d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari
observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang
diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson D-W:
t t 1
2 t
e e
D W e
−
− −
= Gujarati, 2004: 467
Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson: a
Jika D-W d
L
atau D-W 4-d
L
, maka pada data tersebut terdapat autokorelasi
b Jika d
U
D-W 4-d
U
, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi c
Tidak ada kesimpulan jika d
L
D-W d
U
atau 4-d
U
D-W 4-d
L
Gujarati, 2003: 470
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Penerapan analisis regresi berganda ini Menurut Sugiyono 2005: 210, adalah
“analisis regresi linier digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel dependen
kriterium, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi dinaikturunkan nilainya. Jadi analisis regresi ganda akan
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.”
Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat 2007:325 yaitu:
“Garis regresi regression lineline of the best fitestimating line adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik scatter diagram sedemikian rupa
sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk
mengetahui macam korelasinya positif atau negatifnya.”
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh perputaran piutang dan modal kerja terhadap
perkembangan modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Tbk. Untuk dapat membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel
harus tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan persamaan melalui perhitungan. Dimana persamaan regresi untuk dua variabel
adalah sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono 2002:250
Dimana: Y = variabel tak bebas Perkembangan Modal Kerja
a = bilangan berkonstanta
b
1
,b
2
= koefisien arah garis X
1
= variabel bebas X
1
Perputaran Piutang X
2
= variabel bebas X
2
Persediaan Koefisien-koefisien a, b
1
, dan b
2
dalam regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X
1
dan X
2
metode kuadrat kecil dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
y = na
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
X
1
y = a X
1
+ b
1
X
1 2
+b
2
X
1
X
2
= a X
2
+ b
1
X
1
X
2
+ b
2
X
2 2
sumber: Sugiyono 2009:279
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan.
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X
1
dan Y, Variabel X
2
dan Y, X
1
dan X
2
sebagai berikut: a
Koefisien korelasi antara perputaran piutang X
1
dengan perkembangan modal kerja Y, dengan perhitungan sebagai berikut:
b Koefisien korelasi antara persediaan X
2
dengan perkembangan modal kerja Y dengan perhitungan sebagai berikut:
c Koefisien korelasi antara perputaran piutang X
1
dengan persediaan X
2
dengan perhitungan sebagai berikut:
Setelah koefisien korelasi antar-variabel diketahui, selanjutnya dapat diperoleh nilai korelasi parsial . Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan
menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut: a
Koefisien korelasi secara simultan Koefisien korelasi simultan antar X
1
dan X
2
terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
b Korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X
1
terhadap Y, bila X
2
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n X
1
X
2
- X
1
X
2
rx
1
x
2
= X
1
X
2
- X
1 2
][n X
2 2
– Y
2
]
1 2
1 2
1 2
2 1
2
. 2
2
1 1
y x y x
x x y x
x y x
x x
r r
r r
r r
− =
− −
1 2
1 2
1 2 1 2
1 2
2 2
2
2 1
yx yx
yx yx x x yx x
x x
r r
r r r R
r +
− =
−
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh negara , yang pada prinsipnya menyelenggrakan jasa
telekomunikasi di Indonesia, memberikan sambungan layanan lokal, sambungan langsung jarak jauh. PT. Telekomunikasi Tbk didirikan untuk suatu jangka waktu
yang tidak terbatas. Tujuan dan objektifitas perusahaan adalah untuk mengoperasikan jaringan telekomunikasi dan menyelenggarakan kegiatan
komunikasi dan layanan informasi. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut TELKOM
atau perseroan, merupakan peusahaan informasi dan komunikasi InfoCom serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap full service and
network provider yang terbesardi Indonesia.
TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel fixed wire line, jasa telepon tetap nirkabel fixed wireless, jasa telepon bergerak mobile sevice, data
dan internet serta jasa multimedia lainnya, dan network interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.
Sebagai BUMN, Pemrintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas yang menguasai sebagian besar saham biasa perusahaan
sedangkan sisanya dimiliki oleh publik.