Paradigma Penelitian Bentuk Penelitian

61 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Mendeskripsikan hasil analisis tentang makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji. 4. Membuat kesimpulan dari hasil analisis makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak dari syair-syair Barzanji.

3.1 Paradigma Penelitian

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian 62 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.2 Lokasi Penelitian 3.2.1 Identitas Daerah dan Keadaan Penduduk Kabupaten Cianjur. Adapun tentang Identitas Daerah dan Keadaan Penduduk Kabupaten Cianjur, penulis sampaikan sebagai berikut: Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 kecamatan, 342 desa dan 6 kelurahan dan pusat pemerintahan terletak di kecamatan Cianjur kota. Selanjutnya, penulis akan paparkan beberapa data yang menyangkut identitas daerah dan keadaan penduduk Kabupaten Cianjur, sebagai berikut: a batas-batas administratif Kabupaten Cianjur, adalah 1. sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta, 2. sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi, 3. sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, 1. sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. b topografi Sebagian besar wilayah Kabupaten Cianjur adalah hutan dan pegunungan kecuali di sebagian wilayah pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. c lahan-lahan. Lahan pertanian pangan dan hortikultura, peternakan, dan perikanan, perkebunan, dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan sungai kecil yang dapat dimanfa’atkan sebagai sumber daya pengairan untuk tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah sungai Cibuni yang bermuara di Samudera Hindia. 63 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha 23,71 berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha 16,59 berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha 27,76 berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha 16,49 berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha 0,10 berupa tanah dan penggembalaan pekarangan, 1.239 Ha 0,035 berupa tambak kolam, 25.261 Ha 7,20 berupa pemukiman pekarangan dan 22.483 Ha 6.42 berupa penggunaan lain-lain. d asal mula babad Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, dengan membawa 100 cacah rakyat ditugaskan untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul. R. Djajasasana kemudian berhasil menahan serangan Banten dalam mempertahankan wilayahnya sehingga beliau dianugerahi gelar panglima Wira Tanu. Sehingga beliau akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu Datar. Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur Tsitsanjoer-Tjiandjoer. Periodesasi Bupati Cianjur dari masa ke masa: 1. R.A. Wira Tanu I 1677-1691 2. R.A. Wira Tanu II 1691-1707 3. R.A. Wira Tanu III 1707-1727 4. R.A. Wira Tanu Datar IV 1927-1761 5. R.A. Wira Tanu Datar V 1761-1776 6. R.A. Wira Tanu Datar VI 1776-1813 7. R.A.A. Prawiradiredja I 1813-1833 8. R. Tumenggung Wiranagara 1833-1834 64 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9. R.A.A. Kusumahningrat Dalem Pancaniti 1834-1862 10. R.A.A. Prawiradiredja II 1862-1910 11. R. Demang Nata Kusumah 1910-1912 12. R.A.A. Wiratanatakusumah 1912-1920 13. R.A.A. Suriadiningrat 1920-1932 14. R. Sunarya 1932-1934 15. R.A.A. Suria Nata Atmadja 1934-1943 16. R. Adiwikarta 1943-1945 17. R. Yasin Partadiredja 1945-1945 18. R. Iyok Mohamad Sirodj 1945-1946 19. R. Abas Wilagasomantri 1946-1948 20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga 1948-1950 21. R. Ahmad Suriadikusumah 1950-1952 22. R. Akhyad Penna 1952-1956 23. R. Holland Sukmadiningrat 1956-1957 24. R. Muryani Nataatmadja 1957-1959 25. R. Asep Adung Purawidjaja 1959-1966 26. Letkol R. Rakhmat 1966-1966 27. Letkol Sarmada 1966-1969 28. R. Gadjali Gandawidura 1969-1970 29. Drs. H. Ahmad Endang 1970-1978 30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja 1978-1983 31. Ir. H. Arifin Yoesoef 1983-1988 32. Drs. H. Eddi Soekardi 1988-1996 33. Drs. H. Harkat Handiamihardja 1996-2001 34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi 2001-2006 35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM 2006-2016. 65 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu e filosofi Cianjur Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni: NGAOS, MAMAOS, dan MAENPO, yang mengingatkan kepada kita semua tentang tiga aspek keparipurnaan hidup, sebagai berikut: 1 Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677 dimana wilayah Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai. 2 Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi dalem tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung Kecapi besar dan Kecapi rincik kecapi kecil serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya. 66 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 Maen Po adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maen po ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan penghindaran dan Peupeuhan pukulan. Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat Cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. f demografi Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 . Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya diatas 100.000 jiwa adalah 67 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kecamatan Cibeber 105.0204 jiwa, Kecamatan Warungkondang 101.580 jiwa dan Kecamatan Karangtengah 123.158 jiwa. Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara. g ekonomi Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 . Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB yaitu sekitar 42,80 . Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60. dan pengiriman pembantu 30. h kepadatan penduduk Dengan kepadatan penduduk tidak merata: 1. 63,90 di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 2. 19,19 di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 3. 17,12 di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 i kepercayaan atau agama penduduk Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98 , sedangkan penduduk non muslim mencapai 2 , dengan rincian sebagai berikut: 1. Penduduk beragama Islam = 1.893.203 orang 98 2. Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang 1,7 3. Penduduk beragama Budha dan Hindu = 5.796 orang 0,3 j tingkat partisipasi usia sekolah 1. Angka Partisipasi Kasar SDMI Tahun 2000 mencapai 84,52 68 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Angka Pastisipasi Kasar SMP mencapai 38,50 3. Angka Partisipasi Kasar SMA mencapai 11,98 k indikasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat 1. Angka Kematian Ibu AKI saat ini mencapai 373 per 100.000 kelahiran , turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 420 per 100.000 kelahiran. 2. Angka Kematian Bayi AKB mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per 1.000 kelahiran hidup. 3. Angka Harapan Hidup AHH mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun. l suasana Cianjur Ibukota Kabupaten Cianjur dilintasi jalan nasional Jakarta-Bogor- Bandung, serta jalur kereta api Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur. Perjalanan ke Cianjur biasanya ditempuh melalui jalan darat, jika dari Jakarta bisa melewati jalur Puncak, jalur Sukabumi atau jalan alternatif melalui Jonggol. m objek wisata Objek wisata yang ditawarkan : Pantai Jayanti, Taman Bunga Nusantara, Kebun Raya Cibodas, Situs Megalitikum Gunung Padang, Gunung Gede,Gunung Pangranggo, dan Air terjun Kab. Cianjur. n beras pandan wangi Pandan Wangi merupakan satu-satunya beras wangi beraroma pandan yaitu beras yang merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di 69 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu daerah lain dan menjadi khas Cianjur. Rasanya enak pulen dan harganya pun relatif lebih tinggi dari beras biasa. Di Cianjur sendiri, pesawahan yang menghasilkan beras asli Cianjur ini hanya di sekitar Kecamatan Warungkondang, Cugenang dan sebagian Kecamatan Cianjur. Luasnya sekitar 10,392 Ha atau 10,30 dari luas lahan persawahan di Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata per hektar 6,3 ton dan produksi per- tahun 65,089 ton.

3.2.2. Objek wilayah penelitian

Penelitian tentang “Tradisi Membaca Syair Barzanji” ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di lima wilayah kecamatan, yaitu 1 wilayah kecamatan Karangtengah, 2 wilayah kecamatan Sukaluyu, 3 wilayah kecamatan Mande, 4 wilayah kecamatan Cipanas, dan 5 wilayah kecamatan Cianjur kota, yang dalam interaksi sosialnya mayoritas didominasi dengan pola prilaku adat istiadat suku Sunda.

3.3 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitan ini adalah kualitatif. Bentuk penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian yang mengutamakan proses atau prosedur yang dijalankan, sedangkan hasilnya bergantung pada proses penelitian itu sendiri. Pendapat ini berdasar pada teori yang disampaikan oleh Bogdan dan Biklen, 70 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Lincoln dan Guba dalam Moleong 2002:4-8 bahwa bentuk penelitian kualitatif terdiri dari sebelas karakteristik yaitu sebagai berikut: 1. latar alamiah, 2. manusia sebagai alat, 3. metode kualitatif, 4. analisis secara induktif, 5. teori dari dasar, 6. deskriptif, 7. lebih mementingkan proses daripada hasil, 8. adanya “batas” yang ditentukan “fokus”, 9. adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, 10. desain bersifat sementara, 11. hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Ciri pertama, penelitian kualitatif berlatar alamiah artinya peneliti berhadapan dengan sumber data di lapangan. Dalam hal ini sumber data penelitian ini adalah para penuturpembaca syair Barzanji yang berasal dari lima kecamatan di lingkungan sosiokultural masyarakat Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat, dengan cara melakukan pencatatan dan sekaligus penafsiran analisis terhadap data yang terkumpul. Ciri kedua, penelitian kualitatif menjadikan manusia sebagai alat instrumen, artinya adalah dalam penelitian kualitatif manusia peneliti dan dengan bantuan pihak lain bertindak sebagai instrumen atau alat utama, baik dalam pengumpulan data, pencatatan data, maupun dalam hal penafsiran data dengan mengerahkan segenap kemampuan intelektual pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki terhadap fenomena yang ada. Ciri ketiga, penelitian kualitatif adalah menggunakan metode kualitatif. Artinya penggunaan metode kualitatif lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan ganda dan metode ini menyajikan langsung hakikat 71 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu hubungan antara peneliti dengan sumber data serta dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai di lingkungan penelitian. Ciri keempat, penelitian kualitatif adalah analisis data secara induktif. Artinya selain akan mendapatkan kenyataan-kenyataan ganda, juga adanya hubungan antara peneliti dengan sumber data secara langsung, lebih menguraikan latar secara penuh serta dapat membuat keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya. Ciri kelima, penelitian kualitatif adalah teori dan dasar. Artinya, peneliti itu mempercayai apa yang diamati, berusaha untuk netral, lebih responsif terhadap nilai-nilai kontekstual, bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan, lebih merupakan pembentukan abstraksi, berdasarkan data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian diuji. Ciri keenam, penelitian kualitatif adalah deskriptif. Artinya, data yang terkumpul berupa kata-kata atau gambaran dan bukan angka-angka. Dengan demikian hasil penelitian akan berupa hasil analisis data tentang syair-syair Barzanji dan hasil wawancara dengan para tokoh agama alim ulama serta para penuturpembaca tradisi Barzanji untuk memberikan gambaran penyajian laporan ini. Ciri ketujuh, penelitian kualitatif adalah lebih mementingkan proses daripada hasil. Artinya, dalam penelitian kualitatif hasil yang diperoleh sepenuhnya bergantung kepada proses penelitian itu sendiri. Ciri kedelapan, penelitian kualita tif adalah adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus”. Artinya dalam penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas penelitian berdasarkan fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Dengan demikian penetapan fokus sebagai masalah penelitian penting dalam upaya menemukan batas penelitian. 72 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Ciri kesembilan, penelitian kualitatif adalah adanya kriteria khusus untuk keabsahan data. Artinya, untuk keabsahan data harus memenuhi kriteria adanya derajat kepercayaan, keteralihan kebergantungan dan kepastian. Ciri kesepuluh, penelitian kualitatif adalah desain yang bersifat sementara. Artinya, desain yang disusun secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan yang ada di lapangan. Ciri kesebelas, penelitian kualitatif adalah hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Artinya, penelitian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan diadakan diskusi dengan teman sejawat.

3.4 Teknik Pengumpulan Data.