didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran
dapat meningkat. PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar
peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun
makna bagi fenomena yang berbeda. Falsafah pragmatisme yang berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan
PAIKEM, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subjek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka Muhibbin
Syah:2009:1.
2.6 Modifikasi Pembelajaran
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi.
Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi ke dalam tiga komponen, yaitu : 1 Tujuan perluasan maksudnya adalah tujuan
pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa
memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitas. 2 Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan
dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. 3 Tujuan penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan
dan kemampuan tentang efektif tidaknya gerakan yang dilakukannya melalui
pengenalan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Adang Suherman 2000:84.
Pendekatan modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan
perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan ketrampilan. Yang menjadi tujuan atau sasaran dalam modifikasi pembelajaran penjas adalah siswa
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak dasar secara
benar Supartono 2000:34.
2.7 Modifikasi Pembelajaran Lempar Lembing
Dilihat dari payung keolahragaan, materi pembelajaran atletik secara garis besar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga nomor, yaitu : nomor jalan dan lari,
nomor lompat, dan nomor lempar. Dilihat dari kemampuan fisik yang diperlukan dan dipelajarinya, materi pembelajaran atletik dapat diklasifikasikan ke dalam
kondisi fisik physical fitness, skill atau keterampilan, dan konsep gerak. Sehubungan dengan itu, modifikasi pembelajaran atletik dapat dikaitkan dengan
materi-materi pembelajaran tersebut. Beberapa kemungkinan modifikasi pembelajaran dikaitkan dengan materinya.
Karakteristik gerak dasar lempar pada umumnya hampir sama dengan gerakan-gerakan melempar dalam cabang olahraga lainnya. Oleh karena itu,
pengembangan umum gerak melempar dapat dilakukan : Lemparan dengan satu tangan kiri atau kanan atau dua tangan
bersamaan.
Lemparan lewat atas kepala ke arah depan atau belakang, satu atau dua tangan.
Melakukan gerak melempar, menolak, ayunan, gerak bandul. Melempar dari posisi badan berdiri, berbaring atau berlutut.
Melempar ke arah jauh atau tinggi. Melempar dengan awalan lurus atau berputar.
Melempar dengan melewati, menembus, ke dalam sesuatu. Melempar dengan bola, roket, tongkat, batu, simpai, botol, busa, kayu,
dlsb. Melempar peluru, cakram, lembing, atau martil.
Melempar bersama teman atau menjadi lawan. Struktur gerak dasar lempar merupakan urutan gerakan yang tidak sama
atau termasuk jenis keterampilan asiklis. Urutan gerakannya dimulai dari sikap awal, gerak awal, awalan, sampai sikap lempar dan gerak pemulihan. Untuk
mengembangkan gerak lempar, siswa diberikan tugas melakukan lemparan dengan berbagai alat, arahtarget, dan posisi Adang Suherman:2000:93-94.
2.8 Karakteristik pembelajaran penjasorkes menggunakan media roket