Hal ini didukung oleh Kurniati 2008:12 yang menyatakan bahwa umumnya yang menjadi ciri menonjol K dalam hal perilaku strukturalnya adalah
kebebasan letaknya.
2.2.3 Kategori Sintaksis
Kategori pertama-tama muncul sebagai sosok kata. Hal ini menuntun pada
pengertian seseorang bahwa satuan dasar kalimat adalah kata dan kategori sintaksis, lalu berarti kategori kata atau kelompok kata. Menurut Sudaryanto
1992:70 dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa, kategori kata dibedakan menjadi delapan. Kedelapan kategori itu akan dipaparkan sebagai berikut: 1
nomina N, 2 verba V, 3 adjektiva Adj, 4 pronomina Pron, 5 numeralia Num, 6 adverbial Adv, 7 kata tugas, dan 8 interjeksi.
2.2.3.1 Nomina N
Nomina N adalah kata yang menunjukkan makna benda. N biasa muncul dalam kalimat sebagai pengisi fungsi S, O, dan Pel. Ciri-ciri N dapat dibedakan
dengan disertai kata ingkar dudu „bukan‟, dan tidak dapat diikuti kata ingkar ora
„tidak‟. Secara sintaksis N mempunyai ciri-ciri tertentu.
a. Dalam kalimat yang P-nya verba, N cenderung menduduki fungsi S, O, atau
Pel. b.
N tidak dapat diingkari dengan kata ora „tidak‟.
c. N dapat diikuti Adj, baik secara langsung maupun dengan diantarai oleh kata
sing „yang‟Alwi dkk 2003:213.
2.2.3.2 Verba V
Verba V berasal dari bahasa Latin verbum, yang berarti kata kerja. V biasa muncul dalam kalimat menempati fungsi P secara dominan. V dapat dinegasikan
dengan kata ora „tidak‟, dan dapat bergabung dengan kata anggone, tetapi tidak
bisa diikuti partikel, rada „agak‟, luwih „lebih‟, paling „paling, dan banget
„sangat‟. Ciri-ciri V menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa oleh Sudaryanto
1992:77-78 adalah sebagai berikut. a.
Sebagai P, V dapat diikuti atau diatributi oleh kata lagi „sedang‟, yang letak kiri.
b. V dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ngapa? „mengapa?‟, atau lagi
apa? „sedang apa?‟
c. V dapat diikuti keterangan yang menyatakan cara melakukan tindakan.
Keterangan tersebut berkategori Adv. Antara V dan K dapat diselipi kata karo, dan kanthi
„dengan‟. d.
V memungkinkan munculnya konstituen lain yang sederajat dengan S dan P itu sendiri secara sintaksis.
2.2.3.3 Adjektiva Adj
Adjektiva Adj merupakan kata yang menunjukkan makna sifat. Dalam kalimat, Adj menempati fungsi dominannya V, yaitu P, sedangkan dalam tataran
frasa Adj dapat menyertai N, menyifati N, dan menempati fungsi atribut Sudaryanto 1997:71. Adj dapat dinegasi dengan bentuk ora
„tidak‟, dan dapat diikuti dengan partikel rada
„agak‟, luwih „lebih‟, paling „paling‟, dan banget „sangat‟.
Adj juga dapat menjadi bentuk dasar bagi kata yang berafiks ke--en yang bermakna „terlalu‟, misalnya kecepeten „terlalu cepat‟.
2.2.3.4 Pronomina Pron