PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE YAKES TELKOM PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN AND ANALYSIS OF YAKES TELKOM IN BUSINESS ARCHITECTURE DOMAIN USING TOGAF ADM FRAMEWORK
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5373
PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE YAKES TELKOM
PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK
TOGAF ADM
ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN AND ANALYSIS OF YAKES TELKOM IN
BUSINESS ARCHITECTURE DOMAIN USING TOGAF ADM FRAMEWORK
1
Ratih Cintya Lestari, 2Mochamad Teguh Kurniawan, 3Rahmat Mulyana
1,2,3
1
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
[email protected], [email protected],
3
[email protected]
Abstrak
Kebijakan pemerintah terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi tantangan baru bagi
praktisi kesehatan yang ada di Indonesia. Organisasi layanan kesehatan harus mempunyai rancangan
strategis baru yang dapat menyelaraskan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi sesuai dengan
kebutuhan BPJS. Penyelarasan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi dapat dilakukan dengan
metode arsitektur enterprise. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu
framework yang dapat manjadi pedoman pembuatan arsitektur enterprise. Dalam penelitian ini akan dibahas
strategi bisnis Yakes Telkom dalam menghadapi tantangan kebijakan BPJS. Fase-fase dalam TOGAFyang
dibahas ialah fase preliminary, architecture vision dan arsitektur bisnis. Melalui TOGAF, dapat dihasilkan
blueprint arsitektur bisnis, blueprint arsitektur sistem informasi dan blueprint arsitektur teknologi sebagai
rancangan roadmap kerjasama antara organisai kesehatan (yang dalam penelitian ini mengambil studi kasus
Yakes Telkom) dengan BPJS.
Kata Kunci: arsitektur enterprise, blueprint, arsitektur bisnis, TOGAF, BPJS, Yakes Telkom.
Abstract
Government policy related to Social Security Agency (BPJS) becomes a new challenge for health practitioners
in Indonesia. Healthcare organizations must have a new strategic plan that will be able to align business
strategy and information technology strategy with the needs of BPJS. The Open Group Architecture Framework
(TOGAF) is a framework that can be used as guidelines to establish an enterprise architecture. This study will
be discussed business strategy of Yakes to align with BPJS policy challenges. TOGAF Phases covered are
preliminary phase, architecture vision and business architecture. By using TOGAF, it can produce
blueprint business architecture, information systems architecture and technology architecture as the design
roadmap of enterprise between health organizations with BPJS , in which this research takes the Yakes
Telkom as case study.
Keyword: enterprise architecture, blueprint, business architecture, TOGAF, BPJS, Yakes Telkom.
1. Pendahuluan
Kebijakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) [1] terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
memberikan dampak untuk semua perusahaan di seluruh Indonesia, khususnya layanan kesehatan. Praktisi layanan
kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan proses pembelajaran dan mencari ilmu untuk mempersiapkan diri
bergabung dengan BPJS [2].
Seiring dengan bergabungnya BPJS dengan layanan kesehatan, maka layanan kesehatan tersebut akan
mengalami banyak perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan oleh
BPJS. Perubahan ini mencakup perubahan bisnis dan perubahan infrastruktur (sistem informasi dan teknologi). Salah
satu layanan kesehatan yang sedang mempersiapkan diri ialah Yakes Telkom.
Pada awalnya, Yakes Telkom dibangun hanya unuk melayani kesehatan pegawai Telkom dan keluarganya,
serta pensiunan Telkom dan keluarganya. Namun dengan diterbitkannya kebijakan SJSN yang baru terkait BPJS,
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5374
klinik-klinik yang dimiliki oleh Yakes Telkom diharuskan dapat melayani peserta BPJS. Hal ini yang menjadi tantangan
bagi Yakes Telkom agar dapat melakukan perubahan dan menghindari adanya masalah besar yang terjadi di kemudian
hari. Perubahan tersebut membutuhkan perencanaan sistem secara menyeluruh dari berbagai aspek. Perencanaan sistem
secara menyeluruh tersebut dapat dilakukan dengan metode arsitektur enterprise (enterprise architecture).
Penelitian ini bertujuan merancang dan menganalisis kebutuhuan-kebutuhan, khususnya dari segi bisnis, yang
nantinya dibutuhkan oleh Yakes Telkom saat bekerja sama dengan BPJS. Berdasarkan kebutuhan tersebut,, maka
akan dibuat rancangan blueprint arsitektur bisnis yang dapat dijadikan pedoman dalam implementasi kebijakan
BPJS.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture)
Enterprise Architecture adalah suatu profesi dan praktek manajaemen yang didedikasikan untuk meningkatkan
kinerja suatu enterprise dengan cara membuat enterprise tersebut mampu secara keseluruhan, mengintegrasikan
strategi praktek-praktek bisnisnya, alur-alur informasinya dan sumber daya teknologinya.[3]
2.2. The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
TOGAF digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahan, dan menyediakan metode dan tools yang
detail untuk implementasi, hal tersebut yang menjadi pembeda TOGAF dengan framework EA lainnya. Selain itu
TOGAF juga bersifat open source. [4]
TOGAF Architecture Development Method (ADM) yang dikeluarkan oleh The Open Group pada tahun 2009,
TOGAF menyediakan proses-proses untuk membangun arsitektur yang mencakup pembangunan framework
arsitektur, pengembangan konten arsitektur, transisi, and pengaturan/pengendalian terhadap realisasi arsitektur[4].
PRELIMINARY
A.
ARCHITECTURE
VISION
F.
ARCHITECTURE
CHANGE
MANAGEMENT
G.
IMPLEMENTATION
GOVERNANCE
B. BUSINESS
ARCHITECTURE
C.
INFORMATION
SYSTEM
ARCHITECTURE
Requirements
Management
F.
MIGRATION
PLANNING
D.
TECHNOLOGY
ARCHITECTURE
E. OPPORTUNITY
& SOKUTION
Gambar 1 Fase-fase TOGAF [5]
Adapun penjelasan mengenai fase-fase dalam ADM adalah sebagai berikut:
a. The preliminary phase, menjelaskan tahap persiapan dan inisiasi aktivitas-aktivitas yang harus dipersiapkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
b. Phase A: architecture vision, menggambarkan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur.
c. Phase B: business architecture, menggambarkan pengembangan arsitektur bisnis (business architecture),
arsitektur bisnis saat ini,dan identifikasi model bisnis atau aktivitas bisnis untuk mendukung architecture
vision yang telah disetujui sebelumnya.
d. Phase C: information system architectures, fase ini menggambarkan pengembangan arsitektur sistem
informasi untuk suatu proyek arsitektur.
e. Phase D: technology architecture, menggambarkan pengembangan arsitektur teknologi, mulai dari kandidat
teknologi yang diperlukan seperti hardware dan software, serta ditambah alternatif yang diperlukan dalam
pemilihan teknologi.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5375
f. Phase E: opportunities & solutions, fase ini memberikan informasi manfaat-manfaat yang diperoleh dari
enterprise architecture untuk dijadikan dasar pemilihan dan penentuan arsitektur yang akan diimplementasi.
g. Phase F: migration planning, menunjuk pada formulasi sekumpulan tahapan untuk penilaian dan keputusan
terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi disertai dengan rencana implementasi dan
rencana migrasi.
h. Phase G: implementation governance, penyusunan pelaksanaan tata kelola implementasi terkait tatakelola
organisasi dan tatakelola teknologi informasi.
i. Phase H: architecture change management, membuat prosedur untuk mengelola perpindahan/perubahan ke
arsitektur yang baru.
j. Requirements management, proses untuk mengelola kebutuhan arsitektur selama siklus ADM.
2.3. Arsitektur Bisnis
Pada arsitektur bisnis terdapat content metamodel yang berguna untuk mnegelompokkan building blockbuilding block berdasarkan karakteristiknya dan keterhubungan antar satu building block dengan yang lainnya.
Berikut merupakan gamabaran dari content metamodel pada arsitektur bisnis.
BUSINESS ARCHITECTURE
Mo1ivation
;;.;;;m;; A
;;.;;;;;, A
I
Organization
Organization Unit
Function
Functson
Process
Actor
Gambar 2 Content Metamodel [4]
3.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagai dasar analisis dan perancangan. Langkah
langkah yang dilakukan diantaranya inisiasi perencanaan, identifikasi masalah yang menghasilkan rumusan masalah
dan batasan masalah. Kemudian dilakukan pengumpulan data terkait rumusan masalah. Pengumpulan data dilakukan
dengan dua cara, yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Selanjutnya dilakukan penggambaran arsitektur bisnis
Yakes Telkom untuk dijadikan landasan analisis perancanan target.Keluaran dari penelitian ini ialah blueprint
arsitektur bisnis target bagi Yakes Telkom. Berikut merupakan gambaran sistematika penelitian yang dilakukan:
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5376
Fase
Preliminary
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
- Buku
- Paper
- Artikel
- Website
Perumusan Masalah
Identifikasi Prinsip
Arsitektur
Studi Lapangan
- wawancara
- observasi
- rencana strategi
perusahaan
Pembatasan Masalah
Identifikasi Visi Misi
Perusahaan
Perancangan
Arsitektur
TIDAK
Identifikasi
Stakeholder dan Key
Concern (Issue)
Verifikasi dan
Validasi
YA
Perancangan Visi
Arsitektur
Identifikasi
Kebutuhan
Memilih model
bisnis yng sesuai
dengan kebutuhan
Menentukan
artifak yang akan
dibuat
Merancang
Arsitektur
Baseline
Merancang
Arsitektur Target
TIDAK
Membuat Analisis
GAP
Verifikasi dan
Validasi
YA
Pelaporan
Bluperint
Arsitektur
Kesimpulan dan Saran
Pembuatan Kesimpulan
dan Saran
Gambar 3. Sistematika Penelitian
4.
Arsitektur Bisnis Yakes Telkom
Yakes Telkom merupakan layanan kesehatan yang diperuntukan bagi karyawan Telkom dan keluarganya, serta
pensiunan Telkom dan keluarganya. Saat ini Yakes Telkom mempunyai total peserta 160.000 jiwa yang berasal dari
8 perusahaan besar, diantaranya PT. Telkom, PT. Graha Sarana Duta (GSD), PT. Sigma, PT. Telkom Indonesia
Internasional (TII), PT. Patrakom, PT. Daya Mitra, PT. Dana Pensiun (Dapen) [6].
Dengan visi menjadi Organisasi pengelola dana yang mandiri dan terpercaya untuk memlihara kesehatan
karyawan dan keluarga seta pensiunan dan keluarga Telkom, maka Yakes Telkom mulai merancang rencana -rencana
untuk mewujudkan visi tersebut. Salah satunya ialah dengan menargetkan kemandirian Yakes Telkom pada tahun
2016, seperti yang dituangkan dalam rencana jangka panjang Yakes Telkom 2012-2016 [6].
Saat ini, Yakes Telkom telah memiliki delapan area sebagai salah satu langkah mewujudkan visi melayan i
kesehatan peserta Yakes. Area-area tersebut diataranya Area I Sumatera, Area II Jakarta, Area III Jawa Barat, Area
IV Jawa Tengah, Area V Jawa Timur, Area VI Kalimantan, dan Area VII Kepulauan. Selain itu, Yakes Telkom
sendiri telah memiliki 15 klinik yang tersebar di berbagai kota [6].
Dengan menggunakan Value Chain Porter [7], aktivitas-aktivitas kunci maupun aktivitas –aktivitas pendukung
serta tujuan utama dari Yakes Telkom. Berikut merupakan value chain dari Yakes Telkom:
Sumbe:rDaya :\ianusia (.Administn.sipe:gawai.K.ine:tja & K.ompe:te:ns)
K.euangan (Anggaran. Pajak dan Pe:rbendaharaan)
Sistem Inform alt
Se:k:re:tariat danlegal(K.ese:kre:tariatan dan Pe:rikamn)
epese:.rtaan
111.bou.nd
e.nge.lolaan
·�
ayanan dan
Operaslonal
Outbond
larketlna and
Serdu
danAset
e.ngendalianKesehatan
JTP, RJTL, Rawat
nap,layananOawat
arurat.,MedicalChec.k•
p, Pem bayaran Tagihan
iitra, Restituli., Layanan
e.LuarNe.geri,
e.konsilia.11)
Pengadaan
mpleme.ntasi
n,•est.ali.
enge.ndalian
danPelaporan
n,·estasi
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5377
Gambar 4 Value Chain Yakes Telkom
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5378
Business footprint diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
tujuan, sasaran dan unit organisasi yang saling berkaitan. Melalui business footprint diagram, dapat terlihat fokus
sasaran dari setiap bagian yang ada pada perusahaan. Berikut merupakan gambaran business footprint pada YAKES
TELKOM [6]:
Dan a Cu k u p
H in g g a tah u n
20 48
Pe m an faatan
Siste m
In fo rm asi y an g
r e altim e , re a
lib le ,
o n lin e
Im p le m e n tas i
YA K E S
O p e ra sio n al
M ap
M am p u
memenuhi
k e b u tu h a n
o p e ra sio n al
Ke te rse d iaa n
In fras tr u ktu r,
s aran a
p ra sar an a,
d an
k e si ste m an
YA K E S
k e se ra g am an
p e n g e n d al i an
p e lak san a an
k e rjasa m a
p e lay an an m itra
Pe n g e lo la an
d an
Pe n g e m b an g an
Dan a A s e t
YA K E S
M e n g e n d alikan
Dafta r O b a t
T e lko m
Pe n g e n d alian
Biaya
Pe n g o b atan
d an Claim Co st
s e su ai RKA
M e n jalan ka n
3 p ila r
k o n ve rg e n
RKA P y an g
te p at u n tu k
ar e a d a n
d ivis i
Im p le m e n tas i sis te m
d an p ro s e d u r
lo g istik d i se lu ru h ar
e a s e su a i d e n g an k
e b ijak an
Siste m O p e ra si d a n
Pro s e d u r p e lay an an
k e se h ata n b e rjalan
s e rag a m d i se tiap
ar e a d a n T PKK
Pe re n c a n aan ,
Pe n g e m b an g an ,
d an
Pe n g e lo la an
SDM
Gambar 5 Business Footprint Diagram Yakes Telkom
5.
Perancangan dan Analisis
Menghadapi perubahan kebijakan yang didasari oleh BPJS, Yakes Telkom melakukan beberapa perubahan
secara bertahap. Perubahan – perubahan tersebut membawa dampak terhadap proses bisnis umum yang ada di Yakes
Telkom. Berikut merupakan gambar perubahan proses bisnis umum Yakes Telkom setelah bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan.
A Divisi
YA KE S T E LKO M
investasi
Laporan
Hasil
Investasi
Divisi kepesertaan
Data
Peserta
Usulan
Rencana
Investasi
M e n g e lo la Dan a
A se t Ke se h atan
Dana
Vendor
HR Perusahaan Telkom
Barang
Tagihan Biaya
Pengobatan
kontrak PKS Mitra
Uang
Barang
kontrak PKS Mitra
Divisi YANDALKES
Medical Record
Medical
Record
Mitra
Data
Peserta
M e m b e rikan
Pe layan an
Ke se h atan
Premi
Klaim Medical
Record Data
Peserta
BPJS
Obat
Pengobatan
Uang
Hasil
Pemeriksaan
Gambar 6 Proses Bisnis Umum Yakes Telkom (Target)
Saat ini Yakes Telkom telah mendaftarkan seluruh peserta Yakes Telkom yang berjumlah 160.000 jiwa sebagai
peserta BPJS Kesehatan. Yakes Telkom yang sebelumnya telah memiliki proses bisnis terkait pendaftaran peserta
dan perubahan data, lalu melakukan perubahan proses bisnis sebagai pedoman pengajuan peserta baru dan perubahan
data peserta baru agar dapat langsung terkoordinasi dengan BPJS. Berikut merupakan perubahan proses bisnis yang
dilakukan oleh Yakes Telkom.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5379
HR Perusahaan Telkom
Pe ng aju an Me nja di
Pe sert a Y A KE S
Start
b ag i Pesert a B aru
•
Data
Membe rikan Karyawan dan
D at a
Ka rya wan /
Pe nsiu na n
B a ru
Staff BPJS
'
Manager Kepesertaan
Staff Kepesertaan
'
Staff Perbendaharaan
Men erima D a t a
Pensiunan
Baru
Kepesertaa
n
SIKA
V a lida si D at a
Valid?
TID AK
Men erima L
ap oran Pe na
mb ah an D at a
Men go lah d an
Memasukkan
D at a Pe sert a
YA
Catching
Mela po rkan
Pe na mb ah an
D at a
Mela po rkan
Pe na mb ah an
D at a
Men erima Kart u
B PJS
Pe ne rb it an Ka
rt u Pe sert a B
PJS
Kartu BPJS
Pegawai?
Men girimkan
Ka rt u Pe sert a /
B PJS ke H R
Pe ru sah aa n
End
Men girimkan
Ka rt u Pe sert a /
B PJS ke Man
ag er A rea
Gambar 7 Pengajuan Menjadi Peserta Yakes Telkom untuk Peserta Baru (Target)
•
Peserta
Start
Me la ku k a n
Pe ru b a h a n
•
•
HR Perusahaan Telkom
Me mb e rik a n
I n f o rma si
Pe ru b a h a n
Perubahan
D at a
p e ru b a h a n d a t a
Manager Kepesertaan
Staff Kepesertaan
Staff Perbendaharaan
Staff BPJS
Me n e rima I n s t ru ks i
Me n e rima
D at a
Data Peserta
TI D A K
Pe ru b a h a n
D at a
Pegawai?
•
YA
Perubahan Me n e rima B e rk a s
V a lid a si
Karena
Berhak FasilitK
ae
smatian?
Kesehatan?
Petugas
TI D A K
Me n g is i
F o rmu lir
Pe ru b a h a n
Me mb e rik a n
F o rmu lir
Pe ru b a h a n
D at a
D at a
Valid?
Catching
Pe n c a b u t a n
Ka rt u
Pe s e rt a
YA
Pe min d a h a n
Me d ica l
R e c o rd
Me la p o rk a n
D a t a Ke ma t ia n
Me mb e rik
an
I n s t ru k s i
Pe n c a b u t a n
Me d ica l R e c o rd
Me n e rima
F o rmu lir Pe
ru b a h a n D
at a
Me mb e rik a n
I n f o rma si Pe
ru b a h a n D a t
a
Ke ma t ia n
Ca sh Ou t
Me ru b a h D a t a
Pe s e rt a
me n ye ra h ka n
p e rmo h o n a n
p e ru b a h a n d a t a
Formulir Perubahan Data Peserta
Me mb u a t
me la p o rk a
B e rit a A c a ra
Pe ru b a h a n
D a t a Pe s e rt a
p e ru b a h a n
d at a
End
me n e rima
in f o rma s i
k e b ija k a n s e t e la h
p e ru b a h a n d a t a
p e ru b a h a n d a t a
p e s e rt a B PJ S
me mb e rik a n
in f o rma s i
k e b ija k a n
s e t e la h
p e ru b a h a n d a t a
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5380
Gambar 8 Perubahan Data (Target)
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5381
Terhitung sejak tanggal 1 April 2015, peserta Yakes Telkom telah dapat menikmati layanan yang diberikan
oleh BPJS. Tagihan premi seluruh peserta Yakes Telkom dibebankan kepada Yakes Telkom dengan besar Rp.
8.800.000.000 per bulan untuk seluruh peserta. Berikut merupakan konversi hak kelas untuk rawat inap bagi peserta
Yakes Telkom sesuai dengan premi yang dibayarkan:
Ben
Ben 1 dan Ben 2
Ben 3 dan Ben 4
Ben 5, Ben 6, dan Ben 7
Tabel 1 Konversi Hak Kelas untuk Rawat Inap
Layanan Yakes
Layanan Yakes Telkom setelah bekerjasama dengan BPJS
Telkom sebelumnya
Kelas VIP
VIP melalui perlakuan Cost Of Benefit, dengan sisa pembayarannya
dibayarkan oleh Yakes Telkom
Kelas 1
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 1
Langkah yang dilakukan oleh Yakes Telkom selanjutnya ialah mempelajari kebijakan yang dikeluarkan BPJS
terkiat administrasi klaim dan biaya pengobatan. Pemerintah memberlakukan biaya kesehatan semesta yang
digunakan sebagai dasar biaya pengobatan dan klaim BPJS. Biaya kesehatan semesta yang dimaksud, berpedoman pada
tarif INA CBG’s. setelah mempelajari semua administrasi klaim dan kebijakan pengobatan, maka dibuatlah kebijakankebijakan baru yang dapat menyelaraskan antara kebijakan yang sudah ada sebelumnya dengan kebijakan Yakes
Telkom. Kemudian disusunlah proses bisnis - proses bisnis baru sebagai pedoman memberikan pelayan kesehatan
untuk peserta BPJS.
Berikut merupakan proses bisnis – proses bisnis tambahan untuk melayani peserta BPJS.
•
Pe laya na n rawa t
ja lan t ing kat p ert
a ma u nt uk p
esert a B PJS
Peserta
Start
men da t a ng i
f askes
•
•
Petugas
men ge ce k
d at a p
esert a
men yiap ka n id
en t it as p esert
a B PJS d an
kele ng kap an
b erka s la in
Peserta
Start
Pe laya na n t ing ka t
la nju t a n un t u k
p es ert a B PJ S
Dokter
Staff BPJS
Petugas
men da t a ng i
f as k es
mela ku kan p
emeriksa an
men ge ce k d at a
p es ert a
tindakan?
membe rikan
resep
p emeriksa an
p en un jan g
d asar
mela ku kan
p emeriksa an
p en un jan g
d asar
kon sult asi
h asil
p en un jan g
p emeriksa an
la nju t a n
rawa t ina p
p en erbit an
surat
ruju ka n
Pe layana n
R awa t I na p
u nt uk
p esert a
B PJS
Peserta BPJS?
men yiap ka n
Pe laya na n
t ing ka t
la nju t a n
u nt uk pe se rt a
B PJS
End
id en t it as
p es ert a B PJ S ,
s urat ru juk an
d an
k ele ng k ap an
b erka s la in
Tidak
Ya
p en erbit an
s urat elig ibilit as
p es ert a
L eg ais as i
s urat
e ligib lit a s
p es ert a
p embe ria n
p ela ya n an
k es e ha t a n
s es u ai ind ik as i
med is
End
Gambar 9 Pelayanan Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama untuk Peserta BPJS
Gambar 10 Pelayanan Tingkat Lanjutan untuk Peserta BPJS
ISSN : 2355-9365
Peserta
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5382
Prose du r Pe laya na n
A mbu lan
Peserta
Pe laya na n R awa t
Staff BPJS
Petugas
Start
I na p un t u k p ese rt a
B PJS
Start
..Petugas
men da t a ng i
f askes
Provider Ambulan
men ge ce k
d at a p
esert a
Dokter
mela ku kan p
emeriksa an
Ya
men ge ce k d at a
p esert a
men da t a ng i
f askes
Tidak
Sesuai?
men yiap ka n
id en t it a s pe se rt a
men erima in f o rmasi
keb ut u h an ambu lan
B PJS da n
kele ng kap an
b erka s la in
peserta BPJS?
men yiap ka n id
en t it as p esert
a B PJS d an
kele ng kap an
b erka s la in
Ya
Ya
Tidak
Faskes memilik
layanan rawat
Ya
inap?
D it e rb it ka n
S u ra t Pe rin
tah
R awa t I na p
d iru juk ke Faskes
t ing ka t 1 ya ng
memiliki la yan an
rawa t ina p
men yaran ka n
rawa t ina p
mela ku kan
p en go ba t a n ke
F a ske s p rimer at au
ambulTidak
tersedia?
Ya
Faskes
Tidak
mempunyai
ambulan?
F a ske s la nju t a n
membe rikan
p ela ya n an
a mb u la n
membu t u hkan
a mb u la n saa t
p en go ba t a n
mela ku kan
rawa t ina p
Tidak
men gh u b u n gi
p ro vide r
p ela ya n an
a mb u la n ya n g
b ekerjasa ma
d en ga n B PJS
Ke seh at an
men gkomu n ik
a sika n
d en ga n pih ak
R Sanda n B PJS
kese ha t a n
men girimkan un it
a mu lan se su ai
keb ut u h an
membe rikan
p ela ya n an
a mb u la n
Pe laya na n t ing ka t
la nju t a n un t u k p
esert a B PJS
End
men erima
in f o rmasi
keb ut u h an
a mb u la n
men ca ri d an
men yed iakan
f asilit a s
a mb u la n
Sembuh?
Ya
Tidak
men girimkan
u nit a mu lan
sesu ai
keb ut u h an
End
Gambar 11 Pelayanan Rawat Inap untuk Peserta BPJS
Gambar 12 Prosedur Pelayanan Ambulan
Setelah semua proses bisnis untuk melayani peserta BPJS telah dibuat. Lalu Yakes Telkom membuat proses
bisnis sebagai pedoman mengajukan klaim ke BPJS. Berikut merupakan proses bisnis pengajuan klaim pengobatan
ke BPJS.
Pe n a g ih a n Kla im ke
B PJ S
...Start
Staff Tansdalkug
Kepala Bidang Keuangan
Clo sin g d a n
L a p o ra n
Ke u a n g a n
Laporan
Keuangan
Yake s
me n e rima
la p o ra n
k eu an g a n
Staff BPJS
Staff Perbendaharaan
Me mb u a t s u ra t
t a g ih a n k e p a d a
B PJ S a t a s
t a g ih a n k la im
b e rd a sa rk a n h a s il
k o n f irma s i
me me riks a t o t a l
t a g ih a n k a lim k e
B PJ S
Me n g a ju k a n
t a g ih a n k la im k e
B PJ S
Ko n f irma s i t o t a l
ju mla h k la im ya
n g h a ru s
d ib a ya rka n
B PJ S
Me n e rima
h a s il
p e mb a ya ra n
k la im
Surat
T agihan
Klaim
Pe mb a ya ra n
t a g ih a n k la im
Pembayaran
Klaim
End
Gambar 13 Penagihan Klaim ke BPJS
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan ialah integrasi sistem yang berjalan di Yakes Telkom dan BPJS, serta
teknologi pendukung agar integrasi dapat berjalan dengan baik.
6. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil rancangan dan anlisis bisnis yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan keselarasan
kerjasama antara Yakes Telkom dan BPJS Kesehatan dapat terjadi dengan adanya penambahan stakeholder staf
BPJS, dan juga perubahan dan penambahan proses bisnis serta data yang dihasilkan maupun digunakan. Perubahan
proses bisnis yang dimaksud diantaranya, pengajuan menjadi peserta baru Yakes Telkom dan perubahan data
peserta, dan penambahan proses bisnis yang ada diantaranya rawat jalan tingkat pertama untuk peserta BPJS, rawat
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5383
jalan tingkat lanjut untuk peserta BPJS, rawat inap untuk peserta BPJS, peminjaman dan penjaminan ambulan dan
penagihan klaim.
Berikut merupakan saran-saran berdasarkan hasil rancangan dan analisis yang dilakukan sebelumnya:
1. Meskipun nantinya Yakes Telkom sudah menjadi mitra dari BPJS Kesehatan, diharapkan tidak ada penurunan
mutu pelayanan Yakes Telkom, khususnya untuk peserta Yakes Telkom.
2. Diperlukan pengaturan kebijakan baru dan kerjasama secara hukum dengan pihak BPJS untuk
mengimplementasikan rancangan yang telah ada.
3. Dalam implementasi kebijakan dan proses bisnis baru terkait BPJS, diperlukan monitoring dan evaluasi agar
rancangan yang dibuat dapat berjalan stabil.
4. Untuk penelitian selanjutnya, dibutuhkan perancangan sumber daya dan tata kelola untuk mendukung
implementasi arsitektur enterprise yang telah dibuat.
Daftar Pustaka:
[1] Republik Indonesia, Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Jakarta:
Sekretariat Negara, 2011.
[2] Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Rumah Sakit Indonesia. 2015.Tantangan Ganda Tahun 2015 Bagi
Praktisi Kesehatan Indonesia.
[3] Bernard A, S. 2005. An Introduction Enterprise Architecture.Second Edition. Bloomington, IN, United States of
America.
[4] Group, T. O. (2011). The Open Group Architecture Framework.
[5] IBM. 2013, Januari 01. Introduction to TOGAF. Retrieved Oktober 11, 2014, from IBM Knowledge Center:
http://www01.ibm.com/support/knowledgecenter/SS6RBX_11.4.2/com.ibm.sa.togaf9.doc/topics/c_Introduction_to_TOGAF
.html
[6] Telkom, Y. 2012. Rencana Manajerial Kerja. Bandung.
[7] Ward, J., & Peppard, J. (2002). Startegic Planning for Information System. United Kingdom: John Wiley & Sons,
LTD.
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5373
PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE YAKES TELKOM
PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK
TOGAF ADM
ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN AND ANALYSIS OF YAKES TELKOM IN
BUSINESS ARCHITECTURE DOMAIN USING TOGAF ADM FRAMEWORK
1
Ratih Cintya Lestari, 2Mochamad Teguh Kurniawan, 3Rahmat Mulyana
1,2,3
1
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
[email protected], [email protected],
3
[email protected]
Abstrak
Kebijakan pemerintah terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi tantangan baru bagi
praktisi kesehatan yang ada di Indonesia. Organisasi layanan kesehatan harus mempunyai rancangan
strategis baru yang dapat menyelaraskan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi sesuai dengan
kebutuhan BPJS. Penyelarasan strategi bisnis dan strategi teknologi informasi dapat dilakukan dengan
metode arsitektur enterprise. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu
framework yang dapat manjadi pedoman pembuatan arsitektur enterprise. Dalam penelitian ini akan dibahas
strategi bisnis Yakes Telkom dalam menghadapi tantangan kebijakan BPJS. Fase-fase dalam TOGAFyang
dibahas ialah fase preliminary, architecture vision dan arsitektur bisnis. Melalui TOGAF, dapat dihasilkan
blueprint arsitektur bisnis, blueprint arsitektur sistem informasi dan blueprint arsitektur teknologi sebagai
rancangan roadmap kerjasama antara organisai kesehatan (yang dalam penelitian ini mengambil studi kasus
Yakes Telkom) dengan BPJS.
Kata Kunci: arsitektur enterprise, blueprint, arsitektur bisnis, TOGAF, BPJS, Yakes Telkom.
Abstract
Government policy related to Social Security Agency (BPJS) becomes a new challenge for health practitioners
in Indonesia. Healthcare organizations must have a new strategic plan that will be able to align business
strategy and information technology strategy with the needs of BPJS. The Open Group Architecture Framework
(TOGAF) is a framework that can be used as guidelines to establish an enterprise architecture. This study will
be discussed business strategy of Yakes to align with BPJS policy challenges. TOGAF Phases covered are
preliminary phase, architecture vision and business architecture. By using TOGAF, it can produce
blueprint business architecture, information systems architecture and technology architecture as the design
roadmap of enterprise between health organizations with BPJS , in which this research takes the Yakes
Telkom as case study.
Keyword: enterprise architecture, blueprint, business architecture, TOGAF, BPJS, Yakes Telkom.
1. Pendahuluan
Kebijakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) [1] terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
memberikan dampak untuk semua perusahaan di seluruh Indonesia, khususnya layanan kesehatan. Praktisi layanan
kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan proses pembelajaran dan mencari ilmu untuk mempersiapkan diri
bergabung dengan BPJS [2].
Seiring dengan bergabungnya BPJS dengan layanan kesehatan, maka layanan kesehatan tersebut akan
mengalami banyak perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan oleh
BPJS. Perubahan ini mencakup perubahan bisnis dan perubahan infrastruktur (sistem informasi dan teknologi). Salah
satu layanan kesehatan yang sedang mempersiapkan diri ialah Yakes Telkom.
Pada awalnya, Yakes Telkom dibangun hanya unuk melayani kesehatan pegawai Telkom dan keluarganya,
serta pensiunan Telkom dan keluarganya. Namun dengan diterbitkannya kebijakan SJSN yang baru terkait BPJS,
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5374
klinik-klinik yang dimiliki oleh Yakes Telkom diharuskan dapat melayani peserta BPJS. Hal ini yang menjadi tantangan
bagi Yakes Telkom agar dapat melakukan perubahan dan menghindari adanya masalah besar yang terjadi di kemudian
hari. Perubahan tersebut membutuhkan perencanaan sistem secara menyeluruh dari berbagai aspek. Perencanaan sistem
secara menyeluruh tersebut dapat dilakukan dengan metode arsitektur enterprise (enterprise architecture).
Penelitian ini bertujuan merancang dan menganalisis kebutuhuan-kebutuhan, khususnya dari segi bisnis, yang
nantinya dibutuhkan oleh Yakes Telkom saat bekerja sama dengan BPJS. Berdasarkan kebutuhan tersebut,, maka
akan dibuat rancangan blueprint arsitektur bisnis yang dapat dijadikan pedoman dalam implementasi kebijakan
BPJS.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture)
Enterprise Architecture adalah suatu profesi dan praktek manajaemen yang didedikasikan untuk meningkatkan
kinerja suatu enterprise dengan cara membuat enterprise tersebut mampu secara keseluruhan, mengintegrasikan
strategi praktek-praktek bisnisnya, alur-alur informasinya dan sumber daya teknologinya.[3]
2.2. The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
TOGAF digunakan untuk mengembangkan arsitektur perusahan, dan menyediakan metode dan tools yang
detail untuk implementasi, hal tersebut yang menjadi pembeda TOGAF dengan framework EA lainnya. Selain itu
TOGAF juga bersifat open source. [4]
TOGAF Architecture Development Method (ADM) yang dikeluarkan oleh The Open Group pada tahun 2009,
TOGAF menyediakan proses-proses untuk membangun arsitektur yang mencakup pembangunan framework
arsitektur, pengembangan konten arsitektur, transisi, and pengaturan/pengendalian terhadap realisasi arsitektur[4].
PRELIMINARY
A.
ARCHITECTURE
VISION
F.
ARCHITECTURE
CHANGE
MANAGEMENT
G.
IMPLEMENTATION
GOVERNANCE
B. BUSINESS
ARCHITECTURE
C.
INFORMATION
SYSTEM
ARCHITECTURE
Requirements
Management
F.
MIGRATION
PLANNING
D.
TECHNOLOGY
ARCHITECTURE
E. OPPORTUNITY
& SOKUTION
Gambar 1 Fase-fase TOGAF [5]
Adapun penjelasan mengenai fase-fase dalam ADM adalah sebagai berikut:
a. The preliminary phase, menjelaskan tahap persiapan dan inisiasi aktivitas-aktivitas yang harus dipersiapkan
untuk memenuhi tujuan bisnis.
b. Phase A: architecture vision, menggambarkan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur.
c. Phase B: business architecture, menggambarkan pengembangan arsitektur bisnis (business architecture),
arsitektur bisnis saat ini,dan identifikasi model bisnis atau aktivitas bisnis untuk mendukung architecture
vision yang telah disetujui sebelumnya.
d. Phase C: information system architectures, fase ini menggambarkan pengembangan arsitektur sistem
informasi untuk suatu proyek arsitektur.
e. Phase D: technology architecture, menggambarkan pengembangan arsitektur teknologi, mulai dari kandidat
teknologi yang diperlukan seperti hardware dan software, serta ditambah alternatif yang diperlukan dalam
pemilihan teknologi.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5375
f. Phase E: opportunities & solutions, fase ini memberikan informasi manfaat-manfaat yang diperoleh dari
enterprise architecture untuk dijadikan dasar pemilihan dan penentuan arsitektur yang akan diimplementasi.
g. Phase F: migration planning, menunjuk pada formulasi sekumpulan tahapan untuk penilaian dan keputusan
terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi disertai dengan rencana implementasi dan
rencana migrasi.
h. Phase G: implementation governance, penyusunan pelaksanaan tata kelola implementasi terkait tatakelola
organisasi dan tatakelola teknologi informasi.
i. Phase H: architecture change management, membuat prosedur untuk mengelola perpindahan/perubahan ke
arsitektur yang baru.
j. Requirements management, proses untuk mengelola kebutuhan arsitektur selama siklus ADM.
2.3. Arsitektur Bisnis
Pada arsitektur bisnis terdapat content metamodel yang berguna untuk mnegelompokkan building blockbuilding block berdasarkan karakteristiknya dan keterhubungan antar satu building block dengan yang lainnya.
Berikut merupakan gamabaran dari content metamodel pada arsitektur bisnis.
BUSINESS ARCHITECTURE
Mo1ivation
;;.;;;m;; A
;;.;;;;;, A
I
Organization
Organization Unit
Function
Functson
Process
Actor
Gambar 2 Content Metamodel [4]
3.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder sebagai dasar analisis dan perancangan. Langkah
langkah yang dilakukan diantaranya inisiasi perencanaan, identifikasi masalah yang menghasilkan rumusan masalah
dan batasan masalah. Kemudian dilakukan pengumpulan data terkait rumusan masalah. Pengumpulan data dilakukan
dengan dua cara, yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Selanjutnya dilakukan penggambaran arsitektur bisnis
Yakes Telkom untuk dijadikan landasan analisis perancanan target.Keluaran dari penelitian ini ialah blueprint
arsitektur bisnis target bagi Yakes Telkom. Berikut merupakan gambaran sistematika penelitian yang dilakukan:
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5376
Fase
Preliminary
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
- Buku
- Paper
- Artikel
- Website
Perumusan Masalah
Identifikasi Prinsip
Arsitektur
Studi Lapangan
- wawancara
- observasi
- rencana strategi
perusahaan
Pembatasan Masalah
Identifikasi Visi Misi
Perusahaan
Perancangan
Arsitektur
TIDAK
Identifikasi
Stakeholder dan Key
Concern (Issue)
Verifikasi dan
Validasi
YA
Perancangan Visi
Arsitektur
Identifikasi
Kebutuhan
Memilih model
bisnis yng sesuai
dengan kebutuhan
Menentukan
artifak yang akan
dibuat
Merancang
Arsitektur
Baseline
Merancang
Arsitektur Target
TIDAK
Membuat Analisis
GAP
Verifikasi dan
Validasi
YA
Pelaporan
Bluperint
Arsitektur
Kesimpulan dan Saran
Pembuatan Kesimpulan
dan Saran
Gambar 3. Sistematika Penelitian
4.
Arsitektur Bisnis Yakes Telkom
Yakes Telkom merupakan layanan kesehatan yang diperuntukan bagi karyawan Telkom dan keluarganya, serta
pensiunan Telkom dan keluarganya. Saat ini Yakes Telkom mempunyai total peserta 160.000 jiwa yang berasal dari
8 perusahaan besar, diantaranya PT. Telkom, PT. Graha Sarana Duta (GSD), PT. Sigma, PT. Telkom Indonesia
Internasional (TII), PT. Patrakom, PT. Daya Mitra, PT. Dana Pensiun (Dapen) [6].
Dengan visi menjadi Organisasi pengelola dana yang mandiri dan terpercaya untuk memlihara kesehatan
karyawan dan keluarga seta pensiunan dan keluarga Telkom, maka Yakes Telkom mulai merancang rencana -rencana
untuk mewujudkan visi tersebut. Salah satunya ialah dengan menargetkan kemandirian Yakes Telkom pada tahun
2016, seperti yang dituangkan dalam rencana jangka panjang Yakes Telkom 2012-2016 [6].
Saat ini, Yakes Telkom telah memiliki delapan area sebagai salah satu langkah mewujudkan visi melayan i
kesehatan peserta Yakes. Area-area tersebut diataranya Area I Sumatera, Area II Jakarta, Area III Jawa Barat, Area
IV Jawa Tengah, Area V Jawa Timur, Area VI Kalimantan, dan Area VII Kepulauan. Selain itu, Yakes Telkom
sendiri telah memiliki 15 klinik yang tersebar di berbagai kota [6].
Dengan menggunakan Value Chain Porter [7], aktivitas-aktivitas kunci maupun aktivitas –aktivitas pendukung
serta tujuan utama dari Yakes Telkom. Berikut merupakan value chain dari Yakes Telkom:
Sumbe:rDaya :\ianusia (.Administn.sipe:gawai.K.ine:tja & K.ompe:te:ns)
K.euangan (Anggaran. Pajak dan Pe:rbendaharaan)
Sistem Inform alt
Se:k:re:tariat danlegal(K.ese:kre:tariatan dan Pe:rikamn)
epese:.rtaan
111.bou.nd
e.nge.lolaan
·�
ayanan dan
Operaslonal
Outbond
larketlna and
Serdu
danAset
e.ngendalianKesehatan
JTP, RJTL, Rawat
nap,layananOawat
arurat.,MedicalChec.k•
p, Pem bayaran Tagihan
iitra, Restituli., Layanan
e.LuarNe.geri,
e.konsilia.11)
Pengadaan
mpleme.ntasi
n,•est.ali.
enge.ndalian
danPelaporan
n,·estasi
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5377
Gambar 4 Value Chain Yakes Telkom
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5378
Business footprint diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
tujuan, sasaran dan unit organisasi yang saling berkaitan. Melalui business footprint diagram, dapat terlihat fokus
sasaran dari setiap bagian yang ada pada perusahaan. Berikut merupakan gambaran business footprint pada YAKES
TELKOM [6]:
Dan a Cu k u p
H in g g a tah u n
20 48
Pe m an faatan
Siste m
In fo rm asi y an g
r e altim e , re a
lib le ,
o n lin e
Im p le m e n tas i
YA K E S
O p e ra sio n al
M ap
M am p u
memenuhi
k e b u tu h a n
o p e ra sio n al
Ke te rse d iaa n
In fras tr u ktu r,
s aran a
p ra sar an a,
d an
k e si ste m an
YA K E S
k e se ra g am an
p e n g e n d al i an
p e lak san a an
k e rjasa m a
p e lay an an m itra
Pe n g e lo la an
d an
Pe n g e m b an g an
Dan a A s e t
YA K E S
M e n g e n d alikan
Dafta r O b a t
T e lko m
Pe n g e n d alian
Biaya
Pe n g o b atan
d an Claim Co st
s e su ai RKA
M e n jalan ka n
3 p ila r
k o n ve rg e n
RKA P y an g
te p at u n tu k
ar e a d a n
d ivis i
Im p le m e n tas i sis te m
d an p ro s e d u r
lo g istik d i se lu ru h ar
e a s e su a i d e n g an k
e b ijak an
Siste m O p e ra si d a n
Pro s e d u r p e lay an an
k e se h ata n b e rjalan
s e rag a m d i se tiap
ar e a d a n T PKK
Pe re n c a n aan ,
Pe n g e m b an g an ,
d an
Pe n g e lo la an
SDM
Gambar 5 Business Footprint Diagram Yakes Telkom
5.
Perancangan dan Analisis
Menghadapi perubahan kebijakan yang didasari oleh BPJS, Yakes Telkom melakukan beberapa perubahan
secara bertahap. Perubahan – perubahan tersebut membawa dampak terhadap proses bisnis umum yang ada di Yakes
Telkom. Berikut merupakan gambar perubahan proses bisnis umum Yakes Telkom setelah bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan.
A Divisi
YA KE S T E LKO M
investasi
Laporan
Hasil
Investasi
Divisi kepesertaan
Data
Peserta
Usulan
Rencana
Investasi
M e n g e lo la Dan a
A se t Ke se h atan
Dana
Vendor
HR Perusahaan Telkom
Barang
Tagihan Biaya
Pengobatan
kontrak PKS Mitra
Uang
Barang
kontrak PKS Mitra
Divisi YANDALKES
Medical Record
Medical
Record
Mitra
Data
Peserta
M e m b e rikan
Pe layan an
Ke se h atan
Premi
Klaim Medical
Record Data
Peserta
BPJS
Obat
Pengobatan
Uang
Hasil
Pemeriksaan
Gambar 6 Proses Bisnis Umum Yakes Telkom (Target)
Saat ini Yakes Telkom telah mendaftarkan seluruh peserta Yakes Telkom yang berjumlah 160.000 jiwa sebagai
peserta BPJS Kesehatan. Yakes Telkom yang sebelumnya telah memiliki proses bisnis terkait pendaftaran peserta
dan perubahan data, lalu melakukan perubahan proses bisnis sebagai pedoman pengajuan peserta baru dan perubahan
data peserta baru agar dapat langsung terkoordinasi dengan BPJS. Berikut merupakan perubahan proses bisnis yang
dilakukan oleh Yakes Telkom.
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5379
HR Perusahaan Telkom
Pe ng aju an Me nja di
Pe sert a Y A KE S
Start
b ag i Pesert a B aru
•
Data
Membe rikan Karyawan dan
D at a
Ka rya wan /
Pe nsiu na n
B a ru
Staff BPJS
'
Manager Kepesertaan
Staff Kepesertaan
'
Staff Perbendaharaan
Men erima D a t a
Pensiunan
Baru
Kepesertaa
n
SIKA
V a lida si D at a
Valid?
TID AK
Men erima L
ap oran Pe na
mb ah an D at a
Men go lah d an
Memasukkan
D at a Pe sert a
YA
Catching
Mela po rkan
Pe na mb ah an
D at a
Mela po rkan
Pe na mb ah an
D at a
Men erima Kart u
B PJS
Pe ne rb it an Ka
rt u Pe sert a B
PJS
Kartu BPJS
Pegawai?
Men girimkan
Ka rt u Pe sert a /
B PJS ke H R
Pe ru sah aa n
End
Men girimkan
Ka rt u Pe sert a /
B PJS ke Man
ag er A rea
Gambar 7 Pengajuan Menjadi Peserta Yakes Telkom untuk Peserta Baru (Target)
•
Peserta
Start
Me la ku k a n
Pe ru b a h a n
•
•
HR Perusahaan Telkom
Me mb e rik a n
I n f o rma si
Pe ru b a h a n
Perubahan
D at a
p e ru b a h a n d a t a
Manager Kepesertaan
Staff Kepesertaan
Staff Perbendaharaan
Staff BPJS
Me n e rima I n s t ru ks i
Me n e rima
D at a
Data Peserta
TI D A K
Pe ru b a h a n
D at a
Pegawai?
•
YA
Perubahan Me n e rima B e rk a s
V a lid a si
Karena
Berhak FasilitK
ae
smatian?
Kesehatan?
Petugas
TI D A K
Me n g is i
F o rmu lir
Pe ru b a h a n
Me mb e rik a n
F o rmu lir
Pe ru b a h a n
D at a
D at a
Valid?
Catching
Pe n c a b u t a n
Ka rt u
Pe s e rt a
YA
Pe min d a h a n
Me d ica l
R e c o rd
Me la p o rk a n
D a t a Ke ma t ia n
Me mb e rik
an
I n s t ru k s i
Pe n c a b u t a n
Me d ica l R e c o rd
Me n e rima
F o rmu lir Pe
ru b a h a n D
at a
Me mb e rik a n
I n f o rma si Pe
ru b a h a n D a t
a
Ke ma t ia n
Ca sh Ou t
Me ru b a h D a t a
Pe s e rt a
me n ye ra h ka n
p e rmo h o n a n
p e ru b a h a n d a t a
Formulir Perubahan Data Peserta
Me mb u a t
me la p o rk a
B e rit a A c a ra
Pe ru b a h a n
D a t a Pe s e rt a
p e ru b a h a n
d at a
End
me n e rima
in f o rma s i
k e b ija k a n s e t e la h
p e ru b a h a n d a t a
p e ru b a h a n d a t a
p e s e rt a B PJ S
me mb e rik a n
in f o rma s i
k e b ija k a n
s e t e la h
p e ru b a h a n d a t a
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5380
Gambar 8 Perubahan Data (Target)
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5381
Terhitung sejak tanggal 1 April 2015, peserta Yakes Telkom telah dapat menikmati layanan yang diberikan
oleh BPJS. Tagihan premi seluruh peserta Yakes Telkom dibebankan kepada Yakes Telkom dengan besar Rp.
8.800.000.000 per bulan untuk seluruh peserta. Berikut merupakan konversi hak kelas untuk rawat inap bagi peserta
Yakes Telkom sesuai dengan premi yang dibayarkan:
Ben
Ben 1 dan Ben 2
Ben 3 dan Ben 4
Ben 5, Ben 6, dan Ben 7
Tabel 1 Konversi Hak Kelas untuk Rawat Inap
Layanan Yakes
Layanan Yakes Telkom setelah bekerjasama dengan BPJS
Telkom sebelumnya
Kelas VIP
VIP melalui perlakuan Cost Of Benefit, dengan sisa pembayarannya
dibayarkan oleh Yakes Telkom
Kelas 1
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 1
Langkah yang dilakukan oleh Yakes Telkom selanjutnya ialah mempelajari kebijakan yang dikeluarkan BPJS
terkiat administrasi klaim dan biaya pengobatan. Pemerintah memberlakukan biaya kesehatan semesta yang
digunakan sebagai dasar biaya pengobatan dan klaim BPJS. Biaya kesehatan semesta yang dimaksud, berpedoman pada
tarif INA CBG’s. setelah mempelajari semua administrasi klaim dan kebijakan pengobatan, maka dibuatlah kebijakankebijakan baru yang dapat menyelaraskan antara kebijakan yang sudah ada sebelumnya dengan kebijakan Yakes
Telkom. Kemudian disusunlah proses bisnis - proses bisnis baru sebagai pedoman memberikan pelayan kesehatan
untuk peserta BPJS.
Berikut merupakan proses bisnis – proses bisnis tambahan untuk melayani peserta BPJS.
•
Pe laya na n rawa t
ja lan t ing kat p ert
a ma u nt uk p
esert a B PJS
Peserta
Start
men da t a ng i
f askes
•
•
Petugas
men ge ce k
d at a p
esert a
men yiap ka n id
en t it as p esert
a B PJS d an
kele ng kap an
b erka s la in
Peserta
Start
Pe laya na n t ing ka t
la nju t a n un t u k
p es ert a B PJ S
Dokter
Staff BPJS
Petugas
men da t a ng i
f as k es
mela ku kan p
emeriksa an
men ge ce k d at a
p es ert a
tindakan?
membe rikan
resep
p emeriksa an
p en un jan g
d asar
mela ku kan
p emeriksa an
p en un jan g
d asar
kon sult asi
h asil
p en un jan g
p emeriksa an
la nju t a n
rawa t ina p
p en erbit an
surat
ruju ka n
Pe layana n
R awa t I na p
u nt uk
p esert a
B PJS
Peserta BPJS?
men yiap ka n
Pe laya na n
t ing ka t
la nju t a n
u nt uk pe se rt a
B PJS
End
id en t it as
p es ert a B PJ S ,
s urat ru juk an
d an
k ele ng k ap an
b erka s la in
Tidak
Ya
p en erbit an
s urat elig ibilit as
p es ert a
L eg ais as i
s urat
e ligib lit a s
p es ert a
p embe ria n
p ela ya n an
k es e ha t a n
s es u ai ind ik as i
med is
End
Gambar 9 Pelayanan Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama untuk Peserta BPJS
Gambar 10 Pelayanan Tingkat Lanjutan untuk Peserta BPJS
ISSN : 2355-9365
Peserta
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5382
Prose du r Pe laya na n
A mbu lan
Peserta
Pe laya na n R awa t
Staff BPJS
Petugas
Start
I na p un t u k p ese rt a
B PJS
Start
..Petugas
men da t a ng i
f askes
Provider Ambulan
men ge ce k
d at a p
esert a
Dokter
mela ku kan p
emeriksa an
Ya
men ge ce k d at a
p esert a
men da t a ng i
f askes
Tidak
Sesuai?
men yiap ka n
id en t it a s pe se rt a
men erima in f o rmasi
keb ut u h an ambu lan
B PJS da n
kele ng kap an
b erka s la in
peserta BPJS?
men yiap ka n id
en t it as p esert
a B PJS d an
kele ng kap an
b erka s la in
Ya
Ya
Tidak
Faskes memilik
layanan rawat
Ya
inap?
D it e rb it ka n
S u ra t Pe rin
tah
R awa t I na p
d iru juk ke Faskes
t ing ka t 1 ya ng
memiliki la yan an
rawa t ina p
men yaran ka n
rawa t ina p
mela ku kan
p en go ba t a n ke
F a ske s p rimer at au
ambulTidak
tersedia?
Ya
Faskes
Tidak
mempunyai
ambulan?
F a ske s la nju t a n
membe rikan
p ela ya n an
a mb u la n
membu t u hkan
a mb u la n saa t
p en go ba t a n
mela ku kan
rawa t ina p
Tidak
men gh u b u n gi
p ro vide r
p ela ya n an
a mb u la n ya n g
b ekerjasa ma
d en ga n B PJS
Ke seh at an
men gkomu n ik
a sika n
d en ga n pih ak
R Sanda n B PJS
kese ha t a n
men girimkan un it
a mu lan se su ai
keb ut u h an
membe rikan
p ela ya n an
a mb u la n
Pe laya na n t ing ka t
la nju t a n un t u k p
esert a B PJS
End
men erima
in f o rmasi
keb ut u h an
a mb u la n
men ca ri d an
men yed iakan
f asilit a s
a mb u la n
Sembuh?
Ya
Tidak
men girimkan
u nit a mu lan
sesu ai
keb ut u h an
End
Gambar 11 Pelayanan Rawat Inap untuk Peserta BPJS
Gambar 12 Prosedur Pelayanan Ambulan
Setelah semua proses bisnis untuk melayani peserta BPJS telah dibuat. Lalu Yakes Telkom membuat proses
bisnis sebagai pedoman mengajukan klaim ke BPJS. Berikut merupakan proses bisnis pengajuan klaim pengobatan
ke BPJS.
Pe n a g ih a n Kla im ke
B PJ S
...Start
Staff Tansdalkug
Kepala Bidang Keuangan
Clo sin g d a n
L a p o ra n
Ke u a n g a n
Laporan
Keuangan
Yake s
me n e rima
la p o ra n
k eu an g a n
Staff BPJS
Staff Perbendaharaan
Me mb u a t s u ra t
t a g ih a n k e p a d a
B PJ S a t a s
t a g ih a n k la im
b e rd a sa rk a n h a s il
k o n f irma s i
me me riks a t o t a l
t a g ih a n k a lim k e
B PJ S
Me n g a ju k a n
t a g ih a n k la im k e
B PJ S
Ko n f irma s i t o t a l
ju mla h k la im ya
n g h a ru s
d ib a ya rka n
B PJ S
Me n e rima
h a s il
p e mb a ya ra n
k la im
Surat
T agihan
Klaim
Pe mb a ya ra n
t a g ih a n k la im
Pembayaran
Klaim
End
Gambar 13 Penagihan Klaim ke BPJS
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan ialah integrasi sistem yang berjalan di Yakes Telkom dan BPJS, serta
teknologi pendukung agar integrasi dapat berjalan dengan baik.
6. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil rancangan dan anlisis bisnis yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan keselarasan
kerjasama antara Yakes Telkom dan BPJS Kesehatan dapat terjadi dengan adanya penambahan stakeholder staf
BPJS, dan juga perubahan dan penambahan proses bisnis serta data yang dihasilkan maupun digunakan. Perubahan
proses bisnis yang dimaksud diantaranya, pengajuan menjadi peserta baru Yakes Telkom dan perubahan data
peserta, dan penambahan proses bisnis yang ada diantaranya rawat jalan tingkat pertama untuk peserta BPJS, rawat
ISSN : 2355-9365
e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 | Page 5383
jalan tingkat lanjut untuk peserta BPJS, rawat inap untuk peserta BPJS, peminjaman dan penjaminan ambulan dan
penagihan klaim.
Berikut merupakan saran-saran berdasarkan hasil rancangan dan analisis yang dilakukan sebelumnya:
1. Meskipun nantinya Yakes Telkom sudah menjadi mitra dari BPJS Kesehatan, diharapkan tidak ada penurunan
mutu pelayanan Yakes Telkom, khususnya untuk peserta Yakes Telkom.
2. Diperlukan pengaturan kebijakan baru dan kerjasama secara hukum dengan pihak BPJS untuk
mengimplementasikan rancangan yang telah ada.
3. Dalam implementasi kebijakan dan proses bisnis baru terkait BPJS, diperlukan monitoring dan evaluasi agar
rancangan yang dibuat dapat berjalan stabil.
4. Untuk penelitian selanjutnya, dibutuhkan perancangan sumber daya dan tata kelola untuk mendukung
implementasi arsitektur enterprise yang telah dibuat.
Daftar Pustaka:
[1] Republik Indonesia, Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Jakarta:
Sekretariat Negara, 2011.
[2] Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Rumah Sakit Indonesia. 2015.Tantangan Ganda Tahun 2015 Bagi
Praktisi Kesehatan Indonesia.
[3] Bernard A, S. 2005. An Introduction Enterprise Architecture.Second Edition. Bloomington, IN, United States of
America.
[4] Group, T. O. (2011). The Open Group Architecture Framework.
[5] IBM. 2013, Januari 01. Introduction to TOGAF. Retrieved Oktober 11, 2014, from IBM Knowledge Center:
http://www01.ibm.com/support/knowledgecenter/SS6RBX_11.4.2/com.ibm.sa.togaf9.doc/topics/c_Introduction_to_TOGAF
.html
[6] Telkom, Y. 2012. Rencana Manajerial Kerja. Bandung.
[7] Ward, J., & Peppard, J. (2002). Startegic Planning for Information System. United Kingdom: John Wiley & Sons,
LTD.