Tingkat Efektivitas Penyuluhan X2

92 Tabel 22. Lanjutan Parameter Pengukuran 3. Pemahaman tentang cara pemeliharaan Tingkat pemahaman tentang cara pemeliharaan : a Memahami pentingnya pergantian air sebanyak 60 dalam 45 hari minimal 27 kali b Memahami ketentuan jumlah pupuk urea yang diperlukan c Memahami ketentuan jumlah pupuk TSP yang diperlukan d Memahami cara pengendalian hama penyakit. 4. Pemahaman tentang cara panen Tingkat pemahaman pembudidaya terhadap teknik panen : a Memahami ketentuan usia panen 40 – 45 hari b Memahamai manfaat pencucian rumput laut pada saat memanen c Memahami manfaat memisahkan bahan pencemar seperti pasir, kulit kerang, pecahan karang, lumut, sumpil dan lainnya dari produk rumput laut yang dipanen

b. Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut Y1.2

Pengembangan usaha budidaya rumput laut adalah tingkat upaya pembudidaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha melalui penggunaan teknik-teknik budidaya rumput laut polikultur tercantum pada Tabel 23. Tabel 23. Parameter dan Pengukuran Indikator Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut Parameter Pengukuran Kemampuan pembudidaya melakukan pengembangan usaha : a Memperbesar usaha b Menjalin hubungan kemitraan dengan perusahaandistributor Tingkat kesediaan pembudidaya terhadap pengembangan usaha rumput laut : a1 bersedia mengupayakan mendapatkan tambahan modal a2 bersedia menambah jumlah asset usaha : tambak, bibit, komoditas lainnya b1 bersedia menjalin kemitraan dengan dunia usaha, baik dalam budidaya, pengolahan maupun pemasaran rumput laut b2 bersedia menjalin kerjasama dengan pelaku pasar yang menguntungkan c Perbaikan sarana yang rusak c1 bersedia memperbaiki kerusakan pada sarana dan prasarana tambak c2 bersedia memperbaiki kerusakan pada peralatan kerja c3 bersedia mengontrol kualitas air di tambak d Dikelola sendiri e Penggunaan teknologi d1 bersedia mengontrol kinerja pekerja d2 bersedia terjun langsung dalam pengelolaan e1 bersedia menggunakan teknologi 93

c. Ketrampilan Teknis Budidaya Rumput Laut Y1.3

Ketrampilan teknis budidaya rumput laut adalah tingkat kemampuan pembudidaya menerapkan cara-cara produksi rumput laut polikultur sesuai ketentuan cara produksi yang dianjurkan rekomendasi penyuluhan. Tabel 24. Tabel 24. Parameter dan Pengukuran Indikator Ketrampilan Teknis Mengelola Usaha Budidaya Rumput Laut Parameter Pengukuran 1. Menyediakan tambak sesuai ketentuan persyaratan Tingkat penyediaan tambak sesuai ketentuanpersyaratan : a Menggunakan dua saluran air tambak keluar dan masuk yang berbeda tempat. b Menerapkan ketentuan kedalaman tambak kurang dari 1 meter. c Menggunakan lahan tambak yang di dasar tambaknya berpasir dan berlumpur. 2. Penerapan teknis penanaman Tingkat penerapan cara penanaman meliputi : a Melakukan secara rutin pengangkatan lumpur kuras b Menggunakan obat saponin c Melakukan penebaran bibit dengan cara 1 onsgenggam d Menebar bibit sebanyak 1- 1.5 ton per hektar d Menggunakan bibit yang masih muda e Menggunakan bibit yang bermutu 3. Penerapan cara pemeliharaan Tingkat penerapan cara pemeliharaan meliputi : a Sering mengganti air sebanyak 60 dalam 45 hari minimal 27 kali b Menggunakan pupuk urea yang diperlukan c Menggunakan pupuk TSP yang diperlukan d Melakukan pengendalian hama penyakit secara dini. 4. Penerapan cara panen Tingkat pelaksanaan pemanenan meliputi : a Memanen rumput laut pada umur 40 – 45 hari. b Melakukan pencucian rumput laut pada saat memanen c Melakukan sortasi pemisahan dari bahan pencemar seperti pasir, kulit kerang, pecahan karang, lumut, sumpil dan lainnya dari produk rumput laut yang dipanen

d. Ketrampilan Non Teknis Budidaya Rumput laut Y1.4

Ketrampilan non teknis budidaya rumput laut adalah tingkat kemampuan pembudidaya menerapkan manajemen produksi rumput laut polikultur yang dapat memaksimalkan produktivitas dan pendapatan yaitu tenagaman,danamodal 94 money, peralatanmesin machine, bahan material, dan metode method. Tabel 25. Tabel 25. Parameter dan Pengukuran Indikator Ketrampilan NonTeknis Mengelola Usaha Budidaya Rumput Laut Parameter Pengukuran 1. Penerapan manajemen man Tingkat penerapan manajemen man : a Mengadakan kerjasama dengan pelaku pemasaran b mengadakan kerjsasama dengan pekerjaburuh c Mempekerjakan pekerja panen yang terlatih yang mampu menghasilkan rumput laut bermutu. 2. Penerapan manajemen Money Tingkat penerapan manajemen money meliputi : a Mengalokasikan sebagian pendapatan untuk membiayai operasional usaha b Selalu menyiapkan dana yang cukup dalam setiap kegiatan usaha 3. Penerapan manajemen machine Tingkat penerapan manajemen machine : a Menggunakan peralatan berteknologi canggih untuk membantu memperlancar pergantian air b Menggunakan pintu saluran tambak yang tepat 4. Penerapan manajemen material Tingkat penerapan manajemen material : a Menggunakan peralatan panen yang layakstandar untuk menghasilkan produk bermutu b Menggunakan sarana alat angkut tidak dipanggul 5. Penerapan manajemen methode Tingkat penerapan manajemen methode : a Menerapkan teknikcara yang dianjurkan petugaspenyuluh b Mengikuti perkembangan teknik anjuranmitra petugaspenyuluh e Motif Berusaha Y1.5 Motif berusaha adalah dorongan-dorongan pribadi yang mendorong pembudidaya mengikuti permintaan standar mutu produk, berupaya memperbesar usaha, meningkatkan prestasi, menjalin dengan pasar yang lebih kompetitif. Tabel 26. Parameter dan Pengukuran Indikator Motif Berusaha Budidaya Rumput Laut Parameter Pengukuran Dorongan meraih usaha rumput laut yang lebih maju Tingkat upaya pembudidaya meraih usaha yang lebih maju dengan cara : a Dorongan mengikuti permintaan standar produk dari konsumen b Dorongan mengelola rumput laut sebagai focus usaha c Memperbesar usaha d Meningkatkan prestasi usaha 95 e Menjalin hubungan pemasaran yang lebih kompetitif

e. Pemecahan Masalah Y1.5

Pemecahan masalah adalah kemampuan pembudidaya dalam mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan dalam usaha budidaya rumput laut polikultur. Tabel 27. Tabel 27. Parameter dan Pengukuran Indikator Pemecahan Masalah Parameter Pengukuran Kemampuan mengatasi masalah dalam usaha 1. Perubahan harga 2. Serangan hama 3. Permintaan mutu Tingkat kemampuan mengatasi hambatan dan kesulitan dalam usaha rumput laut, meliputi : 1.1. Penyimpan hasil panen pada saat jatuhnya harga 2.1. Melakukan upaya pencegahan munculnya hama hingga berhasil 3.1. Melakukan perbaikan melalui penggunaan sarana saprotam, transportasi 3.2. Melakukan perbaikan melalui cara penggunaan peralatan waring

f. Adaptasi Lingkungan Y1.6

Adaptasi lingkungan adalah kemampuan dinamis pembudidaya dalam mempertahankan usaha budidaya rumput laut sesuai lingkungannya yang meliputi sosial, musim, maupun pasar. Tabel 28. Tabel 28. Parameter dan Pengukuran Indikator Adaptasi Lingkungan Parameter Pengukuran Kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan: 1. Musim 2. Lingkungan sosial 3. Pasar Tingkat kemampuan menyesuaikan usaha rumput lautnya secara dinamis dengan perubahan lingkungan : 1.1. Mampu menurunkan tingginya tingkat salinitas air tambak pada musim kemarau 1.2 Mampu mengurangi kadar air payautawar pada musim penghujan 2.1. Mampu mengikuti kegiatan kelompok 2.2. Mampu mengikuti perkembangan dalam kelompok 3.1. Mampu mengikuti permintaan konsumen distributor 3.2. Mampu mengikuti perubahan aturan standar yang diberlakukan konsumendistributor 96 5. Tingkat Produktivitas Rumput Laut Y2 Produktivitas adalah kemampuan pembudidaya dalam mendayagunakan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Tabel 29. Tabel 29. Indikator, Parameter dan Pengukuran Peubah Produktivitas Rumput Laut Indikator peubah Parameter Pengukuran Y2.1. Jumlah Produksi a Jumlah produk rumput laut yang dihasilkan a Jumlah panen rumput laut kering per kilogram per hektar per siklus kghapanen Y2.2. Mutu produk a Tingkat kontaminasi bahan pencemar b Kemampuan meraih mutu produk a Banyaknya jumlah bahan pencemar yang mencemari kualitas produk seperti pasir, karang, lumut, sumpil, dan unsur lainnya seperti plastic, kayu b b1 Kemampuan menghasilkan produk yang kering penjemuran 2 hari. b2 Kemampuan menghasilkan produk yang berumur usia lebih dari 1 bulan Y2.3. Diversifikasi Usaha Banyaknya komoditas polikultur yang diusahakan Banyaknya jumlah produk budidaya yang dihasilkan dari tambak, antara lain : dua produk, tiga produk, empat produk

6. Tingkat Pendapatan Usaha Budidaya Rumput Laut Y3

Pendapatan adalah kemampuan memperoleh penghasilan yang diperoleh dari penjualan produk rumput laut yang diusahakan secara polikultur dengan komoditas perikanan lainnya. Tabel 30. Tabel 30. Indikator Peubah dan Parameter Peubah Pendapatan Usaha Rumput Laut Indikator peubah Parameter Pengkukuran Y3.1. Jumlah pendapatan produk rumput laut Jumlah pendapatan bersih rata- rata dalam satu tahun terakhir. Jumlah rupiah hasil penjualan rumput laut kering per bulan rupiahhektarbulan 97 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian pembudidaya rumput laut Gracillaria sp di wilayah perairan pantai utara Pulau Jawa dilakukan di dua Provinsi yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. Provinsi Jawa Barat sentra budidaya rumput laut Gracillaria sp di Kabupaten Bekasi, sedangkan Provinsi Jawa Tengah sentra budidaya rumput laut Gracillaria sp di Kabupaten Brebes. Bekasi dan Brebes menjadi lokasi penelitian yang terpilih. Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat Bekasi merupakan salah satu dari Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografi Kabupaten Bekasi berada pada posisi 106 ⁰58‟ 5‟‟ - 107⁰17‟ 45‟‟ bujur timur dan 05 ⁰54‟ 50‟‟ - 06⁰29‟ 15‟‟ lintang selatan. Sebelah Utara Kabupaten Bekasi berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Sebelah Barat Kabupaten Bekasi berbatasan dengan DKI Jakarta, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang http:bekasikota.bps.go.id. Kabupaten Bekasi memiliki ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Letak Kota Bekasi yang sangat strategis merupakan keuntungan bagi Kota Bekasi terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kemudahan dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi di Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi menjadi salah satu daerah penyeimbang DKI Jakarta. Sepanjang tahun 2009 keadaan iklim di Kota Bekasi cenderung panas, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari. yaitu masing-masing tercatat 311 mm dan 302 mm dengan jumlah hari hujan masing-masing 10 hari. Sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 0 mm, dengan kata lain tidak ada hari hujan sama sekali. Total curah hujan yang tercatat sepanjang tahun 2009 adalah 1.518 mm. 98 Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Brebes merupakan salah satu Kabupaten di Provnsi Jawa Tengah. Kabupaten Brebes terletak di bagian utara dan wilayahnya terletak pada posisi paling barat di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Brebes terletak diantara 108 ⁰41⁰ 37‟7‟‟ - 109⁰ 11 28,92‟‟ bujur timur dan 6⁰44⁰ 56‟5‟‟ - 7⁰ 20 51,48‟‟ lintang selatan. Sebelah barat Kabupaten Brebes berbatasan dengan Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Sebelah Utara Kabupaten Brebes berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Ibu kota Kabupaten Brebes berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan air laut. Luas lahan Kabupaten Brebes sebesar 166.117 hektar yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan serta perbukitan. Lahan yang paling terluas adalah tanah sawah sebesar 63.471 hektar sedangkan luas lahan yang paling terkecil adalah tambak besar 7.646 hektar. Jenis tanah Kabupaten Brebes sebagian besar alluvial kelabu sebanyak 42.426 hektar yang digunakan untuk perikanan, pertanian, perkebunan dan lain-lain. Jumlah penduduk pada Tahun 2010 sebanyak 1.736.331 orang yang terdiri dari 873.794 laki-laki dan 862.537 perempuan. Komposisi penduduk menunjukkan piramida dengan penduduk usia muda lebih besar dibandingkan usia tua. Tingkat pendidikan penduduknya sangat beragam. Kabupaten Brebes memiliki potensi perikanan laut dan perikanan air payau yang terpusat di Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjut dan Losari. Perikanan laut yang paling berkembang adalah kegiatan penangkapan dibandingkan budidaya laut. Perikanan air payau berbentuk usaha budidaya tambak diusahakan pada tambak seluas 12.748,16 hektar berada disepanjang Pantai Utara Pantura. Usaha budidaya tambak Kabupaten Brebes diusahakan secara polikultur dengan komoditas rumput laut, ikan bandeng dan udang. Pada Tahun 2010 komoditas rumput laut menjadi komoditas andalan para pembudidaya dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Luas tambak Kabupaten Brebes paling terluas di Kecamatan Brebes sebesar 3.874,92 hektar dibandingkan Kecamatan-Kecamatan lainnya.