pendidikan berkelanjutan long life learning, c memahami visi, misi dan tujuan penyuluhan, dan d melakukan kerjasama dengan peneliti.
11 Kemampuan bidang keahlian diukur dari tingkat kemampuan dalam: a memahami masalah kependudukan dan program KB secara umum, b
memahami masalah kesehatan reproduksi, c menggerakkanmemotivasi kader, d menguasai perihal alatobatmetode kontrasepsi, e memahami
konseling KB, f melibatkan kaum laki-laki suami dalam penyuluhan KB, dan g memahami advokasi KB.
2. Motivasi PKB adalah dorongan yang berasal dari diri PKB itu sendiri dalam
upaya melaksanakan tugas dan fungsinya, yang mencakup empat aspek yakni: 1 dorongan berprestasi diukur dari tingkat keinginan dalam: a mencapai
prestasi unggul dalam bekerja, b meningkatkan keterampilan pemecahan masalah di bidang kerja, c melakukan inovasi dalam penyuluhan KB, dan
d berhasil menjalankan peran sebagai PKB. 2 dorongan berkompetensi diukur dari tingkat keinginan dalam: a
meningkatkan kemampuan penguasaan materi penyuluhan, b meningkatkan kemampuan memberikan konseling, c meningkatkan
kemampuan mengadvokasi, dan e meningkatkan kemampuan mengembangkan kelompok binaan.
3 dorongan berafiliasi diukur dari tingkat keinginan untuk: a dikenal oleh berbagai pihak di kalangan masyarakat, b membantu para keluarga
terutama keluarga miskin untuk hidup sejahtera, dan c bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan perilaku ber-KB masyarakat.
4 dorongan kekuasaanpengaruh diukur dari tingkat keinginan untuk: a memiliki wibawa dan kehormatan dari masyarakat, b mendapat status
sebagai tokoh masyarakat, dan c memperoleh jabatan yang lebih tinggi.
3. Lingkungan PKB adalah serangkaian kondisi di luar diri PKB yang dapat
memengaruhi pelaksanaan kerja, yang terdiri dari: 1 lingkungan fisik diukur dari tingkat ketersediaan: a bahan bacaan dan
audiovisual yang terkait dengan program KB, b sarana transportasi yang memudahkan kerja PKB, c sarana komunikasi penunjang kerja PKB, d
alat peraga, dan f berbagai jenis alatobatmetode kontrasepsi yang akan ditawarkan kepada PUS.
2 lingkungan sosial diukur dari tingkat dukungan yang diberikan oleh: a kelompok sasaran langsung PUS, b para tokoh agama, c para tokoh
informal di masyarakat setempat, d para kader, e media massa, dan f tenaga medis.
3 organisasi PKB diukur dari: a besaran organisasi, b rentang pengawasan, c struktur wewenang, d struktur komunikasi, e pola
kepemimpinan, dan f sistem ”reward dan punishment.” 4 lembaga diklat KB diukru dari: a tingkat kesesuaian kurikulum dengan
tugas dan fungsi PKB, b proses belajar, c tingkat kesesuaian materi dengan tugas dan fungsi PKB, d metode pelatihan, e kompetensi
pengajar, dan f ketersediaan sarana pelatihan dan prasarana pendukungnya.
5 dukungan Pemerintah kabupatenkota diukur dari: a tingkat pemahaman pejabat eksekutif dan legislatif tentang permasalahan KB di daerah
tersebut, b tingkat kesadaran mereka tentang pentingnya program KB, c kebijakan bentuk kelembagaan program KB yang dipilih, d alokasi
anggaran program KB, dan e penyediaan tenaga PKB.
4. Kinerja PKB adalah tingkat keberhasilan mereka dalam menjalankan tugas selaku penyuluh KB sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan yakni dalam
hal: 1 pelaksanaan aksi sosial diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a
menganalisis komunitas, b menetapkan masalah, c melaksanakan kegiatan pelayanan KB, dan d mengevaluasi kegiatan pelayanan KB.
2 pelaksanaan apresiasi keragaman budaya diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a memahami keragaman nilai-nilai sosial budaya masyarakat
setempat, dan b memahami keragaman etika dan moral. 3 pelaksanaan pembuatan program penyuluhan diukur dari tingkat
keberhasilan dalam: a mengumpulkan data sumberdaya dan potensi wilayah kerja, b merumuskan tujuan program penyuluhan, c menetapkan
masalah, d menetapkan cara mencapai tujuan, e melaksanakan penyuluhan, dan f mengevaluasi kegiatan penyuluhan.
4 pelaksanaan pemaduan sumberdaya lokal dengan kebutuhan masyarakat setempat diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a mengidentifikasi
sumebrdaya lokal yang tersedia, b mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, dan c memadukan antara sumberdaya lokal dengan
kebutuhan masyarakat setempat.
5 pelaksanaan pengelolaan informasi diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a mengumpulkan dan mencari informasi dari berbagai sumber, b
membuat media penyuluhan, dan c menggunakan metode belajar. 6 pelaksanaan membina relasi interpersonal diukur dari tingkat keberhasilan
dalam: a membina hubungan interpersonal dengan berbagai pihak dari instansi formal, b membina hubungan interpersonal dengan para tokoh
masyarakat, dan c membina hubungan informal dengan berbagai media massa.
7 pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan diukur dari tingkat pelaksanaan dalam: a memahami falsafah penyuluhan, b memahami prinsip
penyuluhan, dan c memahami etika penyuluhan. 8 pelaksanaan kepemimpinan diukur dari tingkat pelaksanaan dalam: a
memberikan arahan, b berkoordinasi, c melibatkan kader dan d memotivasi Kader KB.
9 pelaksanaan manajemen organisasi diukur dari tingkat pelaksanaan dalam: a memahami struktur organisasi penyuluhan KB, b memahami posisi
dan peran dalam organisasi, c mengembangkan organisasi, d memahami peran dan posisi organisasi di tingkat lokal, dan e memahami peran dan
posisi organisasi di tingkat provinsi dan nasional.
10 pelaksanaan profesionalisme diukur dari tingkat pelaksanaan dalam: a menumbuhkan komitmen pada etos kerja, b menumbuhkan komitmen
pendidikan berkelanjutan long life learning, c memahami visi, misi dan tujuan penyuluhan, dan d melakukan kerjasama dengan peneliti.
11 pelaksanaan bidang keahlian diukur dari tingkat pelaksanaan dalam: a memahami masalah kependudukan dan program KB secara umum, b
memahami masalah kesehatan reproduksi, c menggerakkanmemotivasi kader, d menguasai perihal alatobatmetode kontrasepsi, e memahami
konseling KB, f melibatkan kaum laki-laki suami dalam penyuluhan KB, dan g memahami advokasi KB.
5. Kinerja Kader KB adalah tingkat keberhasilan anggota masyarakat yang secara sukarela membantu mereka menjalankan tugas penyuluhan dan
pelayanan KB di tingkat DusunRWRT menurut pandanganpenilaian PKB. Indikatornya adalah tingkat keberhasilan dalam:
1 memberikan KIEkonseling KB diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a
menggali informasi kebutuhan klien, b memberi informasi kelebihan dan kelemahan masing-masing jenis alatobatmetode kontrasepsi, c bantuan
pengambilan keputusan KB, d mendampingi saat pelayanan KB, dan e mendampingi pasca pelayanan KB.
2 membentuk dan mengembangkan kelompok binaan diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a mendorong PUS setempat untuk membentuk
kelompok “3 Bina” Bina Keluarga BalitaBKB, Bina Keluarga RemajaBKR dan Bina Keluarga LansiaBKL, b mendorogn PUS
setempat untuk menghidupkan kegiatan kelompok “3 Bina”, dan c mendorong tokoh masyarakat untuk mendukung kegiatan kelompok
binaan.
3 melakukan pendataan diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a melakukan pendataan keluargaKB secara rutin, b melakukan pendataan
insidental sebagaimana ditugaskan PKB, c mengisi format pendataan secara benar, dan e menyelesaikan proses pendataan tepat waktu.
4 memberikan peneladanan dalam menerapkan nilai-nilai KB diukur dari tingkat keberhasilan dalam: a kepemilikan anak dengan jumlah dan jarak
yang memadai dan b penggunaan alatobatmetode kontrasepsi. Lampiran 2: Definisi Operasional Peubah-peubah Penelitian dari Sudut
Pandang Kader KB
1. Kompetensi Kader KB adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki Kader KB dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang mencakup kemampuan
dalam: 1 memberikan informasi jenis alatobatmetode kontrasepsi, b memberikan
informasi kelebihan dan kekurangan masing-masing alatjenismetode kontrasepsi, c memberikan kesempatan klien untuk memutuskan secara
mandiri alatobatmetode kontrasepsi yang akan dipilih, d mendampingi klien yang akan menggunakan metode kontrasepsi di RW
PemerintahPuskesmas, dan e mendampingi klien pasca pemasanganoperasi metode kontrasepsi.
2 pembentukan dan pengembangan kelompok binaan diukur dari kemampuan dalam: a mendorong PUS di wilayah binaannya untuk membentuk
kelompok binaan, b mendorong PUS berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok BKBBKRBKL, dan c mendorong PUS untuk mengembangkan kelompok binaan.
3 pendataan KB diukur dari kemampuan dalam: a mengumpulkan data secara akurat di wilayahnya, dan b memasukkan data yang sudah
diperoleh ke dalam tabel-tabel yang sudah disediakan 4 perencanaan penerapan perilaku ber-KB diukur dari kemampuan dalam: a
perencanaan jenis kontrasepsi yang dipilih, b perencanaan jumlah dan jarak kelahiran antar-anak, dan c perencanaan pengasuhan anak.
2. Motivasi Kader KB adalah dorongan yang berasal dari diri Kader KB dalam