Teori Legitimasi Simpulan dan Saran

13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menjabarkan mengenai landasan teori dan rumusan hipotesis penelitian. 2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Legitimasi

Menurut Ghozali dan Chariri 2007 teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi adalah bagian dari masyarakat sehingga harus memperhatikan norma- norma sosial masyarakat karena kesesuaian dengan norma sosial dapat membuat perusahaan semakin legitimate. Legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan . Legitimasi didapatkan jika apa yang dijalankan oleh organisasi atau perusahaan telah selaras dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dengan sistem nilai masyarakat maka perusahaan akan kehilangan legitimasinya sehingga dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Deegan 2002 menyatakan bahwa legitimasi perusahaan akan diperoleh, jika terdapat kesamaan antara hasil dengan yang diharapkan oleh masyarakat dari perusahaan, sehingga tidak ada tuntuntan dari masyarakat. Perusahaan dapat 14 melakukan pengorbanan sosial sebagai refleksi dari perhatian perusahaan terhadap masyarakat. Teori legitimasi menjadi landasan bagi perusahaan untuk memperhatikan apa yang menjadi harapan masyarakat dan mampu menyelaraskan nilai-nilai perusahaannya dengan norma-norma sosial yang berlaku di tempat perusahaan tersebut melangsungkan kegiatannya. Perusahaan dapat melakukan investasi lingkungan sebagai salah satu bentuk perhatian masyarakat terhadap lingkungan dan masyarakat. Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial Suchman, 1995 . Dalam posisi sebagai bagian dari masyarakat, operasi perusahaan seringkali mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat, sebaliknya eksistensinya pun dapat terancam bila perusahaan tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut atau bahkan merugikan anggota komunitas tersebut. Oleh karena itu, perusahaan melalui manajemennya mencoba memperoleh kesesuaian antara tindakan organisasi dan nilai-nilai dalam masyarakat umum dan publik yang relevan. Apabila dikaitkan dengan penerimaan pajak, teori legitimasi sangat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan pembayaran wajib pajak. Teori legitimasi merupakan suatu kondisi dimana suatu sistem nilai institusi sejalan dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar dimana institusi merupakan bagiannya. Dalam hal kepatuhan wajib pajak atas pembayaraan pajak dan pelaporan SPT, wajib pajak harus mengikuti atau sejalan dengan suatu sistem 15 dimana wajib pajak merupakan bagian di dalamnya, yaitu kebijakan atas kewajiban perpajakan. Dengan demikian, wajib pajak diharapkan dapat mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, yakni kewajiban perpajakan yang salah satunya adalah patuh dalam membayar pajak. Legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi wajib pajak untuk dapat bertahan hidup going concern, karena apabila wajib pajak patuh dan secara sukarela memenuhi pembayaran pajaknya maka wajib pajak akan menikmati dampaknya juga yakni dalam hal pembangunan nasional.

2.1.2 Teori Tax Amnesty