Tahap persuasi Y Formulasi Strategi Kebijakan Penggunaan Stimulansia Dalam Produksi Getah Pinus di Perum Perhutani

47 Uji realibilitas dilakukan dengan dengan teknik ”belah dua” dan rumus yang digunakan sebagai berikut: dimana : r.total = angka reliabilitas keseluruhan item r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua Dalam penelitian ini kuisioner diujicobakan terhadap 20 responden di Majenang dan Trenggalek. Hasil analsis menggunakan “uji belah” diperoleh hasil korelasi Cronbach’s Alpha sebesar 0,726. Menurut Kusnendi 2008, suatu instrumen diindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70. Analisis Data Data yang sudah dikumpulkan terlebih dahulu ditabulasikan kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara mendiskripsikan data dan hasil pengamatan lainnya, sedang pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara uji statistik. Analisi data untuk mengetahui pengaruh sejumlah variabel indipenden x 1 , x 2 , x 3 , ... x k terhadap variabel dependen y yang berupa respon biner bisa dilakukan dengan analisis regresi logistik biner Uyanto 2009. Hubungan antara peubah- peubah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk umum dengan persamaan : Yi = β0 + β1X1i + β2X2i + β3X3i + ... + βkXki Dalam penelitian ini peubah respon Yi adopsi atau menolak adopsi akan dihubungkan dengan peubah X1 umur, X2 pendidikan formal, X3 pendidikan non formal, ... dan seterusnya. Dengan demikian akan diketahui hubungan antara peubah penjelas X dengan respon Y. Pengolahan data selanjutnya dilakukan dengan program SAS. Hasil dan Pembahasan Karakteristik Internal Penyadap Karakteristik penyadap yang diamati meliputi umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman sebagai penyadap pinus, luas lahan garapan,tingkat pendapatan keluarga dan status keanggotaan. Karakteristik internal penyadap dapat dilihat pada Tabel 7. Keadaan umum karakteristik penyadap di ketiga lokasi penelitian yang mewakili wilayah Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Majenang, Unit II Jawa Timur Trenggalek dan Unit III Jawa Barat-Banten Bojonglopang menunjukkan bahwa umur rata-rata penyadap 51 tahun dengan kisaran umur 35 –72 tahun. Pengkategorian umur muda dan tua pada Tabel 5 didasarkan pada hasil rata-rata data umur responden. Berdasarkan hasil penelitian eperti pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa 43 responden termasuk kategori muda ≤ 51 tahun sedang 56,2 termasuk kategori tua 51 tahun. Melihat usia penyadap yang rata-rata berumur 51 tahun, berarti bahwa para penyadap sebenarnya termasuk kategori usia tua. Kenyataan di lapangan juga menunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja sebagai penyadap pinus memang sudah berumur tua, namun mereka masih kuat bekerja. Alasan utamanya karena untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan lebih baik bekerja selagi masih mampu daripada duduk-duduk di rumah. Sepertinya pekerjaan sebagai penyadap pinus belum menarik bagi kaum muda ≤ 40 tahun, dimana mereka lebih memilih bekerja sebagai buruh bangunan, pabrik, perkebunan, atau pun mengadu nasib di kota. Pertimbangan yang lainnya, mungkin karena pekerjaan sebagai penyadap pinus sebagian besar merupakan pekerjaan sampingan selain sebagai petani sawah. Namun ada juga yang menjadikannya sebagai pekerjaan pokok terutama di daerah Majenang Jawa Tengah. Tabel 7 Karakteristis Internal Penyadap Pinus Karakteristik Internal Majenang Trenggalek Bojonglopang TOTAL Jml orang Jml orang Jml orang Jml orang Umur tahun Muda ≤ 51 tahun Tua 51 tahun 22 14 61,1 38,9 8 23 25,8 74,2 9 13 40,9 59,1 39 50 43,8 56,2 Pendidikan Rendah tidak tamat SD Tinggi tamat SD 18 18 50,0 50,0 2 29 6,5 93,5 8 14 36,4 63,6 28 51 28,1 57,3 Pendidikan non formal Rendah tidak pernah Tinggi ≥ 1 kali 32 4 88,9 11,1 28 3 90,3 9,7 21 1 95,5 4,5 81 8 91,0 9,0 Pengalaman penyadap Rendah ≤ 13 tahun Tinggi 13 tahun 14 22 38,9 61,1 14 17 54,2 54,8 12 10 54,5 45,5 40 49 44,9 55,1 Lahan garapan Sempit ≤ 0,4 ha Luas 0,4 ha 21 15 58,3 41,7 18 13 58,1 41,9 13 9 59,1 40,9 52 37 58,4 41,6 Penghasilan dari getah Rendah ≤ 388.000 Tinggi 388.000 22 14 61,1 38,9 20 11 64,5 35,5 11 11 50,0 50,0 53 36 59,6 40,4 Keanggotaan Anggota Pengurus 33 3 91,7 8,3 30 1 96,8 3,2 21 1 95,5 4,5 84 5 94,4 5,6 Keterangan : jumlah responden 89 orang, jml = jumlah Sekitar 57 penyadap mempunyai tingkat pendidikan formal tamat SD, yang berarti ada penyadap yang hanya tamat SD saja sebagian besar, namun ada juga yang melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi hingga tamat SMP maupun SMA atau STM sebagian kecil. Sisanya sekitar 28 penyadap tidak tamat SD.

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Monitoring Produksi getah Pinus Di Perum Perhutani KPH Bandung Utara Divisi Regional Jawa Barat Dan Banten Berbasis Web

0 16 148

Pengujian ketelitian penggunaan tabel tegakan pinus, Pinus merkusii Jungh. et de Vriese di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III

0 9 57

Ciri-ciri fisik pinus (Pinus merkusii jungh et de Vriese) banyak menghasilkan getah dan pengaruh pemberian stimulansia serta kelas umur terhadap produksi getah pinus di RPH Sawangan dan RPH Kemiri, KPH Kedu Selatan Perum Perhutani unit Jawa Tengah

0 9 73

Ciri-Ciri Fisik Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) Banyak Menghasilkan Getah dan Pengaruh Pemberian Stimulansia Serta Kelas Umur Terhadap Produksi Getah Pinus Di RPH Sawangan dan RPH Kemiri, KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 73

Pengaruh Kelas Umur dan Jenis Stimulansia terhadap Produksi Getah Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) Studi Kasus di RPH Trenggalek BKPH Trenggalek KPH Kediri Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 9 60

Desain Chain of Custody (CoC) Lacak Getah Pinus di KPH Banyuwangi Utara Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

5 52 124

Peningkatan produktivitas getah pinus melalui penggunaan stimulansia cairan jeruk nipis dan lengkuas

1 7 3

Penggunaan Stimulansia ETRAT pada Penyadapan Getah Pinus merkusii, Pinus oocarpa dan Pinus insularis di Hutan Pendidikan Gunung Walat

6 64 102

Kerusakan Batang Pohon Akibat Penyadapan Getah Pinus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 5 30

Penyempurnaan Metode Quare dan Stimulansia Organik pada Penyadapan Getah Pinus

6 43 38