Lokasi dan Subjek Penelitian

Yenni Vergatanti Zaremba, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SASAK BERWAWASAN MULTIKULTURAL GUNA MEMBANGUN INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT DI LOMBOK BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian. Desain pada penelitian ini melakukan kajian dengan observasi dan wawancara pada nilai-nilai kearifan lokal berbasis multikultural pada masyarakat Sasak meliputi: aktivitaskegiatan masyarakat, sistem kepercayaan dan pandangan hidup, kehidupan sosial budaya, dan nilai-nilai kearifan lokal berdasarkan wawasan multikultural di masyarakat guna membangun integrasi sosial masyarakat. Margono 2004: 51 menjelaskan bahwa peneliti kualitatif berusaha berinteraksi dengan subjek penelitiannya secara alamiah dan dengan cara tidak memaksa. Dalam fungsinya sebagai instrumen penelitian, maka peneliti berusaha mencari informasi dari subjek sebagai orang yang dijadikan informan dalam penelitian yang sedang dilakukan. Peneliti menyadari bahwa tujuan utama penelitian ini adalah mencari informasi bukan menilai suatu situasi sehingga analisis datanya pun berupa deskripsi tentang data yang diperoleh.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan lokasi penelitian sebagai berikut: 1. Kecamatan Lingsar sebagai daerah yang dapat diketahui nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Sasak karena masih memiliki beragam nilai budaya yang sering diselenggarakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan ritual dan kemasyarakatan baik dengan masyarakat setempat maupun dengan masyarakat lainnya. 2. Masyarakat Sasak di Desa Lingsar disinyalir belum sepenuhnya menerima etnis lain yang berada atau menempati daerah di sekitar Desa Lingsar karena masih memiliki sifat yang tertutup terhadap orang luar atau etnis lainnya. Yenni Vergatanti Zaremba, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SASAK BERWAWASAN MULTIKULTURAL GUNA MEMBANGUN INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT DI LOMBOK BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Mulai terjadi disintegrasi dan kurangnya rasa toleransi antara masyarakat di dalam wilayah yang sama sehingga saat timbul permasalahan dapat menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Fokus penelitian ini berusaha mengungkapkan nilai kearifan lokal Sasak pada bidang politik, sosial kemasyarakatan yang berkaitan dengan wawasan multikultural untuk memperkuat integrasi sosial masyarakat Sasak dengan masyarakat etnis lainnya maupun antaragama. Lofland Moleong, 2013: 157 mengungkapkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, tindakan, dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah manusia yang dijadikan informan. Hal tersebut disebabkan karena penelitian ini ditujukan kepada karakteristik masyarakat Sasak di Lombok dimana dibutuhkan beberapa perspektif dari para informan yang memang dipercaya dalam hal wawasan, pengetahuan, dan seluk-beluk kehidupan masyarakat di Lombok. Penentuan informan dapat dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri informan yang baik menurut Hermanto 2012: 113 sebagai berikut: 1 informan harus memiliki data informasi potensial atas budaya yang dimilikinya melalui proses enkulturasi, 2 informan harus memiliki keterlibatan langsung dalam masalah penelitian, 3 memiliki ketersediaan waktu banyak dalam memberikan data informasi, 4 informan yang baik menyampaikan apa yang mereka ketahui dan alami dalam bahasannya sendiri serta harapannya. Informan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh masing-masing etnis, pemuda, instansi pemerintah, warga asli Sasak di Kecamatan Lingsar. Informan ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan Yenni Vergatanti Zaremba, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SASAK BERWAWASAN MULTIKULTURAL GUNA MEMBANGUN INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT DI LOMBOK BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informan sesuai batas penelitian. Kategori informan dalam penelitian ini adalah mereka yang terlibat langsung dalam proses dan pengamatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal Sasak. Meminjam kembali pendapat Hermanto 2012: 114 tentang kategori informan dengan mengelaborasi kategori informan dalam penelitian ini ke dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Kategori Informan No. Informan Pokok Informan Pangkal 1. Ketua instansi pemerintahan kebudayaan daerah Kabupaten Lombok Barat. Koordinator bidang pengembangan kebudayaan daerah di Lombok Barat. 2. Kepala desa di Kecamatan Lingsar yang menjadi lokasi penelitian. Perangkat desa di Kecamatan Lingsar yang memberikan pelayanan publik. 3. Ketua adat atau tokoh agama pada masing-masing daerah. Tokoh masyarakat yang berbeda etnis pada masing-masing daerah. 4. Warga asli masyarakat setempat yang mengetahui nilai kearifan lokal Sasak. Warga non masyarakat setempat yang mengetahui nilai kearifan lokal Sasak. 5. Tokoh pemuda pada masing- masing etnis. Anggota pemuda yang berada pada organisasi kepemudaan. Sumber: Rancangan Peneliti 2010. Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Moleong 2013: 224 bahwa di dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan sampel acak, tetapi sampel bertujuan purposive sample. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data tidak Yenni Vergatanti Zaremba, 2014 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SASAK BERWAWASAN MULTIKULTURAL GUNA MEMBANGUN INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT DI LOMBOK BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ditentukan dari mana dan dari siapa peneliti memulai, tetapi apabila hal tersebut sudah berjalan maka pemilihan berikutnya bergantung pada apa keperluan peneliti. Dengan demikian, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik snowball yaitu mulai dari satu semakin lama semakin banyak.

C. Instrumen Penelitian