Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

47 Untuk penilaian rasio gross profit margin setiap pesanan produk dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan rentang rasio rasio terbesar dikurangi rasio terkecil, misalnya: 100 - 10 = 90 2. Penilaian rasio gross profit margin dibedakan menjadi 3 kriteria yaitu: tinggi, sedang dan rendah. 3. Menetapkan interval kelas rasio, yaitu: 90 : 3 = 30 4. Penilaian rasio gross profit margin tiap pesanan, dapat dibuat seperti pada tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Kriteria rasio gross profit margin No Interval Rasio Kriteria 1 2 3 10 - 40 41 - 70 71 - 100 Rendah Sedang Tinggi Sumber: Lampiran 10 Adapun sub variabel dari gross profit margin ratio dalam penelitian ini adalah: 1. Laba kotor tiap pesanan 2. Penjualanharga jual tiap pesanan

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data guna mendapatkan data-data yang obyektif dan lengkap sesuai dengan permasalahan yang diambil. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 48 1. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku pustaka, referensi, koran dan sebagainya agar diperoleh pengetahuan tentang yang diteliti sehingga dapat memecahkan masalah penelitian. 2. Metode dokumentasi Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari dokumen perusahaan meubel PT Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. Data-data yang bersumber dari catatan kartu harga pokok pesanan mulai tahun 2002 sampai tahun 2004 adalah: standar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, realisasi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, laba kotor, harga jual pesanan produk, serta data tentang sejarah perkembangan perusahaan. 3. Metode wawancara Metode ini sebagai pendukung untuk menyempurnakan data yang berasal dari metode dokumentasi sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan aplikasi komputer program Statistical Product and Service Solutions SPSS sehingga lebih cepat dan efisien. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. 49 3.7.1 Uji Asumsi Klasik Maksud dan tujuan dilakukannya pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik yaitu untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak. Apabila model regresi yang diperoleh mengalami penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang diujikan, maka persamaan regresi yang diperoleh tersebut tidak efisien untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang berupa sampel ke populasi karena akan terjadi bias yang artinya hasil penelitian bukan semata pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti tetapi ada faktor pengganggu lainnya yang ikut mempengaruhinya. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal Santoso, 2002:212. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Santoso, 2002:214. Gambar 3.2 Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RPM Observed Cum Prob 1.00 .75 .50 .25 0.00 Expected C u m Pr ob 1.00 .75 .50 .25 0.00 50 Berdasarkan grafik normal plot Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa sebaran titik-titik di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal yang berarti data tersebut berdistribusi normal sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi rasio profit margin berdasar masukan variabel independennya. b. Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas, dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas. Salah satu cara untuk mendeteksi kolinieritas dapat diketahui dari angka Variance Inflation Factor VIF atau nilai Tolerance pada bagian Coefficient. Apabila angka VIF di sekitar angka 1 satu, demikian juga nilai tolerance mendekati 1 satu untuk ketiga variabel independent maka dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas Santoso, 2002:206. Berdasarkan hasil analisis SPSS pada lampiran 12 diperoleh nilai VIF sebesar 1,057. Nilai tersebut di sekitar nilai 1, demikian juga nilai tolerance sebesar 0,946. Nilai tersebut mendekati angka 1 satu yang berarti bahwa antara variabel bebas tidak mengandung multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:69. 51 Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scattplot yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik tersebut, dimana sumbu X adalah residual SRESID dan sumbu Y adalah nilai Y yang diprediksi ZPRED. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu 0 nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi tersebut. Gambar 3.3 Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan dari grafik scatterplots Gambar 3.3 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung heteroskedastisitas pada model regresi. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada Scatterplot Dependent Variable: RPM Regression Standardized Predicted Value 1 -1 -2 -3 -4 Regressi on S tudenti z ed Resi dual 2 1 -1 -2 52 problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Santoso, 2002:216. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dalam suatu model regresi dilakukan dengan melihat nilai dari statistik Durbin Watson D-W Test Algifari,2000:89. Cara pengujiannya dengan membandingkan nilai Durbin Watson Dw dengan dl dan du tertentu atau dengan melihat tabel Durbin Watson yang telah ada klasifikasinya untuk menilai perhitungan Dw yang diperoleh. Dalam penelitian ini besarnya subjek yang diteliti N = 51 dengan jumlah variabel bebas k = 2 dan menggunakan taraf signifikansi 5, dari tabel kritik Durbin Watson lihat lampiran 14 diperoleh dL = 1.46 dan dU = 1.63, sehingga 4-dU = 4 – 1.63 = 2.37 dan 4-dL = 2.54. Dari nilai-nilai tersebut dapat dibuat kriteria uji autokorelasi pada tabel 3.6 sebagai berikut: Tabel 3.6 Kriteria Uji Autokorelasi Interval dW Interval Kriteria dW dL DW 1.46 Ada autokorelasi dL dW dU 1.46 dW 1.63 Tanpa Kesimpulan dU dW 4-dU 1.63 dW 2.37 Tidak ada autokorelasi 4-dU dW 4-dL 2.37 dW 2.54 Tanpa kesimpulan dW 4-dL 2.54 dW Ada autokorelasi Berdasarkan hasil analisis data menggunakan program SPSS lampiran 12 diperoleh nilai DW = 1,739 yang berada pada interval 1.63 – 2.37, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi dalam penelitian ini tidak mengandung autokorelasi. 53 3.7.2 Analisis Verifikatif Pengujian Hipotesis Analisis verifikatif merupakan analisis model dan pembuktian yang berguna untuk mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini analisis verifikatif bermaksud untuk mengetahui hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y, digunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e dimana: Y : Rasio profit margin X 1 : Efisiensi biaya bahan baku X 2 : Efisiensi biaya tenaga kerja langsung b 1 , b 2 , : Koefisien variabel X 1 , X 2 , a : Konstanta e : Kesalahan pengganggu Algifari, 2000: 85. Setelah persamaan regresi ditemukan maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh antara efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. 54 Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut: a. Uji F-statistik Uji F-statistik pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat Ghozali, 2005: 44. Setelah F garis regresi ditemukan hasilnya, kemudian dibandingkan dengan F tabel. Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar α = 5 dengan derajat kebebasan degree of freedom df = n-k dimana n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel yang termasuk intersep. Jika tingkat signifikansi tingkat probabilitas kurang dari 5 maka Ho ditolak, hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara simultanbersama. Sebaliknya jika tingkat signifikansi lebih dari 5 maka Ho diterima, hal ini berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya. b. Uji t-statistik Uji t-statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen Ghozali, 2005: 44. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel, ditentukan tingkat signifikansi 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 dimana n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Apabila tingkat signifikansi kurang dari 5 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti 55 bahwa variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. Sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih dari 5 maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti bahwa variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikatnya secara individual. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Ho.2: Tidak terdapat pengaruh antara efisiensi biaya bahan baku terhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. Ho.3: Tidak terdapat pengaruh antara efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. c. Koefisien Determinasi R 2 Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien regresi R 2 . Koefisien regresi R 2 pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen atau variabel terikat Ghozali, 2001:45. R 2 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi berganda. Apabila R 2 mendekati angka satu maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya jika R 2 mendekati 0 nol maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Efisiensi Lapang Dan Biaya Produksi Beberapa Alat Pengolahan Tanah Sawah Di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat

6 82 79

Perancangan Model Activity Based Management untuk Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi Celana Jeans pada PT. Givemas Garmindo

17 113 228

Analisis Konsentrasi Daerah Pemasaran Berdasarkan Tingkat Profit Margin Dan Efisiensi Biaya pemasaran Pada Perusahaan POpcorn :Waras Jaya ;Di Jember.

0 6 86

Evaluasi Biaya Pembelian Bahan Baku untuk Efisiensi Biaya Produksi Pada Perusahaan Tahu

0 23 53

PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai).

33 75 80

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO).

22 70 98

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA JASA SUBKON (EKSTERNAL) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL CHEMICAL TANKER PADA PT.PAL INDONESIA (PERSERO) SURABAYA.

1 1 98

PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai) SKRIPSI

0 0 23

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA JASA SUBKON (EKSTERNAL) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL CHEMICAL TANKER PADA PT.PAL INDONESIA (PERSERO) SURABAYA

0 0 23

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

0 1 26