NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL MENURUT SYEKH JA’FAR AL-BARZANJI (STUDI ANALISIS TENTANG KITAB AL-BARZANJI) SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL MENURUT SYEKH JA’FAR AL-BARZANJI (STUDI ANALISIS TENTANG KITAB AL-BARZANJI) SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : MUHAMMAD MIFTAKHUDDIN 111 11 101 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

  MOTTO “Bangsa Yang Beradab Adalah Bangsa Yang Bermoral” PERSEMBAHAN 1.

  Kedua orang tua tersayang Ibu Komiyah dan Bapak Sukiyat yang selalu mencurahkan kasih sayang, dukungan serta doa yang tiada pernah ada hentinya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  2. Segenap keluarga (Nenek, Kakak, Pakde, Bude, Paman, Bibi, Saudara) yang selalu mendukung dan membimbing setiap langkahku.

  3. Sahabat-sahabati satu barisan dan satu cita, satu angkatan dan satu jiwa (PMII, TLS, SALAMS, IPNU, DEMA, PAI).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Solawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Inspirator dalam setiap langkah. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Ruchayati, M. Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Prof. Dr. Mansur, M.Ag Selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam membimbing penulis.

  5. Dr. Hj. Lilik Sriyati, M.SI. selaku dosen pembimbing akademik selama kuliah di IAIN Salatiga.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah menjadi perantara ilmu.

  7. Ibu, Ayah, Kakak, beserta keluarga yang selama ini selalu memberikan do‟a, serta selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabati satu barisan dan satu cita, satu angkatan dan satu jiwa (PMII, TLS, SALAMS, IPNU, DEMA, PAI).

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca. Dan pada akhirnya penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Miftakhuddin, Muhammad. 2016. Nilai-nilai Pendidikan Moral Menurut Syekh Ja‟far Al-Barzanji (Studi Analisis Tentang Kitab Al-Barzanji). Skripsi.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Prof. Dr. Mansur, M.Ag

  Kata kunci : Nilai Pendidikan Moral, Kitab Al-Barzanji Perayaan maulid Nabi dianggap sangat penting oleh umat Islam, selain untuk mengenang jasa-jasa Nabi, juga sebagai upaya untuk menjadikannya suri teladan. Dalam merayakannya biasanya msyarakat membaca teks-teks puitis yang berisi sejarah dan puji-pujian atas keutamaan Nabi Muhammad SAW. Teks-teks puitis yang dibaca itu salah satunya adalah Maulid Al-Barzanji, yang merupakan kutipan dari kitab „Iqd al-Jawahir karya Syaikh Ja‟far ibn Hasan Al-Barzanji. Akan tetapi yang sangat disayangkan dalam upacara pembacaan Kitab Al- Barzanji tersebebut yaitu kenyataan bahwa sebagian besar orang yang turut hadir dalam majelis tersebut tidak mengetahui nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab tersebut. Agar mereka yang ikut andil dalam acara pembacaan Kitab Al-Barzanji tersebut dapat dengan mudah mengambil nilai-nilai pendidikan moral yang ada di dalam kitab tersebut dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian terhadap Karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji ini dengan rumusan masalah berikut: Apa sajakah Nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji dan Bagaimana nilai-nilai pendidikan moral bagi masyarakat umum dalam Kitab Al-Barzanji.

  Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, dalam arti menelaah dokumen-dokumen tertulis, baik primer maupun skunder. Analisis atas data-data diawali dengan proses reduksi (seleksi data) untuk mendapatkan informasi yang lebih fokus pada rumusan persoalan yang ingin dijawab, kemudian disusul dengan proses deskripsi, yakni menyusun data itu menjadi sebuah teks naratif kemudian dilakukan analisis data dan penyimpulan.

  Adapun hasil dari penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam kitab Al-Barzanji seperti: Kanaah, Pemalu, Tawaduk, Mendamaikan Orang yang Bersengketa, Pemaaf, Tidak gentar menghadapi para raja, Marah karena Allah, Berbicara Seperlunya, Mulai memberi salam, Berbicara Kebenaran, Menghormati orang utama. Dengan mengetahui nilai pendidikan moral tersebut diharapkan agar masyarakat umum dapat dengan mudah memahaminya, dilaksanakan dalam kehidupan kesehariannya serta mengajarkan pada lingkungan sosialnya khususnya kepada anak-anaknya.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL......................................................................................... I HALAMAN LOGO.......................................................................................... Ii PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... Iii PENGESAHAN............................................................................... ................ Iv PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................... V MOTTO dan PERSEMBAHAN....................................................................... Vi KATA PENGANTAR....................................................................................... Vii ABSTRAK........................................................................................................ Ix DAFTAR ISI..................................................................................................... X

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian................................................................................... 8 D. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 9 E. Metode Penelitian.................................................................................. 10 F. Penegasan Istilah................................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan............................................................................ 13 BAB II BIOGRAFI A. Biografi Pengarang................................................................................ 14 B. Karya-karya Ja‟far Al-Barzanji............................................................. 17 C. Isi Kitab Ja‟far Al-Barzanji................................................................... 18 D. Kitab Al-Barzanji di Indonesia............................................................. 21 BAB III PENDIDIKAN MORAL MENURUT AL-BARZANJI A. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Moral............................................... 23 B. Nilai-nilai Pendidikan Moral Yang Terdapat Dalam Kitab Al- Barzanji................................................................................................

  24 1. Kanaah............................................................................................ 24 2. Pemalu...........................................................................................

  3. Tawaduk.........................................................................................

  25

  26

  4. Mendamaikan Orang yang Bersengketa........................................ 27 5.

  45

  62

  7. Marah Karena Allah........................................................................

  Pemaaf............................................................................................. 60 6. Tidak Gentar Menghadapi Para Raja..............................................

  57 4. Mendamaikan Orang yang Bersengketa........................................ 58 5.

  56

  3. Tawaduk.........................................................................................

  54 1. Kanaah............................................................................................. 54 2. Pemalu.............................................................................................

  52 B. Nilai-nilai Pendidikan Moral Bagi Masyarakat Umum Dalam Kitab Al-Barzanji...........................................................................................

  50

  11. Menghormati Orang Yang Utama.................................................

  49 10. Berbicara Kebenaran.....................................................................

  47

  9. Memulai Salam..............................................................................

  46 8. Berbicara Seperlunya......................................................................

  7. Marah Karena Allah........................................................................

  Pemaaf............................................................................................ 27 6. Tidak Gentar Menghadapi Para Raja..............................................

  Tidak Gentar Menghadapi Para Raja..............................................

  36 4. Mendamaikan Orang yang Bersengketa........................................ 39 5. Pemaaf............................................................................................. 42 6.

  34

  3. Tawaduk.........................................................................................

  31 1. Kanaah............................................................................................. 31 2. Pemalu...........................................................................................

  30 BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai-nilai Pendidikan Moral yang Terkandung Dalam Kitab Karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji......................................................................

  30

  11. Menghormati Orang Yang Utama.................................................

  29 10. Berbicara Kebenaran.....................................................................

  29

  9. Memulai Salam..............................................................................

  29 8. Berbicara Seperlunya......................................................................

  28

  7. Marah Karena Allah........................................................................

  63

  8. Berbicara Seperlunya......................................................................

  9. Memulai Salam..............................................................................

  64

  65 10. Berbicara Kebenaran.....................................................................

  11. Menghormati Orang Yang Utama.................................................

  66

  68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... 71 B. Saran...................................................................................................... 74

  DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 75

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW (maulid Nabi)

  merupakan salah satu dari perayaan umat islam, yang ketenarannya hampir menyamai dua hari raya Islam yang mempunyai ketentuan hukum agama, yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Meski tidak memiliki landasan hukum secara

  qat‟i, namun peringatannya telah dirayakan di hampir seluruh dunia

  Islam. Tak terkecuali oleh umat Islam di negeri non-muslim, seperti di Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.

  Perayaan maulid Nabi dianggap sangat penting oleh umat Islam, selain untuk mengenang jasa-jasa Nabi dalam menyebarkan ajaran agama, juga sebagai upaya untuk menjadikannya suri teladan. Maulid Nabi biasanya dirayakan pada tanggal 12

  rabi‟ul-Awwal (Jawa: Mulud) yang diyakini sebagian besar umat islam sebagai hari kelahiran Nabi SAW.

  akan tetapi, ada juga yang menyelenggarakannya di luar tanggal tersebut, yang penting masih dalam bulan

  Rabi‟ul-Awwal.

  Seperti umat islam di negeri lain, umat Islam Indonesia pun mengadakan perayaan maulid Nabi, meskipun dengan nuansa yang berbeda. Di Indonesia, perayaan maulid Nabi diadakan dihampir seluruh pelosok negeri, mulai lembaga-lembaga formal, non-formal, organisasi- organisasi tertentu, dan majlis-majlis

  ta‟lim di tingkat desa, kecamatan,

  kabupaten sampai ditingkat nasional. Bahkan, negara pun secara resmi mengadakan perayaan ini, yang kadang-kadang diselenggarakan di istana negara. Biasanya, pola yang dipakai dalam perayaan ini adalah pola-pola pengajian akbar. Rangkaian acaranya diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-

  Qur‟an, kemudian beberapa kata sambutan dari tokoh masyarakat, dan diakhiri dengan uraian hikmah sejarah hidup Nabi atau tema-tema keagamaan lainnya.

  Hal ini berbeda dengan masyarakat umum khususnya warga

  

nahdliyyin yang mempunyai tradisi dan pola tersendiri dalam merayakan

  maulid Nabi. Selain menggunakan pola pengajian akbar di atas, biasanya mereka juga membaca teks-teks puitis yang berisi sejarah dan puji-pujian atas keutamaan Nabi Muhammad SAW. Teks-teks puitis ini pada umumnya dibaca sejak tanggal 1 sampai 12

  Rabi‟ul-Awwal. Tetapi, ada

  juga yang membacanya pada setiap malam Jum‟at dan malam Senin sepanjang tahun. Teks-teks puitis yang dibaca itu adalah kitab Maulid ad-

  

Diba‟i, Maulid Syaraf al-Anam, ataupun Maulid Al-Barzanji, yang

  merupakan kutipan dari kitab

  „Iqd al-Jawahir karya Syaikh Ja‟far ibn

  Hasan Al-Barzanji. Tampaknya, kitab maulid yang disebut paling akhir inilah yang paling banyak dibaca oleh umat Islam di Indonesia (Muthohar, 2011: 1-4).

  Memperingati hari lahir Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga NU. Hari Senin, 12

  Rabi‟ul Awal (Mulud), sudah dihapal luar kepala oleh

  anak-anak warga NU. Acara yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan diselenggarakan sampai hari-hari bulan

  Rabi‟ as-Tsany (Bakdo Mulud). Biasanya, ada yang hanya

  mengirimkan masakan-masakan sepesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri; ada yang menyelenggarakan upacara sederhana di ruma masing-masing; ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan dimushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat islam.

  Muludan ini biasanya hanya pembacaan Berjanji atau D iba‟ yang

  isinya tidak lain adalah biografi dan sejarah kehidupan Rasulullah. Bisa juga ditambah dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti menampilkan kesenian Hadrah atau pengumuman hasil berbagai lomba, sedang puncaknya ialah

  mau‟izhah hasanah dari muballigh kondang (Fattah, 2011: 293-294).

  Menurut Munawir Abdul Fattah (2011: 294-295) dalam bukunya Tradisi Orang-orang NU, amaliah ini berdasarkan pada dalil-dalil berikut: Dalil Pertama:

  .ِةَماَيِقْلا َمْوَ ي ُوَلاًعْ يِفَش ُتْنُك ىِدِلْوَم َمَّظَع ْنَم َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص َلاق

  Rasulullah bersabda: Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku akan memberikan syafa‟at kepadanya di Hari Kiamat. Dalil kedua:

  ُدَنْسُمْلا ُظِفاَْلْا ُماَمِْلْاُذاَتْسُْلْا َلاق َو َّنَأِب وْيِقَفاَبِرِداَقْلاِدْبَع ُنْب ِللها ُدْبَع ُبْيِبَْلْاُرُ تْكُّدلا َو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ُوَلْوَ ق ُنْبا ُهَوَراَم ِةَماَيِقْلا َمْوَ ي ُوَلاًعْ يِفَش ُتْنُك ىِدِلْوَم َمَّظَع ْنَم َمَّلَس

  .ُهُداَنْسِإ ٌحْيِحَص ِبَِىَّذلا َلاق َو َْيِّْ تِس َةَفْ يِحَص ِلَّوَْلْاِءْزُْلْا ِفِ ِخْيِراَّتلا ِفَِرِكاَسَع

  Ustadz Imam al-Hafizh al-Musnid DR. Habib Abdullah Bafaqih

  mengatakan bahwa hadits “man „azhzhama maulidy kuntu syafi‟an lahu yaum al- Qiyamati” seperti diriwayatkan Ibnu Asakir dalam kitab Tarikh, Juz I, hlm 60, menurut Imam Dzahaby sahih sanadnya.

  Dalil ketiga:

  

ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِِّبَِّنلاِدِلْوَم

َمَّظَع ْنَم ُوْنَع ُللها َيِضَرُرَمُع َلاق َو .َم َلَْسِْلْااَيْحَأْدَقَ ف َمَّلَسَو

  Umar mengatakan: Siapa menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya menghidupkan Islam.

  Adapun dalil Al- Qur‟an yang menunjukkan dasar untuk bershalawat serta salam atas Nabi SAW, Menurut Quraish Shihab (2009: 507), terdapat dalam Al-

  Qur‟an surat Al-Ahzab ayat 56 berikut:

                 

  “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah yang sempurna

  Menurut M. Quraish Sihab (2009: 526) ayat dan perintah Allah ini sungguh unik. Tidak ada satu perintahpun yang diperintahkan Allah swt, akan tetapi sebelum memerintahkan Allah swt menyampaikan bahwa Dia pun melakukan apa yang diperintahkannya itu. tidak ada satu yang demikian, kecuali salawat kepada Nabi Muammad SAW. Perintah Allah swt kepada orang-orang yang beriman ini yang sebelumnya menyatakan bahwa diri-Nya dan para malaikat bershalawat, adalah untuk menggambarkan bahwa penghuni langit dari para malaikat mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Maka, hendaknya kaum muslimin yang merupakan penghuni bumi mengagungkan beliau SAW pula.

  Al- Qur‟an Suarat Al-Ahzab ayat 56 tersebut diatas menunjukkan bahwa seseorang bukan saja dituntut untuk tidak merendahkan Nabi

  Muhammad SAW, lebih dari itu, dia dituntut untuk mengagungkan beliau dan mengakui jasa-jasanya. karena kalau kita tidak mampu mengakui dan memberi penghormatan kepada para tokoh, kepada siapa lagi penghormatan itu kita berikan? Kalau kita enggan memberi hak-hak manusia agung, mungkinkah kita bersedia memberi hak orang-orang kecil? Karena jasa dan pengorbanan Rasul SAW serta atas dasar pemberian hak penghormatan itulah sehingga Allah SWT, mencurahkan rahmat dan para malaikat memohon maghfirah untuk beliau serta menganjurkan umat islam untuk menyampaikan shalawat dan salam sejahtera kepada Nabi Muhammad dan segenap keluarga beliau. Perintah Allah ini juga diamalkan oleh Rasulullah SAW, walaupun ini berkaitan dengan diri beliau. Putri yang paling mirip wajahnya dengan beliau lagi paling dicintai beliau menginformasikan bahwa Rasulullah SAW, apabila masuk kemasjid, beliau bers halawat dan bersalam sambil berucab, “Ya

  Allah, ampunilah dosaku dan bukalah bagiku pintu-pintu anugerah- Mu.” (HR. At-Tirmidzi) (Shihab, 2009: 527).

  Berdasarkan dalil Hadis dan Al- Qur‟an di atas maka jelaslah bahwa memperingati hari lahir Rasulullah SAW dan bershalawat atas-nya merupakan perkara yang sangat dianjurkan. Maka dari itu, kita sebagai umat beliau SAW harus senantiasa bersalawat kepada beliau SAW dalam keadaan apapun dan selalu bergembira ketika datang hari kelahiran beliau Rasulullah SAW. Banyak sekali cara untuk kita memperingati hari kelahiran Beliau SAW, salah satunya yaitu dengan cara memabaca kitab Al-Barzanji baik secara individu maupun berjamaah seperti tersebut di atas.

  Akan tetapi yang sangat disayangkan dalam upacara pembacaan Kitab Al-Barzanji tersebebut yaitu kenyataan bahwa sebagian besar orang yang turut hadir dalam majelis tersebut tidak mengetahui nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab tersebut. Padahal di dalam kitab tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan moral yang dapat dijadikan pembelajaran bagi umat manusia. Agar mereka yang ikut andil dalam acara pembacaan Kitab Al-Barzanji tersebut dapat dengan mudah mengambil nilai-nilai pendidikan moral yang ada di dalam kitab tersebut dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, penulis berinisiatif untuk melakukan suatu penelitian terhadap Karya

  Syekh Ja‟far Al-Barzanji ini dengan judul

  “NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL

MENURUT SYEKH JA’FAR AL-BARZANJI (STUDI ANALISIS

TENTANG KITAB AL-BARZANJI)

  ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, akhirnya penulis merumuskan permasalahan dalam beberapa rumusan masalah yaitu:

  1. Apa sajakah Nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji? 2.

  Bagaimana nilai-nilai pendidikan moral bagi masyarakat umum dalam Kitab Al-Barzanji? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui Nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji.

2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan moral bagi masyarakat umum dalam

  Kitab Al-Barzanji

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Teoritis a.

  Memperkaya khasanah pengetahuan tentang kitab Al-Barzanji melalui Nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji.

  b.

  Menambah pemahaman ajaran islam sebagai agama yang Rahmatan lil „alamin melalui Nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji karya

  Syekh Ja‟far Al- Barzanji.

2. Praktis a.

  Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan salah satu bentuk pelatihan bagi peneliti dalam menganalisa isi kandungan khususnya nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji untuk dijadikan sebagai salah satu karya ilmiah (Skripsi).

  b.

  Bagi Masyarakat Umum Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah dan sebagai sumber pembelajaran yang berkaitan dengan pendidikan moral yang terkandung dalam kitab Al-Barzanji.

E. Metode Penelitian 1.

  Pengumpulan Data Menurut Muhyar Fanani (2010: 11), metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, dalam arti menelaah dokumen-dokumen tertulis, baik primer maupun skunder. Kemudian dikumpulkan untuk selanjutnya dimasukkan kedalam penelitian ini.

  2. Sumber Data Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber primer berupa kitab

  majmu‟ terbitan semarang yang sering dipakai

  masyarakat umum dalam pembacaan Al-Barzanji. Di samping itu, juga didukung dengan sumber-sumber sekunder yang dapat menyempurnakan skripsi ini.

  3. Analisis Data Menurut Muhyar Fanani (2010: 12), analisis atas data-data dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai. Diawali dengan proses reduksi (seleksi data) untuk mendapatkan informasi yang lebih fokus pada rumusan persoalan yang ingin dijawab oleh penelitian ini, kemudian disusul dengan proses deskripsi, yakni menyusun data itu menjadi sebuah teks naratif. Pada saat penyusunan data menjadi sebuah teks naratif inilah dilakukan analisis data dan kemudian dilakukan penyimpulan.

F. Penegasan Istilah

  Skripsi ini Berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Moral Menurut Syekh Ja‟far Al-Barzanji (Studi Analisis Tentang Kitab Al-Barzanji)” Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penafsiran judul yang di maksudkan, ada beberapa istilah yang perlu di jelaskan disini: 1.

  Nilai Menurut Risieri Frondizi dalam bukunya Pengantar Filsafat

  Nilai (2001: 7), nilai itu tidak ada untuk dirinya sendiri, setidak- tidaknya di dunia ini; ia membutuhkan pengemban untuk berada. Oleh karena itu, nilai nampak pada kita seolah-olah hanya merupakan kualitas dari pengemban nilai ini: keindahan dari sebuah lukisan, kebagusan dari sepotong pakaian, kegunaan dari sebuah peralatan.

  Jadi yang dimaksud nilai pada judul ini adalah embanan dari pendidikan moral yang terdapat pada kitab karya Syekh Ja‟far Al Barzanji.

2. Pendidikan

  Menurut Suwarno (2006: 19), Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual. Jadi pendidikan yang di maksud pada judul ini adalah suatu hal yang terdapat dalam karya Syekh Ja‟far Al Barzanji yang dapat memperbaiki moral dan melatih intelektual.

  3. Moral Menurut Budiningsih (2004: 24), kata moral berasal dari kata mores (Bahasa Latin) yang berarti tatacara dalam kehidupan atau adat istiadat. Jadi moral yang di maksud pada judul ini yaitu tata cara kehidupan atau adat istiadat yang terkandung di dalam kitab Al- Barzanji.

  4. Syekh Ja‟far Al-Barzanji Syekh Ja‟far Al-Barzanji adalah nama pengarang kitab Al- Barzanji.

  5. Studi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1093), studi adalah penelitian ilmiah, kajian, telaahan. Jadi yang di maksud studi pada jdul ini adalah penelitian secara ilmiah, kajian atau telaahan terkait kitab Al-Barzanji.

  6. Analisis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 43), analisis yaitu penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Jadi yang di maksud analisis pada judul ini adalah penyelidikan tentang isi kandungan kitab Al-Barzanji untuk di ketahui pendidikan moral yang terkandung di dalamnya.

7. Al-Barzanji

  Al-Barzanji disini adalah nama kitap yang di karang oleh Syekh Ja‟far Al-Barzanji.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman serta dalam menganalisis permasalahan yang akan dikaji, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :

  Bab Pertama: Pendahuluan yang memuat : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan penelitian, Metode Penelitian, penegasan istilah, dan Sistematika Penulisan.

  Bab Kedua: Biografi yang memuat: Biografi Pengarang, karya- karyanya, isi kitab Al-Barzanji dan kitab Al-Barzanji di Indonesia.

  Bab Ketiga: Deskripsi pemikiran yang memuat: nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam Kitab Al-Barzanji.

  Bab Keempat: Pembahasan yang memuat: Nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kitab karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji, nilai-nilai pendidikan moral bagi masyarakat umum.

  Bab Kelima: Penutup yang memuat : Kesimpulan dan Saran.

BAB II BIOGRAFI A. Biografi Pengarang Ja‟far ibn Hasan ibn Abd al-Karim ibn Muhammad (1690-1764). Ia

  dilahirkan, dan menghabiskan seluruh usianya di Madinah. Sejumlah karya yang sangat populer, dan di seluruh dunia Islam ditulisnya. Karya yang sekarang dikenal sebagai “Al-Barzanji” adalah buku maulidnya yang diberi judul al-Iqd al-Jawahir (Muthohar, 2011: 57). Nasabnya sampai kepada Imam Ja‟far Sodiq bin muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali „Alayhima min Allah Al-Salaam.

  Imam Al Murodi dalam kitab “Salaku Al-Durar” menyifati Imam Al-Barzanji bahwa beliau adalah “orang yang bermadzhab syafi‟i. Seorang guru yang sangat memiliki keutamaan ilmu, ahli ibadah, dan ahli fatwa. Beliau adalah salah satu pimpinan dalam madzhab syafi

  ‟iyah dikota

  Madinah dan beliau adalah satu dari orang hebat pada zaman tersebut.” Imam Jafar bin Hasan Al-Barzanji dilahirkan di Madinah munawarah pada tahun 1128 dari hijrahnya Rasulullah SAW. dan dia hidub dilingkungan yang sangat bagus. Beliau menghafalkan Qur‟an kepada Syekh Ismail Al-Yamani. dan kemudian beliau memperdalam

  qira-at

  kepada Syekh Yusuf Asso‟idi. kemudian beliau melanjutkan untuk mencari ilmu-ilmu akal (logika) dan ilmu-ilmu naqli (riwayah) kepada beberapa guru yang merupakan ulama di Masjid Nabawi sehingga beliau bisa menguasai dalam banyak ilmu bahkan dikatakan lebih mendalam daripada guru-gurunya. Kemudian beliau memberikan pelajaran di Masjid Nabawi dan pada saat itu umurnya baru tiga puluh satu tahun yaitu pada tahun 1159 H. Beliau mengajarkan tentang hadis, tafsir, fiqih, ushul fiqih, hukum, sejarah Rasulullah, nahwu saraf, mantiq, ilmu ma-ani, ilmu bayan, ilmu ba

  di‟, ilmu faraiq, ilmu tulis menulis, ilmu berhitung, filsafat, ilmu hikmah ilmu sosial, teknologi atau pembangunan dan ilmu bahasa.

  Beliau juga sangat meguasai dalam bidang percakapan. Kemudian beliau menjadi seorang imam dan menjadi Khotib di Masjid Nabawi setelah beliau mengajar disitu. beliau adalah orang yang sangat luas pandangannya dalam berbagai macam ilmu. Beliau pandai dalam berdebat, bermusyawarah, berpandangan, mengetahui banyak bahasa. dan masyarakat mengetahui tentang keilmuannya, keutamaannya, kemudian mereka berkumpul untuk belajar kepadanya yang mereka berasal dari berbagai negara yang berbeda-beda. Dan beliau termasuk ulama yang berfatwa dimadinah terhadab semua madzhab (Tsabit, 2013: 143-144).

  Nama Al-Barzanji dibangsakan kepada nama penulisnya, yang juga sebenarnya diambil dari tempat asal keturunannya yakni daerah Barzinj (Kurdistan). Nama tersebut menjadi populer di dunia Islam pada tahun 1920-an ketika Syekh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak. Kitab

  

Al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada

  Nabi Muhammad SAW dan agar umat Islam meneladani kepribadiannya, sebagaimana yang disebutkan dalam Al- Qur‟an surah al-Ahzab ayat 21:

  “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Ensiklopedi Islam, 1994: 241).

  Imam Sayid Ja‟far Al-Barzanji wafat pada tahun 1177 dan umurnya adalah 49 tahun. Dan ada yang mengatakan pada umur 51 tahun.

  Walaupun beliau wafat pada keadaan yang masih muda akan tetapi beliau memiliki kewarakan yang sangat tinggi (Tsabit, 2013: 144-145).

  Dari biografi Imam Sayid Ja‟far Al-Barzanji di atas, kita dapat mengetahui bahwa nama Al-Barzanji sebenarnya diambil dari tempat asal keturunannya yakni daerah Barzinj (Kurdistan). Selain itu kita juga dapat melihat sosok beliau yang mulia nasabnya, memiliki keutamaan ilmu, ahli ibadah, ahli fatwa, dan beliau merupakan sosok yang memiliki kewaraan yang sangat tinggi walaupun beliau wafat dalam keadaan masih muda.

B. Karya-karya Ja’far Al-Barzanji

  Imam Ja‟far Al-Barzanji mengarang beberapa kitab yang sangat bermanfaat diantarannya adalah kitab risalah yang dinamakan

  “Jaaliyatu Al-Karbi bi Ashaabi Sayyidi Al- „Ajmi wa Al-„Arabi” yang mana dalam

  kitab tersebut ditulis didalamnya tentang nama-nama para ahli badar dan para ahli perang uhud. Menurut Muhamad Kholid Tsabit dalam bukunya

  Taarikhul Ihtifaal bi Maulidi an-Naby Shalallahu Alaihi Wasallam wa Madhaahirihu fii Al- „Aalam (2013:144-145) Imam Ja‟far Al-Barzanji juga

  mempunyai beberapa kitab diantaranya: 1.

  Mukhtasharu Al-Dhaw-a Al-Wahaaj fi Qishati Al-Israa-a wa Al-

  Mi‟raaj 2.

  Al-Ghushnu Al-Wardii fi Akhbaari Al-Sayid Al-Mahdii 3. Al-Nafhu Al-Farji fi Al-Fathi Al-Jatatijii 4. Ithaafu Al-Baraayaa Li‟idati Al-Ghazawaat wa Al-Sarayaa 5. Idhaa-atu Al-Daraarii Li-irsyaadu Al-Saarii „ala Shahiihi Al-

  Bukhaarii 6.

  Al-Rawdhu Al-Ma‟thaar fiimaa Lisayid Muhammad bin Rasuuli Al- Barzanjii yang merupakan kitab terjemah.

  Imam Al-Zarkali menambahkan bahwa diantara karangan imam Ja‟far Al-Barzanji adalah sebagai berikut: 1.

  Al-Bar-u Al-„Aajil bi Ijaabati Al-Syaykhi Muhammad Ghaafli 2.

  Al-Janiyu Al-Daani fii Manaaqibi Al-Syaikhi „Abdi Al-Qaadiri Al-

  Jaylaanii 3.

  Al-Tiqaathu Al-Zuhri min Nataa-ij Al-Rihalati wa Al-Safari Menurut Muhamad Kholid Tsabit dalam bukunya Taarikhul

  Ihtifaal bi Maulidi an-Naby Shalallahu Alaihi Wasallam wa Madhaahirihu fii Al- „Aalam (2013: 145), karangan Imam Ja‟far Al-Barzanji yang paling

  terkenal secara umum yaitu kitab maulid yang beliau tulis dengan nama “Iqd Al-Jawahir fi Mawlidi Al-Nabii Al-Azhar” yaitu kitab maulid yang dibaca oleh orang-orang muslim di berbagai penjuru dunia yang mana sangat sulit mencari kitab yang tingkatannya menyamai kitab itu kecuali kitab maulid Al-Habsyii.

C. Isi Kitab Ja’far Al-Barzanji

  Karyanya ini adalah buku tentang maulid yang paling populer, dan di banyak tempat telah menjadi bagian ritual baku tarekat Qadariyah.

  Sebagaimana dinyatakan oleh Trimigham, maulid tidak benar-benar diterima secara universal oleh praktik keagamaan populer, tetapi di Indonesia, maulid Barzanji merupakan teks keagamaan yang dikenal secara luas sampai sekarang. Teks ini hadir di Indonesia dengan banyak edisi yang berbeda-beda. Bahkan beberapa ulama Indonesia sudah menerbitkan komentar-komentar serta menerjemahkannya kedalam bahasa Sunda, Jawa, Melayu maupun Indonesia (Muthohar, 2011: 57-58).

  Kitab maulid Al-Barzanji merupakan potongan dari kitab besar yang berjudul al-Iqd al-Jawahir karya

  Ja‟far ibn Hasan ibn Abd al-Karim

Al-Barzanji (1690-1764). Kitab ini sengaja disusun untuk menceritakan

  peri kehidupan Nabi SAW. sebagai suri teladan bagi umat Islam. Ia terdiri atas 19 bagian yang setiap bagiannya dibatasi dengan suatu jeda (fashilat).

  Penulis mengawali kitab Al-Barzanji ini dengan ungkapan “...surga dan segala kenikmatannya merupakan kebahgiaan bagi orang yang bersalawat dan memohon kesejahteraan serta berkah atas Nabi

  ...” hal ini dimaksudkan untuk mendorong para pembaca agar selalu membaca salawat dan salam kepada Nabi SAW. sebagai ungkapan cinta atasnya. Seperti kitab-kitab agama pada umumnya, penulis juga menyampaikan ungkapan puji syukur kepada Allah, salawat-salam kepada Nabi SAW., keluarga dan para sahabatnya, serta diakhiri dengan memohon pertolongan kepada Allah.

  Secara umum, kitab ini ditulis dengan bentuk prosa berirama, yang setiap kalimatnya diakhiri

  ta‟ marbuthah yang didahului ya‟ berharakat

fathah. Penulisnya menggunakan gaya personifikasi pada beberapa sisi,

  dan memakai tasybih (penyerupaan) pada beberapa sisi yang lain. Di antara contohnya adalah tatkala dia memberi fashilah (jeda) pada setiap fragmen dalam prosanya, dengan ungkapan

  „ath-thirillahumma qabrahul

karim # bi „arfin syadziyyin min shalatiw wa taslim (Ya Allah, wewangian pada kubur Nabi SAW. yang mulia, dengan salawat dan salam sejahtera yang mewangi [dia meminjam makna salawat salam dari kata wangi]) (Muthohar, 2011: 60-61).

  Menurut Ahmad Anas (2003: 91-92), di sini Al-Barzanji tidak banyak menuliskan kasidah. Hanya ada empat bait puisi pada paragraf kedua tentang keindahan nasab Nabi dan keterpeliharaannya generasi- generasi yang menurunkannya dari perzinahan. Kemudian enam baris dituliskan untuk perincian kelahiran beliau pada paragraf keempat.

  Secara garis besar paparan Al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut:

1. Silsilah Nabi Muhammad SAW adalah: Muhammad bin

  Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Ka‟ab bin Fihr bin Malik bin Nadar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma‟ad bin Adnan.

  2. Pada masa kanak-kanaknya banyak kelihatan hal luarbiasa pada diri Muhammad SAW, misalnya: malaikat membelah dadanya dan mengeluarkan segela kotoran yang terdapat di dalamnya.

  3. Pada masa remajanya, ketika berumur 12 tahun, ia dibawa pamannya berniaga ke Syam (Suriah). Dalam perjalanan pulang, seorang pendeta melihat tanda-tanda kenabian pada drinya.

4. Pada waktu berumur 25 tahun ia melangsungkan pernikahannya dengan Khadijah binti Khuwailid.

  5. Pada saat berumur 40 tahun ia diangkat menjadi rasul. Mulai saat itu ia menyiarkan agama Islam sampai ia berumur 62 tahun dalam dua periode yakni Mekah dan Madinah, dan ia meninggal dunia di Madinah sewaktu berumur 62 tahun setelah dakwahnya dianggap sempurna oleh Allah SWT (Ensiklopedi Islam, 1994: 241).

D. Kitab Al-Barzanji di Indonesia

  Dalam Ensiklopedi Islam (1994: 242) diterangkan bahwa kitab Al- Barzanji yang merupakan teks sering dihafalkan dan oleh beberapa ulama di Indonesia telah dikomentari dalam bahasa Jawa, Indonesia, dan Arab, antara lain oleh: 1.

  Nawawi al-Bantani (1813-1897), Madarij as-Su‟ud ila iktisa‟

  al-Burud (Jalan Naik untuk Dapat Memakai Kain yang Bagus),

  komentar dalam bahasa Arab dan telah diterbitkan beberapa kali.

  2. Abu Ahmad Abdul-hamid al-Kandali/Kendal, Sabil al-Munji (Jalan bagi Penyelamat), terjemahan dan komentar dalam bahawa jawa, diterbitkan oleh Menara Kudus.

  3. Ahmad Subki Masyhadi, Nur al-lail ad-daji wa miftah bab al-

  Yasar (Cahaya di Malam Gelap dan Kunci Pintu Kemuliaan), terjemahan/komentar dalam bahasa Jawa, diterbitkan Hasan al- Attas Pekalongan.

  4. Asrari Ahmad, Munyat al-Martaji fi Tarjamah Maulid Al-

  Barzanji (Harapan bagi Pengharap dalam Riwayat Hidup Nabi

  Tulisan Al-Barzanji), terjemahan/komentar dalam bahasa Jawa, diterbitkan Menara Kudus.

  5. Mundzir Nadzir, Al-Qoul al-Munji „ala Ma‟ani Al-Barzanji (Ucapan yang Menyelamatkan dalam Makna-Makna Al- Barzanji

  ), terjemahan/komentar bahasa Jawa, diterbitkan Sa‟ad bin Nashir bin Habhan, Surabaya

  6. M. Mizan Asrani Muhammad, Badr ad-Daji fi Tarjamah

  Maulid Al-Barzanji (Purnama Gelap Gulita dalam Sejarah Nabi

  yang ditulis Al-Barzanji), terjemahan Indonesia, penerbit Karya Utama Surabaya (Ensiklopedi Islam, 1994: 242).

  Jika kita lihat dari banyaknya ulama di Indonesia yang menghafalkan dan mengomentari dalam bahasa Jawa, Indonesia, dan Arab. Maka sangat jelaslah bahwa kitab tersebut merupakan kitab yang tidak diragukan lagi kemasyhurannya dan sering dibaca oleh masyarakat di Indonesia.

BAB III PENDIDIKAN MORAL MENURUT AL-BARZANJI A. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Moral Menurut Risieri Frondizi dalam bukunya Pengantar Filsafat Nilai (2001: 7) nilai itu tidak ada untuk dirinya sendiri, setidak-

  tidaknya di dunia ini; ia membutuhkan pengemban untuk berada. Oleh karena itu, nilai nampak pada kita seolah-olah hanya merupakan kualitas dari pengemban nilai ini: keindahan dari sebuah lukisan, kebagusan dari sepotong pakaian, kegunaan dari sebuah peralatan.

  Jadi yang dimaksud nilai pada judul ini adalah embanan dari pendidikan moral yang terdapat p ada kitab karya Syekh Ja‟far Al Barzanji.

  Sedangkan pendidikan menurut Suwarno (2006: 19), Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual. Jadi pendidikan yang di maksud pada judul ini adalah suatu hal yang terdapat dalam karya Syekh Ja‟far Al Barzanji yang dapat memperbaiki moral dan melatih intelektual.

  Moral menurut Budiningsih (2004: 24), kata moral berasal dari kata mores (Bahasa Latin) yang berarti tatacara dalam kehidupan atau adat istiadat. Jadi moral yang di maksud pada judul ini yaitu tata cara kehidupan atau adat istiadat yang terkandung di dalam kitab Al- Barzanji.

  Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwasannya nilai-nilai pendidikan moral disini adalah embanan dari kitab karya Syekh Ja‟far Al Barzanji yang dapat memperbaiki moral (tata cara kehidupan atau adat istiadat).

  B.

  

Nilai-Nilai Pendidikan Moral Yang Terdapat Dalam Kitab Al-

Barzanji

  Adapun nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam kitab Al-Barzanji adalah sebagai berikut:

1. Kanaah

  Kanaah, artinya mencukupkan apa yang ada. Tidak merasa gelisah bila terdapat kekurangan. Rela makan nasi dengan garam asal halal. Tidak perlu berhutang, menggadai atau menjual barang miliknya. Dengan pendapat sekecilpun, asal itu didapat dengan cara halal, ia akan berlapang dada. Itulah gambaran seorang yang bersikap Kanaah (Ibrahim, 1990: 114-115).

  Adapun sikap kanaah yang tercermin pada diri Rasulullah SAW dalam kitab Al-Barzanji adalah sebagai berikut:

  ْةَّيِبَلْْا ُوُسْفَ ن ُّطَق اًشَطَع َلاَو اًعْوُج ُهاَبِص ِْفِ ُكْشَت َْلََو . ( majmu‟, t.t: 40) Semasa kecilnya, Beliau SAW. tidak pernah mengeluh lapar dan dahaga keada orang lain (Najieh, 2009: 56).

  ِنِئاَزَْلْا َحْيِتاَفَم َ ِتِْوُأ ْد َقَو ِعْوُْلْا َنِم َرَجَْلْا ِوِنْطَب يلَع ُبِصْعَ يَو . ( majmu‟, t.t: 55)

  ِةَيِضْرَْلْا Untuk menanggulangi rasa lapar, maka beliau acap kali membungkus batu dengan kain yang diikatkan pada perutnya. Padahal, kunci perbendaharaan bumi berada di tangannya (Najieh, 2009: 122).

  . ( majmu‟, t.t: 55)

  ُهاَبَأَف اًبَىَذ وَل َنْوُكَت ْنَأِب ُلاَبِْلْا ُوْتَدَواَرَو Dan gunung-gunung menawarkan diri untuk dijadikan gunung mas untuk keperluannya, tetapi ditolaknya (Najieh,

  2009: 122).

2. Pemalu

  Malu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 706), adalah merasa tidak enak hati. Adapun yang menjelaskan tentang sifat pemalu Rasulullah SAW dalam kitab Al-Barzanji adalah sebagai berikut:

  . ( majmu‟, t.t: 55)

  ِءاَيَْلْا َدْيِدَش َمَلَسَو ِوْيَلَع ُللها يَلَص َناَكَو Beliau SAW. adalah seorang yang sangat pemalu (Najieh, 2009: 120).

3. Tawaduk

  Tawaduk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1150), adalah rendah hati. Adapun yang menjelaskan tentang sifat tawaduk Rasulullah SAW dalam kitab Al-Barzanji adalah sebagai berikut:

  َْي ِعُضاَوَّ تلا

ٍةَرْ يِسِب ِوِلْىَأ ِةَمْدِخ ِْفِ ُرْ يِسَيَو ُوَتاَش ُبِلَْيََو ُوَبْوَ ث ُعَقْرَ يَو ُوَلْعَ ن ُفِص

. ( majmu‟, t.t: 55)

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF MENURUT SYAIKH ABDULLAH BIN HUSAIN BA’ALAWI (TELAAH KITAB SULLAM TAUFIQ) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

1 2 130

NILAI-NILAI PENDIDIKANDALAM TRADISI “GREBEG” MAULUD DUSUN BENTISAN DESA SUKOMARTO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 113

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DALAM AL-QUR’AN SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

0 0 98

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 2 112

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (ANALISIS KITAB I’DHOTUN NASYIIN KARANGAN SYEIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 4 123

NILAI-NILAI MIN AL-DHULUMAT ILA AL-NUR DALAM NOVEL PESANTREN IMPIAN KARYA ASMA NADIA SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 140

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB MAKARIMUL AL-AKHLAQ KARYA SYEIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 111