dilakukan tidak layak untuk dilaksanakan karena nilai payback period lebih panjang dibandingkan dengan nilai payback period maksimum yang
ditetapkan. Kelompok petani rumput laut dengan tingkat pengembalian modal tercepat adalah kelompok Sido Makmur dengan tingkat pengembalian modal
selama 0,61 tahun sedangkan tingkat pengembalian modal terlama adalah kelompok Pustaka Karya dengan tingkat pengembalian modal selama 3,01
tahun. Perbedaan yang cukup besar dikarenakan pengalokasian tenaga kerja
yang berbeda dimana kelompok Sido Makmur mengalokasikan tenaga kerja tanpa upah karena semua kegiatan produksi dikerjakan oleh anggota
kelompoknya sendiri sehingga memotong ongkos produksi yang cukup besar, berbeda dengan kelompok Pustaka Karya yang menggunakan tenaga Kerja
bayaran secara penuh. Untuk perhitungan payback period dapat dilihat pada lampiran 10.
4.1.4.2 Variabel Kelayakan Ekonomi dengan Return On Investment
Tabel 4.14 Kelayakan Ekonomi dengan Return On Investment
No Nama kelompok
Return On Investment 1
Sido Makmur 1,64
2 Bina Karya
1,4 3
Wahana Karya Samudra 1,27
4 Wahyu Alam
1,25 5
Bangun Karya 1,18
6 Bahari Indah 1
0,55 7
Buana Karya 0,55
8 Bahari Indah 2
0,45 9
Baruna 2 0,41
10 Pustaka Karya
0,33
Sumber :Data Primer Diolah
Tabel 4.14 menerangkan kelayakan ekonomi menggunakan analisis return on investment. Analisis kelayakan ekonomi dengan menggunakan
return on investment menunjukkan nilai keuntungan yang diperoleh dari sejumlah modal. Nilai keuntungan terbesar diperoleh oleh kelompok Sido
Makmur dengan nilai 1,64 yang berarti untuk setiap modal Rp 100,- diperoleh keuntungan sebesar Rp 164,- sedangkan untuk nilai keuntungan
terkecil diperoleh Kelompok Pustaka karya sebesar 0,33 yang berarti dengan modal Rp 100,- akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 33. Hal ini
dikarenakan kelompok Sido Makmur memakai tenaga kerja kelompok sedangkan kelompok Pustaka Karya menggunakan tenaga kerja bayaran.
Untuk perhitungan return on investmen dapat dilihat pada lampiran 12.
4.1.4.3 Variabel Kelayakan Ekonomi dengan Benefit Cost Ratio
Tabel 4.15 Kelayakan Ekonomi dengan Benefit Cost Ratio
No Nama Kelompok
Benefit Cost Ratio 1
Sido Makmur 2,48
2 Wahana Karya Samudra
2,42 3
Wahyu Alam 2,4
4 Bangun Karya
2,38 5
Bina Karya 1,7
6 Bahari Indah 2
0,66 7
Bahari indah 1 0,6
8 Buana Karya
0,55 9
Baruna 2 0,41
10 Pustaka Karya
0,36
Sumber :Data Primer Diolah Tabel 4.15 diatas menerangkan analisis kelayakan ekonomi dengan
analisis benefit cost ratio. Analisis kelayakan ekonomi dengan menggunakan benefit cost ratio menunjukkan perbandingan antara besarnya manfaat dan
biaya, dengan alat analisis ini dapat dilihat kelayakan suatau usaha, dimana jika nilai BC Ratio 1 suatu usaha dikatakan layak dan apabila BC 1
suatu usaha dikatakan tidak layak. Dari hasil perhitungan terdapat 5 kelompok yang usahanya tidak layak, hal ini dikarenakan kelompok tersebut
membayar tenaga kerja secara bulanan sebesar Rp 1.000.000orang. Empat kelompok usahanya layak karena mereka menggunakan tenaga kerja
kelompok dan kelompok terakhir yang usahanya layak menggunakan tenaga kerja kelompok dan tenaga kerja bayaran karena mereka tidak mampu
mengerjakan sendiri proses tanam sampai panen. Kelompok dengan nilai BC Ratio tertinggi adalah kelompok Sido
Makmur dengan nilai 2,48 yang berarti kelompok wahana karya samudra memperoleh hasil penjualan sebesar 2,48 kali dari modal yang dikeluarkan
sedangkan nilai BC Ratio terkecil kelompok Pustaka Karya dengan nilai BC Ratio 0,36 yang berarti kelompok pustaka karya memperoleh hasil penjualan
sebesar 0,36 kali dari modal yang digunakan. Untuk perhitungan Benefit Cost Ratio dapat dilihat pada lampiran 11.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Faktor Permodalan
Modal adalah kemampuan fisik untuk memproduksi barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Modal sangat berperan dalam perkembangan usaha
yang dibangun. Semakin besar nilai modal yang ditanamkan di dalam usaha, maka semakin besar pula usaha yang ada. Demikian pula sebaliknya semakin