Hasil Uji Keragaman Hasil Validasi Postes Kemampuan Komunikasi Matematik

120 pada soal ditambahkan kalimat permintaan untuk membuat model matematika. Oleh karena itu, redaksi soal setelah gambar bertambah menjadi “Buatlah persamaan matematika dari gambar di atas. Ceritakan kembali ...”. Perubahan redaksi butir soal nomor 4 sesuai dengan saran-saran para penimbang dapat dilihat pada Lampiran B-9 hal. 413 – 420. Hasil perbaikan redaksi setiap butir soal pretes kemampuan komunikasi matematik dikonsultasikan kembali kepada para penimbang untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan dari para penimbang, pretes kemampuan komunikasi matematik tersebut kemudian diujicoba secara terbatas kepada lima orang siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kendari. Ujicoba terbatas ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keterbacaan bahasa dan pemahaman siswa terhadap setiap butir soal yang digunakan. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan pada setiap butir soal dapat dipahami dengan baik oleh setiap siswa.

b. Hasil Uji Keragaman Hasil Validasi Postes Kemampuan Komunikasi Matematik

Hasil uji Q-Cochran terhadap data validitas muka setiap butir postes kemampuan komunikasi matematik dapat dilihat pada Tabel 3.23 berikut. Tabel 3.23 Uji Keragaman Data Validitas Muka Setiap Butir Postes Kemampuan Komunikasi Matematik Test Statistics 5 4.000 a 4 .406 N Cochrans Q df Asymp. Sig. 1 is treated as a success. a. 121 Tabel 3.23 memperlihatkan bahwa nilai Asymp. Sig. sebesar 0,406 yang lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Hal ini berarti bahwa H diterima pada taraf signifikansi α = 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelima penimbang memberikan pertimbangan yang seragam terhadap validitas muka setiap butir postes kemampuan komunikasi matematik. Hasil uji Q-Cochran terhadap data validitas isi setiap butir postes kemampuan komunikasi matematik dapat dilihat pada Tabel 3.24 berikut. Tabel 3.24 Uji Keragaman Data Validitas Isi Setiap Butir Postes Kemampuan Komunikasi Matematik Test Statistics 5 4.000 a 4 .406 N Cochrans Q df Asymp. Sig. 1 is treated as a success. a. Tabel 3.24 memperlihatkan bahwa nilai Asymp. Sig. sebesar 0,406 yang lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Hal ini berarti bahwa H diterima pada taraf signifikansi α = 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelima penimbang memberikan pertimbangan yang seragam terhadap validitas isi setiap butir postes kemampuan komunikasi matematik. Di samping pertimbangan terhadap validitas muka dan validitas isi setiap butir postes kemampuan komunikasi matematik, kelima penimbang juga memberikan beberapa saran perbaikan redaksi beberapa butir soal. Rangkuman saran-saran perbaikan butir soal dimaksud adalah sebagai berikut. 122 Butir Soal Nomor 2 Karena cuaca yang kurang mendukung, beberapa rumput laut La Udi tidak kering 100. Kekeringan rumput laut yang dimilikinya hanya 40 dan 60. Misalkan La Udi menjual rumput laut miliknya pada tempat pembelian rumput laut yang menetapkan harga sebagai berikut: a. Total harga 1 kg rumput laut kering 40 dan 1 kg rumput laut kering 60 adalah Rp. 31.200,00. b. Total harga 2 kg rumput laut kering 40 dan 3 kg rumput laut kering 60 adalah Rp. 84.000,00. Bagaimanakah model matematika SPLDV dari harga rumput laut di atas? Dapatkah La Udi memperoleh harga rumput laut sebesar Rp. 1.000.000,00 jika rumput laut yang dimilikinya sebanyak 10 kg yang kering 40 dan 15 kg yang kering 60? Jelaskan jawabanmu Pada butir soal nomor 2 ini, penimbang pertama memberikan nilai 0 untuk validitas muka dan penimbang kelima memberikan nilai 0 untuk validitas isi. Sedangkan penimbang lainnya memberikan nilai 1 untuk kedua validitas isi dan validitas muka. Penimbang pertama mempertanyakan penggunaan kata ”hanya” pada kalimat soal “hanya kering 40 dan 60”. Menurut penimbang pertama, kata “hanya” bertentangan dengan adanya tiga jenis kekeringan rumput laut yang dimiliki La Udi, yaitu 40, 60, dan 100. Penimbang pertama menyarankan agar membuang kata “hanya” dan “kering 100” karena dapat mempersulit siswa dalam memahami masalah soal. Sejalan dengan penimbang pertama, saran yang sama juga diajukan oleh penimbang lima. Menurut penimbang lima, adanya kekeringan 100 mengharuskan siswa menguasai konsep perbandingan selain persamaan linear, karena siswa juga harus membuat perbandingan harga setelah harga rumput laut yang kering 40 dan 60 diperoleh. Ditambahkan oleh penimbang lima, dalam kondisi cuaca kering sekalipun, sulit untuk mendapatkan kekeringan rumput laut 100. Oleh karena itu, kekeringan 100 dalam soal tidak perlu digunakan karena 123 tidak realistis. Sedangkan penimbang keempat hanya menyarankan perlunya gambar rumput laut dalam soal. Perubahan redaksi butir soal 2 sesuai dengan saran-saran para penimbang dapat dilihat pada Lampiran B-9 hal. 413 – 420. Hasil perbaikan redaksi setiap butir soal postes kemampuan komunikasi matematik dikonsultasikan kembali kepada para penimbang untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan dari para penimbang, postes kemampuan komunikasi matematik tersebut kemudian diujicoba secara terbatas kepada lima orang siswa kelas IX SMP Negeri 5 Kendari. Ujicoba terbatas ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keterbacaan bahasa dan pemahaman siswa terhadap setiap butir soal yang digunakan. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan pada setiap butir soal dapat dipahami dengan baik oleh setiap siswa. Setelah diperoleh tes kemampuan komunikasi matematik yang memiliki validitas muka dan validitas isi yang diharapkan, tes ini kemudian diujicoba pada siswa kelas IX. Pretes kemampuan komunikasi matematik diujicoba pada 35 siswa kelas IX-4 SMP Negeri 1 Bau-Bau dan postes kemampuan komunikasi matematik diujicoba pada 38 siswa kelas IX-2 SMP Negeri 4 Bau-Bau. Kedua sekolah ini secara nasional berada pada level sedang dan secara geografis berada pada satu pulau dengan sekolah tempat penelitian ini dilaksanakan, yaitu di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Ujicoba tersebut dilaksanakan untuk mengetahui tingkat validitas butir soal dan reliabilitas tes. Data hasil ujicoba kedua tes kemampuan komunikasi matematik dan hasil analisis validitas dan reliabilitasnya dapat dilihat pada Lampiran A-5 hal. 338 – 341. Sebelum mengemukakan hasil analisis data ujicoba tersebut, perlu dikemukakan teknik pemberian skor jawaban siswa terhadap setiap butir soal 124 yang diteskan. Pedoman penskoran yang digunakan adalah modifikasi pedoman penskoran Maryland Math Communication Rubric yang dikeluarkan oleh Maryland State Department of Education 1991 berupa holistic scale untuk kelas 8 matematika. Rincian pedoman penskoran tersebut disajikan pada Tabel 3.25. Tabel 3.25 Pedoman Penskoran Butir Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Skor Jawaban Siswa 4 Menggunakan bahasa matematika model, simbol, tanda, danatau representasi dengan sangat efektif, tepat, dan teliti, untuk menjelaskan operasi, konsep, dan proses. 3 Menggunakan bahasa matematika model, simbol, tanda, danatau representasi dengan cukup efektif, tepat, dan teliti, untuk menjelaskan operasi, konsep, dan proses. 2 Menggunakan bahasa matematika model, simbol, tanda, danatau representasi dengan kurang efektif, tepat, dan teliti, untuk menjelaskan operasi, konsep, dan proses. 1 Ada usaha tapi respon yang diberikan salah. Tidak ada usaha, jawaban yang diberikan tidak terbaca tidak jelas maksudnya, kosong atau tidak cukup untuk diberikan skor. Pedoman penskoran sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.25 digunakan untuk memberikan skor pada jawaban siswa terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematik. Dari Tabel 3.25 juga terlihat bahwa skor maksimum setiap butir soal adalah 4 dan skor minimum adalah 0.

c. Analisis Validitas Butir Soal