Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puteraco Kota Bandung dengan alasan supaya data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dipenuhi secara
memadai. Dijadikanya sekolah ini sebagai lokasi penelitian didasarkan pada hasil studi awal yang menunjukan dua fakta empirik sebagai berikut: 1
sekolah ini memiliki pengalaman yang cukup lama sebagai sekolah dasar yang menyelenggarakan pendidikan inklusi di Kota Bandung, dan pernah ditunjuk
sebagai sekolah inklusi rintisan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat; dan 2 di sekolah ini terdapat anak dengan High Functioning Autism yang
menjadi fokus atau subyek penelitian ini. SDN Puteraco sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Kota
Bandung dimulai sejak tahun 2005 yang difasilitasi oleh dana piloting penyelenggaraan sekolah inklusi di Provinsi Jawa Barat. Semenjak tahun 2006,
SDN Puteraco sudah tidak lagi mendapatkan bantuan dana dan teknik penyelenggaraan pendidikan inklusif dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat. Namun
demikian, SDN
Puteraco secara
mandiri terus
menyelenggarakan pendidikan inklusif dengan jumlah dan ragam anak berkebutuhan khusus yang terus bertambah
—termasuk anak dengan High Functioning Autism. Semenjak tahun 2010 SDN Puteraco ini mendapatkan
fasilitasi dalam hal teknis penyelenggaraan pendidikan inklusif dan pengembangan kompetensi SDM guru.
Dalam menentukan subyek penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purpossive sampling. Penentuan teknik penentuan sampel penelitian ini,
didasarkan pada tiga pertimbangan atau asumsi. Pertama, situasi pembelajaran dan interaksi sosial peserta didik di sekolah inklusi memberikan banyak
peluang terjadinya komunikasi di antara peserta didik, termasuk interaksi antara peserta didik dengan High Functioning Autism dengan peserta didik
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
reguler. Kondisi ini mendukung dan relevan untuk menggali data lapangan tentang keterampilan sosial anak dengan High Functioning Autism dan juga
upaya menerapkan model bermain peran. Kedua, penggunaan model bermain peran relevan dengan usia peserta didik di jenjang sekolah dasar, dimana masih
kuat nuansa aktivitas bermain sebagai media pembelajaran. Ketiga, penentuan anak dengan High Functioning Autism sebagai subyek penelitian didasarkan
pada pertimbangan kontekstual dan konseptual, dimana masalah utama yang dihadapi oleh anak autis adalah masalah keterampilan sosial, dan ketika model
bermain peran digunakan pada anak dengan High Functioning Autism akan relevan dengan kemampuan dasar anak dengan High Functioning Autism yang
memiliki kemampuan dasar dalam mengikuti perintah verbal meskipun dengan taraf yang terbatas.
B. Desain Penelitian