48
BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi verbal
dengan perilaku membacakan cerita pada anak, dengan ρ
xy
= 0,638 dan p value 0,05 tabel 11. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hariweni,
dikemukakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi. Ibu yang berpengetahuan baik, memiliki
sikap yang baik dan perilaku yang baik pula. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya prosentase ibu dengan tingkat pengetahuan yang tinggi 80,9 dan
yang berperilaku baik 50,5 Hariweni, 2003. Menurut Notoatmodjo 2007, bahwa pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior, dan Rogers 1974 yang dikutip oleh Notoatmodjo 2007
menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long
lasting namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan
berlangsung lama Notoatmodjo, 2007. Pada penelitian ini bila tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi verbal
dikaitkan dengan karakteristik responden, yaitu pendidikan, usia, jumlah anak dan balita, pekerjaan, dan informasi, dapat diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Faktor pendidikan Pada penelitian ini diperoleh hasil 25 responden mempunyai
pendidikan rendah, sedangkan 45,8 responden berpendidikan sedang, dan sisanya sebanyak 29,2 berpendidikan tinggi. Berdasarkan hasil Statistik
Kesejahteraan Rakyat SKR tahun 2000, proporsi penduduk wanita yang berpendidikan rendah adalah sebesar 52,7, berpendidikan sedang sebesar
12,8, dan berpendidikan tinggi sebesar 2,6 Badan Pusat Statistik, 2000. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian ini, tampak responden
yang berpendidikan sedang dan berpendidikan tinggi memiliki proporsi yang lebih besar, sedangkan responden yang berpendidikan rendah memiliki
proporsi jauh lebih sedikit daripada hasil SKR tahun 2000. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan
pengetahuan stimulasi verbal yang bermakna atas faktor pendidikan tabel 12. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka seseorang akan dapat lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan menyerap kemajuan teknologi. Marpaung mengemukakan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan
tingkat pengetahuan tentang stimulasi pada anak. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik tingkat pengetahuan tentang
stimulasi Marpaung, 1999.
2. Faktor usia Responden pada penelitian ini sebagian besar 94,4 berusia antara
20-35 tahun, yaitu berada pada usia reproduktif. Usia 20-35 tahun pada wanita merupakan usia reproduktif dan berada pada usia melahirkan yang
dianjurkan Hartanto, 2004. Usia reproduktif sangat berpengaruh terhadap pengetahuan tentang perkembangan anak dan praktek-praktek pengasuhan
anak Lubis, 1990. Menurut Hurclok 2004 semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja
.
Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan pengetahuan tentang stimulasi verbal yang bermakna atas faktor usia tabel 12, hal ini tidak
sesuai dengan penelitian dari Lubis yang mendapatkan hubungan signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang imunisasi dengan usia
ibu. Namun tidak selalu ibu dengan usia yang lebih tua memiliki tingkat pengetahun yang lebih tinggi, hal ini dapat disebabkan karena ibu tidak
memilki pendidikan yang tinggi pula. Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan
lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut Soekanto, 2003.
3. Faktor pekerjaan
Jumlah ibu yang bekerja pada penelitian ini sebesar 56,9 dan yang tidak bekerja sebesar 43,1. Perkembangan perekonomian dan
meningkatnya taraf pendidikan serta keterampilan wanita Indonesia, semakin membuka lapangan kerja untuk wanita dan semakin banyak ibu
yang bekerja di luar rumah. Terdapat alasan lain yang menyebabkan banyaknya wanita bekerja. Adanya krisis ekonomi di Indonesia
mengharuskan sebagian besar kaum ibu untuk ikut bekerja mencari nafkah. Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas 1999 diperoleh bahwa
tingkat partisipasi angkatan kerja 49,2 adalah wanita, dengan rincian 85,8 di sektor formal dan 14,2 di sektor informal Badan Pusat Statistik,
2000. Tidak terdapat perbedaan pengetahuan tentang stimulasi verbal yang
bermakna atas faktor pekerjaan tabel 12, ibu yang bekerja memiliki tingkat pengetahuan tinggi 28 sedangkan yang tidak bekerja yang memiliki
pengetahuan tinggi 16,8. Apabila orang bekerja, ia akan memperoleh penghasilan yang lebih, meskipun penghasilan tidak berpengaruh langsung
terhadap pengetahuan seseorang
.
Namun apabila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu menyediakan sumber-sumber informasi
atau mempunyai kemudahan dalam mengakses informasi. Pada penelitian ini, dapat saja ibu yang bekerja memilki tingkat
pendidikan yang tinggi. Atau ibu yang tidak bekerja memiliki tingkat pendidikan yang tinggi pula. Berdasarkan analisis sebelumnya dibuktikan
bahwa pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan. Karena alasan tersebut, pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan
yang bermakna atas faktor pekerjaan. 4. Jumlah anak dan balita
Sebagian besar responden memiliki satu sampai dua anak sebesar 81,9, sedangkan yang memiliki anak lebih dari dua orang sebesar 18,06.
Begitu pula dengan jumlah balita yang dimiliki, sebagian besar responden memiliki satu sampai dua anak sebesar 95,9. Terdapat perbedaan
pengetahuan yang bermakna atas faktor jumlah anak p0,05, namun berlaku sebaliknya untuk faktor jumlah balita p0,05. Banyaknya anak
dapat mempengaruhi pengalaman ibu dalam pengasuhan anak, karena pengalaman merupakan salah faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Soekanto, 2003. 5. Faktor informasi
Responden yang pernah memperoleh informasi tentang stimulasi tumbuh kembang adalah sebesar 70,8 sedangkan yang tidak pernah adalah
sebesar 29,2. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu akan pentingnya informasi sangat tinggi. Terdapat perbedaan pengetahuan ibu tentang
stimulasi verbal yang signifikan atas faktor informasi tabel 12. Ibu yang pernah memperoleh informasi tentang stimulasi tumbuh kembang memiliki
tingkat pengetahuan yang lebih tinggi 70,8 daripada yang tidak pernah memperoleh informasi 29,2. Karena dengan banyaknya informasi yang
diperoleh, maka semakin bertambah pula pengetahuan seseorang Depkes
RI, 2009. Sedangkan informasi itu sendiri tidak harus diperoleh dari bangku sekolah atau kuliah saja, tetapi informasi juga dapat diperoleh
melalui kenyataan dari mendengar atau melihat sendiri, serta melalui surat kabar, radio dan televisi Soekanto, 2003.
Apabila perilaku membacakan cerita pada anak dikaitkan dengan karakteristik responden, yaitu pendidikan, usia, pekerjaan, jumlah anak, jumlah
balita dan informasi, maka hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan perilaku yang bermakna atas faktor-faktor tersebut, kecuali faktor pendidikan. Menurut
Y.B Mantra yang dikutip Notoadmojo 2007, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup. Pendidikan juga
mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan Notoatmodjo, 2007. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan yang baik
pula. Dan pengetahuan merupakan salah satu faktor bagi terwujudnya perilaku yang baik. Rogers 1974 yang dikutip oleh Notoatmodjo 2007
menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long
lasting namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan
berlangsung lama Notoatmodjo, 2007.
54
BAB VI PENUTUP