggunaan sistem yang akan dibangun. Latar

belakang

Prioritas pertama dari pembangunan sistem adalah sesuai kebutuhan bisnis dan pengguna serta penggunaan teknologi yang sudah ada, dimana PPPPTK TK dan PLB merupakan bagian dari instansi pemerintahan yang pendanaannya dibatasi.


(56)

Implikasi Sistem yang akan dibangun harus mampu bekerja dengan menggunakan teknologi yang sudah ada di PPPPTK TK dan PLB.

Berdasarkan dari hasil yang didapat pada tabel diatas, prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan sistem yang terintegrasi dapat memberikan efektifitas dan efisiensi proses bisnis yang dijalankan.

2. Pengolahan dan pengaksesan data yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Data yang digunakan adalah data yang hanya dapat diakses oleh pihak dengan otoritas tertentu.

4. Sistem yang dibangun dituntut untuk menyesuaikan dengan teknologi yang ada sebagai sarana penggunaan sistem yang akan dibangun.

4.4 Requirements Management

Pada fase ini dilakukan penggalian kebutuhan (requirements) organisasi serta mendokumentasikan kebutuhan di PPPPTK TK dan PLB. Tujuan fase ini menyediakan data hasil observasi mengenai pengidentifikasian arsitektur SI/TI saat ini yang akan digunakan pada siklus ADM.

4.4.1 Identifikasi Arsitektur SI/TI

Pada tahapan ini berisi hasil dari observasi yang dimasukkan pada tahap requirements mengenai arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi yang sedang berjalan saat di PPPPTK TK dan PLB Bandung. Pada saat ini arsitektur dan teknologi informasi ada yang digunakan untuk mendukung aktivitas bisnis, walaupun sebagian besar belum menggunakannya. Perancangan Arsitektur


(57)

Enterprise ini diharapkan dapat mendukung proses dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat). Hasil dari observasi yang disajikan sebagai requirement, menunjukkan bahwa PPPPTK TK dan PLB sudah menggunakan teknologi informasi yang meliputi:

4.4.1.1 Teknologi Software

Saat ini PPPPTK TK dan PLB Bandung belum mempunyai aplikasi yang digunakan untuk pengolahan data proses bisnis pada aktivitas utama. Namun penggunaan teknologi software untuk membantu memenuhi kebutuhan sudah digunakan. Berikut adalah tabel yang menyajikan daftar pemanfaatan software.

Tabel 4.7 Daftar Pemanfaatan Software

No. Kategori Software Nama Produk

1 Sistem Operasi Ms. Windows XP Professional, Ms. Windows 7, Linux

2 DBMS My SQL, Ms. Access

3 Mail Server Zimbra

4 Pengolahan Data Office Ms. Word, Ms. Excel, Adobe Reader

5 Lainnya Adobe Photoshop, Corel Draws,

Avira Antivirus, dan lainnya. 4.4.1.2 Teknologi Hardware

Pada teknologi hardware yang dilakukan pada computer client dan server dalam penggunaan untuk proses-proses pengelolaan data pada masing-masing bagian. Inventaris hardware yang dimiliki oleh PPPPTK TK dan PLB terdapat 36 komputer yang digunakan oleh end user berupa laptop dan PC unit.


(58)

Tabel 4.8 Jumlah Komputer

No Ruangan per Departemen Jumlah

1 Bidang Program dan Informasi 19

2 Bidang Fasilitas Peningkatan kompetensi 16

3 Kepala Pusat 1

Jumlah Total 36

Tabel 4.9 Pemanfaatan Hardware

No Hardware Type

1 PC (Personal Computer) Standards

2 Laptop Standards

3 Storage Harddrive, Flashdisk, CD/DVD

4 Input Output device CD/DVD, MySQL, Mouse, keyboard, Scanner, Printer

4.4.1.3 Teknologi Jaringan

Identifikasi jaringan komputer saat ini diperlukan untuk melihat kondisi infrastruktur jaringan yang akan digunakan dalam perancangan arsitektur enterprise. Kondisi jaringan komputer akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Server local yang terletak di ruangan server.

2. Pada jaringan nirkabel atau wireless, perangkat jaringan yang dipakai adalah access point.

3. Topologi jaringan yang digunakan adalah topologi jaringan bus dan star.

4.5 Architecture Vision

Tahapan ini digunakan sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan arsitektur enterprise dengan menggunakan TOGAF. Penggunaan skenario bisnis diperlukan untuk menghasilkan visi arsitektur yang dimulai dari analisis lingkungan bisnis secara internal maupun eksternal, dan lingkungan


(59)

teknologi perusahaan. Hasil dari skenario bisnis adalah solusi dari masalah yang ada disesuaikan dengan memenuhi prinsip arsitektur yang diterapkan pada langkah sebelumnya.

4.5.1 Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis digunakan untuk mendeskripsikan masalah yang terjadi di dalam perusahaan baik dari sudut pandang eksternal dan internal. Lokasi, budaya, dan hukum digunakan sebagai sudut pandang lingkungan bisnis eksternal yang mempengaruhi dalam pembangunan arsitektur enterprise.

4.5.1.1 Lokasi dan Budaya

PPPPTK TK dan PLB merupakan PPPPTK tertua di antara dua belas PPPPTK yang dimiliki oleh Departemen Pendidikan Nasional. Awal mulanya merupakan Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG) yang didirikan pada tanggal 2 Juli 1950. Kemudian mengalami lima kali perubahan nama sebelum akhirnya menjadi PPPPTK TK dan PLB yaitu Balai Pendidikan Guru (1954), Pusat Penelitian Kurikulum Metodik dan Didaktik (1967), Balai Pendidikan Guru (1970), Balai Penataran Guru Nasional Tertulis (1977), Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Tertulis (1979), dan akhirnya pada tahun 2007 ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Budaya kerja yang dianut oleh PPPPTK TK dan PLB Bandung adalah Jujur, Tanggung Jawab, Kerjasama, Disiplin. Selain


(60)

budaya kerja PPPPTK TK dan PLB juga memiliki nilai inti dan motto, nilai inti yang di anut adalah takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sebagai Landasan kerja dan inovasi, sedangkan motto yang dianut adalah Mengabdi Tiada Henti, Melayani Dengan Hati.

4.5.1.2 Bagan Hirarki Fungsi Bisnis

Setelah melakukan inisiasi terhadap area fungsi bisnis organisasi dengan pemanfaatan value chains dan penelaahan siklus dari setiap fungsi seperti yang diuraikan sebelumnya, maka selanjutnya yang akan dilakukan adalah menyusun struktur dekomposisi fungsi bisnis dengan menggunakan bagan hirarki fungsi. Sesuai dengan ruang lingkup pada batasan masalah penelitian tesis ini, dihasilkan dekomposisi area fungsional utama ke dalam fungsi-fungsi turunan level terendah. Bagan Hierarki Fungsi Bisnis PPPPTK TK dan PLB Bandung sebagai berikut:

Tabel 4.10 Bagan Hirarki

1. Perancangan Program Diklat 1.1Mengidentifikasi Kebutuhan 1.2Analisis Sumber Daya 1.3Penetapan Jenis Program 1.4Penyusunan TOR

1.5Penyusunan RKT 1.5.1 Pengajuan RKT 1.5.2 Pengesahan RKT 1.6Penyusunan Pedoman Program 2. Implementasi Program Diklat 2.1Penetapan jenis kegiatan

2.2Persiapan Kegiatan 2.3Pelaksanaan Kegiatan 2.4Evaluasi Kegiatan 2.5Sertifikasi


(61)

2.6Pelaporan

3. Evaluasi Program Diklat 3.1Evaluasi Pelaksanaan Program Lembaga

4.5.1.3 Proses Bisnis

Proses bisnis digunakan untuk mendeskripsikan aktifitas bisnis perusahaan sehigga dapat diketahui peluang penggunaan IT dalam meningkatkan proses bisnis perusahaan. Analisis dimulai dari pemetaan proses bisnis kemudian mengidentifikasi masalah dan kebutuhan stakeholder yang terlibat di dalam proses bisnis. Berdasarkan pemetaan proses bisnis dengan menggunakan value chain yang bisa dilihat pada gambar value chain pada subbab 4.13 Ruang Lingkup Arsitektur, penulis menggunakan ketiga aktifitas utama sebagai ruang lingkup pembangunan arsitektur enterprise. Dari sisi proses bisnis dan prosedurnya, PPPPTK TK dan PLB sudah memiki dokumen pedoman dan prosedur baku (berbasis Pedoman Mutu SMM ISO 9001:2008) untuk setiap proses bisnisnya. Sehingga akan sangat membantu dalam perancangan arsitektur enterprise ini. 4.5.1.3.1 Perancangan Program Diklat

Gambar 4.3 merupakan BPMN perancangan program diklat. Perancangan program ini dilakukan untuk untuk menetapkan apakah suatu diklat layak untuk dilaksanakan.


(62)

Gambar 4.3 BPMN Perancangan Program Diklat

Pada proses ini dilakukan penetapan suatu program yang akan dilaksanakan, dengan keyakinan program tersebut akan memenuhi kebutuhan pelanggan. TOR adalah Term of Refference yang digunakan sebagai gambaran tujuan,ruang lingkup sebuah proyek (kegiatan) yang telah disepakati untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan pengertian dari RKT adalah program kerja tahunan yang disusun sebagai acuan penyusunan rencana kegiatan serta anggaran dan penetapan indikator/target capaian kinerja.

4.5.1.3.2 Implementasi Program Diklat

Gambar 4.4 merupakan BPMN implementasi program diklat. Implementasi program ini meliputi seluruh kegiatan dalam penyelenggaraan diklat antara lain penyiapan dan pelaksanaan, evaluasi, sertifikasi dan pelaporan.


(63)

Gambar 4.4 BPMN Implementasi Program Diklat

Proses tersebut dibuat untuk memastikan proses implementasi program lembaga, baik diklat dan non diklat yang dilaksanakan oleh PPPPTK TK dan PLB. Ruang lingkup dari proses diatas adalah meliputi seluruh kegiatan daalam penyelenggaraan kegiatan lembaga, baik diklat maupun non-diklat, yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, evaluasi, sertifikasi, dan pelaporan.

4.5.1.3.3 Evaluasi Program Diklat

Gambar 4.5 merupakan BPMN evaluasi program diklat. Evaluasi program ini merupakan proses pengukuran seluruh kegiatan dalam pelaksanaan diklat di PPPPTK TK dan PLB.


(64)

Gambar 4.5 BPMN Evaluasi Program Diklat

Proses evaluasi program diklat adalah proses pengukuran seluruh kegiatan dalam pelaksanaan diklat di PPPPTK TK dan PLB.Urusan Penyusunan dan Evaluasi Program merupakan bagian dari seksi program yang menyiapkan formulir Evaluasi Pelaksanaan Program Lembaga.Kepala Bidang Program dan Informasi melalui Kepala Seksi Program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa evaluasi pelaksanaan program lembaga dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran.


(65)

4.5.2 Lingkungan Teknologi

Lingkungan teknologi digunakan untuk mendeskripsikan masalah yang terjadi dilihat dari sudut pandang teknologi yang digunakan oleh perusahaan. Lingkungan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan sebagian sudah di deskripsikan pada sub bab sebelumnya, yaitu pada identifikasi arsitektur saat ini yang berada pada requirement management. Adapun gambar lingkungan teknologi yang saat ini digunakan di PPPPTK TK dan PLB dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Ethernet Router

Hub

PC Bidang Data dan Informasi

Router Switch

Acces Point Acces Point

PC Bidang Fasilitas Peningkatan kompetensi Server

Router Router

Modem

PC Kepala Pusat

Gambar 4.6 Lingkungan Teknologi

Server yang digunakan pada gambar diatas adalah server yang dimiliki oleh PPPPTK TK dan PLB Bandung. Dimana server tersebut hanya digunakan untuk server SIM PTK. SIM PTK merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk menyimpan data mengenai pendaftran kegiatan secara online.


(66)

4.5.2.1 Peran Aktor

Peran aktor di bagi menjadi dua bagian, yaitu aktor komputer dan aktor manusia. Aktor yang dimaksud adalah aktor yang terlibat di dalam proses bisnis di PPPTK TK dan PLB.

4.5.2.1.1 Aktor dan Peran Komputer

Tabel berikut adalah aktor dan peran komputer yang terlibat di dalam proses bisnis perusahaan sesuai dengan teknologi jaringan yang digunakan pada PPPPTK TK dan PLB Bandung yang telah diilustrasikan kedalam gambar jaringan komputer.

Tabel 4.11 Aktor Komputer dan Peranannya

Aktor Peran

PC- Bidang Data dan Informasi

Digunakan untuk membantu melakukan tugasnya pada proses perancangan program diklat.

PC-Bidang Fasilitas Peningkatan

Kompetensi

Digunakan untuk membantu melakukan tugasnya pada proses implementasi program diklat dan evaluasi program diklat.

4.5.2.1.2 Aktor dan Peran Manusia

Tabel dibawah ini adalah tugas dan peran aktor yang terlibat di dalam proses bisnis sesuai dengan BPMN yang telah digambarkan pada sub bab sebelumnya.


(67)

Tabel 4.12 Aktor Manusia dan Peranannya

Aktor Peran

Kepala Seksi Program Bertanggung jawab penuh terhadap perancangan program

diklat dan evaluasi program diklat. Kepala Bidang Program dan

Informasi

Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perancangan program telah dilaksanakan dengan baik dan terkendali, dan memastikan bahwa evaluasi pelaksanaan program lembaga dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran. Sub Bagian Perencanaan

dan penganggaran

Berperan dalam melakukan penyusunan program kerja tahunan.

Kepala Pusat Memberikan pengesahan terhadap perancangan program

diklat yang kemudian menjadi program kerja lembaga dan memverifikasi rekap evaluasi pelaksanaan program lembaga.

Kepala Seksi Penyelenggaraan

Berperan dalam melakukan persiapan dan

penyelenggaraan diklat

Kepala Seksi Evaluasi 1. Berperan penting dalam melakukan evaluasi,

sertifikasi dan pelaporan

2. Memiliki keikutsertaan dalam melaksanakan

evaluasi pelaksanaan, yaitu melakukan

penyebaran instrumen evaluasi, pengumpulan instrument, dan pengolahan dan analisis data.

3. Memverifikasi draf kegiatan dalam proses

pelaporan, pencetakan sertifikasi

4.5.2.2 Analisis Aliran Informasi

Analisis aliran informasi digunakan untuk mengetahui kebutuhan informasi antar unit. Analisis ini digambarkan dengan menggunakan diagram konteks bisnis yang terdiri dari unit organisasi dan sistem yang dihubungkan dengan tanda panah untuk mewakili pesan atau informasi.


(68)

Gambar 4.7 Aliran Informasi

Gambar 4.7 didasarkan pada pemetaan proses bisnis dengan menggunakan value chain pada fase preliminary mengenai ruang lingkup terdapat tiga aktivitas utama. Ketiga aktivitas utama tersebut merupakan proses inti di PPPPTK TK dan PLB namun belum memiliki sistem yang dapat mengakomodasi kebutuhan proses bisnis.

4.5.3 Kesimpulan Masalah

Identifikasi permasalahan organisasi dilakukan terhadap proses bisnis yang sudah tergambar rinci pada value chain di fase preliminary, maka dari itu dapat diperoleh gambaran permasalah yang dialami oleh PPPPTK TK dan PLB Bandung yang disajikan pada tabel berikut:

4.5.3.1 Masalah dan Solusi

Tabel dibawah ini berisi masalah dan solusi perusahaan yang diajukan dan menjadi visi dalam pembangunan arsitektur.


(69)

Tabel 4.13 Masalah dan Solusi

Deskripsi

Masalah Belum adanya sistem yang dapat mengakomodasi aktivitas utama

yang merupakan proses inti di PPPPTK TK dan PLB.

Solusi Perancangan sistem informasi untuk mengakomodasi aktivitas

utama di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

4.5.3.2 Kesimpulan

Skenario bisnis menghasilkan visi arsitektur yang harus dicapai dalam pembangunan arstitektur enterprise. Adapun visi arsitektur yang akan dicapai adalah perancangan sistem informasi diharapkan dapat mengakomodasi pada aktifitas utama di PPPPTK TK dan PLB.

4.6 Business Architecture

Fase ini dimulai dari analisis terhadap proses bisnis saat ini sehingga dapat diketahui masalah yang terjadi dan ingin dicapai oleh PPPPTK TK dan PLB . analisis gap digunakan untuk memperlihatkan jarak antara masalah yang terjadi dengan target yang ingin dicapai yang disesuaikan dengan visi arsitektur yang ada pada fase sebelumnya. Analisis proses bisnis saat ini sudah di deskripsikan pada sub bab sebelumnya, yaitu pada 4.4.1 Aliran Proses Bisnis di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

4.6.1 Gap Analysis Arsitektur Bisnis

Gap Analysis arsitektur bisnis yang dibangun didasarkan pada masalah yang ada pada proses bisnis saat ini dan akan digunakan untuk pencapaian visi pembangunan arsitektur enterprise dengan dilandasi prinsip arsitektur. Untuk


(1)

76

pokok dan fungsi), dalam hal ini merupakan tupoksi dari Seksi Program. Selain itu diperlukan juga pelatihan kepada Seksi Penyelenggara dan Seksi Evaluasi selaku user pengguna sistem informasi program diklat. Penggambaran mengenai estimasi biaya dapat dilihat pada lampiran D, yang menggambarkan perkiraan biaya yang berlaku pada bulan Februari 2014, perkiraan biaya didapatkan dari survei beberapa programmer yang mengetahui pembiayaan dalam mengembangkan sistem. Sedangkan roadmap pekerjaan yang diajukan berdasarkan rincian pekerjaan pada tabel rincian pekerjaan dapat dilihat pada lampiran E.


(2)

77 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan metodologi TOGAF ADM sebagai tools dalam perancangan arsitektur sistem informasi program diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung ini, menghasilkan model arsitektur yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

2. Perancangan arsitektur enterprise di PPPPTK TK dan PLB Bandung bisa digunakan sebagai panduan dalam pengembangannya.

3. Hasil perancangan ini didapatkan sebuah sistem yang terintegrasi yang menghasilkan proses bisnis secara menyeluruh (terintegrasi diseluruh unit organisasi). Sehingga permasalahan mengenai belum adanya dukungan IT dalam mengakomodasi pelaksanaan proses bisnis di PPPPTK TK dan PLB Bandung dapat diselesaikan, data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat, tepat, dan akurat. 4. Sistem yang terintegrasi ini terdiri dari tiga aplikasi, yaitu aplikasi

perancangan program diklat, aplikasi implementasi program diklat, dan aplikasi evaluasi program diklat.

5. PPPPTK TK dan PLB Bandung telah mempunyai fasilitas arsitektur TI yang cukup, tetapi pengembangan teknologi di masa depan, tetap harus dijalankan agar teknologi informasi menjadi faktor penunjang utama dalam menjalankan fungsi bisnis.


(3)

78

5.2. Saran

Berikut beberapa saran yang disampaikan penulis untuk mengembangkan penelitian tentang perancangan sistem informasi program diklat:

1. Untuk melaksanakan implementasi pengembangan selanjutnya mengenai sistem yang terintegrasi ini, harus ada komitmen dan didukung penuh oleh pihak manajemen, agar dengan keberhasilan penerapan TI ini, tujuan organisasi cepat dicapai dan sesuai harapan perusahaan.

2. Pengembangan aplikasi harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tahapan yang telah disusun.

3. Untuk mendapatkan model arsitektur yang lebih lengkap harus dilakukan penelitian lebih lanjut pada tiap tahapan dalam TOGAF ADM.


(4)

BIODATA

Data Pribadi

Nama : Mia Fitriawati NPM : 5710111086

Jurusan : Magister Sistem Informasi Fakultas : Pasca Sarjana

Tempat / Tanggal lahir : Bandung / 13 Mei 1989

Alamat : Jl. Raya Timur Gang Sukawargi 1 No. 39A Cimahi 40513 No. Telp : 089877596711

E-mail : mia.fitriawati13@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1.SD Negeri Harapan III Cimahi ( tahun 1995 – 2001 ) 2.SLTP Negeri 1 Cimahi ( tahun 2001 – 2004 )

3.SMA Negeri 1 Cimahi ( tahun 2004 – 2007 )

4. Sistem Informasi, Universitas Komputer Indonesia (tahun 2007 – 2011 )


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Perancangan Enterprise Architecture Sistem Informasi Dengan Togaf Adm 9.1 di CV. Cotelligent Indonesia

6 33 45

Perancangan Enterprise Architecture Sistem Informasi Dengan Togaf Adm 9.1 di CV. Cotelligent Indonesia

2 29 45

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTUREMENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK MENCAPAI PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK MENCAPAI UNIVERSITAS BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS: UNIKA DE LA SALLE MANADO).

0 3 14

PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE YAKES TELKOM PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN AND ANALYSIS OF YAKES TELKOM IN BUSINESS ARCHITECTURE DOMAIN USING TOGAF ADM FRAMEWORK

0 0 11

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM PADA BIDANG KEARSIPAN BAPAPSI KABUPATEN BANDUNG DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE USING TOGAF ADM FRAMEWORK IN ARCHIVAL SECTOR BAPAPSI BANDUNG DISTRICT

0 0 7

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN DEVELOPMENT PLANNING FUNCTION OF BAPPEDA BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEWORK

0 0 8

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI MONITORING DAN EVALUASI BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN MONITORING AND EVALUATION FUNCTION OF BAPPEDA IN BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEW

0 1 8

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN RESEARCH AND DEVELOPMENT FUNCTION OF BAPPEDA BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEW

0 0 8

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM PADA PADA DINAS KOMUNIKASI,INFORMATIKA, DAN STATISTIK KABUPATEN BANDUNG DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE USING TOGAF ADM FRAMEWORK AT COMMUNICATION, INFORMATIC, AND STATISTIC AGENCY BAND

0 1 11

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI LOGISTICS MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM 9.1 PADA PT ALBASIA NUSA KARYA DESIGN OF ARCHITECTURE ENTERPRISE ON FUNCTION LOGISTICS USING FRAMEWORK TOGAF ADM 9.1 ON PT ALBASIA NUSA KARYA

1 5 7