Lymposarcoma Pangkal Lidah Pada Anjing Golden.

(1)

(2)

(3)

i

STUDI KASUS

LYMFOSARCOMA PANGKAL LIDAH PADA ANJING GOLDEN

Oleh :

I Wayan Gorda

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumor ... 3

2.2 Etiologi ... 3

2.3Tanda Klinis ……… 3

2.4 Diagnosis ………. 4

2.5 Prognosa ………. 4

2.6 Pengobatan ………4

BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi ... 5

3.2 Metode ... 5

3.2.1 Pre Operasi ... 5

3.2.2 Teknik Operasi ... 5

3.2.3 Pasca Operasi ... 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 7

4.2 Pembahasan ……….. 7

4.3 Histopatologi ……… 8

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 9

5.2 Saran ... 9 DAFTAR PUSTAKA


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus Lymfosarcoma Pangkal Lidah Pada Anjing Golden dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kejadian Tumor Lymfosarcoma pada pangkal lidah anjing memang merupakan kasus yang amat jarang terjadi hanya 7% dari beberapa kejadian tumor yang menyerang anjing. Maka dari itu suatu kebanggan bagi kami karena pernah menemukan kasus ini. Untuk itu mudah-mudahan laporan kasus Lymfosarcoma Pangkal Lidah Pada Anjing dapat disimak sebagai acuan bagi yang gemar melakukan atau membuat karya tulis. Demikian agar dapat dimanfaatkan untuk sebuah karya ilmiah. Dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 24 Januari 2016


(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Anjing adalah mamalia karnivora yang telah mengalami domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. (Vila dkk., 1997).

Anjing selain menjadi hewan kesayangan, juga merupakan hewan yang jenius. Kemampuan indra penciumnya sangat luar biasa sehingga sering digunakan sebagai hewan pelacak. Selain itu kesetiaan dan pengabdian dari anjing membuat hewan ini sangat diminati. Di beberapa negara, peran anjing yang paling umum dan paling penting adalah sebagai hewan peliharaan. Dalam kehidupan manusia anjing mempunyai banyak peran yaitu sebagai anjing penggembala, pelacak, penuntun tuna netra dan anjing pelayanan (Soeharsono, 2007).

Banyak penyakit yang dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup hewan kesayangan baik disebabkan oleh agen infeksius maupun agen non infeksius.Agen infeksius seperti virus, bakteri, parasit ataupun jamur.Selain itu bisa juga disebabkan oleh agen non infeksius seperti perubahan patologik, salah satunya adalah tumor.

Tumor adalah adanya suatu pertumbuhan yang tidak terkendali pada suatu jaringan dalam tubuh individu atau suatu massa jaringan yang abnormal dimana pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan jaringan normal disekitarnya. Tumor ada dua macam yaitu tumor jinak (Benigna) dan tumor ganas (Maligna) (Dharma dan Putra, 1997).

Tumor dimanapun letaknya pada tubuh, penanganannya dengan melakukan eksisi (pengangkatan) secara total (Sudisma, 2006). Penanganan tumor termasuk pengangkatan total tumor termasuk pencegahan kemungkinan sel tumor bermetastasis ke tempat lain dapat dilakukan dengan tindakan pembedahan dan pengobatannya disertai dengan kemotherapi (Mayer, dkk. 1959; Martins, dkk. 2005).


(7)

2

Anjing kasus mengalami limfosarcoma pada bagian pangkal lidah. Tumor ini sangat jarang sekali terjadi, persentase kejadian berkisar 6,8% sampai 7,9% dari keseluruhan kejadian tumor yang menyerang anjing (David dan Steven, 2007). Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan perkembangan tumor, yaitu fisik, usia anjing dan keseimbangan hormonal.

1.2 Tujuan

Penulisan makalah ini untuk memberikan informasi mengenai penanganan kasus tumor pada hewan khususnya anjing, dan meningkatkan ketrampilan calon dokter hewan dalam penanganan tumor dan perawatan pasca operasi dengan baik dan benar.

1.3 Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai kasus tumor dancara menanganinya serta sebagai sumber informasi bagi calon dokter hewan, kalangan dokter hewan praktisi dan para pecinta hewan khususnya anjing.


(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumor

Tumor merupakan pertumbuhan jaringan baru yang abnormal yang berbeda dengan sel-sel atau jaringan normal yang sudah ada. Tumor ada dua yaitu tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna) atau sering dikenal dengan nama kanker. Tumor jinak (benigna) ciri-cirinya adalah mempunyai kapsul dan dapat digerak-gerakkan, tidak terfiksir pada jaringan, pertumbuhannya lambat, umumnya tidak membahayakan, kematian dapat terjadi apabila lokasi dan ukurannya sedemikian rupa sehingga menekan atau mengganggu jaringan dan organ disekitarnya serta pada umumnya setelah dioperasi tidak tumbuh lagi. Sedangkan tumor ganas (maligna) cirri-cirinya adalah pertumbuhan tumor cepat dan menyusup dalam jaringan, terfiksir dan merusak jaringan sekitarnya, jaringan baru yang tumbuh berlainan dengan jaringan disekitarnya, tidak berkapsul sehingga batas-batasnya tidak jelas, dapat menyebar (metastasis) kejaringan tubuh yang lain, bila dilakukan operasi pengambilan tumor secara total masih mungkin kambuh lagi, pertumbuhan tumor sangat mengganggu metabolisme umum dan fungsi organ lainnya (Sudisma dkk., 2006).

2.2. Etiologi

Tumor terjadi diakibatkan oleh infeksi virus, lingkungan yang terkontaminasi oleh herbisida, kelainan genetik, disfungsi immunitas dan perilaku seks bebas (Foster dan Smith, 2009).

2.3. Tanda Klinis

Tanda klinis yang muncul tergantung dari lokasi tumor. Tumor yang berkembang di organ limfoid sering terlihat adanya benjolan dan tidak diikuti oleh gejala lain. Gastrointestinal disertai dengan muntah, diare, berat badan menurun dan nafsu makan menurun.Di daerah mediastinal terlihat gejala sesak nafas.Pada kulit


(9)

4

terlihat adanya benjolan, gatal, eritema dan ulceratif.Sedangkan tumor pada testis dan vulva ditandai dengan adanya benjolan dan rasa sakit (Foster dan Smith, 2009). 2.4. Diagnosis

Lymphosarcoma didiagnosis dengan kombinasi tes diagnosis yaitu tes darah, aspirasi dari tumor, biopsy.Semua tes tersebut digunakan untuk konfirmasi diagnosis dari lymphoma (Foster dan Smith, 2009).

2.5. Prognosa

Prognosis dari lymphosarcoma adalah infausta (Foster dan Smith, 2009). 2.6. Pengobatan

Pengobatan tumor dapat dilakukan dengan jalan operasi, tetapi setelah dilakukan operasi pengangkatan, harus dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi untuk evaluasi selanjutnya. Penggunaan khemoterapi jugaefektif .Penggunaan obat khemoterapi seperti Doxorubicin, Cisplatin, Carboplati dan Videsine adalah pilihan untuk mengurangi pertumbuhan tumor (Tilley dan Smith, 2000).


(10)

BAB III

MATERI DAN METODE 3.1 Materi

Materi yang digunakan dalam kasus ini adalah anjing ras Golden Retriever, berjenis kelamin betina dengan berat badan 27 kg, berumur 10 tahun. Anjing tersebut mempunyai tanda klinis antara lain adanya benjolan di bagian pangkal lidahdan berwarna merah.

3.2 Metode 3.2.1Preoperasi

Alat-alat bedah yang akan digunakan dalam operasi telah disterilkan sebelumnya dengan menggunakan autoklav. Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan ruang operasi yang bersih, meja operasi yang steril dan lampu operasi. Persiapkan bahan-bahan danobat : kain drape, tampon, benang operasi,

Atropine sulfat, Xylazin (Premedikasi), Ketamin (Anestetikum), Ephinephrine

(Hemostatik lokal)dan laktat ringer.

Persiapan hewan : hewan dipuasakan 6-12 jam sebelum operasi kemudian lakukan pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan pulsus, frekuensi nafas, temperature dan pemeriksaan seluruh sistema. Pemberian premedikasi berupa atropine sulfat sebanyak 3 ml danxylazine sebanyak 1,5 ml. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian anastesi ketamin sebanyak 1,5 ml serta pemasangan infuse laktat ringer pada bagian dorsal kaki depan kanan yaitu pada vena cepalicha. Posisi hewan pada saat operasi adalah ventral recumbency.

3.2.2Teknik Operasi

Setelah semua siap lakukan operasi.Mulut anjing dibuka, kemudian untuk mempermudah melihat tumor maka lidah dikeluarkan hingga mencapai pangkalnya.Tumor dipreparir atau diangkat dengan menggunakan pisau


(11)

6

bedah.Pendarahan yang terjadi diatasi menggunakan tampon, namun apabila tetap terjadi perdarahan maka dapat diberikan Ephinephrine yang berfungsi sebagai hemostatik lokal. Setelah memastikan seluruh jaringan tumor terangkat lakukan penjahitan di daerah yang terinsisi menggunakan chromic catgut 3/0 dengan pola jahitan menerus sederhana.

3.2.3Pascaoperasi

Setelah operasi selesai, anjing diberikan antibiotik golongan Floroquinolone (Ciprofloxacine 500 mg) 3 kali sehari satu tablet selama 7 hari untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Sedangkan sebagai analgesik dan anti inflamasi diberikan


(12)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Setelah dilakukan tindakan eksisi tumor pada anjing umur 10 tahun tersebut, spesimen tersebut selanjutnya dibawa ke Balai Besar Veteriner Denpasar untuk pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui secara pasti jenis tumornya. Dari pemeriksaan histopatologi menunjukkan bahwa anjing tersebut menderita lymphosarcoma (hasil terlampir).

4.2 Pembahasan

Lymphosarcoma merupakan jenis tumor yang perkembangannya bersifat maligna.Lymphosarcoma biasanya berbentuk papillar, tergantung pada jaringan dimana tumor ini tumbuh.Tumor ini dapat tumbuh dimana saja di seluruh permukaan tubuh bahkan di organ dalam.Pada kasus ini tumor tumbuh pada pangkal lidah seekor anjing ras jenis Golden Retriever berumur 10 tahun.

Tindakan pembedahan mungkin sangat tepat dilakukan jika masa tumor masih relatif kecil, mudah dijangkau dan belum menyerang jaringan yang lebih luas. Tindakan operasi akan lebih berbahaya bila dilakukan pada anjing yang berumur tua bila dibandingkan pada anjing yang berumur muda. Hal ini berkaitan dengan kondisi anjing yang semakin lemah karena usia umur. Selain tindakan pembedahan, dapat dilakukan kemoterapi dengan menggunakan obat-obat anti kanker seperti Doxorubicin, Cisplastin, Carboplastin dan Videsine.Pemberian obat anti kanker dilakukan setiap 3 minggu sekali.Penggunaan obat-obatan diatas mempunyai pengaruh luas diantaranya menurunkan fungsi ginjal dan fungsi jantung (Tilley dan Smith, 2000).Namun tindakan pembedahan tidak sepenuhnya efektif walaupun seluruh jaringan tumor telah diambil.Hal ini dikarenakan tindakan operasi memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi.Selain itu pada saat operasi, resiko pendarahan sangat tinggi sehingga dapat membahayakan pasien terutama yang memiliki catatan


(13)

8

anemia.Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya tindakan operasi dilakukan pada permulaan pertumbuhan tumor dan dilakukan insisi pada semua bagian tumor dengan membuang bagian yang berbatasan dengan jaringan normal.

4.3 Histopatologi

Lymphosarcoma secara mikroskopis ditunjukkan dengan adanya hiperplasia dan hipertropi daripada sel-sel lymphosit, dimana sel-sel lymphosit cenderung mengalami indeks mitosis yang tinggi dan memiliki bentuk yang seragam


(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

1. Setelah dilakukan pemeriksaan secara histopatologi, maka diagnosa akhir dari kasus tumor pada anjing ras jenis Golden Retriever usia 10 tahun ini adalah lymphosarcoma.

2. Dari lokasi pertumbuhan tumor dapat dinyatakan bahwa tumor tersebut merupakan canine oral lymphosarcoma.

3. Penanganan canine oral lymphosarcoma dilakukan dengan tindakan pembedahan.

4. Tumor pada kasus ini sembuh dalam waktu 6 hari. 5.2Saran

1.Treatment tumor selain dengan operasi harus dilakukan kemoterapi agar selsel tumor yang tersisa menjadi mati. Untuk itu di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana perlu disediakan obat/zat kimia untuk kemoterapi.


(15)

10

DAFTAR PUSTAKA

David danSteven.(2007). Small Animal Clinical Oncology. Saunders Elsivier. Westline Industrial Drive. St Louis. Messuery. (http://ivis.org. Tanggal akses

11 Nopember 2010)

Dharma, D. M. N dan A. A. G. Putra.(1997). Penyidikan Penyakit Hewan.CV Bali Media.Denpasar.

Foster dan Smith. (2009). TumorIn Dog. Veterinary dan Aquatic Services Department. (http://www.ivis.org. Tanggal akses 11 Nopember 2010)

Martins, M.I.M., F.F.D. Souza dan C. Gubelo. (2005). CanineTumor. Etiology, Pathology, Diagnosis dan Treatment. International Veterinary Information Service, Ithaca N Y.(http://www.ivis.org. Tanggal akses 2010)

Mayer, K., J.V. Lacroix dan H.P. Hoskins. (1959). Canine Surgery 4thed., American Veterinary Publications, Inc. (http://www.ivis.org.Tanggal akses 11 Nopember 2010).

Sudisma, I.G.N., I.G.A.G. P. Pemayun, A.A.G. Jaya Warditha, I.W. Gorda. (2006). Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Bali.

Soeharsono. (2007). Penyakit Zoonotik Pada Anjing dan Kucing. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Tilley, L.P dan Smith, F.K. (2000).The 5 Minute Consult of Canine dan Feline. (http://www.ivis.org. Tanggal akses 11 Nopember 2010).

Vila, C., P., Savolainen, E. Jesu, Maldonado, R. Isabel, Amorim, J.E. Rice, L. Rodney, Honeycutt, A. Keith dan J. Lundeberg. (1997).Multiple dan Ancient Origins of The Domestic Dog.(http://www.ivis.org. Tanggal akses 11 Nopember 2010)


(16)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar pre operasi, operasi dan pasca operasi.

Gambar 1. Canine Oral Lymphosarcoma yang terdapat pada pangkal lidah anjing.


(17)

12

Gambar 4. Lidah anjing pasca operasi pengangkatan tumor. Gambar 3. Tumor yang telah diangkat dari lidah.


(18)

Lampiran 2 : Perhitungan dosis. A. Premedikasi.

1. Atropin sulfat

Sediaan : 0,25 mg/ml.

Dosis anjuran : 0,02–0,04 mg/kg BB. Berat badan : 27 Kg.

Interval dosis yang diberikan : = Berat badan x Dosis anjuran Sediaan

= 27 Kg x (0,02–0,04 mg/kg BB) 0,25 mg/ml

= 2,16–4,32 ml. Dosis pemberian = 3 ml. B. Anestetikum

1. Xylazine Sediaan : 20 mg/ml. Anjuran : 1-3 mg/kg BB. Berat badan : 27 kg.

Interval dosis yang diberikan : = Berat badan x Dosis anjuran

Sediaan

= 27 Kg x (1-3 mg/kg BB)

20 mg/ml

= 1,35–4,05 ml. Dosis pemberian = 1,5 ml.


(19)

14 2. Ketamine

Sediaan : 100 mg/ml. Anjuran : 10-15 mg/kg BB. Berat badan : 27 Kg.

Interval dosis yang diberikan :

= Berat badan x Dosis anjuran

Sediaan

= 27 Kg x (10-15 mg/kg BB)

100 mg/ml

= 2,7–4,05 ml. Dosis pemberian = 1,5 ml.


(20)

LAMPIRAN 3 : Gambaran histopatologi.

A

B

C

Gambar 5.Histopatologi daripada Canine Oral Lymphosarcoma (Perbesaran 10X).


(21)

16 Keterangan :

A = Lymphoblast muda. B = Haemorhagie.

C = Lymphoblast yang sedang mengalami mitosis. D = Lymphosit.


(22)

A

Keterangan : A = Lymphoblast. B = Haemorhagie.

C = Lymphoblast yang sedang mengalami mitosis. D = Lymphosit.

.

Gambar 6.Histopatologi daripada Canine Oral Lymphosarcoma (Perbesaran 40X).

B

C

A


(1)

Gambar 4. Lidah anjing pasca operasi pengangkatan tumor. Gambar 3. Tumor yang telah diangkat dari lidah.


(2)

13

Lampiran 2 : Perhitungan dosis.

A. Premedikasi.

1. Atropin sulfat

Sediaan : 0,25 mg/ml.

Dosis anjuran : 0,02

0,04 mg/kg BB.

Berat badan : 27 Kg.

Interval dosis yang diberikan :

= Berat badan x Dosis anjuran

Sediaan

= 27 Kg x (0,02

0,04 mg/kg BB)

0,25 mg/ml

= 2,16–4,32 ml. Dosis pemberian = 3 ml.

B.

Anestetikum

1.

Xylazine Sediaan : 20 mg/ml. Anjuran : 1-3 mg/kg BB. Berat badan : 27 kg.

Interval dosis yang diberikan : = Berat badan x Dosis anjuran Sediaan

= 27 Kg x (1-3 mg/kg BB) 20 mg/ml

= 1,35–4,05 ml. Dosis pemberian = 1,5 ml.


(3)

2.

Ketamine

Sediaan : 100 mg/ml. Anjuran : 10-15 mg/kg BB. Berat badan : 27 Kg.

Interval dosis yang diberikan :

= Berat badan x Dosis anjuran Sediaan

= 27 Kg x (10-15 mg/kg BB) 100 mg/ml

= 2,7–4,05 ml. Dosis pemberian = 1,5 ml.


(4)

15

LAMPIRAN 3 : Gambaran histopatologi.

A B

C

Gambar 5.Histopatologi daripada Canine Oral Lymphosarcoma (Perbesaran 10X). D


(5)

Keterangan :

A = Lymphoblast muda.

B = Haemorhagie.

C = Lymphoblast yang sedang mengalami mitosis.

D = Lymphosit.


(6)

17

A

Keterangan :

A = Lymphoblast.

B = Haemorhagie.

C = Lymphoblast yang sedang mengalami mitosis.

D = Lymphosit.

.

Gambar 6.Histopatologi daripada Canine Oral Lymphosarcoma (Perbesaran 40X). B

C

A