Karakteristik Obyek Wisa TINJAUAN PUSTAKA

kegiatan yang kemudian muncul dapat dianalisis mengapa kegiatan itu memilih lokasi di tempat tersebut. Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Daya tarik ini kemudian mendorong berbagai kegiatan lain untuk berlokasi di dekat kegiatan yang telah ada terlebih dahulu. Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut Tarigan 2005: 104. Uraian teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi dapat mendorong berbagai kegiatan lain untuk berlokasi didekatnya. Selain sebagai teori lokasi, model gravitasi juga dapat menjadi alat dalam perncanaan. Persebaran lokasi obyek wisata dapat dipetakan menggunakan Sistem Informasi Geografis SIG dengan program Arc View 3.3.

C. Karakteristik Obyek Wisa

Dalam Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990 disebutkan bahwa obyek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Kegiatan wisata biasanya merupakan kegiatan yang bisa memberikan respon menyenangkan dan dapat memberi kepuasan. Suatu obyek wisata hendaknya dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga menimbulkan kesan yang mendalam. Menurut M. Ngafenan mengatakan bahwa obyek wisata adalah segala obyek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk dapat mengunjunginya, misal keadaan alam, bangunan bersejarah, kebudayaan dan pusat-pusat rekreasi modern Karyono 1997: 27. Suatu lokasi dijadikan obyek pariwisata destinasi menurut Spillane 1994: 63 karena memiliki lima unsur penting antara lain, atraksi, yaitu bentuk-bentuk atraksi menarik yang ditawarkan oleh obyek wisata tersebut. Fasilitas, yaitu fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawan ketika mengunjungi obyek wisata. Infrastruktur, berupa jalan umum dan bangunan pendukung. Transportasi, yaitu kemudahan akses transportasi menuju obyek wisata. Keramahan masyarakat, yang menjadi nilai tambah suatu obyek wisata dan memberikan rasa nyaman dan aman bagi wisatawan http:perencanaankota.blogspot.com. 21 Maret 2013. Berdasarkan uraian teori diatas penulis memberikan batas bahwa karakteristik dari setiap obyek wisata yang ada di Kecamatan Ungaran Barat dapat dilihat dari segi atraksi, fasilitas pendukung, sarana dan prasarana serta aksesibilitas, adapun karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Atraksi Atraksi merupakan pusat dari industri pariwisata. Atraksi atau daya tarik dapat timbul dari keindahan alam, obyek buatan manusia ataupun unsur-unsur dari pariwisata budaya. Atraksi atau daya tarik dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu daya tarik utama dan daya tarik tambahan. 2. Fasilitas Pendukung Fasilitas ini dimaksudnya memberikan pelayanan dan menyediakan sarana yang dibutuhkan para wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Fasilitas pendukung yang disediakan meliputi rumah makan, pusat informasi, tempat peristirahatan, MCK, tempat ibadah. Agar para wisatawan nyaman dalam berkunjung. 3. Sarana dan prasarana obyek wisata Sarana dalam penelitian ini meliputi jenis penginapan yang ada, jumlah kamar dan kelengkapan fasilitasnya. Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi fasilitas pelayanan, baik yang berupa system pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah maupun di bawah tanah. Penyediaan prasarana dalam penelitian ini meliputi jalan, air bersih dan listrik. 4. Aksesibilitas Aksesibilitas adalah kemudahan untuk mencapai atau bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dalam satu wilayah. Aksesibilitas dalam penelitian ini menyangkut transportasi dan juga komunikasi-informasi. Transportasi ini sangat tergantung pada jarak dan kebutuhan komunikasi antara tempat dimulainya suatu kunjungan ke obyek wisata yang akan dikunjungi.

D. Kontribusi Obyek Wisata Pada Pendapatan Rumah Tangga