PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus ASAL SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ternak ruminansia mempunyai kemampuan yang istimewa dibandingkan
dengan ternak non ruminansia, terutama kerbau rawa. Kerbau memiliki
kemampuan mencerna pakan bermutu rendah lebih efisien daripada sapi, dengan
kemampuan mencerna 2-3% unit lebih tinggi (Wannapat, et al., 2001). Jumlah
bakteri dan fungi di dalam rumen kerbau rawa lebih tingggi daripada sapi, hal
tersebut menyebabkan kecernaan pakan menjadi tinggi (Wannapat, et al., 2001),
tetapi pada fase-fase tertentu seperti saat petumbuhan, protein hasil sintesis
protein mikroba tidak mencukupi sehingga memerlukan pasokan sumber protein.
Pasokan sumber protein tersebut bisa menggunakan probiotik sebagai
pakan tambahan bagi ternak. Pakan tambahan diperlukan berupa suatu bahan yang
mengandung koloni mikroba tertentu disebut probiotik untuk meningkatkan daya
cerna pakan sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak (Mahmud, 2006).
Probiotik bakteri selulolitik merupakan probiotik yang mengandung bakteri
selulolitik yang diisolasi dari cairan rumen beberapa ternak ruminansia.
Penggunaan probiotik ada ternak domba, mampu meningkatkan kecernaan serat
kasar, selulosa, dan hemiselulosa pakan, dan juga meningkatkan kecernaan energi
atau Total Digestible Nutrient/TDN (Wahyudi dan Hendraningsih 2006). Sehingga
peternak dapat meningkatkan efisiensi dalam pemberian pakan yang pada
gilirannya akan menekan biaya pemeliharaan ternak.
1
2
Probiotik dapat didefinisikan sebagai tambahan pakan yang mengandung
mikroba hidup yang berdampak positif kepada ternak inang dengan cara
meningkatkan keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Pemberian
probiotik yang berasal dari mikroba rumen tidak hanya mencegah diare pada
ternak muda, tetapi juga merangsang perkembangan dan menjaga fermentasi yang
stabil didalam rumen. Penelitian yang dilakukan Theodoron et al (1990) dalam
Fuller membuktikan bahwa probiotik yang mengandung mikroba selulolitik
anaerobik dalam rumen akan meningkatkan konsumsi, kecernaan pakan dan
pertambahan bobot badan anak sapi setelah penyapihan.
Beberapa
keuntungan
dari
penggunaan
probiotik
antara
lain,
meningkatkan kecernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, memperbaiki
keseimbangan mikroflora rumen, meningkatkan daya tahan tubuh, dan
menghilangkan atau menurunkan mikroba patogen. Proses pencernaan serat
dalam rumen terjadi dengan baik bila rumen telah berkembang dengan sempurna
dan populasi mikroba mencapai optimal. Peralihan pakan cair (susu induk)
menjadi pakan padat (hijauan) yang dilakukan lebih cepat pada ternak ruminansia
muda akan menurunkan biaya pemeliharaan.
Serat kasar merupakan pakan utama yang diberikan oleh peternak pada
ternak ruminansia. Serat kasar pakan merupakan prekursor lemak susu, namun
apabila tidak dicerna secara optimal serat kasar dapat menekan konsumsi sehingga
ternak tidak mendapatkan energi yang optimal. Peternak juga harus menambahkan
energi dari bahan pakan lain yang lebih mudah dicerna seperti konsentrat yang
harganya lebih tinggi. Peningkatan kecernaan pakan berserat akibat pemberian
3
probiotik akan meningkatkan efisiensi biaya produksi untuk setiap liter susu yang
dihasilkan. Peran probiotik akan meningkatkan kandungan protein kasar pakan
basal jerami dari 6,0% menjadi 15,25%, sehingga akan menurunkan harga protein
pakan dari Rp 11,5/kg pakan menjadi 3,8 Rp/kg ( Wahyudi dan Hendraningsih 2006).
Penggunaan mikroba yang digunakan sebagai probiotik harus aman untuk
dikonsumsi dan tidak bersifat patogen. Mikroba tersebut harus mampu bertahan
hidup sampai dengan saluran pencernaan. Pemberian probiotik yang berasal dari
rumen ternak dewasa dan mengandung kultur hidup bakteri pencerna serat, bakteri
selulolitik, telah terbukti dapat meningkatkan tingkat kecernaan pakan dan
pertambahan bobot badan (Hobson, et al., 1997)
Fungsi pakan bagi ternak utamanya adalah sebagai pemenuhan hidup
pokok, pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu. Peralihan pakan cair (susu
induk) menjadi pakan padat (hijauan) yang dilakukan lebih cepat pada ternak
ruminansia muda akan menurunkan biaya pemeliharaan, akan tetapi peralihan
musim kemarau ke musim penghujan begitupula sebaliknya sudah tidak bisa
diprediksi, mengakibatkan sumber hijauan ternak berkurang. Menurut Hartadi,
dkk (1993), kekurangan Bahan Kering (BK) dan TDN mengakibatkan penurunan
bobot pada induk yang sedang laktasi, rata-rata sebesar 0,36 kg/ekor/hari serta
tidak mampu meningkatkan bobot pedet.
Berdasarkan pemikiran dan latar belakang masalah tersebut, maka perlu
dilakukan suatu penelitian yaitu pemberian probiotik yang berisi bakteri asal
kerbau rawa. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri
4
Enterococcus casseliflavus (E. casseliflavus) asal sekum kerbau rawa yang diduga
dapat meningkatkan kecernaan BK dan TDN ternak ruminansia.
1.2. Perumusan Masalah
Sehubungan penggunaan bakteri E. casseliflavus menghasilkan enzim
yang dapat merombak serat kasar sehingga diduga dapat meningkatkan kecernaan
pakan ruminansia, maka diduga pemberian bakteri E. casseliflavus asal sekum
kerbau rawa berpengaruh terhadap kecernaan BK dan TDN ternak sapi Peranakan
Ongole ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteri E. casseliflavus asal sekum
kerbau rawa terhadap kecernaan BK dan TDN ternak sapi Peranakan Ongole ?.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang probiotik
pendegradasi serat dalam meningkatkan kualitas nutrisi pakan ruminansia
berkualitas rendah.
b. Membantu memecahkan masalah fluktuasi kualitas pakan yang diakibatkan oleh
pergantian musim.
PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus ASAL
SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING
DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK SAPI PERANAKAN
ONGOLE
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana
SETYO WAHYU LUKITO
(08910022)
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
v
vi
vii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup I tu P ilihan K ita, A llah Yang M enentukan
P ilihlah S eperti A pa Hidupmu, Jangan S ampai Hidupmu
Yang M enentukan P ilihanmu.
Sebagai Ungkapan Terima Kasih,
Karaya tulis Ilmiah Ini Kupersembahkan Untuk :
1. Ayahanda Suhardi dan Ibunda Sri Harum Sari yang selalu mendoakan dan
tidak pernah lelah mengingatkan saya.
2. Kepala Jurusan Drh. Imbang Dwi Rahayu, M.kes yang baik dan selalu
memberi kesempatan buat kami anak didiknya.
3. Saudariku Rini Dwi P.S. terima kasih atas dukungannya
4. Pacar super keras kepala saya Yanita Dwi Lestari yang selalu mensuport
saya dengan caranya.
5. Buat teman-teman klup poker, mas Agung, Beni, dan Riski, terimah kasih
atas semua dukungannya.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus
ASAL SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN
KERING DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT
TERNAK SAPI
PERANAKAN ONGOLE”.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penyusunan skripsi. Untuk itu
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang setulustulusnya kepada :
Ibu Drh. Imbang Dwi Rahayu M.Kes selaku Kajur Jurusan Peternakan,
Bapak Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.kes selaku dosen pembimbing I,
Ibu Dr. Drh. Lili Zalizar, MS selaku dosen pembimbing II,
Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang,
Ayahanda, ibunda dan adik tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan
semua yang terbaik baik buat penulis..
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis berharap kritik dan saran untuk perbaikan
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Malang, 02 November 2012
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................
iv
KATA PENGANTAR ............................................................................
vi
RINGKASAN .........................................................................................
vii
SUMMARY ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................
1.4 Manfaat penelitian .............................................................................
1
4
4
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sapi Peranakan Ongole ..................................................................... 5
2.2 Kerbau ...............................................................................................
7
2.3 Pakan ................................................................................................ 10
2.4 Total Digestible Nutrient (TDN) ....................................................... 12
2.5 Kecernaan Bahan kering ................................................................... 13
2.6 Mikro Saluran pencernaan ................................................................. 14
2.7 Bakteri Enterococus casseliflavus....................................................... 16
2.8 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 21
2.9 Hipotesis ........................................................................................... 22
xi
BAB III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................
3.2 Materi dan Alat .................................................................................
3.3 Batasan Variabel ...............................................................................
3.4 Metode Eksperimen ...........................................................................
a. Rancangan Percobaan ...................................................................
b. Perlakuan .....................................................................................
c. Denah Percobaan ..........................................................................
d. Metode Analisis Data ...................................................................
23
23
23
24
24
24
25
25
3.5 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................
a. Tahap Persiapan .......................................................................
b. Tahap Pelaksanaan dan Pengambilan Data ...............................
c. Tahap Analisa Data ..................................................................
26
26
26
26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Lingkungan ...........................................................................
B. Kecernaan Bahan kering .....................................................................
C. Kecernaan Total Digestible Nutrient ...................................................
27
28
33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................
5.2 Saran ................................................................................................
38
38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
39
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kandungan Nutrisi Konsentrat Buatan Dan Jerami Padi .................. 25
Tabel 3.2 Analisis Variansi Hasil Penelitian ................................................... 25
Tabel 4.1 Kecernan Bahan Kering (%), dalam 8 minggu ................................. 28
Tabel 4.2 Analisis Variansi Kecernaan Bahan Kering ..................................... 29
Tabel 4.3 Uji Beda Nyata Terkecil Kecernaan Bahan kering ............................ 31
Tabel 4.4 Kecernaan Total Digestible Nutrient (%), dalam 8 minggu ............... 34
Tabel 4.5 Analisis Variansi Kecernaan TDN ................................................... 35
Tabel 4.6 Uji Beda Nyata Terkecil Kecernaan TDN ....................................... 36
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Kecernaan Bahan Kering (%),dalam 8 minggu ............................... 29
Grafik 4.2 Kecernaan TDN, dalam 8 minggu (%)............................................ 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisa variansi data Kecernaan BK sapi P.O .......................
44
Lampiran 2. Analisa variansi data Kecernaan TDN sapi P.O .....................
46
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian .......................................................
44
xv
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikrobia pada Ruminansia, Terjemahan: Retno
Murwani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Arora, S.P. 1979. Pencemaran Mikrob pada Ruminansia. Gadjah Mada Universiti Press:
Yogyakarta.
Banerjee, G. C. 1982. A Textbook of Animal Husbandry. Fifth Edition. Oxford &
IBH Publishing Co. New Delhi.Chapman and Hall, London.
Chruch, D.C., dan W.G. Pond, 1984, Basic Animal That Serve Making, 2nd, Ed.
Newe Delhi: Tata Mc. Graw-Hill Publishing Co. Ltd.
Chuzaeimi, S. Naseer, Z. and M.S. Alkaraides, 1991, Penentuan Praktikum Ilmu
Makanan Ternak Khusus Ruminansia LUW-Unibraw Animal Husbandry
Project, Malang: Unibraw Press.
Dahlan, M. 2011, Evaluasi Potensi Limbah Sabut Siwalan Terfermentasi EM-4
Sebagai Pakan Sapi Pedaging Secara In-Vitro. Skripsi. Fakultas Biologi
UIN Malang.
FAO. 2000. Water Buffalo : An Asset Undervalued. FAO Regional Office for
Asia and The Pasific. Bangkok. Thailand.
Fuller, R. 1992, Wannapat, et al., 2001, dalam Prihartini Indah. Sobri
Muhammad. 2001. Buku Diktat Kuliah Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum. Universitas Muhammadiah Malang. Malang.
Fuller, R. 1992. Probiotics. The Scientic Basis. Chapman and Hall. London. 398
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. P.T.
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan
untuk Indonesia. Cetakan ke-3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hasbulah, L. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil di Sumatera Barat.
Thesis. Institut pertanian Bogor. Bogor.
Hendraningsih, L. 2004. Pengaruh Cara Pemberian Pakan dan Penambahan
Probiotik Selulolitik Terhadap penampilan Produksi Domba Ekor Gemuk
(DEG) Periode Pertumbuhan. Laporan Penelitian. UMM Malang.
xvi
Hobson, P.N. and C.S. Stewart. 1997. The Rumen Mikrobial Ecosystem. 2nd ed.
Intestin. Prentice Hall. New Jersey.
Kamal, M., 1994, Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak. Jurusan
Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Kuswandi, 1993. Kegiatan Mikroba Dalam Rumen dan manipulasinya Untuk
meningkatkan Efisiensi Produksi Ternak.Buletin peternakan UNIBRAW
Malang.
Lemcke, B. 2008. Water buffalo. In: a Handbook for farmers and investors.
Technical Bulletins and Buffalo Newsletters Pp. 76-82.
Ligda, D. J. 1998. Water buffalo. ht tp:/ / w w w.net nit co.net / users/ djligda/ wbfacts.
htm.
Lubis, D.A. 1992, Ilmu Makanan Ternak, Jakarta: PT. Pembangunan.
Mahmud, Ali. 2006. Evaluasi Kecernaan Bahan Kering (BK) dan Bahan Organik
(BO) Jerami Padi Fermentasi Secara In-Sacco. Fakultas Peternakan UMM
Malang.
Maksum, K., 1992, Kemampuan Kerja Sapi Indonesia. Vol. 1. Edisi ke-4. IPB
Pres, Bogor.
Mangkoewidjojo, dan Smith, 1998, Pemeliharaan, Pembiakan Dan Penggunaan
Hewan Percobaan Di Daerah Tropis, Jakarta: UI Press.
Markvichitr, K. 2006. Role of Reactive Oxygen Species in the Buffalo Sperm
Fertility Assessment. Procceding International Seminar The Artificial
Reproductive Bioterchnologies for Buffaloes. ICARD and FFTC-ASPAC.
Bogor, Indonesia, August 29-31 2006. P. 68- 78.
McCutcheon.1991. Feed Hay First. Livestock and Omafra. Gor.on.ca
Morrand, Fehr. P. Dan DE., 1997. Souvant Capricans chap in Alimentation
Ruminant. Agron. Paris.
Mourin, F., R Akkararwongsa, and P J. Weimer. 2001. Initial pH as a Determinant
of Cellulose Digestion Rate by Mixed Microorganism in Vitro. J. Dairy
Science. 84: 848 – 859. American Dairy Science Assosiation.
Ogimoto, K and S.imai,. 1981. Altas Of Rumen Microbiologi. Japan Scientific
Sosietes Press, Tokyo.
Orskov, E.R. and Ryle, M. (1990). Energy Nurition in Ruminans. London:
Elsevier Applied Science Publisher Ltd.
xvii
Parakkasi, 1985. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas peternakan, IBP.
Bandung
Parakkasi, A., 1995, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia, UI Press.
Jakarta.
Preston dan Leng, 1987, dalam Harianto, 2006. Pembuatan Jerami Padi
Fermentasi. Instalasi Pengajian. Teknologi. Mataram.
Putro, A. 2010. Pengaruh Suplementasi Probiotik Cair Em4 Terhadap Kecernaan
Bahan Kering Dan Bahan Organik Ransum Domba Lokal Jantan. Skripsi.
Fakultas Peternakan Unibraw Malang.
Sabrani,. M, M. Winugraha,. A. Thalib, K. Dwiyanto dan Y,. Saefudin,. 1994.
TeknologiPengembangan Sapi Sumbawa Ongole. Balai Penelitian Ciawi
Bogor
Sauvant et al. 1995, dalam Ingrid s waspodo, 2004. Peneliti pada Balai
Pengkajian bioteknologi BPPT dan Dosen. Fakultas Teknobiologi
Universitas Atma Jaya.
Sekaran, Uma, 2009, Research Methods for Business: A Skill Building Approach,
2nd Edition, New York: John Wiley and Son.
Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya. Aneka Ilmu. Semarang.
Shafie, M. M. 2008. Environmental effects on water buffalo production
http://www.fao.org/DOCREP/V1650T/V1650 T0A.HTM.
Siregar, 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penbar Swadaya. Jakarta
Smith, J. B. and S. Mangkoewidjojo. 1987. The Care, Breeding and Management
of Experimental Animals for Research in the Tropics. International
Development Program of Australian Universities and Colleges Limited
(IDP). Canberra.
Soebarinoto et al 1997, dalam Utomo, R., M. Soejono, B.P. Widyobroto dan B.
Suhartanto, 2000. Transit Partikel Jerami Padi, Dedak Halus dan Tepung
Daun Lamtoro dalam Saluran Pencernaan Sapi Peranakan Ongole. . Buletin
Peternakan UGM. Yogyakarta
Soetanto (1994). Studies on The role of Rumen Anaerobic Fungi and Protozoa in
Fibre Digestion. University England.
xviii
Spain, J. 1996. Managing the Feeding System For Optimal Dry Matter Intake.
http://www.afns.nalberta.ca/Housted/WCDSProceeding
Sugeng, Y.B. 1998. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sumadi, W. 2011. Probiotik Sebagai Pengganti Antibiotik Pakan Ternak. Harian
kompas Edisi Jum’at 13 september 2011
Suparjo, M. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat
Dan Analisis Serat, Jambi: Fakultas Peternakan Universitas Jambi Press.
Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi : Analisis Proksimat dan
Analisis Serat. Jambi : Fakultas Peternakan Universitas Jambi Press
Theodoron, M.K., D.E. Boever, M .J. Haines and A. Brooks. 1990. The effect of
fungal probiotic on intake and performance of early weaned calves Anim.
Prod. 53 : 577.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadimojo, dan S. Prawirokusumo, (1991),
Ilmu Makanan Ternak Dasar, Yogyakarta: UGM Press.
Wahju, J. 1997. Ilmu Nutisi Unggas. Yogyakarta: UGM press.
Wahyudi, A., dan Hendraningsih, L. (2006), Pembuatan Etanol Dari Sabut Buah
Siwalan Dengan Proses Hidrolisis Fermentasi, Jurnla Kimia Dan
Teknologi, ISSN 0216-163X.
Wanapat, M. 2001. Swamp buffalo rumen ecology and its manipulation.
Proceeding Buffalo Workshop. Desember 2001. http://www.mekarn.org/
procbuf/wanapat.htm. [23 Juni 2008].
Williamson, G. dan W.J.A. Payne, (1993), Pengantar Peternakan Di Daerah
Tropis, Terjemahan IGN Djiwa Darmadja, Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press.
Winugroho, M. Tanner, J .C, Pernabowo, P. 1992 . Pemanfaatan Jerami Padi
Melalui manipulasi Mikroba Rumen Domba dan Kerbau dalam Proceeding
BPT Bogor.
Yokoyama, M. T . and Johnson, K .A. 1988 . Microbiology of The Rumen and
Intestin. Prentice Hall. New Jersey.
Yurleni. 2000. Produktivitas dan Peluang Pengembangan Ternak Kerbau di
Propinsi Jambi. Thesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
xix
Zainuddin dan Wahyu. 1996. Pengaruh Penggunaan Probiotik Dalam Ransum
Ayam Buras Terhadap Produksi Dan Kualitas Telur, Kadar Air Feses Dan
Nilai Ekonomis.
xx
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ternak ruminansia mempunyai kemampuan yang istimewa dibandingkan
dengan ternak non ruminansia, terutama kerbau rawa. Kerbau memiliki
kemampuan mencerna pakan bermutu rendah lebih efisien daripada sapi, dengan
kemampuan mencerna 2-3% unit lebih tinggi (Wannapat, et al., 2001). Jumlah
bakteri dan fungi di dalam rumen kerbau rawa lebih tingggi daripada sapi, hal
tersebut menyebabkan kecernaan pakan menjadi tinggi (Wannapat, et al., 2001),
tetapi pada fase-fase tertentu seperti saat petumbuhan, protein hasil sintesis
protein mikroba tidak mencukupi sehingga memerlukan pasokan sumber protein.
Pasokan sumber protein tersebut bisa menggunakan probiotik sebagai
pakan tambahan bagi ternak. Pakan tambahan diperlukan berupa suatu bahan yang
mengandung koloni mikroba tertentu disebut probiotik untuk meningkatkan daya
cerna pakan sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak (Mahmud, 2006).
Probiotik bakteri selulolitik merupakan probiotik yang mengandung bakteri
selulolitik yang diisolasi dari cairan rumen beberapa ternak ruminansia.
Penggunaan probiotik ada ternak domba, mampu meningkatkan kecernaan serat
kasar, selulosa, dan hemiselulosa pakan, dan juga meningkatkan kecernaan energi
atau Total Digestible Nutrient/TDN (Wahyudi dan Hendraningsih 2006). Sehingga
peternak dapat meningkatkan efisiensi dalam pemberian pakan yang pada
gilirannya akan menekan biaya pemeliharaan ternak.
1
2
Probiotik dapat didefinisikan sebagai tambahan pakan yang mengandung
mikroba hidup yang berdampak positif kepada ternak inang dengan cara
meningkatkan keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan. Pemberian
probiotik yang berasal dari mikroba rumen tidak hanya mencegah diare pada
ternak muda, tetapi juga merangsang perkembangan dan menjaga fermentasi yang
stabil didalam rumen. Penelitian yang dilakukan Theodoron et al (1990) dalam
Fuller membuktikan bahwa probiotik yang mengandung mikroba selulolitik
anaerobik dalam rumen akan meningkatkan konsumsi, kecernaan pakan dan
pertambahan bobot badan anak sapi setelah penyapihan.
Beberapa
keuntungan
dari
penggunaan
probiotik
antara
lain,
meningkatkan kecernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, memperbaiki
keseimbangan mikroflora rumen, meningkatkan daya tahan tubuh, dan
menghilangkan atau menurunkan mikroba patogen. Proses pencernaan serat
dalam rumen terjadi dengan baik bila rumen telah berkembang dengan sempurna
dan populasi mikroba mencapai optimal. Peralihan pakan cair (susu induk)
menjadi pakan padat (hijauan) yang dilakukan lebih cepat pada ternak ruminansia
muda akan menurunkan biaya pemeliharaan.
Serat kasar merupakan pakan utama yang diberikan oleh peternak pada
ternak ruminansia. Serat kasar pakan merupakan prekursor lemak susu, namun
apabila tidak dicerna secara optimal serat kasar dapat menekan konsumsi sehingga
ternak tidak mendapatkan energi yang optimal. Peternak juga harus menambahkan
energi dari bahan pakan lain yang lebih mudah dicerna seperti konsentrat yang
harganya lebih tinggi. Peningkatan kecernaan pakan berserat akibat pemberian
3
probiotik akan meningkatkan efisiensi biaya produksi untuk setiap liter susu yang
dihasilkan. Peran probiotik akan meningkatkan kandungan protein kasar pakan
basal jerami dari 6,0% menjadi 15,25%, sehingga akan menurunkan harga protein
pakan dari Rp 11,5/kg pakan menjadi 3,8 Rp/kg ( Wahyudi dan Hendraningsih 2006).
Penggunaan mikroba yang digunakan sebagai probiotik harus aman untuk
dikonsumsi dan tidak bersifat patogen. Mikroba tersebut harus mampu bertahan
hidup sampai dengan saluran pencernaan. Pemberian probiotik yang berasal dari
rumen ternak dewasa dan mengandung kultur hidup bakteri pencerna serat, bakteri
selulolitik, telah terbukti dapat meningkatkan tingkat kecernaan pakan dan
pertambahan bobot badan (Hobson, et al., 1997)
Fungsi pakan bagi ternak utamanya adalah sebagai pemenuhan hidup
pokok, pertumbuhan, reproduksi dan produksi susu. Peralihan pakan cair (susu
induk) menjadi pakan padat (hijauan) yang dilakukan lebih cepat pada ternak
ruminansia muda akan menurunkan biaya pemeliharaan, akan tetapi peralihan
musim kemarau ke musim penghujan begitupula sebaliknya sudah tidak bisa
diprediksi, mengakibatkan sumber hijauan ternak berkurang. Menurut Hartadi,
dkk (1993), kekurangan Bahan Kering (BK) dan TDN mengakibatkan penurunan
bobot pada induk yang sedang laktasi, rata-rata sebesar 0,36 kg/ekor/hari serta
tidak mampu meningkatkan bobot pedet.
Berdasarkan pemikiran dan latar belakang masalah tersebut, maka perlu
dilakukan suatu penelitian yaitu pemberian probiotik yang berisi bakteri asal
kerbau rawa. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri
4
Enterococcus casseliflavus (E. casseliflavus) asal sekum kerbau rawa yang diduga
dapat meningkatkan kecernaan BK dan TDN ternak ruminansia.
1.2. Perumusan Masalah
Sehubungan penggunaan bakteri E. casseliflavus menghasilkan enzim
yang dapat merombak serat kasar sehingga diduga dapat meningkatkan kecernaan
pakan ruminansia, maka diduga pemberian bakteri E. casseliflavus asal sekum
kerbau rawa berpengaruh terhadap kecernaan BK dan TDN ternak sapi Peranakan
Ongole ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteri E. casseliflavus asal sekum
kerbau rawa terhadap kecernaan BK dan TDN ternak sapi Peranakan Ongole ?.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang probiotik
pendegradasi serat dalam meningkatkan kualitas nutrisi pakan ruminansia
berkualitas rendah.
b. Membantu memecahkan masalah fluktuasi kualitas pakan yang diakibatkan oleh
pergantian musim.
PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus ASAL
SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING
DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK SAPI PERANAKAN
ONGOLE
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana
SETYO WAHYU LUKITO
(08910022)
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
v
vi
vii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup I tu P ilihan K ita, A llah Yang M enentukan
P ilihlah S eperti A pa Hidupmu, Jangan S ampai Hidupmu
Yang M enentukan P ilihanmu.
Sebagai Ungkapan Terima Kasih,
Karaya tulis Ilmiah Ini Kupersembahkan Untuk :
1. Ayahanda Suhardi dan Ibunda Sri Harum Sari yang selalu mendoakan dan
tidak pernah lelah mengingatkan saya.
2. Kepala Jurusan Drh. Imbang Dwi Rahayu, M.kes yang baik dan selalu
memberi kesempatan buat kami anak didiknya.
3. Saudariku Rini Dwi P.S. terima kasih atas dukungannya
4. Pacar super keras kepala saya Yanita Dwi Lestari yang selalu mensuport
saya dengan caranya.
5. Buat teman-teman klup poker, mas Agung, Beni, dan Riski, terimah kasih
atas semua dukungannya.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI Enterococus casseliflavus
ASAL SEKUM KERBAU RAWA TERHADAP KECERNAAN BAHAN
KERING DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT
TERNAK SAPI
PERANAKAN ONGOLE”.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penyusunan skripsi. Untuk itu
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang setulustulusnya kepada :
Ibu Drh. Imbang Dwi Rahayu M.Kes selaku Kajur Jurusan Peternakan,
Bapak Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.kes selaku dosen pembimbing I,
Ibu Dr. Drh. Lili Zalizar, MS selaku dosen pembimbing II,
Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang,
Ayahanda, ibunda dan adik tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan
semua yang terbaik baik buat penulis..
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis berharap kritik dan saran untuk perbaikan
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Malang, 02 November 2012
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................
iv
KATA PENGANTAR ............................................................................
vi
RINGKASAN .........................................................................................
vii
SUMMARY ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................
1.4 Manfaat penelitian .............................................................................
1
4
4
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sapi Peranakan Ongole ..................................................................... 5
2.2 Kerbau ...............................................................................................
7
2.3 Pakan ................................................................................................ 10
2.4 Total Digestible Nutrient (TDN) ....................................................... 12
2.5 Kecernaan Bahan kering ................................................................... 13
2.6 Mikro Saluran pencernaan ................................................................. 14
2.7 Bakteri Enterococus casseliflavus....................................................... 16
2.8 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 21
2.9 Hipotesis ........................................................................................... 22
xi
BAB III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................
3.2 Materi dan Alat .................................................................................
3.3 Batasan Variabel ...............................................................................
3.4 Metode Eksperimen ...........................................................................
a. Rancangan Percobaan ...................................................................
b. Perlakuan .....................................................................................
c. Denah Percobaan ..........................................................................
d. Metode Analisis Data ...................................................................
23
23
23
24
24
24
25
25
3.5 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................
a. Tahap Persiapan .......................................................................
b. Tahap Pelaksanaan dan Pengambilan Data ...............................
c. Tahap Analisa Data ..................................................................
26
26
26
26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Lingkungan ...........................................................................
B. Kecernaan Bahan kering .....................................................................
C. Kecernaan Total Digestible Nutrient ...................................................
27
28
33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................
5.2 Saran ................................................................................................
38
38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
39
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kandungan Nutrisi Konsentrat Buatan Dan Jerami Padi .................. 25
Tabel 3.2 Analisis Variansi Hasil Penelitian ................................................... 25
Tabel 4.1 Kecernan Bahan Kering (%), dalam 8 minggu ................................. 28
Tabel 4.2 Analisis Variansi Kecernaan Bahan Kering ..................................... 29
Tabel 4.3 Uji Beda Nyata Terkecil Kecernaan Bahan kering ............................ 31
Tabel 4.4 Kecernaan Total Digestible Nutrient (%), dalam 8 minggu ............... 34
Tabel 4.5 Analisis Variansi Kecernaan TDN ................................................... 35
Tabel 4.6 Uji Beda Nyata Terkecil Kecernaan TDN ....................................... 36
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Kecernaan Bahan Kering (%),dalam 8 minggu ............................... 29
Grafik 4.2 Kecernaan TDN, dalam 8 minggu (%)............................................ 34
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisa variansi data Kecernaan BK sapi P.O .......................
44
Lampiran 2. Analisa variansi data Kecernaan TDN sapi P.O .....................
46
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian .......................................................
44
xv
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikrobia pada Ruminansia, Terjemahan: Retno
Murwani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Arora, S.P. 1979. Pencemaran Mikrob pada Ruminansia. Gadjah Mada Universiti Press:
Yogyakarta.
Banerjee, G. C. 1982. A Textbook of Animal Husbandry. Fifth Edition. Oxford &
IBH Publishing Co. New Delhi.Chapman and Hall, London.
Chruch, D.C., dan W.G. Pond, 1984, Basic Animal That Serve Making, 2nd, Ed.
Newe Delhi: Tata Mc. Graw-Hill Publishing Co. Ltd.
Chuzaeimi, S. Naseer, Z. and M.S. Alkaraides, 1991, Penentuan Praktikum Ilmu
Makanan Ternak Khusus Ruminansia LUW-Unibraw Animal Husbandry
Project, Malang: Unibraw Press.
Dahlan, M. 2011, Evaluasi Potensi Limbah Sabut Siwalan Terfermentasi EM-4
Sebagai Pakan Sapi Pedaging Secara In-Vitro. Skripsi. Fakultas Biologi
UIN Malang.
FAO. 2000. Water Buffalo : An Asset Undervalued. FAO Regional Office for
Asia and The Pasific. Bangkok. Thailand.
Fuller, R. 1992, Wannapat, et al., 2001, dalam Prihartini Indah. Sobri
Muhammad. 2001. Buku Diktat Kuliah Bahan Pakan dan Formulasi
Ransum. Universitas Muhammadiah Malang. Malang.
Fuller, R. 1992. Probiotics. The Scientic Basis. Chapman and Hall. London. 398
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. P.T.
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan
untuk Indonesia. Cetakan ke-3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hasbulah, L. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil di Sumatera Barat.
Thesis. Institut pertanian Bogor. Bogor.
Hendraningsih, L. 2004. Pengaruh Cara Pemberian Pakan dan Penambahan
Probiotik Selulolitik Terhadap penampilan Produksi Domba Ekor Gemuk
(DEG) Periode Pertumbuhan. Laporan Penelitian. UMM Malang.
xvi
Hobson, P.N. and C.S. Stewart. 1997. The Rumen Mikrobial Ecosystem. 2nd ed.
Intestin. Prentice Hall. New Jersey.
Kamal, M., 1994, Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak. Jurusan
Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Kuswandi, 1993. Kegiatan Mikroba Dalam Rumen dan manipulasinya Untuk
meningkatkan Efisiensi Produksi Ternak.Buletin peternakan UNIBRAW
Malang.
Lemcke, B. 2008. Water buffalo. In: a Handbook for farmers and investors.
Technical Bulletins and Buffalo Newsletters Pp. 76-82.
Ligda, D. J. 1998. Water buffalo. ht tp:/ / w w w.net nit co.net / users/ djligda/ wbfacts.
htm.
Lubis, D.A. 1992, Ilmu Makanan Ternak, Jakarta: PT. Pembangunan.
Mahmud, Ali. 2006. Evaluasi Kecernaan Bahan Kering (BK) dan Bahan Organik
(BO) Jerami Padi Fermentasi Secara In-Sacco. Fakultas Peternakan UMM
Malang.
Maksum, K., 1992, Kemampuan Kerja Sapi Indonesia. Vol. 1. Edisi ke-4. IPB
Pres, Bogor.
Mangkoewidjojo, dan Smith, 1998, Pemeliharaan, Pembiakan Dan Penggunaan
Hewan Percobaan Di Daerah Tropis, Jakarta: UI Press.
Markvichitr, K. 2006. Role of Reactive Oxygen Species in the Buffalo Sperm
Fertility Assessment. Procceding International Seminar The Artificial
Reproductive Bioterchnologies for Buffaloes. ICARD and FFTC-ASPAC.
Bogor, Indonesia, August 29-31 2006. P. 68- 78.
McCutcheon.1991. Feed Hay First. Livestock and Omafra. Gor.on.ca
Morrand, Fehr. P. Dan DE., 1997. Souvant Capricans chap in Alimentation
Ruminant. Agron. Paris.
Mourin, F., R Akkararwongsa, and P J. Weimer. 2001. Initial pH as a Determinant
of Cellulose Digestion Rate by Mixed Microorganism in Vitro. J. Dairy
Science. 84: 848 – 859. American Dairy Science Assosiation.
Ogimoto, K and S.imai,. 1981. Altas Of Rumen Microbiologi. Japan Scientific
Sosietes Press, Tokyo.
Orskov, E.R. and Ryle, M. (1990). Energy Nurition in Ruminans. London:
Elsevier Applied Science Publisher Ltd.
xvii
Parakkasi, 1985. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas peternakan, IBP.
Bandung
Parakkasi, A., 1995, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia, UI Press.
Jakarta.
Preston dan Leng, 1987, dalam Harianto, 2006. Pembuatan Jerami Padi
Fermentasi. Instalasi Pengajian. Teknologi. Mataram.
Putro, A. 2010. Pengaruh Suplementasi Probiotik Cair Em4 Terhadap Kecernaan
Bahan Kering Dan Bahan Organik Ransum Domba Lokal Jantan. Skripsi.
Fakultas Peternakan Unibraw Malang.
Sabrani,. M, M. Winugraha,. A. Thalib, K. Dwiyanto dan Y,. Saefudin,. 1994.
TeknologiPengembangan Sapi Sumbawa Ongole. Balai Penelitian Ciawi
Bogor
Sauvant et al. 1995, dalam Ingrid s waspodo, 2004. Peneliti pada Balai
Pengkajian bioteknologi BPPT dan Dosen. Fakultas Teknobiologi
Universitas Atma Jaya.
Sekaran, Uma, 2009, Research Methods for Business: A Skill Building Approach,
2nd Edition, New York: John Wiley and Son.
Setiadi, B. 2001. Beternak Sapi Daging dan Masalahnya. Aneka Ilmu. Semarang.
Shafie, M. M. 2008. Environmental effects on water buffalo production
http://www.fao.org/DOCREP/V1650T/V1650 T0A.HTM.
Siregar, 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penbar Swadaya. Jakarta
Smith, J. B. and S. Mangkoewidjojo. 1987. The Care, Breeding and Management
of Experimental Animals for Research in the Tropics. International
Development Program of Australian Universities and Colleges Limited
(IDP). Canberra.
Soebarinoto et al 1997, dalam Utomo, R., M. Soejono, B.P. Widyobroto dan B.
Suhartanto, 2000. Transit Partikel Jerami Padi, Dedak Halus dan Tepung
Daun Lamtoro dalam Saluran Pencernaan Sapi Peranakan Ongole. . Buletin
Peternakan UGM. Yogyakarta
Soetanto (1994). Studies on The role of Rumen Anaerobic Fungi and Protozoa in
Fibre Digestion. University England.
xviii
Spain, J. 1996. Managing the Feeding System For Optimal Dry Matter Intake.
http://www.afns.nalberta.ca/Housted/WCDSProceeding
Sugeng, Y.B. 1998. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sumadi, W. 2011. Probiotik Sebagai Pengganti Antibiotik Pakan Ternak. Harian
kompas Edisi Jum’at 13 september 2011
Suparjo, M. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat
Dan Analisis Serat, Jambi: Fakultas Peternakan Universitas Jambi Press.
Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi : Analisis Proksimat dan
Analisis Serat. Jambi : Fakultas Peternakan Universitas Jambi Press
Theodoron, M.K., D.E. Boever, M .J. Haines and A. Brooks. 1990. The effect of
fungal probiotic on intake and performance of early weaned calves Anim.
Prod. 53 : 577.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadimojo, dan S. Prawirokusumo, (1991),
Ilmu Makanan Ternak Dasar, Yogyakarta: UGM Press.
Wahju, J. 1997. Ilmu Nutisi Unggas. Yogyakarta: UGM press.
Wahyudi, A., dan Hendraningsih, L. (2006), Pembuatan Etanol Dari Sabut Buah
Siwalan Dengan Proses Hidrolisis Fermentasi, Jurnla Kimia Dan
Teknologi, ISSN 0216-163X.
Wanapat, M. 2001. Swamp buffalo rumen ecology and its manipulation.
Proceeding Buffalo Workshop. Desember 2001. http://www.mekarn.org/
procbuf/wanapat.htm. [23 Juni 2008].
Williamson, G. dan W.J.A. Payne, (1993), Pengantar Peternakan Di Daerah
Tropis, Terjemahan IGN Djiwa Darmadja, Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press.
Winugroho, M. Tanner, J .C, Pernabowo, P. 1992 . Pemanfaatan Jerami Padi
Melalui manipulasi Mikroba Rumen Domba dan Kerbau dalam Proceeding
BPT Bogor.
Yokoyama, M. T . and Johnson, K .A. 1988 . Microbiology of The Rumen and
Intestin. Prentice Hall. New Jersey.
Yurleni. 2000. Produktivitas dan Peluang Pengembangan Ternak Kerbau di
Propinsi Jambi. Thesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
xix
Zainuddin dan Wahyu. 1996. Pengaruh Penggunaan Probiotik Dalam Ransum
Ayam Buras Terhadap Produksi Dan Kualitas Telur, Kadar Air Feses Dan
Nilai Ekonomis.
xx