Uji Asumsi Klasik Hasil Pengujian

75 lebih canggih dengan maksud untuk meningkatkan efisiensi. Tabel 4.14 berikut adalah distribusi pernyataan responden tentang indikator perkembangan teknologi: Tabel 4.14 Deskripsi tentang Perkembangan Teknologi Pernyataan SS S TS STS F F F F Peralatan yang saya gunakan mengikuti perkembangan teknologi. 0.0 0.0 61 61.0 39 39.0 Saya selalu menyediakan anggaran untuk memperbarui peralatan. 4 4.0 42 42.0 45 45.0 9 9.0 Sumber : Data primer yang diolah tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nasabah PD. BPR BKK Wonosobo belum menggunakan peralatan sesuai dengan perkembangan teknologi dan juga belum menyediakan anggaran untuk memperbarui alat-alat yang digunakan.

4.1.3 Hasil Pengujian

4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Kenormalan data dapat dilihat dari uji normalitas Kolmogorov- Smirnof berdasarkan nilai unstandardized residual e. Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS 16.0. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas 0,05 maka data 76 penelitian berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat berdasarkan output SPSS versi 16,0 seperti pada tabel berikut : Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan Variabel dependen Kredit Macet One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual N 100 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.92337910 Most Extreme Differences Absolute .058 Positive .058 Negative -.037 Kolmogorov-Smirnov Z .584 Asymp. Sig. 2-tailed .884 Test distribution is normal Berdasarkan tabel 4.15 pada baris Asymp. Sig untuk dua sisi diperoleh nilai signifikansi untuk kredit macet sebagai variabel dependen adalah sebesar 0,884 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima atau model regresi yang diperoleh berdistribusi normal. Di samping menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, analisis kenormalan data ini juga dapat dilihat pada grafik normalitas dan didukung dengan Plot of Regression Standardized Residual. Apabila grafik yang diperoleh berdasarkan output SPSS versi 16.0 ternyata titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Lebih jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut : 77 Gambar 4.1 Grafik Normalitas Gambar 4.2 Normal P-P Plot Berdasarkan gambar 4.2, titik-titik mendekati garis diagonal yang berarti bahwa model regresi berdistribusi normal. 78 2. Uji Multikolinearitas Syarat berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel bebasnya tidak memiliki hubungan sempurna atau tidak mengandung multikolinieritas. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen yang menjelaskan model regresi. Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat berdasarkan nilai variance inflation factor VIF. Antara variabel bebas dikatakan multikolinearitas apabila toleransinya 0,1 dan VIF 10. Hasil pengujian multikoliniaritas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas coefficient a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF constant Faktor Internal 1.000 1.000 Faktor eksternal 1.000 1.000 Dependen Variabel : kredit macet Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai Variance Inflaction Faktor VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas faktor internal dan eksternal nasabah yang mempengaruhi kredit macet pada PD.BPR BKK Wonosobo. 79 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan yang berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. Model yang bebas berdasarkan heteroskedastisitas memiliki grafik Scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y atau tidak adanya pola tertentu pada gambar Scatterplot 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Scatterplot Berdasarkan gambar scatterplot 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa titik yang membentuk pola berbentuk garis miring yang menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Dari gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memiliki gejala heteroskedastisitas. Untuk dapat membuktikan bahwa model regresi benar- benar tidak memiliki gejala heteroskedastisitas, maka diperlukan uji 80 statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Maka dari itu dilakukan pengujian dengan menggunakan uji glejser. Jika nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil dari uji glejser dengan menggunakan program SPSS 16 adalah sebagai berikut : Tabel 4.17 Hasil Uji Glejser coefficient a Model Unstandardized coefficient Standardized coeficient t Sig B Std.error Beta constant 1.394E-15 2.664 .000 1.000 Faktor internal .000 .042 .000 .000 1.000 Faktor Eksternal .000 .132 .000 .000 1.000 a. Dependent Variabel : AbRes Berdasarkan hasil uji glejser terlihat bahwa nilai probabilitas signifikansinya 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan spss versi 16 dapat dilihat pada tabel 4.18. 81 Tabel 4.18 Uji Autokorelasi Model Summary b model R RSquare Adjusted R Square Std Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .342 a .117 .099 1.94311 2.220 a. Predictors: Constant, faktor eksternal, faktor internal b. Dependent Variable: kredit macet Berdasarkan tabel 4.18 diketahui nilai DW Durbin Watson sebesar 2,220 lebih besar dari du yaitu 1,715 dan lebih kecil dari 4-du yaitu 4 - 1,715, artinya bahwa tidak ada autokorelasi positifnegatif, dengan kata lain tidak terdapat autokorelasi.

4.1.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda