Alat Ukur Budaya Bali

21

1. Alat Ukur

Alat ukur yang dimaksud adalah alatinstrumen untuk melakukan pengukuran hasil belajar siswa. Alat ukur hasil belajar yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut adalah berupa tes literasi sains. Tes yang dirancang adalah tes untuk mengases pengetahuan dan keterampilan tentang literasi sains siswa kelas IX SMP Negeri di Propinsi Bali.

2. Literasi Sains

Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi permasalahan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami dan membuat keputusan tentang alam dan perubahannya melalui aktivitas manusia yang mencakup konsep sains, proses sains, dan konteks sains meliputi aplikasi pengetahuan sains dan penggunaan proses-proses sains dalam situasi yang mencerminkan kondisi atau lingkungan yang nyata disesuaikan dengan level perkembangan anak. Literasi sains dalam penelitian ini hanya melibatkan kemampuan ability literasi sains yang meliputi pengetahuan sains dan pemahaman konseptual yang dibutuhkan dalam penggunaan proses mental yang dihadirkan dalam kondisi atau lingkungan yang realistik bagi siswa yang disesuaikan dengan level perkembangan anak usia SMP. Kemampuan ability yang melibatkan pengetahuan dan keterampilan literasi sains antara lain.

a. Pengetahuan atau Konsep Sains Scientific Knowledge or Concepts

Mengases konsep sains berkaitan dengan fenomena yang berhubungan dengan sains, ditinjau dari kedalaman materi yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang SMP. Sebagai contoh tentang 22 benda atau zat. Pada tingkat Sekolah Dasar, siswa dapat: a mengidentifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan ciri-ciri benda melalui pengamatan; b mengenal benda yang dapat berubah bentuk dari padat ke cair, dari cair ke gas, dari gas ke padat dan sebaliknya; c mengidentifikasi kegunaan benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Pada tingkat SMP disamping kemampuan tentang zat yang harus diketahui siswa SD, juga dituntut mengenal zat sampai kepada: a mengenal zat ditinjau dari massa jenisnya; b mengenal zat padat, cair dan gas dilihat dari volume dan bentuknya c mengenal pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat. Pada tingkat SMA, tuntutan kemampuan siswa dalam mengenal zat ditinjau dari ikatan antar atom-atomnya, tidak hanya struktur air tetapi juga stuktur zat yang lain.

b. Proses Sains Scientific Processes

Proses Sains: mengases proses mental yang melibatkan kemampuan mengumpulkan, mengevaluasi dan mengkomunikasikan bukti sains yang valid. Untuk membatasi sejauh mana tingkat literasi sains yang harus dimiliki siswa SMP dari segi proses dapat dijelaskan sebagai berikut. Tingkat Literasi Sains yang harus dimiliki siswa SMP dari segi proses adalah tidak hanya mengobservasi dan mendeskripsikan saja, tetapi mengobservasi dan mendeskripsikan untuk mengamati hubungannya, juga harus bisa menyimpulkan dan menguji penjelasan yang mungkin ada, karena mengobservasi dan mendeskripsikan saja sesuai untuk tingkatan SD. Pada tingkat SMP siswa tidak dituntut sampai ke pengajuan pertanyaan kausal, merumuskan hipotesis-hipotesis sebagai alternatif jawaban atas pertanyaan tersebut, karena hal tersebut sesuai untuk tingkat SMA ke atas. Pada 23 proses ini siswa dituntut mempunyai kemampuan kognitif lebih tinggi untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kausal untuk menguji dan menghaluskan ide-ide yang di pra-konsepsikan Ramsey, 1993.

c. Konteks Sains Scientific Context

Konteks Sains mengases aplikasi pengetahuan sains dan penggunaan proses-proses sains dalam situasi yang mencerminkan kondisi atau lingkungan yang realistiknyata. Berdasarkan uraian definisi operasional di atas maka alat ukur tes literasi sains yang akan dikembangkan untuk mengases tingkat literasi sains siswa dalam pembelajaran sains siswa kelas IX SMP terdiri dari lima proses sains yaitu: a mengenali masalah yang dapat diselidiki secara ilmiah; b mengidentifikasi bukti yang dibutuhkan dalam penyelidikan ilmiah; c Menarik atau mengevaluasi kesimpulan; d mengkomunikasikan kesimpulan valid; e mendemontrasikan pemahaman konsep sains. Proses sains nomor a sampai dengan d tujuan utamanya adalah mengases proses mental yang melibatkan kemampuan mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan bukti sains yang valid. Proses sains nomor e mengases pemahaman terhadap konsep-konsep sains.

3. Budaya Bali

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhi idep yang artinya pikiran dan daya atau kemampuan Dharmayuda,1995. Lebih lanjut Koentjaraningrat 2008 menyatakan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya. Dalam bahasa Inggris, budaya berasal 24 dari kata latin colore yang berarti mengolah atau mengerjakan. Arti ini berkembang menjadi culture sebagai daya dan usaha manusia untuk mengubah alam. Dalam kajian ini, budaya yang dimaksud adalah perwujudan kemampuan manusia menggunakan budi dan akal dalam menghasilkan gagasan dan karya manusia yang diperoleh dengan belajar. Budaya Bali pada hakikatnya tidak terlepas dari adat istiadat yang dilandasi oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama Hindu. Karakteristik yang menonjol dari kebudayaan Bali adalah bercorak religius Dharmayudha, 1995. Wujud fisik Kebudayaan Bali yang lebih konkrit harus tetap berorientasi pada tingkah laku yang baik, tidak merugikan orang lain atau makhluk lain, dan semua hasil kerja dipersembahkan kembali kepada Tuhan yadnya yang diwujudkan melalui upakara, sebagai balasan atas rahmat yang telah diberikan demi kebaikan dan kebahagiaan individu serta masyarakat. 178 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pengembangan alat ukur tes literasi sains dalam konteks budaya Bali memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali kemampuan literasi sains sesuai dengan budaya lokal yang mereka temuilakukan dalam kehidupan sehari- hari, serta memberi contoh kepada guru dan calon guru dalam menyusun soal literasi sains konteks budaya lokal dengan bentuk pilihan ganda. Berdasarkan temuan penelitian dan Pembahasan, dapat disimpulkan bahwa telah dihasilkan panduan pengembangan dan penggunaan alat ukur tes literasi sains dalam konteks budaya Bali dan seperangkat alat ukur tes literasi sains siswa kelas IX SMP Negeri di Propinsi Bali dalam konteks budaya Bali yang valid dan reliabel. Secara rinci dapat diungkap sebagai berikut. 1. Semua butir soal literasi sains dalam konteks budaya Bali yang dikembangkan memiliki karakteristik mampu mendiskriminasi sangat baik antara kelompok siswa yang berkemapuan tinggi dengan kelompok siswa yang berkemampuan rendah dan memiliki tingkat kesukaran: a sukar, satu butir soal; b sedang, 30 butir soal; c mudah, empat butir soal. 2. Masing-masing butir soal dari 35 butir soal yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengases tingkat literasi sains siswa kelas IX SMP Negeri di Propinsi Bali yang meliputi aplikasi pengetahuan sains dan penggunaan proses sains dalam situasi yang mencerminkan kondisi atau lingkungan nyata.