9
3.2.2 Fase Operasi
a. Setelah tahapan preoperasi selesai, hewan kemudian dibaringkan diatas meja operasi dengan posisi dorsal recumbency.
b. Selanjutnya tindakan yang dilakukan adalah menginsisi kulit pada bagian cranial preputium agar preputium dapat ditarik hingga ke bagian caudal
penis sehingga bagian caudal penis yang berisi massa tumor dapat terlihat dan mudah untuk dieksisi.
c. Setelah itu masa tumor yang berada di bagian cauda dari penis diangkat. d. Adanya perdarahan pada saat proses pengangkatan massa tumor, dicegah
dengan pemberian epinefrin pada pembuluh darah di daerah yang diinsisi dengan cara diteteskan hingga tidak timbul perdarahan lagi.
e. Selanjutnya daerah yang diinsisi diberikan antibiotik ampicilin dengan cara disemprotkan sebelum dilakukan penjahitan pada daerah yang
diinsisi. f.
Kemudian pada daerah cauda penis yaitu pada mukosa penis bekas insisi masa tumor dijahit dengan pola sederhana terputus menggunakan benang
chromic cat gut 20 dan pada bagian cranial preputium yang terinsisi dijahit dengan pola menerus sederhana dengan menggunakan benang
cromic cat gut 20. g. Bekas jahitan luka operasi pada cranial preputium diberi Betadin
TM
kemudian ditutup dengan hypavix .
3.2.3 Post Operasi
Setelah dilakukan pembedahan, anjing hewan kasus diberikan antibiotik Ampicilin injeksi 1 ml secara IM dan Vitamin K injeksi 1,5 ml secara IM. Untuk
membantu kesembuhan, pasien diberikan obat yang dapat diberikan keesokan harinya secara per-oral yang terdiri dari Ciprofloxacin tablet yang diberikan selama 7 hari dan
asam mefenamat selama 5 hari dosis terlampir.
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan anamnesis dari pemilik diketahui bahwa anjing jantan ini telah dikastrasi, berumur 2 tahun dengan berat 15 kg dan ditemukannya leleran berdarah dari
penis dimulai dari satu tahun yang lalu yang diikuti dengan adanya pertumbuhan masa tumor pada penis. Tindakan pembedahan yang dilakukan dalam operasi ini bertujuan
untuk menghilangkan masa tumor yang ada di daerah caudal penis. Operasi Histiocytoma pada anjing ini memperlihatkan hasil yang baik. Hasil
observasi luka operasi anjing tersebut, yaitu : Pada hari pertama, anjing masih tampak lemah dan anoreksia, dari penis keluar sedikit darah. Pada hari kedua dan ketiga, anjing
sudah mulai aktif, nafsu makan lebih baik dari hari pertama, masih sedikit terjadi perdarahan dari penis diamati darah tidak menetes lagi. Hari keempat hingga hari
keenam, nafsu makan semakin membaik, dan tidak terjadi perdarahan lagi pada penis. Pada hari ketujuh dan delapan nafsu makan anjing membaik, kondisi anjing semakin
membaik dan anjing mulai tampak aktif. Penanganan Histiocytoma pada anjing ini adalah tindakan pengangkatan massa
tumor dengan bantuan anastesi umum. Sebelum tindakan pembedahan dilakukan, daerah genital dan sekitarnya dibersihkan dengan menggunakan Iodine. Setelah itu
massa tumor di eksisi, kemudian sebagian jaringan tumor di taruh dalam wadah yang berisi NBF untuk diperiksa di BBVet. Setelah melakukan pengangkatan massa tumor,
kemudian dilakukan penjahitan lapisan muskulus pada bagian caudal penis yang terinsisi dengan menggunakan benang cromic cat gut 20 dengan pola simple interupted
dan penjahitan pada kulit bagian cranial preputium dengan menggunakan benang cromic cat gut 20 dengan pola simple continous.
Penanganan pasca operasi merupakan tindakan yang paling penting untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Hewan diberikan antibiotika oral yaitu
ciprofloxacin. Ciprofloxacin merupakan antibiotika golongan quinolone yang
mekansime kerjanya menghambat enzim DNA gyrase bakteri dan bersifat bakterisid terhadap kebanyakan kuman patogen penyebab infeksi saluran kemih Mariana dan