Irisan transversal STUDI ANATOMI DAUN PADA REGENERAN MANGGIS IN VITRO

105 Gambar 35. Perbandingan struktur anatomi irisan paradermal daun manggis. kontrol kiri atas; regeneran R-103 kanan atas; regeneran R-252 kiri bawah; regeneran R-352 kanan bawah

b. Irisan transversal

Struktur daun manggis pada irisan transversal terdiri dari jaringan epidermis adaksial, parenkim palisade, bunga karang, dan epidermis abaksia l. Jaringan epidermis dilapisi oleh kutikula yang tersebar pada permukaan daun. Struktur daun manggis termasuk pada tipe dorsiventral, karena jaringan palisade berada di antara epidermis bagian atas adaksial dan jaringan bunga karang dan ditemukan satu lapisan parenkim palisade. Struktur daun manggis pada irisan transversal seperti tertera pada Gambar 36. 10µm 10µm 10µm 10µm Kontr R- R-352 R-252 106 Gambar 36. Struktur daun manggis pada irisan transversal pembesaran 400 X Hasil penelitian menunjukkan bahwa kutikula daun manggis terdapat pada jaringan epidermis adaksial dan abaksial. Kutikula pada bagian adaksial pada umumnya lebih tebal bisa mencapai 4 µm, sedangkan kutikula abaksial hanya mencapai 2 µm. Dari sampel regeneran yang dianalisis ketebalan kutikula adaksial berkisar antara 1,0 µm – 4,0 µm dengan rata-rata 2,1 ± 0,4 µm, sedangkan kutikula abaksial 1 µm – 2 µm dengan rata-rata 1,4 ± 0,3 µm. Ketebalan kutikula adaksial pada kontrol 3,0 µm Tabel 13. Ada satu regeneran yang memiliki ketebalan kutikula yang lebih besar dari kontrol, yaitu R-51 4 µm, sedangkan yang lainnya lebih rendah dari kontrol, kecuali R-201 sama dengan kontrol. Sedangkan lapisan kutikula abaksial yang paling tebal dibandingkan kontrol adalah regeneran R-51, R-52, R- 203, R-302 dan R-351 dengan ketebalan ≥ 2 µm Tabel 13. Genotip- genotip tersebut mungkin memiliki sifat toleran terhadap kekeringan, karena kutikula yang lebih tebal dapat mengurangi laju transpirasi air dan dapat merepleksikan sinar matahari. Kutikula juga berfungsi untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Kutikula yang sangat licin dapat mengurangi penempelan dan perkembangan spora pada permukaan daun, sehingga terhindar dari serangan penyakit Mauseth, 1988. Kutikula atas Epidermis adaksial Palisade parenkim Bunga karang Epidermis abaksial Kutikula bawah 10µm idioblas Berkas pembuluh 107 Gambar 36 menunjukkan bahwa kontrol yang memiliki sel epidermis, parenkim palisade, dan bunga karang berkembang secara normal. Berbeda dengan regeneran R- 253 memiliki daun yang paling tebal 115,4 µm dibandingkan regeneran lainnya dan memiliki berkas pembuluh paling tinggi 37 serta banyak ditemukan idioblas yang tersebar pada parenkim palisade dan bunga karang. Regeneran R-252 memiliki daun yang lebih tipis 76 µm, dan parenkim palisade lebih tipis, serta bunga karang tidak mengalami kerusakan. Regeneran R-352 memiliki perubahan pada bunga karang rongga yang besar. Begitu juga regeneran R-102 memiliki bentuk bunga karang yang tidak beraturan memanjang ke arah horizontal. Regeneran R-53 ditemukan sedikit perubahan pada bunga karang. Tabel 13 menunjukkan bahwa sel epidermis adaksial hampir sama ketebalannya dengan epidermis abaksial dapat mencapai rata-rata 6,6 µm. Pada kontrol tebal epidermis adaksial 4,8 µm dan epidermis abaksial 4,2 µm. Regeneran R-103, R-104, R-151, R-153, R-201, R-203, R-252, R-301, R-351, dan R-352 memiliki epidermis adaksial yang lebih tebal dibandingkan kontrol, yaitu 4,8 µm, sedangkan regeneran R-151, R-251, R-252 dan R-351 memiliki epidermis abaksial yang lebih tebal 5,5 µm. Sel epidermis merupakan tipe sel yang berukuran besar pada jaringan epidermal, biasanya sel epidermis memiliki ukuran vakuola lebih besar dibandingkan sitoplasma Willmer, 1983. Selanjutnya Willmer 1983 menyatakan vakuola pada epidermis banyak mengandung air, vakuola tersebut berperan penting dalam menyerap radiasi ultra violet dan infra merah untuk menghilangkan panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa epidermis daun manggis bagian luar dilapisi oleh kutikula. Lapisan kutikula adaksial ditemukan lebih tebal dibandingkan kutikula abaksial, mungkin disebabkan oleh faktor genetik dan pengaruh lingkungan. Pada umumnya lapisan kutikula adaksial regeneran mutan lebih rendah dibandingkan kontrol Tabel 13. Hal ini menunjukkan pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap perubahan struktur daun. Menurut Willmer 1983, ketebalan kutikula setiap spesies sangat berbeda tergantung kondisi pertumbuhan tanaman. Kutikula merupakan senyawa lemak yang terdapat di permukaan luar dinding sel epidermis Fahn, 1982. 108 Gambar 37. Perbandingan struktur anatomi irisan transversal daun manggis pembesaran 400 X 10µm 10µm 10µm 10µm R-352 R-252 Kontrol R-153 10µm 10µm R-53 R-102 109 Tabel 13. Pengamatan irisan transversal pada 21 regeneran mutan dan satu regeneran kontrol manggis in vitro Ketebalan Regene- ran Kutikula adaksial µm ± S.E Epidermis adaksial µm ± S.E Parenkim Palisade µm ± S.E Bunga karang µm ± S.E Epidermis abaksial µm ± S.E Kutikula abaksial µm ± S.E Kontrol 3,0 ± 0,3 4,8 ± 0,3 tn 20,9 ± 0,8 33,2 ± 1,1 tn 4,2 ± 0,3 tn 1,5 R-51 4,0 ± 0,4 4,7 ± 0,3 tn 17,4 ± 0,9 tn 48,6 ± 0,8 tn 4,4 ± 0,2 tn 2,1 R-52 2,5 ± 0,3 4,6 ± 0,4 tn 13,9 ± 0,5 tn 50,7 ± 1,3 4,9 ± 0,3 tn 2,0 R-53 2,0 ± 0,2 tn 4,1 ± 0,5 tn 22,0 ± 0,7 49,3 ± 1,7 tn 4,0 ± 0,4 tn 1,1 R-54 2,5 ± 0,2 3,2 ± 0,3 tn 16,7 ± 0,5 tn 47,0 ± 1,1 tn 3,4 ± 0,4 tn 1,5 R-101 1,5 ± 0,3 tn 3,4 ± 0,6 tn 12,6 ± 0,5 tn 42,6 ± 1,3 tn 3,4 ± 0,2 tn 1,7 R-102 2,0 ± 0,4 tn 4,8 ± 0,3 tn 15,6 ± 0,6 tn 40,8 ± 1,4 tn 4,3 ± 0,5 tn 1,5 R-103 2,5 ± 0,5 5,8 ± 0,4 15,2 ± 0,6 52,6 ± 1,4 5,2 ± 0,4 tn 1,2 R-104 1,8 ± 0,6 tn 6,2 ± 0,4 23,6 ± 0,5 47,0 ± 1,4 tn 5,2 ± 0,5 tn 1,3 R-151 1,5 ± 0,6 tn 5,0 ± 0,2 tn 21,2 ± 0,5 56,6 ± 1,2 5,6 ± 0,4 1,0 R-152 1,0 ± 0,7 tn 4,8 ± 0,7 tn 19,0 ± 0,6 52,0 ± 1,1 4,8 ± 0,4 tn 1,1 R-153 1,5 ± 0,9 tn 5,4 ± 0,8 tn 20,2 ± 0,9 64,4 ± 1,0 4,4 ± 0,3 tn 1,0 R-201 3,0 ± 0,1 6,6 ± 0,4 18,6 ± 0,8 tn 56,0 ± 1,3 5,0 ± 0,5 tn 1,2 R-202 2,0 ± 0,4 tn 4,8 ± 0,5 tn 17,8 ± 0,4 tn 42,3 ± 1,9 tn 4,7 ± 0,7 tn 1,5 R-203 2,7 ± 0,2 5,0 ± 0,3 tn 21,0 ± 0,3 43,5 ± 1,8 tn 4,3 ± 0,6 tn 1,7 R-251 1,5 ± 0,3 tn 4,8 ± 0,3 tn 16,2 ± 0,5 tn 41,2 ± 1,8 tn 5,6 ± 0,4 1,0 R-252 2,0 ± 0,2 tn 5,2 ± 0,3 tn 18,8 ± 0,6 tn 39,6 ± 1,3 tn 5,0 ± 0,8 1,5 R-301 2,5 ± 0,5 5,2 ± 0,4 tn 21,2 ± 0,5 53,2 ± 1,4 6,6 ± 0,3 1,3 R-302 2,4 ± 0,2 tn 4,2 ± 0,3 tn 19,8 ± 0,5 45,5 ± 1,3 tn 4,6 ± 0,4 tn 2,0 R-351 2,5 ± 0,4 5,0 ± 0,9 tn 20,4 ± 0,6 40,2 ± 0,9 tn 4,8 ± 0,3 tn 2,0 R-352 1,5 ± 0,2 tn 5,2 ± 0,3 tn 18,3 ± 0,4 tn 36,0 ± 1,7 tn 5,5 ± 0,7 1,0 R-401 1,0 ± 0,2 tn 4,0 ± 0,5 tn 16,5 ± 0,4 tn 35,5 ± 1,8 tn 3,8 ± 0,5 tn 1,0 Rata-rata 2,1 ± 0,4 4,9 ± 0,4 18,5 ± 0,5 46,3 ± 1,4 4,9 ± 0,4 1,4 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata; = berbeda nyata; = berbeda sangat nyata berdasarkan uji-t pada taraf 5 ; SE = standar error 110 Senyawa lemak bersifat kedap air sehingga mengurangi laju transpirasi. Hal ini yang menyebabkan laju transpirasi melalui kutikula lebih rendah dibandingkan laju transpirasi stomata. Komposisi kimia kutikula adalah matrik kutin, selulosa, oligosakarida dan lilin. Selulosa mengisi bagian dalam yang menempel pada sel epidermis, sedangkan bagian permukaan adalah lilin. Kutikula pada tanaman sangat penting untuk mengurangi laju transpirasi air dan mengurangi serangan penyakit melalui penempelan dan perkembangan spora pada permukaan daun. Kutikula yang tebal merupakan salah satu ciri adaptasi tumbuhan pada lingkungan kering Fahn, 1982. Regeneran yang mempunyai ketebalan epidermis lebih dari 5,5 µ m menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji-t, seperti R-103, R-104 dan R-201. Sel epidermis lebih besar terisi oleh vakuola dibandingkan organel lainnya. Vakuola pada sel epidermis banyak mengandung kristal kalsium oksalat yang ditemukan pada Commelina communis , antosianin, flavonoid dan alkaloid Willmer, 1983. Sel epidermis berfungsi : 1 sebagai tempat menyimpan air, kalsium atau oksalat, 2 mencegah kehilangan air, 3 mencegah serangan hama dan penyakit, 4 untuk fotosintesis karena mengandung kloroplas. Tebal lamina daun antar regeneran bervariasi antara 59,8 µm – 115 µm dengan rata-rata 74,5 ± 1,7 µm. Pada kontrol tebal daun rata-rata 63,1 µm. Menurut uji- t terdapat delapan regeneran secara statistik berbeda nyata dan memiliki tebal daun lebih dari 79,4 µm. Regeneran tersebut adalah R-53, R-103, R-104, R-151, R-152, R-153, R-201 dan R-301. Regeneran R-153 memiliki tebal daun yang paling tinggi 115,1 µm dan banyak ditemukan idoblas Gambar 37. Menurut Fahn 1991, idioblas berfungsi sebagai tempat penyimpanan kristal protein. Pada umumnya peningkatan variabel tebal lamina daun diikuti oleh meningkatnya ukuran mesofil yang terdiri dari jaringan palisade dan bunga karang. Lamina daun yang tebal menyebabkan rasio volume terhadap luas permukaan daun menjadi tinggi. Menurut Esau 1977 rasio volume terhadap luas permukaan daun yang tinggi berassosiasi dengan ciri anatomi yang antara lain : mesofil yang tebal, palisade lebih berkembang dari pada bunga karang dan kadang-kadang dengan ukuran sel yang kecil. 111 Menurut Fahn 1982, lamina daun yang tebal merupakan indikasi tanaman yang bersifat xerofit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tebal lamina daun sangat bervariasi antar regeneran. Pada umumnya lamina daun regeneran lebih tebal dibandingkan kontrol 59,8 µ m, kecuali regeneran R-401 59,8 µ m Tabel 13. Lamina daun yang tebal menyebabkan rasio volume jaringan terhadap permukaan daun menjadi tinggi. Pada kondisi ini kapasitas fotosintesis menjadi tinggi dan laju transpirasi menjadi rendah. Bila volume jaringan sama dengan luas permukaan, maka kapasitas fotosintesis tetap tinggi dan laju transpirasi lebih rendah. Pada daun manggis ditemukan parenkim palisade yang ada di antara epidermis adaksial dan bunga karang, sehingga daun manggis dikategorikan pada dorsiventrals. Parenkim palisade berada pada posisi tegak lurus dengan permukaan daun. Ketebalan jaringan parenkim palisade setiap regeneran bervariasi antara 12,6 µm.- 23,6 µm dengan rata-rata 18,5 ± 0,5 µm. Pada kontrol ketebalan parenkim palisade rata-rata 20,9 µm. Regeneran R-53, R-104, R-151, R-201 dan R-301 memiliki parenkim palisade yang lebih tebal dari kontrol 20,9 µm. Regeneran R-53, R-104, R-151, R-201 dan R-301 mempunyai laju fotosintesis yang lebih efisien dibandingkan regeneran lain. Parenkim palisade banyak mengandung kloroplas dan dapat memanfaatkan CO 2 secara maksimum, sehingga laju fotosintesis sangat efesien Fahn, 1982. Parenkim palisade pada regeneran mutan manggis mengalami perubahan dibandingkan kontrol. Ada lima regeneran yang lebih tinggi dibandingkan kontrol, yaitu R-53, R-104, R-151, R-201 dan R-301 Tabel 13. Sedangkan regeneran lainnya lebih rendah dibandingkan kontrol. Perubahan parenkim palisade tersebut disebabkan oleh pengaruh iradiasi sinar gamma. Parenkim palisade sangat penting untuk fotosintesis, karena banyak mengandung kloroplas. Pada Commelina communis, kloroplas per sel pada sel palisade 41 kloroplas lebih tinggi dibandingkan sel bunga karang 28 kloroplas dan sel penjaga 10 kloroplas, sedangkan pada Vicia faba, kloroplas per sel pada sel palisade 59 kloroplas lebih tinggi dibandingkan sel bunga karang 24 koroplas dan sel penjaga 8-10 kloroplas 112 Willmer, 1983. Parenkim palisade sangat efisien untuk fotosintesis, bukan hanya banyak mengandung kloroplas tetapi dimensi dan permukaan parenkim palisade yang bebas dapat memanfaatkan CO 2 secara optimal Fahn, 1982. Jaringan bunga karang ditemukan pada daun manggis berada di antara jaringan parenkim palisade dan epidermis abaksial. Ketebalan jaringan bunga karang antar regeneran bervariasi antara 33,2 µm.- 64,4 µm dengan rata-rata 46,3 ± 1,4 µm. Pada kontrol ketebalan jaringan bunga karang rata-rata 33,2 µm. Regeneran memiliki jaringan bunga karang yang lebih tebal dibandingkan kontrol. Jaringan bunga karang terdiri dari sel yang bentuknya tidak beraturan dan menyediakan ruang antar sel yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas dengan cepat Mauseth, 1988. Regeneran yang memiliki ketebalan jaringan bunga karang yang tinggi memungkinkan regeneran tersebut dapat menyimpan CO 2 yang dapat digunakan untuk proses fotosintesis. Secara tidak langsung jaringan bunga karang dapat meningkatkan laju fotosintesis. Pada umumnya jaringan bunga karang regeneran lebih tebal dibandingkan kontrol 33,2 µ m. Jaringan bunga karang yang tebal berarti ruang antar sel semakin besar yang berguna untuk menyimpan air dan CO 2 . Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap jaringan bunga karang adalah ruang antar sel semakin besar kearah horizontal, seperti regeneran R-102 Gambar 46. Faktor penting yang.dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis adalah sistem ruang antar sel yang sangat baik yang terdapat dalam mesofil, sehingga memudahkan pertukaran gas dengat cepat Fahn, 1982. Berkas pembuluh pada daun manggis terdapat pada tulang daun dan lapisan bunga karang, berkas pembuluh terdapat jaringan floem dan xilem. Jumlah berkas pembuluh antar regeneran bervariasi antara 11,0 – 33,0 dengan rata-rata 20,7 ± 0,6 dan kontrol memiliki jumlah berkas pembuluh 11,0. Pada umumnya regeneran memiliki jumlah berkas pembuluh lebih banyak dibandingkan kontrol, kecuali regeneran R-53 memiliki jumlah berkas pembuluh yang sama dengan kontrol. Berkas pembuluh sangat penting dalam transportasi assimilat ke seluruh organ 113 tanaman. Sel seludang berkas bundle sheat yang ada dalam jaringan berkas pembuluh berperan penting dalam fotosintesis tanaman C 4 Salisbury Ross, 1992. Tabel 13 menunjukkan jumlah berkas pembuluh regeneran lebih banyak dibandingkan kontrol, kecuali regeneran R-53 lebih sedikit. Peningkatan jumlah berkas pembuluh sangat diharapkan oleh pemulia. Berkas pembuluh sangat penting dalam transportasi assimilat ke seluruh organ tanaman. Perlakuan dosis iradiasi sinar gamma memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perubahan struktur anatomi daun baik pada irisan paradermal atau transversal. Perubahan struktur anatomi daun pada regeneran tersebut bersifat individual. Perlakuan dosis iradiasi yang sama belum tentu sama pengaruhnya pada tanaman, karena pengaruh mutagen dapat bersifat acak random. Regeneran yang mempunyai kerapatan stomata, parenkim palisade dan jumlah berkas pembuluh yang banyak dapat dijadikan kriteria seleksi tidak langsung untuk efesiensi fotosintesis pada tanaman manggis. Kesimpulan dan Saran Penggunaan iradiasi sinar gamma dapat berpengaruh terhadap perubahan antomi daun. Pada irisan paradermal, luas stomata regeneran pada umumnya lebih besar dibandingkan kontrol. Regeneran yang memiliki kerapatan dan indeks stomata yang lebih besar dibandingkan kontrol adalah regeneran R-52, R-53, R-54, R-104, R-153, R-251, R-301 dan R-302. Pada irisan transversal, ketebalan kutikula adaksial regeneran lebih tipis dibandingkan kontrol, kecuali regeneran R-51. Regeneran R-104, R-151, R-152, R-153 memiliki parenkim palisade, bunga karang dan lamina daun yang lebih tebal. Pada umumnya bunga karang dan jumlah berkas pembuluh regeneran lebih tebal dibandingkan kontrol. Parameter anatomi daun dapat dijadikan indikator seleksi tidak langsung terhadap laju pertumbuhan tanaman manggis in vitro, sehingga dapat mempersingkat proses seleksi dalam pemuliaan tanaman. Untuk melihat perubahan daun akibat iradiasi sinar gamma disarankan untuk mengamati luas permukaan daun dan analisis klorofil. 114

VI. DETEKSI MUTAN MANGGIS IN VITRO DENGAN MARKA RAPD