PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai).

(1)

(Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

DEWI YUNITA AYUNINGTIYAS 1013010039/FEB/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(2)

(Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh :

DEWI YUNITA AYUNINGTIYAS 1013010039

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(3)

(Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai)

yang diajukan

DEWI YUNITA AYUNINGTIYAS 1013010039

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SARI ANDAYANI, M.AKS Tanggal :…………..

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis

DRS. EC.R.A. SUWAIDI, MS NIP. 19600330 198603 1003


(4)

(Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai)

yang diajukan

DEWI YUNITA AYUNINGTIYAS 1013010039/FEB/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. SARI ANDAYANI, M.AKS Tanggal : ...

Mengetahui Ketua Program Studi

DR. HERO PRIONO, SE, MSI, AK, CA NIP. 19611011 199203 100


(5)

Disusun Oleh :

DEWI YUNITA AYUNINGTIYAS 1013010039 / FEB / EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterrima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 28 Maret 2014

Pembimbing Tim Penguji:

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks Dr. Hero Priono, Se, Msi, Ak, Ca

Sekertaris

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks Anggota

Dra. Ec. Tituk D.W., Maks

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, Mm NIP. 196309241989031001


(6)

i

rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga penulis

berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat

rahmatNya pula memungkinkan penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan

judul “PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA

BAHAN BAKU TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus pada PT

Wirhan Sari Permai) ”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam

penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang

dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan

dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun

sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.


(7)

ii

4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSI, AK, CA selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks, selaku Dosen Pembimbing yang telah berbaik hati memberikan waktu, arahan, dan bimbingan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Para Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf pengajar yang pernah memberikan ilmu, pengalaman, dan pembelajaran yang bermanfaat kepada penulis

selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan

Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

7. Ayahanda tercinta, Teguh Santoso, dan Ibunda tersayang, Dyah Lestari Rahayu, yang telah membesarkan dan merawat penulis hingga saat ini. Terima kasih telah memberikan banyak cinta dan kasih sayang, doa dan dukungan ayah dan ibu selama ini.

8. Dwi Ayu Puspo Ningrum, adik satu-satunya. Terima kasih sudah membantu dalam bentuk apapun, selalu ada di saat sedih maupun senang. Selalu memberikan motivasi untuk terus jadi yang terbaik.

9. Andry Permana Putra, terima kasih buat semangat, kasih sayang dan perhatiannya selama ini.


(8)

iii

11. Bapak Wawan beserta seluruh staf dan karyawan PT Wirhan Sari Permai. Terima kasih atas seluruh bantuan dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan penulis.

12. Bapak Sukastowo Yudo, Mbak Ika, Mbak Wiwit, Mbak Erlyn,

tentor-tentor lainnya dan murid-murid BOMB CLUB tempat saya bekerja.

Terima kasih untuk doa, dukungan, dan bantuannya.

13. Yunita, Ovi, Lala, Arief, Ratna, Tety. Kalian sahabat-sahabatku dari

semester 1 sampai sekarang, terima kasih untuk kebersamaannya dan

dukungannya yang tak pernah henti. Saling membantu tanpa mengenal

pamrih, saling mengingatkan satu sama lain.

14. Atrie Yunita Aviahardini, partner 1 bimbingan. Terima kasih atas bantuan, dukungan, dan doanya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam

penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan

kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis,

semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Maret 2014

Penulis


(9)

iv

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Definisi Produksi ... 13

2.2.2. Pengertian Biaya ... 14

2.2.2.1 Penggolongan Biaya ... 15

2.2.3 Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi ... 17

2.2.4 Definisi Biaya Tenaga Kerja ... 20

2.2.4.1 Insentif ... 23


(10)

v

Produksi ... 25

2.2.5.2.1 Metode Pencatatan Bahan Baku ... 25

2.2.5.2.2 Metode Penilaian Bahan Baku ... 26

2.2.5.2.3 Analisis Selisih Bahan Baku ... 28

2.3 Kerangka Pemikiran ... 29

2.4 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 31

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.2.1 Volume Produksi (Y) ... 32

3.2.2 Faktor Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1) ... 32

3.2.3 Faktor Biaya Bahan Baku (X2) ... 32

3.3 Teknik Pengumpulan Sampel ... 33

3.3.1 Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4.1 Jenis Data ... 34

3.4.2 Sumber Data ... 34

3.4.3 Pengumpulan Data ... 34

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35

3.5.1 Teknik Analisis ... 35

3.5.2 Uji Hipotesis ... 39


(11)

vi

4.1.2 Variabel Biaya Bahan Baku (X2) ... 43

4.1.3 Variabel Volume Produksi ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Uji Normalitas ... 46

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.2.3 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 52

4.2.4 Uji Hipotesis ... 53

4.2.4.1 Uji Simultan (Uji F) ... 53

4.2.4.2 Uji Parsial (Uji t) ... 55

4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 56

4.3 Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 59

5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 61

4.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 61

5.3.2 Implikasi Penelitian ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

vii

Tabel 3.5.1 : Pengambilan Keputusan Durbin-Watson ... 39

Tabel 4.1 : Data Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1) Dalam Triwulan ... 42

Tabel 4.2 : Data Biaya Bahan Baku (X2) Dalam Triwulan ... 44

Tabel 4.3 : Volume Produksi (Y) Dalam Triwulan... 45

Tabel 4.4 : Hasil VIF (Variance Inflation Factor) ... 50

Tabel 4.5 : Persamaan Regresi Linier Berganda ... 52

Tabel 4.6 : Uji F ... 53

Tabel 4.7 : Uji t ... 55


(13)

viii

Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir ... 30

Gambar 4.1: Grafik P-Plot ... 47

Gambar 4.2 : Scatterplot ... 51


(14)

ix

Lampiran 2: Data Biaya Bahan Baku Lampiran 3: Volume Produksi Lampiran 4: Uji Normalitas Lampiran 5: Uji Asumsi Klasik

Lampiran 6: Uji Analisis Regresi Berganda


(15)

x

Dewi Yunita Ayuningtiyas Abstrak

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor dominan dalam suatu perusahaan. Tanpa tenaga kerja, mustahil perusahaan dapat dijalankan. Seperti halnya tenaga kerja, bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses produksi. Oleh karena itu, PT Wirhan Sari Permai membutuhkan tenaga kerja langsung dan bahan baku yang berkualitas. Dan perusahaan harus mampu mengolah biaya tersebut agar aktivitas operasional dapat berjalan dengan lancar. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap volume produksi pada PT Wirhan Sari Permai.

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu mengumpulkan data biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku tahun 2008 sampai 2012. Kemudian dilakukan metode yang meliputi uji asumsi klasik, uji F, uji t, analisis koefisien determinasi (R2). Untuk menganalisis data, menggunakan software SPSS versi 16.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap volume produksi. Keyword : Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Bahan Baku, Volume Produksi


(16)

1 1.1 Latar Belakang

Tuntutan yang dihadapi oleh sektor dunia usaha saat ini semakin berat seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong ke arah kompetisi yang semakin ketat. Persaingan yang semakin tajam tersebut akan mengakibatkan perusahaan-perusahaan harus mengambil keputusan yang tepat untuk memungkinkan kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan serta untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Hal ini juga dikarenakan oleh semakin bertambahnya jumlah konsumen yang membutuhkan pelayanan, baik itu dalam bidang jasa maupun dalam bidang manufaktur.

Sektor industri manufaktur yang tidak kalah penting perannya adalah sektor industri khususnya dalam bidang otomotif, yang pada perkembangannya dewasa ini mengalami peningkatan yang sangat pesat karena didukung permintaan akan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan semakin tinggi. Khususnya di kota Sidoarjo, pada saat ini banyak konsumen yang memanfaatkan alat transportasi yang menggunakan peralatan mesin otomotif. Komponen peralatan mesin otomotif sangat penting bagi alat transportasi. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peralatan mesin otomotif ini adalah PT Wirhan Sari Permai. Perusahaan ini bergerak dalam industri


(17)

pengolahan karet otomotif (Automotive Rubber Manufacture), yakni selang karet, selang radiator, karet pir, landasan dasar, dan selang hawa. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Sukodono Km. 1,5 Desa Keboan Sikep, Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.

Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang handal, kooperatif, dan loyal terhadap perusahaan dan kebijaksanaannya akan dapat memberi sumbangan yang cukup besar dalam pencapaian tujuan. Ini sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan kontribusi yang besar sebagai balas jasa atas manfaat yang telah diberikan guna meningkatkan volume produksi.

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor dominan dalam suatu perusahaan. Tanpa tenaga kerja, mustahil perusahaan dapat dijalankan. Pemanfaatan jam tenaga kerja langsung harus diperhatikan dan diupayakan untuk menciptakan kondisi kerja yang efektif dan efisien, terutama jika dihubungkan dengan tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi (Maudyana, 2007: 2). Begitu pula penggunaan jam tenaga kerja langsung yang kurang efektif dalam memproduksi produk tertentu akan menyebabkan ketidakefektifan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tenaga kerja yang handal merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi perusahaan PT Wirhan Sari Permai sebagai sebuah industri yang bergerak dalam bidang peralatan mesin otomotif. Sebagai suatu sumber daya, tenaga kerja memiliki kontribusi terhadap hasil produksi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menentukan besarnya keuntungan atau kerugian dari hasil


(18)

produksi yang dibandingkan dengan besarnya biaya tenaga kerja langsung yang telah dikeluarkan pada periode tertentu.

Persediaan bahan baku merupakan salah satu bentuk investasi yang hampir selalu ada pada perusahaan dan aktiva terpenting dalam menunjang kelancaran aktivitas produksi karena merupakan bahan utama, karena nilai persediaan mencapai 40% dari seluruh investasi modal. Kesalahan dalam penetapan besarnya modal yang tertanam dalam perusahaan akan mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan (Riyanto, 1996: 69).

Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses proses produksi, dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan memperlancar proses produksi dalam perusahaan, sehingga diharapkan dengan lancarnya proses produksi tersebut dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen baik jumlah dan waktunya, sebaliknya jika proses produksi kurang lancar akan menghasilkan produk yang kurang memuaskan konsumen dan kosumen sendiri akan berpindah ke produsen lain. Apabila terjadi maka perusahaan akan kehilangan konsumennya, volume penjualan akan menurun dan laba yang diraih akan berkurang (Assauri, 1998: 219). Dengan terjadinya bahan baku dalam jumlah waktu yang tepat, maka proses produksi berjalan sehingga pengiriman produk berjalan sehingga pengiriman produk sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.


(19)

Pada perusahaan manufaktur, masalah yang sering dihadapi adalah masalah kelancaran proses produksi berupa penangganan persediaan bahan baku yang tepat agar tidak terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku, perusahaan harus dapat mengelola persediaan yang dimiliki sebaik mungkin sesuai dengan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan.

Tanpa adanya bahan baku, aktivitas produksi tidak dapat berjalan dengan sempurna, hal ini dikarenakan bahan baku merupakan salah satu bagian terpenting bagi jalannya kegiatan operasional perusahaan, dengan demikian jumlah bahan baku harus tersedia. Artinya, bahan baku harus tetap berada pada jumlah yang ditetapkan. Jika jumlah persediaan bahan baku terlalu kecil (outstock) akan dapat menghambat proses produksi dan secara tidak langsung akan menimbulkan kerugian, mengingat sejumlah sumber daya lain menganggur. Apabila jumlah persediaan bahan baku terlalu besar (overstock), akan menyebabkan penimbunan yang akan mengakibatkan tingginya biaya yang dikeluarkan untuk memelihara dan penyimpanan. Selain itu juga akan menimbulkan kerugian karena persediaan bahan baku juga merupakan harta dan sifatnya sensitif terhadap penurunan harga pasar, pemborosan, pencurian, kerusakan dan kelebihan biaya sebagai akibat salah pengelolaan. Kegiatan ini berhubungan dengan penjadwalan pengeluaran bahan (Murdufin dan Mahfud, 2007:4). Perusahaan harus mampu membangun kerja sama dengan pihak pemasok (supplier), baik melalui ikatan kontrak kemitraan ataupun melalui hubungan bisnis yang saling menguntungkan. Kemampuan memelihara


(20)

hubungan baik dengan para pemasok menhadi jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan pasokan material secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat harga. Jaminan kecukupan material menjadi tiang penopang terhadap keberlangsungan produksi secara berkesinambungan. Ini berkaitan dengan fungsi procurement atau pengadaa (pembelian). Hal ini, sangat disadari oleh PT Wirhan Sari Permai untuk bisa memperhitungkan persediaan bahan baku agar tidak lebih atau kurang.

Bahan baku juga sangat mendukung dalam rangka meningkatkan jumlah output yang akan diproduksi. Keterbatasan bahan baku akan menghambat proses produksi. Dalam hal ini, PT Wirhan Sari Permai perlu mengukur besarnya pengaruh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap hasil produksi, pengukuran tersebut berkaitan dengan volume produksi. Karena dengan mengetahui tingkat volume produksi maka perusahaan akan mengetahui tingkat prestasi tenaga kerja dan banyaknya bahan baku yang dibutuhkan dalam menghasilkan produk.

PT Wirhan Sari Permai dalam bidang industri pengolahan karet membutuhkan tenaga kerja langsung dan bahan baku yang berkualitas. Dengan tingginya permintaan pasar, maka tenaga kerja langsung dan bahan baku dituntut selalu tersedia untuk perusahaan. Dan perusahaan harus mampu mengolah biaya tersebut agar aktivitas operasional dapat berjalan dengan lancar.


(21)

Berdasarkan alasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai) ”

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi permasalahannya yaitu Adakah pengaruh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap volume produksi pada PT Wirhan Sari Permai ?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas, yaitu untuk membuktikan pengaruh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap volume produksi pada PT Wirhan Sari Permai.


(22)

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:

1. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan produksi dan ketenagakerjaan bagi PT Wirhan Sari Permai. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan

keuangan, yang mampu memaksimalkan nilai perusahaan. c. Membantu dalam membuat keputusan di masa yang akan

datang.

d. Membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan bahan baku dan pemanfaatan tenaga kerja langsung.

2. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sarana belajar untuk mengidentifikasikan, menganalisis dan merencanakan masalah yang nyata sehingga akan lebih meningkatkan pengertian dan teori-teori di bangku kuliah.


(23)

b. Mengetahui sejauh mana teori yang diperoleh dapat diterapkan dalam praktik.

c. Diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan di bidang keuangan, khususnya menyangkut tentang volume produksi yang dihasilkan dalam perusahaan.


(24)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap volume produksi telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Hasil dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan dan perbandingan hasil dari penelitian-penelitian selanjutnya. Adapun penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Rani Rahman dan Yogi Daud Yusup Suseno, (2008) dengan judul penelitian “ PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya)”.Rumusan masalah yang diajukan adalah: Apakah ada pengaruh biaya tenaga kerja langsung terhadap volume produksi pada Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya?”

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini yaitu Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh Perusahaan Galunggung Raya Block tahun 2002 – 2006 dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan-peningkatan biaya tenaga kerja langsung ini terjadi disebabkan adanya peningkatan hasil yang diproduksi oleh tenaga kerja karena adanya penambahan jam kerja serta


(25)

adanya pesanan-pesanan yang diterima perusahaan sehingga ada tuntutan untuk meningkatkan volume produksi.

Dari hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian volume produksi yang dihasilkan oleh Perusahaan Galunggung Raya Block pada tahun 2002 – 2006 dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan-peningkatan volume produksi ini terjadi disebabkan meningkatnya hasil yang diproduksi oleh tenaga kerja sebagai akibat dari adanya pesanan-pesanan yang diterima pihak perusahaan Galunggung Raya Block ikut naik sehingga volume produksi yang dihasilkan terus meningkat. Jadi, biaya tenaga kerja langsung berpengaruh signifikan terhadap volume produksi.

Dwi Purwani, (2013) dengan judul penelitian “PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP VOLUME PRODUKSI PADA UD.SUNVERA PONTIANAK”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh biaya tenaga kerja langsung terhadap volume produksi dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penentuan biaya tenaga kerja langsung. Adapun objek dalam penelitian ini adalah UD.SUNVERA Pontianak sebagai perusahaan yang menghasilkan produk dari olahan lidah buaya.

Data yang diperoleh adalah data primer berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi dari laporan keuangan dan data perusahaan yang dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan Internal Control Questioner dan kuantitatif melalui statistik uji menggunakan SPSS Versi 16.0. Data yang


(26)

digunakan adalah data biaya tenaga kerja langsung dan volume produksi dari tahun 2008 hingga 2012.

Hasil penelitian menunjukkan penentuan biaya tenaga kerja langsung pada UD.SUNVERA Pontianak masih bersifat sederhana berdasarkan upah harian, sedangkan faktor yang mempengaruhi pengeluaran biaya tenaga kerja langsung didasarkan pada tingkat keterampilan, kedisiplinan, lamanya bekerja, dan kinerja masing-masing yang dilihat dari pengamatan dan pengawasan pemilik usaha. Berdasarkan hasil uji-t, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara biaya tenaga kerja langsung terhadap volume produksi UD.SUNVERA Pontianak.


(27)

Tabel 2.1: Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Sekarang

No. PENELITI JUDUL/VARIABEL TEKNIK

ANALISIS 1. Rani Rahman

dan Yogi Daud Yusup Suseno, (2008)

Judul:

PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya)

Independen:

Biaya Tenaga Kerja Langsung Dependen:

Volume Produksi

Uji Regresi Linier Sederhana

2. Dwi Purwani, (2013)

Judul:

PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP VOLUME PRODUKSI PADA UD.SUNVERA PONTIANAK. Independen:

Biaya Tenaga Kerja Langsung Dependen:

Volume Produksi

Uji Regresi Linier Sederhana

3. Dewi Yunita Ayuningtiyas, (2014)

Judul:

PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus Pada Perusahaan PT. Wirhan Sari Permai)

Independen:

Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Bahan Baku

Dependen: Volume Produksi

Uji Regresi Linier Berganda

Sumber: Penulis


(28)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Definisi Produksi

Pengertian produksi menurut Agus Ahyari (1999:60) adalah :

“Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan

manfaat atau penciptaan faedah baru”.

Sedangkan menurut Sukanto (2000:30) adalah sebagai berikut :

“Produksi adalah aktivitas pengubah bahan baku (material) menjadi hasil

(produk)”. Dari definisi produksi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

produksi merupakan aktivitas dalam perusahaan yang dapat menimbulkan penciptaan bahan baku (material) menjadi hasil produk yang memiliki tambahan manfaat/faedah baru. Untuk menghasilkan produk yang baik dari segi kualitas dan kuantitas, tidak hanya diperlukan tenaga kerja saja tetapi juga harus adanya perencanaan dalam membuat suatu produk mengenai berapa banyak volume produksi yang akan dihasilkan perusahaan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan yang ditargetkan perusahaan.

Menurut Eddy Herjanto (1999:35) mendefinisikan volume produksi sebagai berikut : “Hasil dari proses produksi yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa atau kombinasinya melalui proses transformasi dari masukan sumber daya produksi menjadi output yang diinginkan”.

Sedangkan menurut Fandi Tjiptono (1999:254) definisi volume

produksi adalah sebagai berikut : “Volume produksi merupakan jumlah output

total yang dihasilkan dari suatu proses produksi”.


(29)

Berdasarkan definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa volume produksi adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan melalui proses transformasi dari masukkan sumber daya menjadi output yang diinginkan.

2.2.2 Pengertian Biaya

Biaya menurut para akuntan dapat didefinisikan sebagai suatu nilai tukar, prasyarat, guna memeperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau di masa mendatang (Matz dan Usry, 1992: 19).

Mulyadi (2001: 8) mengatakan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari pengertian biaya tersebut terdapat empat unsur pokok sebagai berikut:

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi. b. Diukur dalam satuan uang.

c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi. d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut juga dengan istilah harga pokok.


(30)

Committee on Cost Concepts and Standards of American Accounting Association menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan, yang diukur dengan sauna uang, yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam Tentative set of Broad Accounting Principles for Bussiness Enterprises, biaya dinyatakan sebagai harga penukaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat (Kartadinata, 2000: 24).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka biaya dapat disimpulkan sebagai pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan dalam satuan uang untuk tujuan tertentu.

2.2.2.1 Penggolongan Biaya

Berdasarkan dengan tujuan dalam perusahaan, biaya dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Biaya atas dasar obyek pengeluaran, yaitu berupa penjelasan singkat obyek suatu pengeluaran. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.

2. Biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan. Adapun fungsi pokok tersebut, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu biaya tersebut dapat digolongkan menjadi tiga kelompok.


(31)

a. Biaya produksi, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

b. Biaya pemasaran, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiata produksi dan pemasaran produk.

3. Biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, dibagi menjadi dua golongan.

a. Biaya langsung, yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah sesuatu yang dibiayai.

b. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

4. Biaya atas dasar waktu, digolongkan menjadi dua.

a. Pengeluaran modal, yaitu biaya yang dinikmati lebih dari satu periode akuntansi.

b. Pengeluaran penghasilan, yaitu biaya yang hanya bermanfaat di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi (1999:14).


(32)

2.2.3 Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi

Biaya dalam hubungan dengan volume produksi atau perilaku biaya dapat dikelompokkan menjadi elemen:

1. Biaya Variabel

Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per unit tetap. Contoh: perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan bahan, biaya pengiriman barang, biaya komunikasi, royalti, upah lembur, biaya pengangkutan dalam pabrik, biaya sumber tenaga, penanganan bahan baku.

Dalam rentang aktivitas yang terbatas, hubungan antara suatu aktivitas dengan biaya yang terkait bias mendekati liniaritas (total biaya variabel diasumsikan meningkat dalam jumlah konstan untuk setiap satu unit peningkatan dalam aktivitas). Saat kondisi-kondisi berubah atas tingkat aktivitas berada di luar rentang yang relevan, tarif biaya variabel baru harus dihitung.

2. Biaya Tetap

Biaya tetap yaitu biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Jika aktivitas diharapkan untuk meningkat di atas kapasitas yang sekarang, biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani peningkatan volume yang diperkirakan. Contoh: gaji eksekutif produksi, penyusutan jika menggunakan metode garis lurus, pajak properti, amortisasi


(33)

paten, gaji supervisor, asuransi properti dan kewajiban, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan, sewa. Jika perkiraan permintaan produksi meningkat maka terdapat peningkatan tingkat pengeluaran atas setiap item overhead pabrik. Satu jenis biaya tertentu diklasifikasikan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang aktivitas yang terbatas yang disebut rentang relevan (relevance range).


(34)

3. Biaya Semi

Biaya semi adalah biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel. Biaya semi variabel adalah biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variabel. Contoh: biaya listrik, telepon dan air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, hiburan dan pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas.

Ada dua alasan adanya karakteristik semi variabel pada beberapa jenis pengeluaran sebagai berikut:

1. Pengeluaran minimum mungkin diperlukan atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi.

2. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi umumnya mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel bersama-sama. Biaya semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara bertahap. Contoh: Gaji penyelia.


(35)

2.2.4 Definisi Biaya Tenaga Kerja

Definisi biaya menurut Henry Simamora (1999: 36) adalah sebagai berikut: “Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi”.

Sedangkan menurut Mulyadi (1999: 8) adalah sebagai berikut: “Biaya adalah sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Dari kedua definisi biaya tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk dapat memperoleh balas jasa atau manfaat yang kemungkinan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuannya baik secara langsung ataupun tidak.

Dalam menghadapi persaingan yang ketat dan dalam pencapaian tujuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia atau tenaga kerja, tenaga kerja ini meliputi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, sedangkan tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak secara langsung mempengaruhi dalam produksi.


(36)

Definisi tenaga kerja menurut Mulyadi (1999:343) adalah sebagai berikut: “Tenaga Kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk”.

Sedangkan Usry dan Hammer (1996:39) mendefinisikan tenaga kerja langsung sebagai berikut: “Tenaga Kerja langsung adalah karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi, biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu”.

Dari definisi tenaga kerja langsung tersebut dikatakan bahwa tenaga kerja mengorbankan seluruh tenaga dan pikiran yang dimilikinya untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau untuk mengolah produk demi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini perusahaan perlu mempertimbangkan kesejahteraan tenaga kerja dengan cara mengeluarkan atau mengorbankan biaya tenaga kerja sebagai balas jasa atas apa yang telah diberikan atau dikorbankan olehnya.

Menurut Ibnu Subriyanto dan Bambang Suripto (1993: 42) didalam bukunya Akuntansi Biaya Teori Soal dan penyelesaian adalah sebagai berikut: “Biaya tenaga kerja langsung adalah kompensasi yang memberikan kepada semua karyawan yang terlibat langsung dalam pengolahan produk, mudah ditelusuri ke produk tertentu dan merupakan biaya yang besar atas produk yang dihasilkan “.


(37)

Sedangkan pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Siegel (1996: 14) di dalam bukunya Kamus Istilah Akuntansi adalah sebagai berikut: “Direct labor (upah langsung) adalah pekerjaan yang langsung terlibat dalam pembuatan produk. Contoh biaya langsung adalah upah pekerjaan perakitan pada lini perakitan dan upah operator peralatan mesin”.

Definisi mengenai biaya tenaga kerja langsung tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan suatu biaya atau pengorbanan yang telah atau yang akan dikeluarkan perusahaan guna membayar jasa-jasa yang telah diberikan oleh tenaga kerja atau karyawan yang terlibat langsung dalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Mulyadi (1999:346) menyatakan bahwa: “Cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan salah satunya adalah dengan mengalikan tarif upah dengan jasa karyawan”.

Dari pendapat di atas jelas dikatakan bahwa pengukuran atau penetapan upah tenaga kerja salah satunya dengan cara mengalikan tarif upah dengan jam kerja tenaga kerja. Dengan demikian untuk menentukan upah seorang tenaga kerja perlu dikumpulkan data jumlah jam kerja selama periode waktu tertentu. Semua pembayaran biaya tenaga kerja (upah) secara langsung atau tidak langsung didasarkan atas dan dibatasi oleh volume produksi dan keahlian para pekerja, maka dari itu, motivasi pengendalian dan akuntansi yang tepat untuk faktor biaya tenaga kerja ini merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam manajemen sebuah perusahaan. Tenaga kerja yang handal


(38)

dan kooperatif , yang loyal pada perusahaan dan segala kebijaksanaannya, dapat memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap operasi perusahaan. Akan tetapi biaya tenaga kerja hanyalah merupakan salah satu unsur hubungan antara pemilik perusahaan dengan karyawan (tenaga kerja).

2.2.4.1 Insentif

Untuk meningkatkan produktifitas karyawan perusahaan biasanya memberikan insentif kepada karyawan. Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil produksi atau kombinasi keduamya. Cara-cara pemberian insentif:

1. Insentif satuan dengan jam minimum

Karyawan dibayar atas dasar tarif per-jam untuk menghasilkan jumlah satuan standar. Untuk hasil produksi yang melebihi standar, karyawan diberikan upah tambahan sebesar jumlah kelebihan satuan produk x tarif upah per satuan.

2. Taylor differential piece rate plan

Cara pemberian insentif ini adalah semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tarif tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam.

3. Premi lembur

Jika karyawan sebuah perusahaan bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu, maka mereka berhak menerima uang lembur dan premi lembur.


(39)

Perlakuan terhadap premi lembur tergantung alasan-alasan terjadinya lembur tersebut dan dapat dibenarkan apabila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelanggan/pemesan bersedia menerima beban tambahan karena lembur tersebut.

2.2.5 Definisi Bahan Baku

Menurut Gitosudarmo (1999:79), bahan baku adalah kebutuhan pokok dari suatu industri yang akan menghasilkan suatu produk atau barang. Menurut Ahyari (1999:3), dalam menjalankan suatu proses produksi tersedianya bahan baku yang mencukupi akan menjamin kualitas dan kuantitas dari produk akhir yang dihasilkan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya bahan baku adalah perkiraan pemakaian, harga daripada bahan, biaya-biaya persediaan, kebijaksanaan pembelanjaan, pemakaian senyatanya, dan waktu tunggu.

Menurut Rayburn (1999: 32), bahan baku merupakan bahan langsung (direct material) yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produk jadi. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang ). Jadi, biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan


(40)

siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lain-lain.

2.2.5.1 Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan yang dibeli

Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai akibatnya biaya penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.

2.2.5.2 Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi 2.2.5.2.1 Metode pencatatan bahan baku

Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu: 1. Metode Fisik (Fhysical Inventory Method )

Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui


(41)

bahan baku yang diperoleh , harus menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai selama periode akuntansi.

2. Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method)

Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian dicatat dalam kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di kartu persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom sisa di kartu persediaan.

2.2.2.5.2. Metode Penilaian Bahan Baku

Ada beberapa metode penilaian terhadap bahan baku diantaranya : 1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)

Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk kegudang bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama kali disusul harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali, disusul harga perolehan persatuan yang masuk berikutnya.


(42)

2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)

Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata harga perolehan persatuan bahan sebagai berikut:

(X1 x P1) + (X2 x P2) +...+(Xn x Pn)

Harga perolehan Rata =

rata persatuan X1 + X2 + ...+ Xn

Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan ada bahan yang dipakai memiliki harga perolehan

persatuan bahan yang paling baru.

3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)

Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.


(43)

4. Metode Persediaan Dasar

Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas bahan harus dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya metode persediaan dasar menggunakan metode Lifo .

2.2.2.5.3. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)

Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak perusahaaan menggunakan Biaya standar (standard cost) yaitu menetapkan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan per satuan produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan pada akhir periode akan diketahui biaya yang sebenarnya terjadi dan biasanya jarang sekali pengeluaran sesungguhnya sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).

Selisih Bahan Baku = Biaya Bahan Baku Sesungguhnya - Biaya Bahan Baku Standar

Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam:

1. Selisih Harga Bahan (raw material price – variance)

Selisih harga bahan disebabkan karena pengeluaran untuk biaya bahan harga persatuannya tidak sama dengan standar.


(44)

2. Selisih Pemakaian Bahan

Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama dengan sesungguhnya.

2.3. Kerangka Pemikiran

Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya faktor-faktor produksi untuk menciptakan, menghasilkan benda atau jasa. Adapun faktor produksi yang dimaksud adalah:

1. Faktor biaya bahan baku

2. Faktor biaya tenaga kerja langsung


(45)

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pikir

Model Analisis Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis mengemukakan hipotesis yaitu: “ Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Bahan Baku Berpengaruh Terhadap Volume Produksi pada PT Wirhan Sari Permai” Biaya Tenaga Kerja

Langsung (X1)

Volume Produksi (Y) Biaya Bahan Baku

( X2 )


(46)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban atas solusi dari permasalahan yang terjadi.

Objek penelitian yang digunakan yaitu perusahaan industri pengolahan karet dalam bidang Otomotif,yaitu PT Wirhan Sari Permai.

3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Penulis menggunakan dua jenis variabel yaitu :

1. Variabel Independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel lain (variabel dependen) atau variabel yang berdiri sendiri dan tidak tergantung pada variabel lain. Yang berfungsi sebagai


(47)

variabel independen dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku.

2. Variabel Dependen adalah variabel yang terkait yang akan diperngaruhi variabel lain (variabel independen). Adapun yang berfungsi sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah volume produksi.

3.2.1 Volume Produksi (Y)

Jumlah produksi selang karet, selang radiator, karet pir, landasan dasar, selang hawa yang dihasilkan per hari. Skala pengukuran produksi tersebut dengan satuan jumlah meter produksi yang dihasilkan setiap harinya.

3.2.2 Faktor Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1)

Faktor tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi pembuatan selang karet, selang radiator, karet pir, landasan dasar, selang hawa untuk tiap produksi. Skala pengukuran menggunakan satuan jumlah orang tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi per hari beserta jam tenaga kerja dalam proses produksi.

3.2.3 Faktor Biaya bahan Baku (X2)

Input bahan baku merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi pembuatan selang karet, selang radiator, karet pir, landasan dasar, selang hawa per hari dalam satuan kg. Skala pengukuran dengan


(48)

menggunakan satuan besarnya jumlah yaitu kg bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi per hari.

3.3 Teknik Pengumpulan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi tertentu yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang terapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2004:72)

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan biaya tenaga kerja langsung, laporan biaya bahan baku, dan laporan volume produksi yang terjadi dalam pembuatan produksi peralatan mesin otomotif pada PT Wirhan Sari Permai dari tahun berdirinya, yaitu tahun 1998 sampai dengan tahun 2012.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yang cirri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:44). Sampel penelitian yang diambil adalah data berkala (time series) mengenai biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, dan volume produksi dengan data penelitian sampel per-triwulan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.


(49)

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan bersumber dari:

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh di lapangan dan mengadakan penelitian langsung pada objek yang harus diteliti b. Data sekunder yaitu data yang didapat dari PT Wirhan Sari

Permai tentang biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, dan volume produksi yang dihasilkan.

3.4.2 Sumber data

Sumber data dari penelitian ini adalah:

1. Informasi yang disampaikan oleh para pegawai pembelian bahan baku dan bagian produksi yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. PT Wirhan Sari Permai selaku perusahaan untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.4.3 Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik penumpulan data dan penganalisaan data, yaitu (Supardi, 2005: 121-138):

a. Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan


(50)

angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. c. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011:329-330) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan menggunakan metode statistik Regresi Linier Berganda untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat. Rumus yang digunakan pada regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Yi = α + β1X1 + β2X2+ e


(51)

Keterangan :

Y = Volume Produksi

X1 = Biaya Tenaga Kerja Langsung X2 = Biaya Bahan Baku

β1 –β2 = Koefisien Regresi

α = Konstanta

e = error term

Selain melakukan analisis regresi linear berganda digunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokesdastisitas.

1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Untuk menghindari penyimpangan ekonometrika maka persamaan regresi perlu dihilangkan dari multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependen variabel dan independen variabel keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Imam Ghozali, 2001: 12). Mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot. Dasar pengambilan keputusan :


(52)

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu, metode yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah pedomannya (Sumarsono, 2004:43) adalah:

a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusinya adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya Multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor).


(53)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jila nilai VIF < dari 10, dan mempunyai angka toleran mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2009: 96).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya. Dasar analisis uji heteroskedastisitas:

a. Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.


(54)

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin – Watson ( DW test ) ( Ghozali 2009: 99-100 ). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu ( first order autocorrelation ) dan mensyaratkan adanya intercept ( konstanta ) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < d1 Tidak ada autokorelasi positif No Decision d1 ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – d1 < d < 4 Tidak ada korelasi negative No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4– d1 Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Tidak

Ditolak

du <d < 4 – du

Tabel 3.5.1 Pengambilan Keputusan Durbin – Watson

3.5.2 Uji Hipotesis 3.5.2.1 Uji F

Uji F pada dasarnya digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara


(55)

simultan dengan variabel terikat (Y), dengan prosedur penelitian sebagai berikut:

a. H0 : β1 , β2 = 0, artinya bahwa tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.

b. H1 : β1, β2 ≠ 0, artinya bahwa ada pengaruh signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.

c. Level of signifikan = 5% (0,05). d. Menentukan nilai Fhitung =

Keterangan:

R : koefisien korelasi ganda. Fh : F hitung.

K : jumlah variabel bebas. N : jumlah sampel yang dipakai. e. Kriteria Pengujian:

a. Jika tingkat signifikan (P-Value) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak (α = 0,05).


(56)

b. Jika tingkat signifikasi (P-Value) < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima (α = 0,05)

3.5.2.2 Uji t

Pengukuran tes dimaksudkan untuk mempengaruhi apakah secara individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi diuji untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan melihat tingkat signifikansi nilai t pada 5% rumus yang digunakan ((Imam Ghozali, 2001: 20):

th = β1 Se ( β1 ) Keterangan:

th : t hitung

i : parameter yang diestimasi Se : standar error

Pengujian setiap koefisien regresi dikatakan signifikan bila nilai mutlak thit > ttabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan bila nilai thit < ttabel atau nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 (tingkat kepercayaan yang dipilih) maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.


(57)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian

4.1.1 Variabel Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1)

Biaya tenaga kerja langsung merupakan kompensasi atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya tersebut merupakan faktor penting yang memerlukan pengukuran, pengendalian dan analisa yang konstan bagi perusahaan dalam menetapkannya.

Adapun biaya tenaga kerja langsung pada PT Wirhan Sari Permai tahun 2008–2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 : Data Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1) Dalam Triwulan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Triwulan

I Rp 47.225.052 Rp 162.935.278 Rp 99.894.646 Rp 87.636.712 Rp 99.687.589 II Rp 183.189.591 Rp 237.093.938 Rp 299.477.525 Rp 316.031.264 Rp 86.596.258 III Rp 268.289.322 Rp 349.555.376 Rp 466.014.354 Rp 218.012.508 Rp1.000.689.586 IV Rp 282.342.813 Rp 98.029.449 Rp 88.992.123 Rp 1.091.859.152 Rp789,868,758

Jumlah Rp 781.046.778 Rp 847.614.041 Rp 954.378.648 Rp 1.713.539.636 Rp1.976.842.191

% - 0,08 0,11 0,44 0,13

Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja langsung PT Wirhan Sari Permai selama tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami kenaikan, dimana prosentase kenaikan biaya tenaga kerja langsung


(58)

tertinggi di tahun 2011 sebesar 0,44 dan prosentase biaya tenaga kerja langsung terendah di tahun 2009 sebesar 0,08.

Tingginya biaya bahan tenaga kerja langsung di tahun 2011 disebabkan karena pada tahun tersebut pemerintah menaikkan tarif UMR (Upah Minimum Regional). Hal ini berdampak kepada biaya tenaga kerja langsung pada PT Wirhan Sari Permai. Ditambah lagi dengan kebijakan perusahaan untuk menambah jam tenaga kerja untuk para karyawan yang lembur, sehingga tarif biaya yang dikenakan juga bertambah. Adanya penambahan biaya karyawawan borongan yang disebabkan karena perusahaan membutuhkan tenaga kerja langsung yang banyak pada saat pesanan meningkat.

4.1.2 Variabel Biaya Bahan Baku (X2)

Biaya bahan baku (X2) adalah biaya dari komponen-komponen fisik produk yang dapat dibebankan secara langsung kepada produk karena observasi fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Adapun data biaya bahan baku PT Wirhan Sari Permai selama tahun 2008 sampai 2012:


(59)

Tabel 4.2 : Data Biaya Bahan Baku (X2) Dalam Triwulan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Triwulan

I Rp 226.761.388 Rp 367.638.834 Rp 411.471.793 Rp 593.151.592 Rp 665.458.785

II Rp 361.485.054 Rp 993.188.673 Rp 686.826.851 Rp 684.161.884 Rp 499.789.685

III Rp 607.685.088 Rp 630.311.375 Rp 929.325.653 Rp 713.387.026 Rp 798.758.256

IV Rp 426.152.474 Rp 255.280.720 Rp 344.090.426 Rp 451.526.113 Rp 865.878.548

Jumlah Rp 1.622.084.004 Rp2.246.419.602 Rp2.371.714.723 Rp 2.442.226.615 Rp2.829.885.274 %

-

0.28 0.05 0.03 0.14

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa biaya bahan baku PT Wirhan Sari Permai selama tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami kenaikan, dimana prosentase kenaikan biaya bahan baku tertinggi di tahun 2009 sebesar 0,28 dan prosentase biaya bahan baku terendah di tahun 2011 sebesar 0.03.

Tingginya biaya bahan baku di tahun 2009 disebabkan karena pada tahun tersebut perusahaan membutuhkan jumlah bahan baku yang sangat banyak dan pembelian bahan baku tersebut masih di import dari Luar Negeri. Dalam hal ini pastinya perubahan kurs sangat mempengaruhi harga-harga bahan baku dan pada tahun 2009 harga kurs dolar cenderung masih tinggi, sehingga biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku di tahun 2009 menjadi semakin tinggi. Dan juga bahan baku tersebut (khususnya karet alam) juga mengalami keterbatasan, dikarenakan karet alam merupakan sumber


(60)

daya alam yang terbatas. Jadi harga jual semakin mahal, dan biaya yang dikeluarkan juga lebih banyak.

4.1.3 Variabel Volume Produksi (Y)

Setelah melakukan penelitian pada PT Wirhan Sari Permai dapat diketahui bahwa dalam volume produksi di perusahaan adalah memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam volume produksi ditambah dengan pembebanan biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

Adapun volume produksi yang dihasilkan PT Wirhan Sari Permai pada tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3 : Volume Produksi (Y) Dalam Triwulan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Triwulan

I Rp 968.957.854 Rp2.568.974.587 Rp4.587.584.925 Rp 6.958.458.235 Rp1.254.289.652

II Rp 3,589,785,268 Rp1.254.875.968 Rp6.452.154.782 Rp1.524.589.654 Rp4.256.389.625

III Rp 4.859.685.261 Rp5.254.185.625 Rp1.254.263.854 Rp 2.236.589.652 Rp5.250.362.002 IV Rp 1.958.745.896 Rp3.458.745.630 Rp2.536.984.782 Rp 5.002.360.200 Rp7.968.254.260

Jumlah Rp

11.377.174.279 Rp

12.536.781.810 Rp

14.830.988.343 Rp 15.721.997.741 Rp

18.729.295.539 %

-

0.09 0.15 0.06 0.16

Sumber : Lampiran 2


(61)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa volume produksi PT Wirhan Sari Permai selama tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami kenaikan, dimana prosentase kenaikan volume produksi tertinggi di tahun 2012 sebesar 0,16 dan terendah di tahun 2011 sebesar 0,06.

Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan pasar akan produk yang diproduksi PT Wirhan Sari Permai. Sehingga, perusahaan memproduksi secara terus menerus.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependen variabel dan independen variabel keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Imam Ghozali, 2001: 12). Mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot. Jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho (populasi berdistribusi normal) diterima. Dan jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah:


(62)

Gambar 4.1 Grafik P-Plot

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan grafik di atas menegaskan bahwa model regresi yang diperoleh berdistribusi normal, dimana sebaran data berada di sekitar garis diagonal.

Selain itu, peneliti juga menggunakan Uji Kolmogrov Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data dengan ketentuan signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.


(63)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Bahan

Baku Volume Produksi

Kolmogorov-Smirnov Z 1.131 .505 .665

Asymp. Sig. (2-tailed) .155 .961 .768

Lampiran: 2

Berdasarkan lampiran 2, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig 2-tailed) yaitu biaya tenaga kerja langsung (0,155), biaya bahan baku (0,961), dan volume produksi (0,768) memiliki tingkat probabilitas yang lebih besar dari 5% atau 0,05 yang artinya bahwa data terdistribusi secara normal.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas, heteroskedasitas dan autokorelasi. Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik : Autokorelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n)


(64)

sehingga diketahui dL dan dU maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada tidaknya autokorelasi.

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .399a .159 .060 2.031E9 2.163

Sumber: Lampiran 3 Keterangan:

K (banyaknya variabel bebas) = 2

N = 20

dL = 1,10 dU = 1,54

d = 2,163 (Lampiran 3)

Dari hasil output nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,163. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 20, serta k = 2 (jumlah variabel) independen diperoleh nilai dL sebesar 1,10 dan dU 1,54. Karena nilai DW (2,163) lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak terdapat autokorelasi.


(65)

2. Uji Asumsi Klasik : Multikolinieritas

Uji asumsi klasik multikolinieritas pada data sebelum ditransformasi menunjukkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel bebasnya. Namun, hasil uji asumsi klasik multikolinieritas yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini adalah hasil uji dari data setelah ditransformasi, yaitu:

Tabel 4.4 : Hasil VIF (Variance Inflation Factor)

Variabel Bebas VIF

Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1) 1,191 Biaya Bahan Baku (X2) 1,191

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas antara variabel biaya tenaga kerja langsung (X1) dan biaya bahan baku (X2), karena nilai VIF pada kedua variabel tersebut kurang dari angka 10. Dimana nilai VIF pada variabel biaya tenaga kerja langsung (X1) dan biaya bahan baku (X2) sebesar 1,191.


(66)

3. Uji Asumsi Klasik : Heteroskedastisitas

Hasil uji asumsi klasik heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 4.2: Scatterplot

Lampiran: 3

Terlihat grafik Scaterplot diatas, bahwa titik menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas model regresi. Maka data yang digunakan memenuhi syarat untuk dilakukan regresi berganda.


(67)

1.2.3 Persamaan Regresi Linier Berganda

Analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara suatu variabel terikat (Y) dengan beberapa variabel bebas (X1, X2, ….. Xp) dapat dilakukan dengan metode regresi berganda. Adapun hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 : Persamaan Regresi Linier Berganda

Model Koefisien Regresi

Konstanta 3,050E9

Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1) 2,880 Biaya Bahan Baku (X2) -0,511 Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan yang didapat adalah: Y = 3,1 + 2,880 X1 - 0,511 X2

Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) sebesar 3,1

Nilai (Constant) menunjukkan nilai sebesar 3,1 yang artinya jika nilai variabel independent (bebas) nol maka nilai variabel dependen (terikat) sebesar 3,1. Dalam hal ini jika biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku bernilai 0,00 (nol), maka volume produksi meningkat sebesar 3,1%.


(68)

2. Nilai variabel biaya tenaga kerja langsung menunjukkan tanda positif sebesar 2,880 yang artinya jika biaya tenaga kerja langsung (X1) naik Rp 1, maka volume produksi (Y) akan naik sebesar Rp 2,880 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

3. Nilai variabel biaya bahan baku menunjukkan tanda negatif sebesar -0,511 yang artinya jika biaya bahan baku (X2) turun Rp 1, maka volume produksi (Y) akan turun sebesar Rp 0,511 dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Uji Simultan (Uji F)

Digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independent dan variabel dependent, apakah variabel Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1) dan Biaya Bahan Baku (X2) berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen Volume Produksi (Y). Adapun hasil uji F adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 : Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.324E19 2 6.622E18 1.606 .230a

Residual 7.010E19 17 4.123E18

Total 8.334E19 19 Sumber: Lampiran 3


(69)

Dari hasil uji F pada penelitian ini didapatkan nilai F hitung sebesar 1,606 dengan angka signifikansi sebesar 0,230. Dengan tingkat signifikansi α =0,05. Angka signifikansi sebesar 0,230 > 0,05. Atas dasar perbandingan tersebut, maka Ho diterima atau berarti variabel biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku mempunyai pengaruh yang tidak signifikan secara bersama-sama terhadap variabel volume produksi (Y).

Selain uji F, model regresi dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) (Vincent, 1991 : 145). Nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan dalam penelitian ini sebesar 0,159 (Lampiran 3) yang menunjukkan bahwa model regresi mampu menerangkan variabel volume produksi (Y) sebesar 15,9 %, sedangkan sisanya 84,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Atau dengan kata lain, besarnya pengaruh biaya tenaga kerja langsung (X1) dan biaya bahan baku (X2) terhadap volume produksi (Y) sebesar 15,9 % sedangkan sisanya 84,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

4.2.4.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh biaya tenaga kerja langsung (X1) dan biaya bahan baku (X2) terhadap volume produksi (Y). Berikut ini hasil dari uji t:


(70)

Tabel 4.7 : Hasil Uji t

Variabel Bebas thitung Tingkat Signifikan (Sig) Biaya Tenaga Kerja Langsung 1,718 0,104

Biaya Bahan Baku -0,222 0,827

Sumber: Lampiran 3

1. Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung (X1) terhadap Y

Biaya tenaga kerja langsung memiliki signifikansi 0,14 pada tabel Coefficients dengan nilai α 0,05 artinya 0,104 lebih besar dari 0,05 atau terdapat pengaruh yang tidak signifikan biaya tenaga kerja langsung (X1) terhadap volume produksi (Y).

2. Pengaruh Biaya Bahan Baku (X2) terhadap Y

Biaya bahan baku memiliki nilai signifikansi 0,958 pada tabel Coefficients dengan nilai α 0,05 artinya 0,827 lebih besar dari 0,05 atau terdapat pengaruh yang tidak signifikan biaya bahan baku (X2) terhadap volume produksi (Y).


(71)

4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .399a .159 .060 2.031E9 2.163 Sumber: Lampiran 3

Uji determinasi menunjukkan bahwa nilai (R square) 15,9. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku 15,9% dan sisanya 84,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dan hasilnya adalah model regresi yang dihasilkan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku terhadap volume produksi, terbukti dari nilai F-hitung dan koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengaruh biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku secara bersama-sama terhadap volume produksi relatif kurang kuat yaitu hanya sebesar 15,9% sedangkan sisanya 84,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(72)

Hasil uji t menunjukkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku tidak berpengaruh terhadap volume produksi, sehingga hipotesis tersebut teruji kebenarannya.

Faktor biaya tenaga kerja langsung mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap volume produksi, hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi lebih dari 5% yaitu sebesar 0,104. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rani Rahman dan Yogi Daud (2008) dengan judul Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Volume Produksi (Studi Kasus Pada Perusahaan Galunggung Raya Block Tasikmalaya) yang menyebutkan bahwa tenaga kerja langsung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume produksi serta menurut hasil penelitian terdahulu Dwi Purwani, (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Volume Produksi Pada UD.Sunvera Pontianak”. Berdasarkan hasil uji-t, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara biaya tenaga kerja langsung terhadap volume produksi UD.SUNVERA Pontianak.

Hal ini disebabkan oleh tingkat produktifitas dan kompetensi yang dimiliki tenaga kerja itu sendiri. Jadi biarpun proses pengerjaan telah dilakukan oleh tenaga kerja langsung yang dimiliki perusahaan setiap harinya, namun apabila tenaga kerja tersebut kurang kompeten dan memiliki produktifitas yang tinggi maka itu juga akan menghambat dalam proses produksi itu sendiri.


(73)

Faktor biaya bahan baku dalam penelitian ini juga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap volume produksi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikan lebih dari 5% yaitu sebesar 0,827. Hal ini disebabkan karena adanya bahan baku yang digunakan adalah karet alam dan karet sintetis. Jika karet alam tidak mencukupi untuk digunakan, maka karet sintetis akan digunakan sebagai alternatif pengganti. Adanya keterbatasan penyuplai bahan baku tersebut, mendorong perusahaan mengganti karet alam dengan karet sintetis yang harganya lebih murah.


(74)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, terutama pada uji t, menyimpulkan bahwa:

1. Peningkatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku tidak memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan volume produksi. Sehingga hipotesis tidak teruji kebenarannya.

2. Hasil uji t (secara parsial) pada variabel biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap volume produksi. Sehingga hipotesis tidak teruji kebenarannya.

5.2 Saran

Dari hasil pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi investor dan calon investor dalam melakukan investasi sebaiknya memperhatikan informasi dan laporan keuangan. Hal


(75)

ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan.

2. Bagi emiten dan calon emiten sebaiknya mempublikasikan hasil laporan keuangan setiap tahunnya di media cetak maupun elektronika, sebagai informasi yang diperoleh pemakai informasi laporan keuangan lebih luas dan lebih mudah didapat.

3. Bagi perusahaan, hendaknya merencanakan dan memperhatikan jadwal kebutuhan bahan baku agar bahan baku tersebut dapat tiba dan digunakan perusahaan sesuai dengan yang direncanakan. 4. Untuk jam tenaga kerja langsung, diharapkan pihak manajemen

memberlakukan sistem yang dapat meningkatkan kinerja dan disiplin kerja yang maksimal, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pada tenaga kerja langsung untuk memaksimalkan waktu produksi yang ada untuk menghasilkan produk sesuai perenacanaan manajemen, sehingga akhirnya tenaga kerja langsung lebih optimal dan produktif digunakan dalam proses produksi.

5. Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan perluasan penelitian dikarenakan pentingnya informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.


(76)

5.3 Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dirancang dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan yaitu:

1. Keterbatasan dalam mengambil variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu hanya terbatas pada variabel biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah variabel yang diteliti. 2. Jangka waktu penelitian pendek, yaitu 4 (empat) tahun, mulai

tahun 2008-2012. Diharapkan penelitian mendatang dapat menambah jangka waktu penelitian agar memperoleh hasil yang lebih baik.

5.3.2 Implikasi

Menurut Bloker at.el (2007 :153) dalam suatu lingkungan kompetitif, banyak perusahaan menekankan hubungan jangka panjang dengan pemilik pemasok yang dapat diandalkan untuk memasok secara tepat waktu dan biaya tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari jenis pekerjaan, kompleksitas produk, tingkat keterampilan pekerja, sifat proses produksi, serta jenis dan kondisi peralatan yang dipakai.


(77)

Uraian tersebut menyimpulkan bahwa dengan biaya bahan baku yang tepat sasaran sesuai dengan yang dianggarkan oleh perusahaan untuk pengadaan bahan baku dari pemasok/penyuplai hingga sampai di gudang dan siap dimasukkan dalam proses produksi serta pemanfaatan biaya tenaga kerja langsung yang tepat guna maka perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensi volume produksi yang dihasilkan.

Faktor-faktor internal seperti pengendalian biaya, jumlah pesanan dan target penyelesaian juga harus diperhatikan perusahaan. Faktor eksternal seperti keterbatasan penyuplai dalam memeuhi pengadaan bahan baku, kebijakan pemerintah juga perlu diperhatikan.

Jadi penelitian ini memberikan implikasi bagi perusahaan untuk terus mengembangkan ide-ide agar biaya yang dikeluarkan bisa menghasilkan sesuatu yang efektif dan efisien.


(1)

60

ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan.

2. Bagi emiten dan calon emiten sebaiknya mempublikasikan hasil laporan keuangan setiap tahunnya di media cetak maupun elektronika, sebagai informasi yang diperoleh pemakai informasi laporan keuangan lebih luas dan lebih mudah didapat.

3. Bagi perusahaan, hendaknya merencanakan dan memperhatikan jadwal kebutuhan bahan baku agar bahan baku tersebut dapat tiba dan digunakan perusahaan sesuai dengan yang direncanakan. 4. Untuk jam tenaga kerja langsung, diharapkan pihak manajemen

memberlakukan sistem yang dapat meningkatkan kinerja dan disiplin kerja yang maksimal, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pada tenaga kerja langsung untuk memaksimalkan waktu produksi yang ada untuk menghasilkan produk sesuai perenacanaan manajemen, sehingga akhirnya tenaga kerja langsung lebih optimal dan produktif digunakan dalam proses produksi.

5. Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan perluasan penelitian dikarenakan pentingnya informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.


(2)

61

5.3 Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dirancang dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan yaitu:

1. Keterbatasan dalam mengambil variabel yang digunakan dalam

penelitian, yaitu hanya terbatas pada variabel biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah variabel yang diteliti. 2. Jangka waktu penelitian pendek, yaitu 4 (empat) tahun, mulai

tahun 2008-2012. Diharapkan penelitian mendatang dapat menambah jangka waktu penelitian agar memperoleh hasil yang lebih baik.

5.3.2 Implikasi

Menurut Bloker at.el (2007 :153) dalam suatu lingkungan kompetitif, banyak perusahaan menekankan hubungan jangka panjang dengan pemilik pemasok yang dapat diandalkan untuk memasok secara tepat waktu dan biaya tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari jenis pekerjaan, kompleksitas produk, tingkat keterampilan pekerja, sifat proses produksi, serta jenis dan kondisi peralatan yang dipakai.


(3)

62

Uraian tersebut menyimpulkan bahwa dengan biaya bahan baku yang tepat sasaran sesuai dengan yang dianggarkan oleh perusahaan untuk pengadaan bahan baku dari pemasok/penyuplai hingga sampai di gudang dan siap dimasukkan dalam proses produksi serta pemanfaatan biaya tenaga kerja langsung yang tepat guna maka perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensi volume produksi yang dihasilkan.

Faktor-faktor internal seperti pengendalian biaya, jumlah pesanan dan target penyelesaian juga harus diperhatikan perusahaan. Faktor eksternal seperti keterbatasan penyuplai dalam memeuhi pengadaan bahan baku, kebijakan pemerintah juga perlu diperhatikan.

Jadi penelitian ini memberikan implikasi bagi perusahaan untuk terus mengembangkan ide-ide agar biaya yang dikeluarkan bisa menghasilkan sesuatu yang efektif dan efisien.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU LITERATUR

Donald E. Kieso, dan Jerry J. Weygandt. 1995. Intermediate Accounting, alih bahasa Herman Wibowo. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Gary Siegel. 1996 kamus istilah akuntansi. Jakarta : PT Elex Media komputindo.

Hansen. Don R, dan Mowen. Marynne M. 2000. Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian, Alih bahasa tim editor, buku1, Edisi 1. Jakarta : Penerbit Salemba empat. Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Penerbit Aditya Media.

Supriyono, RA. 1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta :Penerbit BPFE.

Milton F.Usry, Lawrence H. Hammer. 1996. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Alih Bahasa Tim Editor. Edisi 10, Jilid 1, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Agus Ahyari. 1999. Pengendalian Produksi. Edisi keempat.

Yogyakarta.BPFE.

Sukanto.R. 2000. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi ketiga. Yogyakarta.BPFE.

Fandi Tjipto. 1999. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta

Reksohadiprodjo, Sukanto dan Gito Sudarmo, Indriyo. (2000). Manajemen Produksi. Edisi Keempat. BEFE, Yogyakarta.

Eddy Herjanto, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit Gramedia, Jakarta

Fandy Tjiptono, 2007. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi, Yogyakarta. Simamora, Henry, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua,


(5)

Mulyadi, 2002. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media.

Hammer dan Usry, 1996, Cost Accounting, Jakarta: Salemba Empat. Ibnu Subiyanto dan Bambang Suripto, 1993, Akuntansi Biaya, Yogyakarta:

STIE YKPN.

Prof.Dr.Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, CV. Bandung

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengolahan Data. Edisi Revisi, Surabaya.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Edisi Kedua), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Riyanto, Yatim,1996, Metodologi Penelitian Pendidikan Tinjauan Dasar, SIC,

Surabaya.

Assauri, Sofjan, 1998, Manajemen Produksi dan Operasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Haming, Murdifin dan Mahfud Numajamuddin. (2007). Manajemen Produksi Modern. Bumi Aksarara, Jakarta.

Matz Usry, (1992), Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, edisi ke-8, Erlangga, Jakarta.

Gitosudarmo, Indriyo dan Agus Mulyono, 1999, Prinsip Dasar Manajemen, BPFE, Yogyakarta.

Agus, Ahyari, 1999, Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi, edisi ke 4, BPFE, Yogyakarta.

Rayburn, Letricia Gayle, 1999, Akuntansi Biaya dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Jilid Satu, Terjemahan Sugyarto, Erlangga, Jakarta.

Supardi, 2005, Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis, UII Press, Yogyakarta. Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,


(6)

JURNAL

Rahman, Rani dan Yogi Daud Yusuf Suseno, 2008,” Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Volume Produksi”, Jurnal Akuntansi FE

Unsil, Vol.3 No.1.

Purwani, Dwi, 2013, “Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap

Volume Produksi pada UD. Sunvera Pontianak”.

SKRIPSI

Mutiara, Ayu, 2010, “Analisis Pengaruh Bahan Baku, Bahan Bakar, dan

Tenaga Kerja terhadap Produksi Tempe di Kota Semarang”, Skripsi, Semarang: Fakultas Ekonomi Universit Diponegoro.

WEBSITE

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Regresi_Linier_Sederhana http://id.m.wikipedia.org/wiki/Biaya_Tenaga_Kerja_Langsung http://www.statsdata.my.id/2012/04/analisis_korelasi.html


Dokumen yang terkait

Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Profit Margin (Studi kasus pada perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara)

31 163 86

Pengaruh Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Tenaga Kerja Dan Peralatan

1 17 115

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP HASIL PRODUKSI DI SENTRA INDUSTRI TENUN ATBM DESA PAKUMBULAN KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN

10 82 128

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO).

22 70 98

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA JASA SUBKON (EKSTERNAL) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL CHEMICAL TANKER PADA PT.PAL INDONESIA (PERSERO) SURABAYA.

1 1 98

BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA (1)

0 0 1

PENGARUH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA BAHAN BAKU TERHADAP VOLUME PRODUKSI (Studi Kasus pada PT Wirhan Sari Permai) SKRIPSI

0 0 23

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DAN BIAYA JASA SUBKON (EKSTERNAL) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL CHEMICAL TANKER PADA PT.PAL INDONESIA (PERSERO) SURABAYA

0 0 23

PENGARUH BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP EFISIENSI BIAYA PRODUKSI KAPAL NIAGA PADA PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO)

0 1 26

ANALISIS BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG, BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. KENCANG MAJU BAROKAH JEPARA - UNISNU Repository

0 0 12