BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek : Multi Pro Model

(1)

BAB IV

PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT

4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor

Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

4.1.2 Putaran papan mesin pelipat kertas

Putaran untuk papan pelipat kertas direncanakan ± 70 Rpm, untuk memperoleh putaran 70 Rpm dari putaran motor 1400 Rpm dilakukan dengan memakai reduser yang mempunyai perbandingan 1 : 40 selanjutnya putaran yang keluar dari reduser adalah:

i=

1 2

n n

Dimana;

i = perbandingan putaran (rpm), n1 = putaran poros pada reduser (rpm) n2 = putaran poros pada dinamo (rpm)

i=n2 = 1400 = 35 rpm.

Merek : Multi Pro Model : YC905.4 Volt : 220 Volt Putaran : 1400 RPM Daya : 1 HP


(2)

Maka perbandingan putaran (i)

i =

r p

d d

=

p r

n n

Dimana;

i = perbandingan putaran (rpm) dp = diameter poros pada papan pelipat (rpm) dr = diameter poros pada dinamo (rpm) nr = putaran poros pada reduser (rpm) np = putaran poros pada papan pelipat (rpm)

i=

r p

d d

=

p r

n n

= 35 70

= 1 2

(Perbandingan puli) → 2:1

= 1 2

=

p r

d d

→dp=2 dp . diameterpuli (dr)=3 inchi, maka dp = 2x3 =6 inchi.

Pada tabel 2.11 terlihat bahwa puli tipe A diameter minimum yang diizinkan 65 mm dan diameter minimum yang dianjurkan 95 mm puli 3 inchi termasuk kedalam diameter minimum yang dianjurkan.

Jadi, perbandingan puli 2:1 putaran pada reduser 35 rpm. Sedangkan yang diinginkan putaran pada papan pelipat kertas 70 rpm, jadi diameter pada reduser pulinya 6 inchi, sedangkan pada papan pelipat kertas pulinya 3 inchi

Maka diketahui;

dr (diameter reduser) = 6 inchi = 152.4 mm dp (diameter papan lipat) = 3 inchi = 76.2 mm nr (putaran reduser ) = 35 rpm.


(3)

4.1.3 Perbandingan reduksi

Perbandingan reduksi ini dapat dihitung dengan cara membandingkan putarnya, yaitu sebagai berikut:

i =

2 1

n n

= 70 35

= 0.5

4.1.4 Pemilihan penampang sabuk

Pemilihan penampang sabuk ini dapat ditentukan dengan cara melihat daya rencana yaitu sebesar 1 HP, dan putaran poros penggerak 35 rpm. Berdasarkan diagram pemilihan sabuk, maka didapat penampang sabuk V dengan tipe A.

4.1.5 Diameter lingkaran jarak bagi puli

Untuk penampang sabuk V tipe A, diameter minimum puli yang dianjurkan dapat dilihat pada (Tabel 2.15, hal: 32)

Diameter lingkaran jarak bagi puli penggerak (dp) Dp = 152,4 mm

Diameter lingkaran jarak bagi puli yang digerakkan (Dp) dp= dp . i

= 152,4 . 0,5 = 76,2 mm


(4)

4.1.6 Diameter luar puli

a). Diameter puli penggerak dk = dp + 2K

dk = 152,4 + 2 . (4,5) = 161,4 mm

Dimana harga K dapat dilihat dari Tabel 2.16, hal: 32)

b). Diameter luar puli yang digerakkan Dk = dp + 2k

= 76,2 + 2(4,5) = 85,2 mm


(5)

4.1.7 Kecepatan linier sabuk

Kecepatan linier sabuk V dapat ditentukan berdasarkan putaran motor, yaitu sebagai berikut:

v =

1000 . 60

.n1 dp

=

1000 . 60

35 . 4 , 152

=

000 . 60

5334

= 0,09 m/s


(6)

4.1.8 Penentuan panjang sabuk

Setelah dirancang dan diperoleh jarak antara kedua pusat puli yaitu 950 mm, maka panjang sabuk yang diperlukan dapat ditentukan dengan persamaan (2.20).

Gambar 4.1 Perhitungan panjang keliling sabuk.

L = 2C + 2 

(dp + Dp) +

C 4

1

(Dp– dp)2

76.2 152.4

2

950 4

1 ) 2 . 76 4 . 152 ( 2 ) 950 (

2    

x x

5806.44

3800 1 ) 6 . 228 ( 2

1900 

  x

= 1900 + 358,9 + 1.53 = 2260 mm

Berdasarkan pada tabel 1 (lampiran 3) dapat ukuran belt yang digunakan 89 inchi

Motor yang diperoleh dari pasaran memiliki daya 1 HP dengan putaran (n) = 1400 rpm. Dari diagram pemilihan sabuk pada Gambar 2.9 bahwa motor listrik dengan putaran 1400 rpm dan daya 1HP berada pada kolom sabuk A.


(7)

4.1.9 Jarak sumbu poros

Jarak sumbu poros yang sebenarnya adalah sebagai berikut:

C 8 ) ( 8 2 p p d D b

b  

Dimana: b = 2.L –π (Dp + dp)

= 2. (2260) –π .(76,2 + 152,4) = 4520 - 717,8

= 3802,2 mm

Maka jarak sumbu poros adalah:

C 8 ) 4 , 152 2 , 76 ( 8 2 , 3802 2 ,

3802  2   2

8 ) 44 , 5806 ( 8 2 , 3802 2 ,

3802  2 

8 52 , 46451 2 , 3802 2 ,

3802  2 

8 3796 2 , 3802  

= 949,7 mm, dibulatkan menjadi = 950 mm = 950 mm


(8)

4.1.10 Sudut kontak

Sin γ

c r r12

950 1 , 38 2 , 76   = 0,04 = 2,29 o

Sehingga sudut kontak puli adalah sebesar:

θ = 180 o

950 ) 4 , 152 2 , 76 (

57 

= 180 o – 57(- 0,08) = 180 + 4,56 = 184 o

4.2 Perhitungan torsi pada motor listrik dan poros penerus daya. 4.2.1 Torsi pada motor listrik.

Daya motor 1 HP = 1 x 0.746 = 0,746 kW.

T = 9,74 x 105

1

n Pd

= 9,74 x 105 1400

746 , 0


(9)

4.2.2 Perhitungan diameter poros

Torsi pada poros penerus daya (Papan pelipat kertas)

T = 9,74 x 105

2

n Pd

= 9,74 x 105 70

746 , 0

= 10380 kg.mm

Karena daya motor listrik yang digunakan adalah 1 HP dengan putaran 1400, jadi torsi pada motor listrik(penggerak) yaitu 519 kg.mm, sedangkan torsi pada poros papan pelipat(digerakkan/penerus) yaitu 10380 kg.mm.

4.2.3 Menentukan beban papan pelipat F (kg)

Berdasarkan persamaan 2.10 untuk alat pelipat kertas torsi momen gaya T (kg.mm) adalah : T = F . r

Dimana F adalah beban (kg) dan r adalah jari-jari (mm). Maka untuk papan pelipat:

T = Fpapan lipat . rpapan lipat

kg mm

mm kg r

T F

pelipat papan

23 450

. 10380   


(10)

Untuk puli pada papan d2 (mm) : T = Fd2 . rd2

kg mm

mm kg r

T F

d d

11 950

. 10380

2 2

  

∑ MA = 0

- 23 . 560 + B . 1120 - D . 1200 = 0 - 23 . 560 + B . 1120 - 11 . 1200 = 0

B . 1120 = 23 . 560 + 11 . 1200 = 0 B =

1120

1200 . 11 560 .

23 

B =

1120 13200 12880

= 23,3 kg

Substitusikan ke persamaan 1 :

+ - A = C – B + D A – C + B – D = 23 – 23,3 + 11 = 10,7 kg.

C= 23 kg D = 11 kg

A B

80


(11)

Potongan I ( 0 ≤ X ≤ 560 )

∑ Rx = 0

Jika x = 0

Mx = 0 Untuk X = 560

Mx = 10,7 . 560 = 5992 kg.mm

C= 23 kg D =11 kg

A B

80

1120

F

X A


(12)

Potongan II ( 560 ≤ X ≤1120 )

∑ Mx = 0

Mx = - A . X + C . (X - 560) = - A . X + C . X – C . 560 = - 10,7 . X + 23 . X – 23 . 560 = 12,3 . X - 12880

Untuk X = 1120

Mx = 12,3 . 1120 - 12880 = 13776 - 12880 = 896 kg.mm

C = 23kg

X F

X-560 A


(13)

Potongan III ( 1120 ≤ X ≤ 1200 )

∑ Mx = 0

Mx = - A . X + C . (X - 560) – B . (X – 1120) = - A . X + C . X - C . 560 - B . X + B . 1120

= -10,7 . X + 23 . X – 23. X - 23,3 . X + 23,3 .1120 = -11 . X + 13216

Untuk X = 1200

Mx = - 11 . 1200 + 13216 = - 13200 + 13216 = 0

C= 23 kg F

B

X

X- 1120

X- 560 A


(14)

(15)

4.2.5 Tegangan geser yang diizinkan (τa)

Dengan menggunakan persamaan 2.8, jika bahan poros yang digunakan adalah S 40 C dengan kekuatan tarik b 55 kg/mm2.

a =

2 1.Sf

Sf b

Dimana diketahui:

Sf1 = 6 (untuk bahan S-C) (Sularso,Hal:8)

Sf2= 1,3 – 3,0 (diambil 1,3 untuk beban dikenakan tumbukan ringan), (Sularso, Hal:8)

Maka: a = 3 , 1 . 6 55

= 7,0 kg/mm2

4.2.6 Menentukan diameter poros (ds).

Berdasarkan persamaan 2.9, maka :

 

3

1 2 2 1 , 5               

K M K T

d m t

a

s

Dimana :

T = Momen torsi : 10380 kg.mm a = Tegangan geser : 7,0 kg/mm² M = Momen terbesar : 10,7 kg.mm

Kt = 1,5-3,0 Jika terjadi kejutan atau tumbukan yang besar (Sularso, Hal : 8)


(16)

Maka :

 

mm d d d d s s s s 9 , 23 386041156 . 7 , 0 242424900 143616256 . 7 , 0 10380 5 , 1 5992 2 . 0 , 7 1 , 5 3 1 2 2 3 1 3 1          

Ketahanan pemakaian poros karena penggunaan papan pelipat dalam jangka waktu yang cukup lama dan sesuai dengan ukuran bantalan yang tersedia dipasaran maka dipilih poros dengan diameter 20 mm.


(17)

4.4Perencanan dan Perhitungan bantalan.

4.4.1 Perencanan bantalan.

Bantalan yang direncanakan adalah bantalan gelinding yaitu bantalan peluru rel satu baris, pemilihan bantalan didasari oleh pertimbangan sebagai berikut:

1. Bidang yang bergesekan kecil, sehingga panas yang ditimbulkan lebih kecil.

2. Perawatan lebih mudah

3. Dapat dipakai pada putaran tinggi


(18)

4.4.2 Perhitungan bantalan.

Berdasarkan Tabel 2.9, nomor bantalan yang digunakan adalah 6204 karena kapasitas nominal spesifik berpengaruh pada umur bantalan. Dengan spesifikasi:

Jenis bantalan = Bantalan gelinding

Nomor bantalan = 6204

(D) Diameter luar bantalan = 47 mm (D) Diameter dalam bantalan = 20 mm

(b) Lebar bantalan = 14 mm

(r) Jari bantalan = 1,5 mm

(C) Kapasitas nominal dinamis spesifik = 1000 kg (Co ) Kapasitas nominal statis = 635 kg

Dari data diatas, maka dapat direncanakan untuk menghitung umur bantalan, kekuatan bantalan, dan tekanan bantalan yang sesuai untuk perancangan mesin pelipat kertas ini.

Untuk memudahkan perawatan yang berhubungan dengan life time bantalan yang sesuai dengan bantalan diatas, bahwa umur bantalan minimumnya adalah 2000 – 3000 jam, yaitu berdasarkan fungsinya sebagai penerus putaran yang diambil 1400 rpm dimana semakin besar putaran maka semakin kecil umur bantalan.

Untuk pengecekan bantalan ini apakah ini bisa digunakan dalam perancangan atau tidak, berikut ini adalah proses perhitungannya:


(19)

4.5.2.1 Analisa pada tumpuan B

Perhitungan beban ekivalen untuk bail bearing dan roiler bearing dapat digunakan persamaan berikut:

P = X.V.Fr + Y.Fa Dimana:

P = gaya ekivalen (kg) Fr = gaya radial (kg) Fa = gaya aksial (kg) V = faktor rotasi bantalan

= 1,0 jika bantalan ring dalam yang berputar = 1,2 jika bantalan ring luar yang berputar X = faktor beban radial

Y = faktor beban aksial

Bila yang terjadi adalah beban radial saja, maka harga X = 1 dan Y = 0 Sehingga menjadi persamaan P = V. Fr, dimana gaya radial bantalan diambil yang terbesar yang didapat dari hasil perancangan poros B.

Bantalan yang digunakan adalah jenis deep groove ball bearing. Didapat data bantalan untuk poros diameter 20 mm.


(20)

a. Menentukan gaya aksial yang terjadi pada titik B sebesar RB FrB = RB

= 23 kg

b. Menentukan beban ekuivalen dinamis (Pr) PrB = X . V . FrB + Y . Fa

Karena, gaya aksial Fa = 0, maka;

Berdasarkan tabel, nilai V = 1 untuk cincin dalam yang berputar, dan Harga faktor X = 1, Maka:

PrB = X . V . FrB = 1 . 1 . 23

= 23 kg

c. Menentukan beban ekuivalen Statis (P0) P0 = FrB = 23 kg

d. Menentukan beban rata-rata Pm = p p.

rB

P

Dimana, P = 3 untuk bantalan bola dan α = 1 karena tanpa variasi

beban dan putaran. Pm = p p.

rB

P

= 3 233.1 = 23 kg.


(21)

e. Menentukan faktor kecepatan (fn)

Berdasarkan persamaan 2.17, maka:

fn =

3 1 3 , 33     n = 3 1 70 3 , 33   

= 0,78

f. Menentukan Faktor umur (fh)

Berdasarkan persamaan 2.16, maka:

fh = fn ∙ P C

= 0,78∙ 23 1000

= 34

g. Menentukan umur bantalan (Lh)

Berdasarkan persamaan 2.15 maka didapat : Lh = 500 · (fh)3

= 500 · (34)3 = 19652000 jam Tahun Jam Jam / 360 24 19652000   Tahun Jam Jam / 8640 19652000 

= 2274 Tahun


(22)

4.5.2.2 Analisa pada tumpuan A

a. Menentukan gaya aksial yang terjadi pada titik A sebesar RA FrA = RA

= 10,7 kg

b. Menentukan beban ekuivalen dinamis (Pr) PrA = X . V . FrA + Y . Fb

Karena, gaya aksial Fb = 0, maka;

Berdasarkan tabel, nilai V = 1 untuk cincin dalam yang berputar, dan Harga faktor X = 1, Maka:

PrA = X . V . FrA = 1 . 1 . 10,7

= 10,7 kg

c. Menentukan beban ekuivalen Statis (P0) P0 = FrA = 10,7 kg

d. Menentukan beban rata-rata Pm = p p.

rB

P

Dimana, P = 3 untuk bantalan bola dan α = 1 karena tanpa variasi beban dan putaran.

Pm = p p.

rB

P

= 3 10,73.1 = 10,7 kg.


(23)

e. Menentukan faktor kecepatan (fn)

Berdasarkan persamaan 2.17, maka:

fn =

3 1 3 , 33     n = 3 1 70 3 , 33   

= 0,78

f. Menentukan Faktor umur (fh)

Berdasarkan persamaan 2.16, maka:

fh = fn ∙ P C

= 0,78∙ 7 , 10 1000

= 72,9

g. Menentukan umur bantalan (Lh)

Berdasarkan persamaan 2.15 maka didapat : Lh = 500 · (fh)3

= 500 · (72,9)3 = 193710244 jam Tahun Jam Jam / 360 24 193710244   Tahun Jam Jam / 8640 193710244 

= 22420 Tahun


(24)

4.5Perencanaan pasak

4.6.1 Perencanaan pasak pada puli reduser yang penggerak.

Dari perhitungan sebelumnya diketahui daya pada poros adalah 0,746 KW dan tegangan puli penggerak (T1) sebesar 950 kg. mm, dengan diameter poros (ds) sebesar 20 mm. bahan yang digunakan untuk pasak adalah S 45 C.

a) Menentukan gaya tangensial

F =

) 2 / (ds1

T

) 2 / 10 (

519 

= 103 kg.

b) Menentukan tegangan geser yang diizinkan

Tegangan geser yang diizinkan untuk poros

2 . 1 1

f f

b g

S S

 

) 3 , 1 . 6 (

58 


(25)

c) Tegangan geser yang diizinkan untuk pasak 2 . 1 2 f f b g S S    ) 3 , 1 . 6 ( 62 

= 7,94 kg / mm2.

d) Menentukan panjang pasak

Berdasarkan diameter poros dan tabel ukuran utama pasak, maka didapat b x h = 3 x 3, dan panjang 6 - 36 mm.

2 2 1 1 . . 8 . . g s g b d L     94 , 7 . 3 . 8 10 . 7 . 14 , 3 2  56 , 190 2198 

= 11,5 mm

Maka pasak yang dipergunakan adalah pasak dengan panjang (l) = 11,5 mm.


(26)

l b

F k

.  

5 , 11 . 3

103 

= 2,9 kg / mm2.


(27)

4.6.2 Perencanaan pasak pada puli poros yang digerakkan.

Dari perhitungan sebelumnya diketahui daya pada poros adalah 0,746 KW dan tegangan puli penggerak (T1) sebesar 950 kg. mm, dengan diameter poros (ds) sebesar 20 mm. bahan yang digunakan untuk pasak adalah S 45 C.

a. Menentukan gaya tangensial

F =

) 2 / (ds1

T

) 2 / 10 (

5 , 259 

= 51,9 kg.

b. Menentukan tegangan geser yang diizinkan

Tegangan geser yang diizinkan untuk poros

2 . 1 1

f f

b g

S S

 

) 3 , 1 . 6 (

58 


(28)

Tegangan geser yang diizinkan untuk pasak 2 . 1 2 f f b g S S    ) 3 , 1 . 6 ( 62 

= 7,94 kg / mm2.

c. Menentukan panjang pasak

Berdasarkan diameter poros dan tabel ukuran utama pasak, maka didapat b x h = 6 x 6, dan panjang 14 - 70 mm.

2 2 1 1 . . 8 . . g s g b d L     94 , 7 . 8 . 8 20 . 7 . 14 , 3 2  16 , 508 8792 

= 17,3 mm

Maka pasak yang dipergunakan adalah pasak dengan panjang (l) = 17,3 mm.


(29)

d.Pemriksaan pasak terhadap tegangan geser yang terjadi

l b

F k

.  

3 , 17 . 8

9 , 51 

4 , 138

9 , 51 

= 0,375 kg / mm2.

Karena = 0,375 kg / mm2 < 7,94 kg / mm2, maka aman.


(30)

4.2 Proses Pembuatan Komponen 4.2.1 Pembuatan poros

Poros penahan gulungan kertas dibuat dari bahan dengan kekuatan tarik 370 N/mm2 dengan diameter poros 100 mm. Pembuatan poros dilakukan peda mesin bubut dengan proses pembubutan roughing dan finising Proses pembubutan pada poros yang akan dibubut yaitu diameter Ø100, Ø96, Ø75 mm.

A. Proses pembubutan face pada poros 1. Proses face pada poros

Berdasarkan tabel pada lampiran kecepatan untuk proses pembubutan roughing pada mesin bubut dengan pahat potong HSS sehingga kecepatan potong (v) yang digunakan adalah 25 m/min, feeding kasar 0,3 mm/r.

a. Penentuan kecepatan putaran mesin bubut (n).

Untuk diameter awal benda kerja d =100 mm dan dengan v = 25 m/min pada putaran mesin bubut adalah :

v = 1000

. .dn

n = d v

. 1000 .

 n =

100 14 , 3

1000 25

x x


(31)

Berdasarkan tabel pada lampiran kecepatan pada mesin bubut maka putaran yang dipakai adalah 280 rpm.

b. Penentuan kecepatan makan (vf). f = 0,3mm/r

n = 280 Rpm vf = f . n vf = 0,3 x 280 vf = 84 mm/min.

c. Penentuan waktu pemotongan (tc). lt = lv + lw + ln

lt = 37 + 74 + 37 lt = 148 mm vf = 84 mm/min tc =

vf lt

tc = 84 148

tc = 1,76 menit.

d. Kedalaman Potong (a).

2 ) (do dm

a  

) 96 100

( 


(32)

e. Kecepatan Penghasilan Geram (Z).

1000 . .a w Vf

Z  : m

1000 34 . 2 . 84  Z

Z = 5,7 m.

B. Pembuatan poros bertingkat dengan diameter 100 mm. 1. Proses roughing pada poros

Berdasarkan tabel pada lampiran kecepatan untuk proses pembubutan roughing pada mesin bubut dengan pahat potong HSS sehingga kecepatan potong (v) yang digunakan adalah 25 m/min, feeding 0,3 mm.

a. Penentuan kecepatan putaran mesin bubut (n)

Untuk diameter awal benda kerja d = 96 mm dan dengan v = 25 m/min pada putaran mesin bubut adalah:

v = 1000

. .dn

n = d v

. 1000 .

 n =

96 14 , 3

1000 25

x x


(33)

Berdasarkan tabel pada lampiran kecepatan pada mesin bubut maka putaran yang dipakai adalah 280 rpm.

b. Penentuan kecepatan makan (vf) f = 0,15 mm/r

n = 280 rpm vf = f. n vf = 0,3 x 280 vf = 84 mm/min.

c. Penentuan waktu pemotongan (tc) lt = lv + lw + ln

lt = 37 + 7 4 + 43 lt = 148 mm vf = 84 mm/min tc =

vf lt

tc = 84 148

tc = 5 menit.

d. Kedalaman Potong (a).

2 ) (do dm

a  

) 5 , 76 96 (  


(34)

e. Kecepatan Penghasilan Geram (Z).

1000 . .a w Vf

Z  : m

1000 34 . 75 , 9 . 84  Z

Z = 27,8 m.

2. Proses finising pada poros

Berdasarkan tabel pada lampiran (1) dengan menggunakan pahat HSS maka kecepatan pahat potong untuk finising yang digunakan adalah 30 m/min,feeding 0,15 mm.

a. Penentuan kecepatan putaran mesin bubut (n)

Untuk diameter awal benda kerja d = 75 mm dan dengan v = 30 m/min pada putaran mesin bubut adalah:

v = 1000

. .dn

n = d v

. 1000 .

 n =

75 14 , 3

1000 30

x x

n = 127, 3 rpm.

Berdasarkan tabel pada lampiran kecepatan pada mesin bubut maka putaran yang dipakai adalah 280 rpm.


(35)

b. Penentuan kecepatan makan (vf) f = 0,15 mm/r

n = 280 rpm vf = f. N vf = 0,15 x 280 vf = 42 mm/min.

c. Penentuan waktu pemotongan (tc) lt = lv + lw + ln

lt = 10 + 400 + 10 lt = 420 mm vf = 42 mm/min tc =

vf lt

tc = 42 420

tc = 1,76 menit.

d. Kedalaman Potong (a).

2 ) (do dm

a 

2 ) 75 5 , 76

( 

a


(36)

e. Kecepatan Penghasilan Geram (Z).

1000 . .a w Vf

Z  : m

1000 34 . 75 , 0 . 84  Z

Z = 2,1 m.

4.2.2 Pembuatan rangka (pengelasan) A. Perhitungan pengelasan

Gambar 4.2 Rangka mesin

Berdasarkan rumus 2.32 maka didapatkan rumus pada waktu pembuatan rangka mesin pelipat kertas adalah seperti berikut :

i l A L


(37)

l A L A i    '

Dari data yang didapatkan di lapangan adalah sebagai berikut : L = 5000 mm

a = 2,5 mm d = 2,6 mm l = 290 mm

2 2 2 2 2 2 3 , 5 6 , 2 14 , 3 4 1 ' 4 1 ' 25 , 6 5 , 2 ' ' mm A d A mm A mm A a A l A L A i i l A L A                  

Jadi jumlah elektroda yang digunakan berdasarkan persamaan 2.33 adalah sebagai berikut :

290 . 3 , 5 5000 . 25 , 6 '     l A L A i


(38)

4.3 Proses Perakitan

Adapun langakah perakitannya sebagai berikut:

:

Keterangan :

1. Rangka 4. Poros II, Poros penahan kertas 2. Motor, reduser, puli I, belt, puli II 5. Poros III.

3, Papan pelipat, poros I, bantalan

Gambar 4.3 Proses Perakitan

1. Rangka yang telah terpasang

2. Motor yang telah diberi puli I dipasangkan pada kedudukan motor yang bersatu pada rangka mesin.

3. Poros pada papan pelipat dipasangkan pada papan pelipat

4. Papan pelipat yang telah diberi bantalan rumah disatukan dengan menggunakan baut pada bodi rangka pada kedudukan papan pelipat. 5. Poros yang telah menyatu pada papan lipat dan bodi diberi puli II. 6. Belting dihubungkan pada puli I dan II


(39)

7. Roll penegang kertas disatukan pada rangka bagian tengah bodi yaitu pada tiang roll penegang kertas.

8. Dudukan bantalan roll kertas disatukan pada rangka mesin.

4.4 Pengujian Alat

Adapun langkah pengujian pada mesin pelipat kertas adalah sebagai berikut : 1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Roll kertas dimasukan dalam kedudukan kertas yang akan dilipat. 3. Roll kertas dikunci dengan menggunakan poros penjepit kertas.

4. Ujung kertas pada roll kertas di tarik lalu diteruskan melalui roll penegang kertas sampai pada papan pelipat dan dimasukan pada celah-celah papan pelipat.

5. Mesin dinyalakan dengan menekan Tombol ON.

6. Lama putaran mesin di hitung dengan stopwatch dan putaran mesin diukur dengan menggunakan tacometer.

7. Setelah selesai mesin melipat kertas tombol OFF ditekan sekali untuk men non aktifkan mesin.

8. Lalu dilanjukan pengujian bahan II-IV dengan menggunakan langkah 1-7.


(40)

4.5 Hasil Pengujian

Adapun hasil pengujian yang didapat pada saat melakukan pengujian mesin pelipat kertas adalah sebagai berikut :

4.5.1 Data Pengujian

Waktu untuk memasang lipatan kertas pada dudukan pelipat : ± 2 menit atau 120 sekon.

N0 Berat Awal (kg) Waktu (s)

Berat Hasil Pelipatan

(Kg)

1 3 32 0.25

2 3.5 37 0,75

3 4 42 1,25

Rata rata 37 0,75

(Sumber : Data Olahan)

Maka kapasitas alat pelipat kertas adalah : Kapasitas Mesin =

Kertas gulungan

Waktu Kertas

Gulungan Memasang

Waktu

Kertas Melipat

Hasil Berat rata Rata

 

Maka untuk pelipat kertas :

Kapasitas Mesin = x kg jam

s s

kg

/ 2 , 17 3600 37

120 75 ,

0


(41)

Gambar 4.4 Hasil lipatan kertas kertas

4.6 Perawatan

Produktifitas dari suatu mesin sangat didukung oleh sistem maintenance yang dilakukan, begitu juga dengan alat pelipat kertas. Hasil yang diinginkan sangat didukung oleh sistem maintenance yang diterapkan.

Perawatan atau maintenance merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara alat-alat yang ada dalam mesin dan mengadakan perbaikan yang diperlukan agar operasi berjalan dengan kondisi mesin yang baik.

Perawatan yang dilakukan terhadap alat pelipat kertas ini adalah perawatan yang bersifat berkala, yaitu :

1. Perawatan Harian

Perawatan yaitu menjaga roll penegang kertas agar tidak rusak atau berkerut pada permukaanya karena dapat mempengarui jalanya kertas pada saat dilipat .

2. Perawatan Mingguan

Perawatan mingguan hanya dengan pemberian pelumas dengan jenis Grease terhadap bantalan yang ada diporos.


(42)

Perawatan bulanan dilakukan dengan memeriksa ketegangan sabuk yang berfungsi untuk meneruskan daya dari motor ke puli dan papan lipat. 4. Perawatan Tahunan


(1)

l A L A i    '

Dari data yang didapatkan di lapangan adalah sebagai berikut : L = 5000 mm

a = 2,5 mm d = 2,6 mm l = 290 mm

2 2 2 2 2 2 3 , 5 6 , 2 14 , 3 4 1 ' 4 1 ' 25 , 6 5 , 2 ' ' mm A d A mm A mm A a A l A L A i i l A L A                  

Jadi jumlah elektroda yang digunakan berdasarkan persamaan 2.33 adalah sebagai berikut :

290 . 3 , 5 5000 . 25 , 6 '     l A L A i


(2)

4.3 Proses Perakitan

Adapun langakah perakitannya sebagai berikut:

:

Keterangan :

1. Rangka 4. Poros II, Poros penahan kertas 2. Motor, reduser, puli I, belt, puli II 5. Poros III.

3, Papan pelipat, poros I, bantalan

Gambar 4.3 Proses Perakitan

1. Rangka yang telah terpasang

2. Motor yang telah diberi puli I dipasangkan pada kedudukan motor yang bersatu pada rangka mesin.

3. Poros pada papan pelipat dipasangkan pada papan pelipat

4. Papan pelipat yang telah diberi bantalan rumah disatukan dengan menggunakan baut pada bodi rangka pada kedudukan papan pelipat. 5. Poros yang telah menyatu pada papan lipat dan bodi diberi puli II.


(3)

7. Roll penegang kertas disatukan pada rangka bagian tengah bodi yaitu pada tiang roll penegang kertas.

8. Dudukan bantalan roll kertas disatukan pada rangka mesin.

4.4 Pengujian Alat

Adapun langkah pengujian pada mesin pelipat kertas adalah sebagai berikut : 1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Roll kertas dimasukan dalam kedudukan kertas yang akan dilipat. 3. Roll kertas dikunci dengan menggunakan poros penjepit kertas.

4. Ujung kertas pada roll kertas di tarik lalu diteruskan melalui roll penegang kertas sampai pada papan pelipat dan dimasukan pada celah-celah papan pelipat.

5. Mesin dinyalakan dengan menekan Tombol ON.

6. Lama putaran mesin di hitung dengan stopwatch dan putaran mesin diukur dengan menggunakan tacometer.

7. Setelah selesai mesin melipat kertas tombol OFF ditekan sekali untuk men non aktifkan mesin.

8. Lalu dilanjukan pengujian bahan II-IV dengan menggunakan langkah 1-7.


(4)

4.5 Hasil Pengujian

Adapun hasil pengujian yang didapat pada saat melakukan pengujian mesin pelipat kertas adalah sebagai berikut :

4.5.1 Data Pengujian

Waktu untuk memasang lipatan kertas pada dudukan pelipat : ± 2 menit atau 120 sekon.

N0 Berat Awal (kg) Waktu (s)

Berat Hasil Pelipatan

(Kg)

1 3 32 0.25

2 3.5 37 0,75

3 4 42 1,25

Rata rata 37 0,75

(Sumber : Data Olahan)

Maka kapasitas alat pelipat kertas adalah : Kapasitas Mesin =

Kertas gulungan

Waktu Kertas

Gulungan Memasang

Waktu

Kertas Melipat

Hasil Berat rata Rata

 

Maka untuk pelipat kertas :

Kapasitas Mesin = x kg jam

s s

kg

/ 2 , 17 3600 37

120 75 ,

0


(5)

Gambar 4.4 Hasil lipatan kertas kertas

4.6 Perawatan

Produktifitas dari suatu mesin sangat didukung oleh sistem maintenance yang dilakukan, begitu juga dengan alat pelipat kertas. Hasil yang diinginkan sangat didukung oleh sistem maintenance yang diterapkan.

Perawatan atau maintenance merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara alat-alat yang ada dalam mesin dan mengadakan perbaikan yang diperlukan agar operasi berjalan dengan kondisi mesin yang baik.

Perawatan yang dilakukan terhadap alat pelipat kertas ini adalah perawatan yang bersifat berkala, yaitu :

1. Perawatan Harian

Perawatan yaitu menjaga roll penegang kertas agar tidak rusak atau berkerut pada permukaanya karena dapat mempengarui jalanya kertas pada saat dilipat .

2. Perawatan Mingguan

Perawatan mingguan hanya dengan pemberian pelumas dengan jenis Grease terhadap bantalan yang ada diporos.


(6)

Perawatan bulanan dilakukan dengan memeriksa ketegangan sabuk yang berfungsi untuk meneruskan daya dari motor ke puli dan papan lipat. 4. Perawatan Tahunan