Metode Penelitian METODE PENELITIAN

36 Dwi Purwanti, 2014 Penggunaan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan ekspresif struktur kalimat pada anak tunarungu kelas V di SLBN 02 Lenteng Agung Jakarta penelitian eksperimen dengan desain single subject research SSR pada siswa tunarungu kelas V di SLBN 02 Lenteng Agung Jakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Sugiyono, 2006:3. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan intervensi. Sedangkan menurut Arikunto 2006:14 berpendapat bahwa “… jika penelitian ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen”. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah subjek tunggal atau Single Subject Research SSR yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu perlakuan intervensi yang diberikan kepada individu secara berulang- ulang dalam waktu tertentu. Sunanto, et al. 2006: 41 menyatakan bahwa : “Pada desain subjek tunggal pengukuran variabel terikat atau perilaku sasaran target behavior dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu tertentu misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi perbandingan dibandingkan pada subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. ” Desain penelitian yang digunakan adalah A-B-A, yaitu desain penelitian yang memiliki tiga fase yang bertujuan untuk mempelajari besarnya pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan kepada individu, dengan membandingkan dua kondisi baseline sebelum dan sesudah intervensi. Sehingga alasan menggunakan desain A-B-A karena dengan memberikan baseline sebanyak dua kali yaitu kemampuan dasar sebelum mendapatkan perlakuan pada baseline-1 dan kemampuan setelah mendapatkan perlakuan pada baseline-2 sudah dapat memberikan keyakinan akan hasil yang didapat lebih teliti dan terlihat adanya perubahan yang lebih baik pada subjek. Sunanto, et al. 2006: 44 menyatakan bahwa : “Pada desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari disain dasar A-B.Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan disain A-B.Mula-mula perilaku sasaran target behavior diukur secara kontinu pada kondisi baseline A1 dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi B.Setelah pengukuran pada kondisi intervensi B pengukuran pada kondisi baseline kedua A2 diberikan.Penambahan kondisi baseline yang kedua A2 ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehigga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat.” Pola desain eksperimen subjek tunggal yang dipakai dalam penelitian ini adalah desain A-B-A yang memiliki tiga tahap yaitu A-1 baseline-1, B intervensi, dan A-2 baseline-2, menurut Sunanto, et al 2006:41yaitu : a. A-1 baseline-1 yaitu kondisi kemampuan dasar, dalam hal ini kemampuan dalam mengekspresifkan struktur kalimat yang dimiliki subjek penelitian sebelum mendapat perlakuan. Subjek diperlakukan secara alam i tanpa pemberian intervensi perlakuan. “Baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun”. b. B intervensi yaitu kondisi subjek penelitian selama diberi perlakuan atau intervensi,kondisi subjek dalam mengekspresifkan struktur kalimat khususnya penyusunan kalimat berpola Subjek-Predikat-Objek SPO dengan menggunakan media kartu kata bergambar secara berulang-ulang selama perlakuan diberikan.“Kondisi intervensi adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku sasaran diukur dibawah kondisi tersebut”. c. A-2 baseline-2 yaitu pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sampai sejauhmana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek, dengan harapan pencapaian target behavior benar-benar tertanam dan dapat dipelihara oleh anak. Pada desain A-B-A dalam penelitian ini kondisi baseline A1 peneliti mengumpulkan data sebanyak empat sesi, dengan durasi yang disesuaikan dengan kebutuhan,pada kondisi intervensi B peneliti melakukan perlakuan dalam meningkatkan kemampuan ekspresif struktur kalimat dengan menggunakan media kartu kata bergambar secara berulang-ulang, sehingga anak tunarungu dilatih dalam penyusunan struktur kalimat secara lisan.Intervensi diberikan sebanyak delapan sesi, proses intervensi setiap sesinya disesuaikan dengan kebutuhan kurang lebih 60 menit.Kemudian pada kondisi baseline A2 peneliti mengulang perlakuan pada pada kondisi baseline A1.Secara visual desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A Sunanto, et al., 2006: 45 Keterangan : A1: Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline-1 A1 secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil. B : Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi B dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil. A2: Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi B stabil mengulang kondisi baseline-1 A1.

B. Subjek Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YAAT KLATEN

37 257 60

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAPKAN KOSA KATA DENGAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengucapkan Kosa Kata Dengan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok A Bustanul Athfal Aisyiyah Kuncen Delanggu Tahun Pela

0 3 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAPKAN KOSA KATA DENGAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengucapkan Kosa Kata Dengan Kartu Kata Bergambar Pada Anak Kelompok A Bustanul Athfal Aisyiyah Kuncen Delanggu Tahun Pelaja

0 1 13

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KALIMAT BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR.

0 0 9

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MAJEMUK SETARA PADA SISWA KELAS V SDN CIBADAK IV KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.

0 6 36

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG.

1 43 33

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

2 7 24

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU SUKU KATA BERGAMBAR.

0 3 32

PENINGKATAN KEMAMPUAN MERANGKAI KALIMAT ANAK TUNARUNGU DI KELAS DASAR V SLB B KARNNAMANOHARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN I-CHAT.

3 10 206

MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS (VOCABULARY) PADA ANAK TUNARUNGU DI SLTPLB WACANA ASIH PADANG

0 1 60