12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pertama yang berkaitan dengan tema atau topik skripsi ini yaitu Tesis yang berjudul “Perlindungan Hukum Karya Cipta Buku
Ditinjau Dari Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta” oleh
Imam Sya’Roni Dziya’urrokhman, S.H dari Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang 2007. Dalam tesis ini peneliti terdahulu menfokuskan pada
masalah perlindungan hukum bagi pencipta dan penerbit dilihat dari Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta serta bagaimanakah
perlindungan hukum atas hak moral dan hak ekonomi bagi pencipta atau pengarang buku yang diimplementasikan dalam perjanjian penerbitan buku. .
. Penelitian terdahulu yang kedua yaitu
skripsi yang berjudul “Jual Beli Buku Kopian Di Perusahaan Fotokopi Di Yogyakarta Perspektif Muamalat Studi
Kasus Foto Copy Lizk dan Corza” oleh Muhammad Azis Arifin, S.H dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009. Skripsi ini peneliti
terdahulu menfokuskan pada masalah praktik jual beli buku kopian di perusahaan
fotokopi Lizk dan Corza ditinjau dari perspektif muamalat.
Penelitian terdahulu dijadikan sebagai bahan tinjauan pustaka, karena pada penelitian terdahulu dengan penelitian penulis saling berkaitan salah satunya
kedua penelitian terdahulu membahas mengenai Hak Cipta sehingga terdapat beberapa hal yang dikutip dari penelitian terdahulu. Perbedaan kedua penelitian
tersebut dengan penelitian penulis adalah bahwa penulis lebih fokus terhadap hal- hal terkait bagaimana Implementasi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta terkait dengan penggandaan buku di kawasan Universitas Negeri Semarang, serta faktor penyebab dan perlindungan hukum bagi penulis
atau pengarang buku tersebut.
2.2 Tinjauan Umum tentang Hak Kekayaan Intelektual
2.2.1 Pengertian Hak Kekayaan Intelektual Pada Umumnya
.
Hak Kekayaan Intelektual yang selanjutnya disebut HKI adalah hasil kegiatan berdaya cipta pikiran manusia yang diungkapkan ke dunia luar dalam
suatu bentuk, baik material maupun immaterial. Bukan bentuk penjelmaannya yang dilindungi akan tetapi daya cipta itu sendiri. Daya cipta itu dapat berwujud
dalam bidang seni, industri, dan ilmu pengetahuan atau paduan ketiganya Bouwman-Noor Mout, 1989:80.
. Istilah Hak Kekayaan Intelektual HKI sebagai terjemahan dari kata
intellectual property rights . Namun demikian di dalam prakteknya terjemahan
Hak Kekayaan Intelektual bukanlah satu-satunya terjemahan intellectual property rights
. Beberapa terjemahan lainnya diantarannya ada yang menerjemahkan Hak atas Kekayaan Intelektual atau Hak Atas Kepemilikan Intelektual. Untuk
memudahkan dalam pengambilan istilah, maka dalam tulisan ini akan dipergunakan istilah Hak Kekayaan Intelektual. Hal ini sejalan dengan ketentuan
yang diberlakukan dalam bidang HKI, di mana istilah tersebut yang dipergunakan adalah Hak Kekayaan Intelektual. Dari segi makna kata HKI dapat diartikan
melalui pemaknaan atas masing-masing kata dari kata intellectual property rights.
Menurut Harsono Adisumarti kata intellectual berkaitan dengan kegiatan intelektual berdasarkan daya cipta dan daya pikir dalam bentuk ekspresi ciptaan
serta seni dan ilmu pengetahuan serta dalam bentuk penemuan invention sebagai benda immaterial Khairandy, 1999:20.
2.3 Tinjauan Umum Tentang Hak Cipta