53 b. Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 sd 5
Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2. Kurang
3. Cukup, 4. Baik,
5. Amat baik
2. Pengetahuan
a. Lembar Penilaian Keterampilan
No Nama
Aspek Penilaian Jumlah Skor
Nilai a
b c
d e
f 1
2 3
Aspek yang dinilai : a.
Tekun b.
Perhatian c.
Disiplin d.
Bertanya e.
Berpendapat f.
Aktif membantu b. Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s,d 5.
Penafsiran angka: 1 = 60, 2 = 70, 3 = 80, 4 = 90, 5 = 100
54
3. Keterampilan
a. Rubrik kegiatan diskusi
No Nama Siswa
A s p e k P e n g a m a t a n
Jumlah Skor
Nilai Ket
Kerj a s
a m
a
Meng kom
un ika
si kan
pen dapat
T ole
rans i
Kea kt
ifan Meng
ha rg
ai
pen dapat
te m
an
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 3 = Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
Nilai = ∑ Skor perolehan
Skor Maksimal x
Kriteria Nilai A = 80
– 100 : Baik Sekali B = 70
– 79 : Baik C = 60
– 69 : Cukup D =
‹ : Kurang
55 b. Rubrik Penilaian Presentasi
No Nama Siswa A s p e k P e n i l a i a n
∑ Skor
Nilai Ket
Komu ni
Kasi S
ist emat
ika
p en
y amp
ai an
Waw asa
n
Ke b
erani an
A nt
usias G
est u
re
d an
p e
na mpi
lan
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 3 = Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
Nilai = ∑ Skor perolehan
Skor Maksimal x
Kriteria Nilai A = 80
– 100 : Baik Sekali B = 70
– 79 : Baik C = 60
– 69 : Cukup D =
‹ : Kurang
56
Kegiatan Pembelajaran 2. Menerapkan Aturan Hukum Kepelautan Bagian II Perlindungan Kerja Laut
A. Deskripsi
Salah satu standar tersebut adalah Konvensi ILO No. 108 mengenai The Seafarers
Identity Documents SID yang diadopsi oleh ILO pada tanggal 13 Mei 1958 dan mulai berlaku secara internasional pada tanggal 19 Februari 1961. SID ini
berbentuk buku sehingga kemudian disebut Seaman Book yang kelemahan utamanya adalah tidak dilengkapi dengan standar biometrik.
Dokumen identitas pelaut di atas sulit diverifikasi karena teknologi biometrik belum berkembang sehingga Organisasi Konsultatif Maritim Internasional IMCO
sekarang IMO menerbitkan Konvensi the Facilitation of nternational Maritime
Traffic, , as amended yang isinya menetapkan bahwa kru kapal harus
diperbolehkan turun ke darat oleh pejabat yang berwenang manakala kapalnya berada di pelabuhan dan persyaratan masuk ke pelabuhan sudah dipenuhi
oleh pihak kapal. Pejabat yang berwenang tidak memiliki alasan untuk menolak permintaan izin
turun ke darat untuk keperluan kesehatan, keselamatan atau keamanan. Selain itu, pada paragraf 11 dari preambul International Ship and Port Facility
Security ISPS Code and SOLAS Amendment 2002 dinyatakan bahwa pemerintah dari suatu negara ketika mensahkan bagan keamanan kapal dan fasilitas
pelabuhan, harus memperhatikan kenyataan bahwa pelaut hidup dan bekerja di kapal, dan butuh turun ke darat serta akses ke fasilitas penunjang kesejahteraan
pelaut termasuk perawatan kesehatan. Namun setelah terjadi tragedi pada tanggal 11 September 2001 di New York,
Amerika Serikat, sungguhpun PBB telah menerbitkan General Assembly Resolution ARES
tentang Perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
57 fundamental dalam memerangi terorisme , beberapa negara untuk keperluan
perlindungan keamanan nasionalnya telah menetapkan kebijakan penerbitan visa
kerja yang sangat ketat, dan larangan turun ke darat bagi pelaut asing yang memasuki pelabuhannya, serta pengawasan 24 dua puluh empat
jam terhadap pelaut yang dilakukan oleh tenaga keamanan setempat. Sejak saat itu, pelaut
Indonesia mengalami tantangan yang lebih berat dalam menjalani profesinya. Untuk menghadapi tantangan tersebut, pelaut perlu dilindungi dengan dokumen
identitas pelaut yang dilengkapi dengan data biometrik sehingga dapat membuktikan bahwa dia memang pelaut yang bukan teroris dan tidak terlibat aksi
terorisme.
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mengetahui dan dapat menerapkan aturan-aturan mengenai kepelautan yang berhubungan dengan perlindungan kerja pelaut baik yang
bekerja di dalam maupun luar negeri.
2. Uraian Materi
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008
TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 185 CONCERNING
REVSNG TE SEAFARERS’ DENTTY DOCUMENTS CONVENTON, KONVENSI ILO NO. 185 MENGENAI KONVENSI PERUBAHAN
DOKUMEN IDENTITAS PELAUT, 1958