Lemparan  lewat  atas  kepala  ke  arah  depan  atau  belakang,  satu  atau  dua tangan.
  Melakukan gerak melempar, menolak, ayunan, gerak bandul.   Melempar dari posisi badan berdiri, berbaring atau berlutut.
  Melempar ke arah jauh atau tinggi.   Melempar dengan awalan lurus atau berputar.
  Melempar dengan melewati, menembus, ke dalam  sesuatu.   Melempar  dengan  bola,  roket,  tongkat,  batu,  simpai,  botol,  busa,  kayu,
dlsb.   Melempar peluru, cakram, lembing, atau martil.
  Melempar bersama teman atau menjadi lawan. Struktur  gerak  dasar  lempar  merupakan  urutan  gerakan  yang  tidak  sama
atau  termasuk  jenis  keterampilan  asiklis.  Urutan  gerakannya  dimulai  dari  sikap awal,  gerak  awal,  awalan,  sampai  sikap  lempar  dan  gerak  pemulihan.  Untuk
mengembangkan  gerak  lempar,  siswa  diberikan  tugas  melakukan  lemparan dengan berbagai alat, arahtarget, dan posisi Adang Suherman:2000:93-94.
2.8 Karakteristik  pembelajaran  penjasorkes  menggunakan  media  roket
pada pembelajaran lempar lembing.
Minimnya  sarana  dan  prasarana  olahraga  yang  tidak  merata  serta  tidak sesuainya  dengan  kondisi  murid  ini  menuntut  guru  pendidikan  jasmani  lebih
kreatif. Guru harus bisa memodifikasi pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan  prasarana  olahraga  seadanya  yang  tersedia  di  sekolah.  Pengajaran  dengan
menggunakan  peralatan  seadanya  di  sekolah  atau  alat  buatan  guru  sendiri
dinamakan  pengajaran  dengan  pendekatan  modifikasi.  Cara-cara  guru memodifikasi  pembelajaran  akan  tercermin  dari  aktivitas  pembelajaran  yang
diberikan  guru  dari  mulai  awal  hingga  akhir  pelajaran.  Beberapa  aspek  analisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : tujuan, karakteristik
materi, kondisi lingkungan dan evaluasinya.  Terbatasnya  media  dan  tingginya nilai jual lempar lembing membuat kegiatan belajar mengajar para siswa kelas IX
F SMP N 2 Pemalang hasilnya tidak optimal  jika dilihat dari ranah psikomotor, afektif dan kognitif. Sehingga diperlukan modifikasi media pembelajaran dengan
tujuan  agar  dapat  meningkatkan  pemahaman  siswa  tentang  pembelajaran  lempar lembing  dan memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Pembelajaran lempar lembing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran  lempar  lembing  dengan  menggunakan  media  roket  untuk
memudahkan  siswa  dalam  melaksanakan  pembelajaran  dan  menjadikan  proses pembelajaran  menjadi  menyenangkan  karena  pada  pembelajaran  lempar  lembing
disini siswa dibentuk formasi empat atau lima barisan secara berurutan, kemudian siswa  melakukan  pembelajaran  lempar  lembing  dengan  melempar  media  roket
agar  dapat  meluncur  dan  dibayangkan  menjadi  lembing  dengan  cara  melempar. Kegiatan  ini  dilakukan  selama  20  menit,  dengan  tujuan  agar  siswa  dapat
melempar  lembing  yang  sebenarnya  dengan  baik  dan  benar  serta  menjadikan otomatisasi lemparan.
1 3
2 4
Keterangan media roket : a.
Bola pingpong sebagai pengganti mata lembing agar tidak berbahaya pada saat digunakan.
Gambar 10. Bola Pingpong
b. Batang bulung sebagai pengganti badan lembing dengan panjang 30 cm,
batang bulung digunakan karena lebih ringan dan aman dibandingkan dengan bambu atau fiber.
Gambar.9 Media roket
Gambar 11. Batang Bulung
c. Benang kasur sebagai pengganti tambang grip yang dililitkan ke batang
bulung.
Gambar 12. Benang
a. Mika yang dibentuk menyerupai ekor roket.
Gambar 13. Mika 2.9
Kerangka Berpikir
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari  pendidikan  secara  keseluruhan,  bertujuan  untuk  mengembangkan  aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan  lingkungan  bersih  melaui  aktivitas  jasmani,  olahraga  dan  kesehatan terpilih  yang  direncanakan  secara  sistematis  dalam  rangka  mencapai  tujuan
Pendidikan Nasional Adang Suherman 2000:63.
Sesuai  dengan  kompetensi  dasar  dalam  kurikulum  Pendidikan  Jasmani, Olahraga  dan  Kesehatan  di  Sekolah  Menengah  Pertama  siswa  diharapkan  dapat
mempraktekkan  pembelajaran  lempar  lembing  dengan  media  yang  sudah dikembangkan. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran lempar lembing di
SMP  N  2  Pemalang  masih  dalam  bentuk  pembelajaran  yang  sebagaimana mestinya  yaitu  dengan  menggunakan  media  lembing  dan  tidak  memanfaatkan
media  lain.  Dari  pelaksanaan  pembelajaran  tersebut  dijumpai  anak-anak  yang merasa  tidak  senang,  bosan,  dan  kurang  aktif    bergerak  dalam  pembelajaran
Pendidikan Jasmani. Pengembangan  media  pembelajaran  penjasorkes  menggunakan  media
roket merupakan salah satu upaya  yang harus  diwujudkan. pengembangan media pembelajaran  lempar  lembing  media  roket  diharapkan  mampu  membuat  anak
lebih  aktif  bergerak  dalam  berbagai  situasi  dan  kondisi  yang  menyenangkan, ketika mengikuti pembelajaran lempar lembing.
29
BAB III METODE PENGEMBANGAN
3.1 Metode Pengembangan
Metode pengembangan  yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang  biasanya  disebut  penelitian  berbasis  pengembangan  research  and
development  merupakan  jenis  penelitian  yang  tujuan  penggunaannya  adalah menghasilkan  produk  berupa  media  roket  bagi  siswa  kelas  IX  SMP  N  2
Pemalang. Suharsimi Arikunto 2006 mengatakan  bahwa penelitian pengembangan
atau penelitian  developmental adalah penelitian yang mengadakan percobaan dan penyempurnaan.  Penelitian  pengembangan  mengembangkan  pembelajaran
penjasorkes  menggunakan  media  roket.  Disesuaikan  dengan  kondisi  sarana  dan prasarana  yang  tersedia.  Penelitian  ini  juga  disesuaikan  dengan  keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak mengambil subyek yang besar. Langkah- langkah  yang  dilakukan  dalam  penelitian  pengembangan  pembelajaran
penjasorkes menggunakan media roket adalah sebagai berikut: 1
Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi. 2
Mengembangkan produk awal berupa media roket. 3
Evaluasi  ahli  pendidikan  jasmani  dan  satu  orang  ahli  pembelajaran,  uji coba  kelompok  kecil  dengan  menggunakan  kuesioner,  konsultasi  dan
evaluasi yang kemudian dianalisis.