NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

  NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO

DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

  

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh:

SILVANA DIAH

NIM 111-11-200

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

mOttO

  beRSyuKuRLah dengan aPa yang Kamu miLiKi Saat ini KaRena itu Semua meRuPaKan titiPan daRi aLLah Swt

  JiKa Kita tidaK menSyuKuRinya maKa aLLah aKan mengambiLnya KembaLi

  

mOttO

  beRSyuKuRLah dengan aPa yang Kamu miLiKi Saat ini KaRena itu Semua meRuPaKan titiPan daRi aLLah Swt

  JiKa Kita tidaK menSyuKuRinya maKa aLLah aKan mengambiLnya KembaLi

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segenap ketulusan, skripsi ini penulis persembahkan :

  1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penulisan skripsi ini

  2. Kepada orangtua saya Bapak Mahmudi dan Ibu Siti Rohmiatun yang selalu banting tulang untuk pendidikanku, terimakasih telah memberikan yang terbaik untuk masa depanku dan kepada kakak ku Sulistiyani S.Pd.I serta kedua adikku tersayang Aji Firmansyah serta Novia Rahmadani yang telah memberikan motivasi setiap hari tanpa mengenal lelah

  Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A

  3. Kepada Bapak . Selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan saya, terimakasih telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini

  4. Kepada seluruh dosenku yang telah memberikan bimbingan dan berbagai macam ilmu pengetahuan telah saya dapatkan disini, semoga ilmu ini bermanfaat bagiku dan masyarakat

  5. Kepada teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2011: Yogi, Hidayah, Miftach, Sinta, Rofiqoh, Cahyo dan yang tidak bisa disebutkan satu- persatu, yang senantiasa memberikan semangat dan saling membantu demi keberhasilan kita bersama.

  6. Pembaca yang budiman

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

  melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang peneliti susun dalam bentuk skripsi. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun umatnya dari zaman kegelapan sampai zaman yang terang benderang ini.

  Skripsi ini peneliti susun dalam rangka memenuhi tugas guna melengkapi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BROKOHAN

  

DI DUSUN KADIPIRO DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”.

  Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan berbagai dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati perkenenkan peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga 3. Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Progdi PAI.

  4. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A selaku dosen pembimbing yang telah

  meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta membantu kelancaran penyusunan skripsi ini

  5. Segenap dosen dan civitas Akademik IAIN Salatiga yang telah membantu kelancaran peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

  

6. Seluruh warga masyarakat Dusun Kadipiro Desa KarangTengah Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang.

  Hanya ucapan terima kasih yang bisa peneliti haturkan, semoga Allah membalas ketulusan mereka dan senantiasa memberikan kemudahan kepada kita semua.

  ABSTRAK

  Diah, Silvana, 2015. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan Di

  Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:

  Kata Kunci: Nilai Pendidikan Islam, Tradisi Brokohan Pada dasarnya setiap manusia ditakdirkan untuk memperoleh keturunan dari suatu perkawinan yang sah menurut agama Islam. Oleh karena itu diperlukan adanya keturunan yang nantinya akan menjadi generasi penerus baginya. Proses untuk memperoleh keturunan dapat melalui beberapa fase yaitu perkawinan, kehamilan dan kelahiran. Dalam Agama Islam hari kelahiran Nabi Muhammad SAW selalu diperingati oleh umat Islam dan manusia harus selalu bersyukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT masyarakat Jawa mengemasnya dalam bentuk tradisi Brokohan untuk menyambut kelahiran anak ke dunia ini. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi Brokohan.

  Penelitian ini hadir untuk mengungkap nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Brokohan. Fokus Penelitian ini adalah: 1) Bagaimana sejarah tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 2) Bagaimana Prosesi Tradisi Brokohan yang ada di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 3) Nilai-nilai Pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam tradisi Brokohan.

  Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data serta menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro, merupakan warisan budaya turun-temurun dari nenek moyang dan merupakan ajaran Rasulullah SAW. Di dalam prosesi tradisi Brokohan terdapat ritual mendhem (mengebumikan) ari-ari, ritual slametan Brokohan dan peletakan nasi Brokohan. Adapun nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi Brokohan adalah 1) nilai aqidah, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur bahwa segala nikmat pemberian Allah SWT 2) nilai ibadah yaitu doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT 3) nilai amaliah, masyarakat senantiasa bersadaqah 4) nilai ukhuwah Islamiyah, melibatkan banyak orang sehingga terjalin silaturahmi 5) nilai dakwah, menyampaikan ajaran Islam kepada orang-orang yang hadir

  DAFTAR ISI

LOGO…………………….………...………………………….……… i

HALAMAN JUDUL…….……………………………………………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING …..……………............................ iii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ….......…………………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ….………...………………. v

HALAMAN MOTTO …………………………….....………………… vi

PERSEMBAHAN……………………………………………………… vii

KATA PENGANTAR....…………………………………………........ viii

ABSTRAK….……...…………………………………………………... x

DAFTAR ISI……………………………………….…………………... xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………...... xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………

  1 B. Fokus Penelitian………………………………..………......

  5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………...

  5 D. Kegunaan Penelitian……..………………………………… 5

  E. Penegasan Istilah…………………………………………… 6

  F. Metode Penelitian………………………………………..

  7

  1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian…………

  7

  2. Kehadiran Peneliti……………………………………

  8 3. Lokasi Penelitian……………………………………..

  8 4. Sumber Data………………………………………….

  8

  5. Prosedur Pengumpulan Data…………………………

  9 6. Analisis Data………………………………………….

  10

  7. Pengecekan Keabsahan Data…………………………

  11

  8. Tahap - tahap Penelitian………………………………

  12 G. Sistematika Penulisan…………………………….............

  13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam……………………………..

  15 1. Pengertian Nilai……………………………………....

  15

  2. Pengertian Pendidikan Islam…………………………

  17 3. Pengertian Nilai Pendidikan Islam…………………...

  19 B. Konsep Ritual…………………………………………….

  20 C. Penelitian Terdahulu………………………………………

  29 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data…………………………………………….

  32

  1. Letak Geografis Dusun Kadipiro……………………

  32

  2. Keadaan Demografi…………………………………

  33 3. Keadaan Sosial Budaya……………………………...

  36 4. Kegiatan Keagamaan masyarakat…………………....

  36

  B. Temuan Penelitian…………………………………………

  54 D. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Brokohan……. 55

  64 DAFTAR PUSTAKA

  63 B. Saran………………………………………………………..

  E. Kesimpulan………………………………………………….. 62

  5. Nilai Dakwah…………………………………………… 60

  4. Nilai Ukhuwah Islamiyah………………………………. 59

  3. Nilai Amaliah…………………………………………… 59

  2. Nilai Ibadah…….………………………………………. 57

  1. Nilai Aqidah……………………………………………. 55

  3. Peletakan Nasi Brokohan………………………………

  38

  2. Ritual Slametan Brokohan……………………………… 50

  1. Mendem Atau Mengebumikan Ari-Ari…………………. 49

  C. Ritual Dalam Tradisi Brokohan…………………………….. 49

  B. Tradisi Brokohan: Ritual Kolektif………………………….. 48

  A. Pendahuluan………………………………………………… 47

  40 BAB IV TRADISI BROKOHAN DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

  2. Prosesi Tradisi Brokohan………………………………

  38

  1. Sejarah Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro…………

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

  Tabel I. Daftar Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin………. 31 Tabel II. Daftar Pemeluk Agama…………………………………… 32 Tabel III. Daftar Mata Pencaharian Penduduk……………………… 33

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Pedoman Wawancara Lampiran 2. Daftar Nilai SKK Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian Lampiran 5. Surat Pernyataan Penelitian Lampiran 6. Surat Tugas Pembimbing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia ditakdirkan untuk memperoleh

  keturunan dari suatu perkawinan yang sah menurut agama Islam.Hal tersebut dilakukan karena adanya sebuah keinginan dari setiap individu baik itu laki-laki maupun perempuan untuk dapat memperoleh seorang keturunan yang berasal dari darah dagingnya sendiri. Hakikat dari sebuah perkawinan ialah untuk menjadikan dirinya sempurna karena telah memiliki seorang suami atau istri yang nantinya akan memberinya keturunan. Manusia tidak dapat menebak kapan ajal akan menjemputnya. Oleh karena itu diperlukan adanya keturunan yang nantinya akan menjadi generasi penerus baginya. Proses untuk memperoleh keturunan dapat melalui beberapa fase yaitu perkawinan, kehamilan dan kelahiran.

  Kebudayaan adalah warisan sosial yang hanya dapat dimiliki oleh masyarakat dengan cara melestarikannya. Ada cara-cara tertentu yang dimiliki setiap masyarakat untuk memaksa warganyamelestarikan kebudayaan yang di dalamnya terkandung norma-norma serta nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat yang bersangkutan.

  Mematuhi norma serta menjunjung tinggi nilai-nilai menjadi pentingdemi kelestarian hidup bermasyarakat.

  Dalam masyarakat yang sudah berkembang, khususnya di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, norma-norma dan nilai-nilai kehidupan dapat dipelajari melalui jalur pendidikan, baik secara formal maupun nonformal.Di samping pendidikan formal dan non formal tersebut, ada satu sarana sosialisasi bagi masyarakat yang disebut upacara tradisional.Penyelenggaraan upacara ini penting untuk pembinaan sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.Salah satu fungsinya antara lainadalah sebagai penguat norma-norma, serta nilai-nilai budaya yang telah berlaku turun-temurun (Purwadi, 2005:2).

  Menurut Koentjaraningrat (1984:5), kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud, yaitu: (1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya (2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat dan (3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Kebudayaan mempunyai berbagai bentuk dan beberapa unsur.Salah satu unsur diantara unsur-unsur atau nilai yang ada dalam kebudayaan adalah sistem religi atau kepercayaan.Dalam agama Islam, Nabi Muhamad SAW merupakan rosul pembawa ajaran Islam di muka bumi, sehingga hari kelahirannya diperingati oleh umat Islam, karena Nabi Muhamad SAW sebagai pembawa kebenaran. Selain itu dalam ajaran Islam disebutkan bahwa manusia harus selalu bersyukur atas segala sesuatu yang telah diberikan oleh Tuhan. Oleh sebab itu, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan masyarakat Jawa mengemasnya dalam bentuk tradisi Brokohan untuk menyambut kelahiran anak ke dunia ini. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7:

  

            

  Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (Q.S. Ibrahim:7).

  Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan dan nilai-nilai pendidikan Islam dari tradisi Brokohan untuk menyambut kelahiran anak kedunia yang telah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dimana anggapan dari masyarakat setempat yang mayoritas beragama Islam bahwa pelaksanaan dari kegiatan tradisi Brokohan tersebut masih mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.

  Dalam upacara brokohan, pada umumnya terdapat beberapa ritual. Keluarga menyelenggarakan kenduri dengan mengeluarkan sedekah atau sesaji yang berupa nasi ambeng (jawa, nasi yang ditanak pada periuk atau kuali hingga matang tanpa dikukus menggunakan dandang) yang disajikan bersamaan dengan urap sayuran komplit, jenang abang putih, jajan

  

pasarkomplit dan lain-lain. Sedekah atau sesaji tersebut masing-masing

  memiliki makna tersendiri.Kenduri ini terutama dihadiri oleh ibu-ibu yang secara bersama-sama mendoakan ibu baru dan bayi yang baru lahir tersebut.

  Di beberapa daerah mungkin sesaji atau sedekah yang dikeluarkan berbeda-beda namun pada dasarnya adalah sama yaitu sebagai bentuk ucapan rasa syukur. Brokohan juga ada yan disertai dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an.Tujuan dari upacara brokohan ini pada dasarnya selain sebagai ucapan rasa syukur atas kelahiran bayi juga memiliki maksud agar bayi yang baru lahir tumbuh dengan kepribadian baik serta berguna bagi keluarga, agama dan negara.

  Bertitik tolak dari latar belakang tersebut dalam penelitian ini, peneliti menngambil judul skripsi “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

  

DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO DESA

KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2015”

  B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka yang menjadi topik permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sejarahtradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  2. Bagaimana prosesi tradisi Brokohan yang ada di masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  3. Apa nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Brokohan yang ada di masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan:

  1. Untuk mengetahui sejarah tradisi Brokohan di Dususn Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui prosesi tradisi Brokohan yang ada di masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  3. Untuk Mengetahui nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Brokohan yang ada di masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

  1. Bagi Pemerintah, Hasil penelitian ini dapat berguna untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang terdapat di Indonesia.

  2. Bagi Masyarakat, Sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan masyarakat agar tetap menjaga tradisi dan adat istiadat peninggalan orang-orang Jawa yang ada sampai saat ini.

  3. Bagi IAIN Salatiga, Untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bagi Peneliti, Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.

  E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis akan mengartikan beberapa kata yaitu:

  1. Nilai Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, tentang tujuan budaya yang akan dibangun bersama melalui bahasa, simbol dan pesan-pesan verbal maupun non verbal. Nilai merupakan unsur penting dalam kebudayaan, nilai juga membimbing manusia untuk menentukan apakah sesuatu itu boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan (Liliweri, 2003:82).

  2. Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani (Gunawan, 2014:8).

  3. Tradisi Istilah tradisi mengandung pengertian tentang adanya kaitan masa lalu dengan masa sekarang.Ia menunjuk kepada sesuatu yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan wujudnya masih ada hingga sekarang (Syam, 2005:277).

  4. Brokohan Brokohan itu asal katanya dari bahasa Arab yaitu ”barokah”

  ﺔﻛﺮﺑ

  yang artinya adalah mengharapkan berkah dari Tuhan(Aizid, 2015:121)

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Jenis Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati ( Moleong, 2011:4).

  Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, peranan, nilai dan tindakan secara menyeluruh. Penelitian ini biasanya menggunakan metode yang biasanya dimanfaatkan oleh peneliti lain yaitu dengan metode wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen

  Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2011:11).

  Dalam penelitian kualitatif ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersikap deskriptif yang berada di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangatlah penting. Peneliti bertindak sebagai instrument langsung sekaliguspengumpul data.

  Peneliti dalam penelitian ini bertindak secara langsung ke lapangan sehingga mendapatkan data yang riil dan akurat.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Sebuah Dusun yang tradisi Brokohannya masih begitu melekat.Alasan tersebutlah yang menjadikan penulis ingin melakukan penelitian di Dusun tersebut.

  4. Sumber Data

  Dalam penelitian ini penulis dapat memperoleh informasi data dari beberapa literatur buku maupun jurnal sebagai bahan teoritik dan memperoleh sumber informasi riil dari proses data observasi dan wawancara yang peneliti lakukan secara langsung yang kemudian dianalisis.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode di antaranya: a. Metode Observasi

  Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Sudaryono, 2013:38).Metode ini penulis gunakan untuk meperoleh data secara langsung tentang Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2015.Penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai keterkaitan antara nilai-nilai pendidikan Islam dengan tradisi Brokohan.

  b. Metode Wawancara Wawancara adalah suatu alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya

  (Sudaryono, 2013:35).Jadi disini harus terjadi kontak langsung antar instrument dan peneliti pewawancara yaitu orang yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai adalah orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

  c. Metode Dokumentasi Dalam memperluas pengumpulan data, tehnik ini sangat dibutuhkan. Jadi, “Tehnik ini adalah cara pengumpulan data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data yang relevan (Sudaryono, 2013:41).Metode ini digunakan untuk lebih memperluas pengamatan dan pengumpulan data terhadap sesuatu yang diselidiki oleh peneliti.

6. Analisis Data

  Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis (Suprayogo dan Tobroni, 2001:192). Kegiatan-kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi:

  a. Menetapkan fokus penelitian

  b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya e. Penetapan sasarn-sasaran pengumpulan data berikutnya

  Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Jadi,“ Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan (verifikasi)” (Milles, 1992:16-18).

  Secara garis besar, teknik analisis data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diseleksi.Jika terdapat data yang tidak diperlukan, data tersebut direduksi.Setelah data baru hasil reduksi baik, selanjutnya ditarik kesimpulan, yang merupakan hasil akhir atau jawaban terhadap judul.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan kriteria kredibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dala latar penelitian. Menurut Moloeng (2011:327), pemeriksaan keabsahan data yaitu:

  a. Perpanjangan keikutsertaan

  b. Ketekunan pengamatan

  c. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi d. Analisis kasus negatif

  e. Kecakupan referensional

  f. Pengecekan anggota

  g. Uraian rinci

  h. Auditing

8. Tahap-tahap penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

  a. Tahap Pra lapangan 1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian 3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing

  b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: 1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian 3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan

  c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan: 1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2) Pengecekan keabsahan data

  d. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian 2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi 4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian

  5) Ujian munaqosyah skripsi

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan Subyek, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data serta Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam B. Konsep Ritual C. Penelitian Terdahulu BAB III HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi gambaran umum Dusun Kadipiro, Keadaan Sosial Masyarakat, serta Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro. BAB IV ANALISIS DATA Meliputi analisis tentang Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan serta pembahasan

  BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan data dan saran.Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam

1. Pengertian Nilai

  Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1999:677). Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Pada hakikatnya nilai akan memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial manusia sehari-hari.

  Nilai bersifat ideal, abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indera, sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut.Nilai juga bukan fakta yang berbentuk kenyataan dan konkret.Oleh karena itu masalah nilai bukan soal benar dan salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau tidak, sehingga bersifat subjektif.Adapun dalam masyarakat yang dibahas adalah nilai inti (score value), nilai inti ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok yang jumlahnya cukup besar, orang-orang itu benar-benar menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berperilaku (Munandar, 1995:25).

  Liliweri (2003:82) mendefinisikan nilai sebagai berikut, Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, tentang tujuan budaya yang akan dibangun bersama melalui bahasa, simbol dan pesan-pesan verbal maupun non verbal. Nilai merupakan unsur penting dalam kebudayaan, nilai juga membimbing manusia untuk menentukan apakah sesuatu itu boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

  Menurut Sykur (1996:22-13) pengertian nilai dari segi filsafat dipahami dalam dua arti yaitu, yang pertama arti ekonomis yaitu yang berhubungan dengan kualitas atau harga suatu barang. Arti yang kedua yaitu tentang nilai-nilai Islami, ada dua cara untuk menentukan substansi nilai- nilai Islam; yang pertama lewat kajian ilmiah tentang sikap dan dan tingkah laku orang-orang muslim.Pendekatan nilai-nilai ajaran Islam semacam ini memang beguna untuk mengetahui sejauh mana seorang Muslim mengikuti ajaran.Cara kedua adalah merujuk kepada sumber aslinya, yaitu Al-Qur’an dan al-Hadits. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Sjarkawi (2009:29).

  a. Nilai moral

  b. Nilai sosial

  c. Nilai undang-undang

  d. Nilai agama Keempat nilai tersebut berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan, dari kebutuhan yang paling sederhana yakni kebutuhan akan fisik biologis, keamanan, harga diri dan yang terakhir kebutuhan jati diri.

  Menurut Thoha (1996:64) sumber nilai dalam kehidupan manusia yaitu, a. Nilai Illahi (nilai religi) yaitu nilai yang dititahkan Tuhan melalui para rasul-Nya, yang berbentuk takwa, iman, adil yang diabadikan dalam wahyu Illahi.

  b. Nilai Insani yaitu nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup berkembang dari peradaban manusia.

  Kedua nilai tersebut dilihat dari ruang lingkup hidup manusia sudah memadahi.Sebab, mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

2. Pengertian Pendidikan Islam

  Definisi pendidikan Islam yang diungkapkan oleh Ahmad Tafsir (2007:24) yaitu, “secara sederhana kata Islamdalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami yaitu pendidikan yang pendidikan yang berdasarkan Islam”.

  Pendidikan Islam menurut Gunawan (2014:8) adalah “suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani”.Pendidikan Islam adalah usaha yang lebih khusus dan ditekankan pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengajarkan ajaran Islam.

  Pendidikan Islam menurutn Muhaimin (2009:14) adalah “sistem pendidikan yang dikembangkan dan dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam”.

  Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah sebagaimana yang dikutip oleh Gunawan (2014:10) menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu:

  1. Tujuan Pendidikan jasmani ( al-ahdaf al jismiyah ). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah fi al-ardh.

  2. Tujuan pendidikan rohani dan agama (al-ahdaf al-ruhaniyah

  wai ahdaf al diniyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qur’ani yang diteladani oleh Nabi SAW sebagai perilaku perwujudan keagamaan.

  3. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-akliyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab- sebabnya, dengan menelaah ayat-ayatnya (baik qauliyah dan

  kauniyah).

  4. Tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi disini tercermin sebagai al-nas yang hidup pada masyarakat plural .

  Ke-empat tujuan pendidikan Islam ini harus diarahkan menuju pada kesempurnaan.Dan keempat tujuan ini tentu harus tetap dalam satu kesatuan yang tidak terpisah-pisah.

  Pendidikan Islam dapat terjadi di lingkungan keluarga, sekolah dan di masyarakat.Menurut Daradjat (2011:44) “masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan dan sangat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya”.Lingkungan masyarakat juga merupakan tempat bergaul sekaligus menerima pendidikan social bagi setiap keluarga yang ada di dalamnya. Dan agama sebagai sumber sosial normatif dapat dipahami sebagai substansi nilai yang erat kaitannya dengan aspek pengalaman dan sejumlah peristiwa sehari-hari. Biasanya melibatkan kepercayaan dan tanggapan pada sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia.

  Oleh karena itu, secara sosiologis agama menjadi penting dalam kehidupan manusia bermasyarakat.Pembinaan nilai agama dalam masyarakat dapat dilihat dari akhlak keluarga yang berada di dalamnya.

3. Pengertian Nilai Pendidikan Islam

  Menurut Ardhana dalam (Muhaimin, 1993:124), kehidupan manusia tidak lepas dari nilai, dan nilai itu selanjutnya perlu diinstitusikan.Institusionalisasi nilai yang terbaik adalah melalui upaya pendidikan. Hakikat pendidikan adalah proses tranformasi dan internalisasi nilai, proses pembiasaan terhadap nilai, proses rekonstruksi nilai, serta penyesuaian nilai.

  Nilai Pendidikan Islam bermakna sebagai konsep-konsep pendidikan yang dibangun berdasarkan ajaran Islam sebagai landasan etis, moral dan operasional pendidikan (Sarjono, 2005:137).Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat- sifat atau hal-hal yang melekat dalam pendidikan Islam yang digunakan manusia sebagai dasar untuk mengabdi pada Allah SWT.

  Ada beberapa butir nilai, hasil deduksi dari Al-Qur’an yang dapat dikembangkan untuk penerapan pendidikan Islam (Muhaimin, 2011:64) yaitu:

  a. Nilai Ibadah Penerapan dan pengembangan pendidikan Islam merupakan Ibadah.

  b. Nilai Ihsan

  Pendidikan Islam hendaknya dikembangkan untuk berbuat baik kepada semua pihak pada setiap generasi, disebabkan karena Allah Swt. telah berbuat baik kepada manusia dengan aneka nikmat-Nya, dan dilarang berbuat kerusakan dalam bentuk apapun.

  c. Nilai Kerahmatan Pendidikan Islam hendaknya ditujukan bagi kepentingan dan kemaslahatan seluruh umat manusia dan alam semesta.

  d. Nilai Amanah Pendidikan Islam adalah amanah dari Alah Swt. Sehingga, pengembangandan penerapannya dilakukan dengan niat, cara dan tujuan sebagaimana dikehendaki-Nya.

  e. Nilai Dakwah Pengembangan dan penerapan pendidikan Islam merupakan wujud dialog dakwah menyampaikan kebenaran Islam.

B. Konsep Ritual

1. Pengertian Ritual

  Menurut Koentjaraningrat (1990:190) upacara ritual atau ceremony adalah “sistem atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku di masyarakat dan berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi di dalam masyarakat yang bersangkutan”.

  Menurut Winnick dalam (Syam, 2005:17) ritual adalah “seperangkat tindakan yang dimantapkanmelalui tradisi. Ritus tidak sama dengan pemujaan, karena ritus merupakan tindakan yang bersifat keseharian”.

  Ritual dibagi menjadi dua yaitu dari segi tujuan (makna) dan cara (Djamari, 1993:http://blogspot.co.id/ritual-dan-institusiIslam.html diakses pada Sabtu,16 Mei 2015, pukul 13:12) WIB. Dari segi tujuan ritual dibagi menjadi tiga yaitu: a. Ritual yang tujuannya bersyukur kepada Tuhan.

  b. Ritual yang tujuannya mendekatkan diri kepada Tuhan agar mendapatkan keselamatan dan rahmat.

  c. Ritual yang tujuannya meminta ampun atas kesalahan yang dilakukan.

  Adapun dari segi cara, ritual dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

  a. Individual Sebagian ritual dilakukan secara perorangan, bahkan ada yang dilakukan dengan mengisolasi diri dari keramaian, seperti meditasi, bertapa, dan yoga.

  b. Kolektif Ritual yang dilakukan secara kolektif (umum), seperti khotbah, salat berjamaah, dan haji.

  Menurut Dhavamony dalam (Syam, 2005:19), ritual dibedakan menjadi empat macam, yaitu: a. Tindakan magi, yang dikaitkan dengan penggunaan bahan- bahan yang bekerja karena daya-daya mistis.

  b. Tindakan religius, kultus para leluhur juga bekerja dengan cara ini.

  c. Ritual konstitutif yang mengungkapkan atau mengubah hubungan sosial dengan merujuk pada pegertian-pengertian mistis, dengan cara ini upacara-upaca menjadi khas. d. Ritual faktitif yang meningkatkan produktivitas atau kekuatan, atau pemurnian dan perlindungan, atau dengan cara lain meningkatkan kesejahteraan materi suatu kelompok.

2. RitualSlametan

  Menurut Geertz (1981:11) “di pusat keseluruhan sistem agama Jawa, terdapat suatu ritus yang sederhana, formal, jauh dari keramaian dan dramatis itulah slametan”. Slametan adalah versi Jawa dari apa yang barangkali merupakan upacara keagamaan yang paling umum di dunia, ia melambangkan kesatuan mistis dan sosial mereka yang ikut serta di dalamnya.Slametan adalah ritus bagi mereka yang hidup (Beatty, 2001:42).

  Menurut Khalil (2008:278) penertian slametan adalah,“salah satu adat istiadat, sebagai ritual keagamaan yang paling populer di dalam masyarakat Islam Jawa yaitu upacara ritual komunal yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk peristiwa penting dalam kehidupan seseorang”. Slametan diyakini sebagai sarana spiritual yang mampu mengatasi segala bentuk krisis yang melanda serta bisa mendatangkan berkah bagi mereka. Menurut Aizid (2015:83) pengertian slametan adalah, kegiatan masyarakat Jawa yang biasanya digambarkan sebagai pesta ritual, baik upacara di rumah maupun di desa. Saat pelaksanaan slametan, sejumlah orang duduk melingkar di atas tikar untuk berdoa bersama. Selesai berdoa dilanjutkan makan bersama hidangan yang telah disiapkan, selain itu tuan rumah juga sudah menyiapkan bungkusan yang dibagi-bagikan kepada orang-orang yang hadir. Bungkusan tersebut berisi nasi beserta lauk-pauk dan makanan kecil.

  Kebanyakan slametan diselenggarakan di waktu malam, segera setelah matahari terbenam dan sembahyang magrib telah dilakukan oleh mereka yang mengamalkannya.Jika menyangkut kelahiran atau kematian, maka peristiwa itu sendirilah yang menentukan waktunya.

  Menurut Gerrtz (1981:38)Slametan terbagi dalam empat jenisyaitu:

  a. yang berkisar sekitar krisis-krisis kehidupan atau lingkaran hidup ( kelahiran, khitanan, perkawinan dan kematian).

  b. yang ada hubungannya dengan hari-hari raya Islam (Maulud Nabi, Idul Fitri, Idul Adha dan sebagainya).

Dokumen yang terkait

TRADISI BROKOHAN DALAM KELAHIRAN BAYI DI DESA INDRALOKA II KECAMATAN WAY KENANGA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

1 48 64

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQUR’AN MELALUIMETODE IQRO’ PADA SISWA KELAS II DI MI MA’ARIF KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

0 1 130

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

0 0 111

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

0 0 83

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 121

HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN REMAJA MASJID DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN LOPAIT DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 122

NILAI-NILAI INTRINSIK PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MALAM JUM’AT PAHING DI DESA MENGGORO KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG

0 0 86

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BARATAN DI DESA KRIYAN KECAMATAN KALINYAMAT KABUPATEN JEPARA TAHUN 2014 SKRIPSI

0 2 107

MODEL PENDIDIKAN ISLAM SUKU SAMIN DI DUSUN KARANGPACE DESA KLOPODUWUR KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 99