Hubungan antara faktor kepuasan kerja dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo

I. PENDAH ULUAN

A. Latar Bel akang

Pembangunan pert anian adalah proses unt uk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani. Di Indonesia pembangunan pert anian merupakan bagian terpenting dari pembangunan nasional karena sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sekt or pertanian. Untuk itu diperlukan sum berdaya manusia yang berkualitas di dalam pembangunan pert anian.

Dalam rangka meningkatkan peran sekt or pert anian dalam program pem bangunan nasional, pet ani sebagai pelaku utam a dituntut untuk mengem bangkan usahatani yang produkt if, mengunt ungkan dan m andiri, oleh karena itu diperlukan petani yang berkualitas, andal dan serta berkem ampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis. Petani diharapkan mampu membangun usahatani yang berdaya saing tinggi, dan m am pu berperan dalam melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Penyuluh pert anian sebagai ujung tom bak pembangunan pertanian diharapkan dapat mengarahkan pem bangunan pert anian di lapangan dengan mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (pet ani dan pelaku usaha pert anian lainnya) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya. Penyuluh pertanian adalah pegawai negeri sipil yang (PNS) yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang oleh satuan organisasi lingkup pertanian unt uk melakukan kegiatan penyuluhan (Dept an, 2007)

Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan non formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik sepert i yang dicita-citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut terdapat unsur-unsur sepert i gagasan /ide/konsep yang dididikan, lembaga/badan/ pihak yang memprakarsai perubahan m asyarakat secara keseluruhan, tenaga penyebar ide atau konsep yang dimaksud, anggot a m asyarakat baik secara Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan non formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik sepert i yang dicita-citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut terdapat unsur-unsur sepert i gagasan /ide/konsep yang dididikan, lembaga/badan/ pihak yang memprakarsai perubahan m asyarakat secara keseluruhan, tenaga penyebar ide atau konsep yang dimaksud, anggot a m asyarakat baik secara

Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan pertanian adalah salah satu usaha untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan m empunyai kem am puan sert a mam pu m em ecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya

Suatu kegiatan penyuluhan agar berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan m aka perlu diperhatikan kebutuhan- kebutuhan yang m engakibatkan kesenangan bagi penyuluh sehingga penyuluh akan m endapat kan kepuasan kerja. Dengan terpenuhi fakt or-faktor yang menim bulkan kepuasan kerja m aka akan mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja penyuluh.

Dem ikian pula halnya dengan penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo, sebagai wilayah agraris dengan sekt or pert anian tanam an pangan yang sedang bergerak ke industri dan perdagangan sektor pert anian menjadi sekt or yang dominan dan diharapkan dapat tampil sebagai sekt or andalan dalam pem bangunan yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, dalam pelaksanaan pem bangunan bidang pert anian tahun 2007 Kabupaten Sukoharjo telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan di tingkat propinsi Jawa Tengah dan Nasional, ant ara lain : Juara II Kelom pok Tani Berprestasi Dalam Agribisnis T anaman Padi di Tingkat Propinsi Jawa Tengah T ahun 2007 unt uk Kelompok Tani Ngudi Mulyo Desa Karangwuni Kecamatan Polokarto, Penghargaan Petani Berprestasi di Bidang Agribisnis Padi unt uk 5(lima) orang Petani, Penghargaan Penyuluh Pertanian Berprestasi dari Tingkat Pusat unt uk 1 (orang) Penyuluh Pertanian Di Tingkat Kabupat en, Penghargaan Kelompok Pengem bang Agensia Hayati Provinsi Jawa Tengah untuk KWT Putri Mandiri Desa Jagan Kecam atan Bendosari

Berdasarkan uraian diatas, berbagai prestasi yang telah diperoleh Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari peran aktif penyuluh dalam Berdasarkan uraian diatas, berbagai prestasi yang telah diperoleh Kabupaten Sukoharjo tidak lepas dari peran aktif penyuluh dalam

B. Perum usan Masalah

Howell dan Diphoye dalam Munandar (2001) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek pekerjaanya. Dengan kata lain kepuasan mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaanya.

Penyuluh sebagai tenaga kerja akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.

Sem akin banyak aspek-aspek yang sesuai dengan keinginan penyuluh tersebut, m aka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakannya, dan sebaliknya. Kepuasan kerja sangat berhubungan dengan organisasi, dalam hal ini penyuluh dalam melaksanakan tugas bernaung dalam sebuah organisasi penyuluhan.

Organisasi penyuluhan pertanian m asa depan adalah organisasi yang tetap m em pert ahankan penyuluhan pert anian sebagai sistem pendidikan bagi petani dan keluarganya, yang terpisah dari sistem pengaturan dan pelayanan teknis, sehingga dapat dikem bangkan m enjadi institusi atau organisasi yang mampu secara opt imal m em fasilitasi proses belajar dan proses pengem bangan sum berdaya m anusia di daerah yang berkualitas (Martaamidjaya, 1999).

Hal tersebut di atas dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan produkt ivitas organisasi penyuluhan, m aka untuk m ewujudkannya dituntut peningkatan mutu kinerja dan keahlian penyuluh pertanian. Penyuluh pert anian harus menem patkan dirinya sebagai pejabat fungsional yang profesional, m andiri, serta diwadahi oleh organisasi profesi yang dapat Hal tersebut di atas dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan produkt ivitas organisasi penyuluhan, m aka untuk m ewujudkannya dituntut peningkatan mutu kinerja dan keahlian penyuluh pertanian. Penyuluh pert anian harus menem patkan dirinya sebagai pejabat fungsional yang profesional, m andiri, serta diwadahi oleh organisasi profesi yang dapat

Secara nyata sering diasumsikan bahwa para penyuluh yang memperoleh kepuasan kerja tinggi akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pemenuhan kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik, sosial, fisik dan finansial sebagai fakt or kepuasan kerja sebaiknya m enjadi perhatian utama dengan harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan berdam pak positif terhadap kinerja penyuluh yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan berdam pak pada peningkatan produkt ifitas kegiatan penyuluhan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaim ana faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo ?

2. Bagaim ana kinerja penyuluh pert anian di Kabupat en Sukoharjo ?

3. Bagaim ana hubungan ant ara faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan kinerjanya di Kabupaten Sukoharjo ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Unt uk mengetahui fakt or kepuasan kerja penyuluh pert anian di Kabupaten Sukoharjo

2. Unt uk mengetahui kinerja penyuluh pert anian di Kabupat en Sukoharjo.

3. Unt uk mengetahui hubungan antara fakt or kepuasan kerja penyuluh pert anian dengan kinerjanya di Kabupaten Sukoharjo.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pert anian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret dan mem berikan wawasan sert a pengetahuan m engenai kinerja penyuluh pertanian dan fakt or-fakt or yang mempengaruhi kepuasan kerjanya.

2. Bagi pemerint ah atau instansi, dari hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam m engambil kebijakan khususnya dalam kegiatan penyuluhan pertanian dan pembangunan secara keseluruhan.

3. Bagi pihak lain yang memerlukan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pem banding pada perm asalahan yang sam a.

II. LANDASAN TEO RI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Pertanian Riyadi dalam Mardikanto (1997) menyat akan bahwa pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan dem i tercapainya tingkat kesejaht eraan/m utu hidup suatu m asyarakat (dan individu-individu di dalamnya) yang berkehendak dan melaksanakan pem bangunan itu.

Menurut Tim mer dalam Mardikanto (1996) mengem ukakan pent ingnya kegiatan penyuluhan dalam proses pem bangunan baik sebagai “jembatan” dalam dunia ilmu dan pemerintah sebagai pintu kebijakan, dan juga jembatan ant ar dunia penelitian dengan praktek usaha tani yang dilakukan petani.

Pembangunan pertanian m erupakan perubahan dalam teknik produksi pertanian dan system usahatani m enuju situasi yang diinginkan, biasanya situasi yang memungkinkan petani dapat m emanfaatkan hasil- hasil penelitian pertanian dan berkurangnya pertanian pokok dan lebih berorientasi pasar (Van Den Ban dan Hawkins, 1996).

Sepanjang perjalanan sejarah pert um buhan bangsa-bangsa di dunia, baik yang sekarang telah m enjadi “negara m aju” m aupun yang masih tergolong sebagai negara yang terbelakang, atau yang sedang berkem bang, selalu pernah m enghadapi dilema dalam penentuan prioritas pem bangunan ekonom i nasionalnya, tentunya sulit untuk menentukan pem bangunan sekt or industri, atau pem bangunan sekt or pert anian yang harus diutamakan terlebih dahulu (Mardikant o, 1996)

Negara-negara Dunia Ketiga (t erm asuk Indonesia) yang pada umumnya masih tergolong sebagai negara yang m asih terbelakang atau sedang berkem bang, selalu m enunjukan bahwa kontribusi sector pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional selalu m enududuki posisi yang sangat vital. Pernyataaan sepert i ini didukung oleh kenyataan-kenyat aan sebagai berikut: Negara-negara Dunia Ketiga (t erm asuk Indonesia) yang pada umumnya masih tergolong sebagai negara yang m asih terbelakang atau sedang berkem bang, selalu m enunjukan bahwa kontribusi sector pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional selalu m enududuki posisi yang sangat vital. Pernyataaan sepert i ini didukung oleh kenyataan-kenyat aan sebagai berikut:

b. Negara-negara dunia ket iga, pada umumnya masih menghadapi masalah pangan, baik untuk m asa sekarang maupun di masa-masa mendatang. Padahal masalah pangan bukan sekedar isi perut, tetapi juga mem iliki nilai ekonom i sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan. Sebagai komoditi, pangan seringkali memiliki art i strat egis sebagai komoditi politik “(political com modity)”sepert i halnya minyak bumi. Karena itu, jika keberadaannya dalam suatu negara tidak cukup tersedia, masalah kekurangan pangan dapat mengganggu stabilitas dan ketahanan nasional, yang pada gilirannya akan m engham bat tercapainya tujuan pembangunan serta mengurangi mutu dari hasil pembangunan yang telah dan akan dapat dicapai.

c. Dewasa ini, Negara-negara dunia ketiga tidak m ungkin dapat m engejar ketertinggalannya unt uk dapat bersaing dengan negar-negara maju untuk m enghasilkan produk-produk industri di pasar int ernasional.

d. Ketegaran sekt or pert anian dalam m enghadapai gejolak perekonom ian dunia dibanding dengan sektor-sektor lainnya.

e. Besarnya sum bangan sector pertanian bagi pembangunan sector industri (penyedia bahan baku, penyedia tenaga kerja m urah, penyedia modal maupun konsumen produknya)terutama di awal pembangunan sekt or industri (Mardikant o, 1996)

Sejalan dengan kenyataan empiris di atas, pemaham an tentang peranan penyuluh pert anian di dalam proses pem bangunan pert anian sudah selayaknya unt uk tidak lagi dipandang sekadar sebagai “faktor pelancar”, tetapi justru sebagai “prim adona” yang perlu m endapat perhatian terbesar di dalam proses pembangunan pertanian (Mardikant o,1996)

2. Penyuluhan Pertanian Penyuluhan m erupakan keterlibatan seseorang unt uk melakukan kom unikasi inform asi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya, memberi pendapat sehingga bisa m embuat keputusan yang benar (Van Den Ban dan Hawkins, 1996).

Penyuluhan m engandung usaha m enyebarluaskan hal-hal baru (paling tidak, dianggap atau dirasakan baru) agar masyarakat berm inat dan bersedia m elaksanakannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dalam hal penyuluhan pertanian misalnya, dim ulai dari m engajak dan m em bim bing petani untuk m elaksanakan cara bert ani yang m odern. Selanjutnya, pet ani yang berhasil disuluh kemudian menerapkan penyuluhan tersebut dalam hidup m ereka sehari-hari (Nasution, 1990).

Art i penyuluhan pertanian adalah salah satu usaha untuk m engubah perilaku pet ani dan keluarganya, agar mereka m engetahui dan mempunyai kem am puan serta mampu m em ecahkan m asalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya (Mardikanto. 1993)

Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik unt uk memberdayakan dan mem perkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri sem ua stakeholders (individu, kelom pok, kelem bagaan) yang terlibat dalam proses pem bangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, m andiri dan partisipatif yang sem akin sejaht era secara berkelanjutan (Mardikanto, 2001).

Penyuluhan pert anian di sini mem punyai peranan untuk mempersiapkan petani dan unt uk menyampaikan hasil-hasil penelitian kepada petani. Atau lebih tepatnya, penyuluhan pert anian mempunyai peranan untuk m enyadarkan pet ani tentang adanya alternatif-alternatif baru atau metode-met ode lain untuk m engusahakan pertanian mereka ke arah yang lebih baik (Sastraatmadja, 1993).

3. Penyuluh Pert anian Menurut Abbas (1997) penyuluh pert anian m erupakan aparatur pert anian yang berfungsi sebagai pendidik non formal pada masyarakat tani-nelayan pedesaan. Penyuluh dapat menampilkan dirinya sebagai penasihat, komunikator dan motivator dalam rangka proses alih ilmu dan tekhnologi, pembinaan ketrampilan sert a pembent ukan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai dasar dan kebutuhan m asyarakat dinamik yang membangun.

Menurut Kart asapoetra (1991) penyuluh pert anian adalah orang yang m engem ban tugas mem berikan dorongan kepada para petani agar mau m engubah cara berpikir, cara bekerja dan cara hidupnya yang lama dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi pert anian yang lebih m aju.

Jabatan fungsional penyuluh pert anian, terdiri dari penyuluh pert anian terampil dan penyuluh pert anian ahli. Penyuluh peratanian terampil adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertent u, sedangkan penyuluh pert anian ahli adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetaahuan, metodologi dan teknik analisis tert entu (Deptan, 2008)

Tugas pokok penyuluh pertanian adalah m elakukan kegiatan persiapan penyuluhan pert anian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, serta pengembangan penyuluhan pertanian (Deptan, 2008)

Seorang penyuluh pert anian dalam kegiatan tugasnya yang diem ban m empunyai tiga peranan yang erat, yaitu :

a. Berperan sebagai pendidik, m em berikan pengetahuan atau cara- cara baru dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkat hasi dan mengatasi kegagalan dalam usahataninya itu a. Berperan sebagai pendidik, m em berikan pengetahuan atau cara- cara baru dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkat hasi dan mengatasi kegagalan dalam usahataninya itu

c. Berperan sebagai penasihat , yang dapat melayani. Memberi petunjuk- petunjuk dan membantu pet ani baik dalam bent uk peragaan atau memberikan contoh-contoh kerja dalam usahatani dalam m em ecahkan segala masalah yang dihadapi para petani (Kartasapoetra, 1991)

4. Kepuasan Kerja Handoko (2000) m engemukakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan em osional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan m emandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja m encerm inkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nam pak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Pengert ian kepuasan kerja yang lebih luas menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya. Karena menyangkut sikap, pengert ian kepuasan kerja mencakup berbagai hal seperti kognisi, em osi dan kecenderungan

(Indrawijaya, 1983). Disini mengandung m aksud bahwa kepuasan kerja m enyangkut sikap dan juga perasaan seseorang, bila seseorang merasa puas, maka dalam bekerja seseorang itu akan bersem angat dalam m elakukan pekerjaannya.

perilaku

seseorang

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (1993) faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu fakt or yang terdapat dalam diri pegawai dan faktor pekerjaannya.

a. Fakt or pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, um ur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja.

b. Fakt or pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, strukt ur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, m utu pengawasan, jaminan financial, kesempatan promosi jabatan, interaksi soaial dan hubungan kerja.

Pendapat yang lain dikemukakan oleh Ghisseli & Brown (1950) dalam As’ad (1995) mengemukakan adanya lima faktor yang menim bulkan kepuasan kerja, yaitu :

a. Kedudukan (posisi) Um umnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan m erasa lebih puas daripada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mem epengaruhi kepuasan kerja.

b. Pangkat (golongan) Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan) sehingga pekerjaan tersebut m emberikan kedudukan tert ent u pada orang yang m elakukannya. Apabila ada kenaikan upah, m aka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.

c. Um ur Dinyatakan bahwa ada hubungan ant ara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Um ur diant ara 35 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sam pai 45 tahun adalah umur-umur yang bisa menim bulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

d. Jam inan finansial dan jam inan sosial Jam inan finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

e. Mutu pengawasan Hubungan antara karyawan dengan pihak pim pinan sangat penting artinya dalam m enaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan e. Mutu pengawasan Hubungan antara karyawan dengan pihak pim pinan sangat penting artinya dalam m enaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan

Strauss dan Sayles dalam Shobaruddin (1992) mengungkapkan kepuasan kerja pent ing unt uk akt ualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kem atangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi, sehingga sering melamun, sem angat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan m elakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan, sedangkan karyawan yang mendapat kepuasan kerja biasanya m empunyai catatan kehadiran dan perputaran yang baik, kurang akt if dalam kegiatan serikat karyawan dan kadang-kadang berprestasi kerja lenih baik daripada karyawan yang tidak mempunyai kepuasan kerja, oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting yaitu untuk m enciptakan kondisi atau keadaan positif di lingkungan kerja Ada 3 dimensi kepuasan kerja, yaitu :

a. Kepuasan kerja adalah suatu em osi yang m erupakan respon terhadap situasi kerja. Hal ini tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat diduga, atau hal ini tidak dapat dinyatakan tetapi akan tercermin dari sikap karyawan.

b. Kepuasan kerja dinyat akan dengan problem a hasil yang sesuai, atau bahkan melebihi yang diharapkan, misalnya seseorang bekerja sebaik yang m am pu dilakukan karyawan dan berharap mendapat imbalan atau penghargaan yang sepadan dan kenyataan oleh perusahaan, ia mendapat gaji yang sesuai harapannya dan oleh atasanya ia m endapat pujian karena prestasinya itu, m aka karyawan ini merasa puas dalam bekerja.

c. Kepuasan kerja ini biasanya dinyatakan dalam sikap seseorang yang tercerm in dalam tingkah lakunya, misalnya ia akan sem akin loyal c. Kepuasan kerja ini biasanya dinyatakan dalam sikap seseorang yang tercerm in dalam tingkah lakunya, misalnya ia akan sem akin loyal

Menurut As’ad (1995) terdapat empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

a. Fakt or psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan yang m eliputi m inat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.

b. Fakt or sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi soaial, baik sesaama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya.

c. Fakt or fisik, m erupakn faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, m elliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan wakt u istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.

d. Fakt or finansial, merupakan fakt or yang berhubungan dengan jam inan sert a kesejahteraan karyawan yang m eliputi sistem dan besarnya gaji, jam inan sosial, m acam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan., promosi dan sebagainya.

Menurut Wexley dan Yukl dalam As’ad (1995) memaham i teori- teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim dikenal yaitu :

a. Discrepancy Theory ( t eori perbedaan) Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Port er m engukur kepuasan kerja seseorang dengan m enghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung pada perbedaan antara sesuatu yang diharapkan dengan apa yang menurut perasaaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekkerjaannya. Dengan demikian, orang akan merasa puas jika tidak a. Discrepancy Theory ( t eori perbedaan) Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Port er m engukur kepuasan kerja seseorang dengan m enghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung pada perbedaan antara sesuatu yang diharapkan dengan apa yang menurut perasaaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekkerjaannya. Dengan demikian, orang akan merasa puas jika tidak

b. Equity Theory ( teori keseimbangan) Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan meras puas atau tidak puas, tergant ung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas situasi. Adapun komponen dari teori ini adalah input, outcom es, com parison person, dan equity-inequity . Yang dim aksud dengan input adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sum bangan terhadap pekerjaan. Outcom e adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya. Com parison persons dapat berupa seseorang di perusahaan yang sama atau di tem pat yang lain, atau bisa pula dengan dirinya sendiri di m asa lam pau.

Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan ratio input-outcom es dirinya dengan input-outcom es orang lain (com parison persons). Bila perbandingan itu dianggapnya cukup adil (equity), m aka ia akan m erasa puas. Bila perbandingan itu tidak seim bang tetapi mengunt ungkan (over com pensation inequity), bisa m enimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak. T etapi bila perbandingan itu tidak seim bang dan merugikan, akan timbul ket idakpuasan.

c. Two Factors Theory (Teori dua factor) Teori dua fakt or atau disebut juga teori hygiene-m otivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Munandar (2001). Ia tem ukan bahwa fakt or-faktor yang menim bulkan kepuasan kerja berbeda dengan fakt or-fakt or yang m enimbulkan ket idakpuasan kerja. Fakt or- fakt or yang m enimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, m encakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor int rinsik dari pekerjaan yaitu :

1) Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja

2) Kem ajuan (advancem ent), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.

3) Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tant angan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.

4) Capaian (achievem ent), besar kecilnya kem ungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.

5) Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan tenaga kerja at as unjuk kerjanya.

Hadirnya faktor ini akan menim bulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ket idakpuasan Menurut Herzberg dalam Munandar (2001) kelom pok faktor yang lain yang m enim bulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrensik dari pekerjaan, dan meliputi faktor-faktor :

1) Adm inistrasi dan kebijakan perusahaan, derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari sem ua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan.

2) Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh t enaga kerja

3) Gaji, derajat kewajaran gaji yang diterima sebagai im balan unjuk kerjanya.

4) Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.

5) Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksaan tugas pekerjaannya.

Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau m enghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan m enimbulkan kepuasan karena ia bukan sum ber kepuasan kerja.

5. Kinerja dan Kinerja Penyuluh Pertanian Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi 5. Kinerja dan Kinerja Penyuluh Pertanian Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi

Menurut Prawirosentono (1999) kinerja atau perform ance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelom pok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya m encapai tujuan utam a organisasi bersangkutan secara legal, tidak m elanggar hukum dan sesuai dengan moral m aupun etika.

Mangkunegara (2002) mengem ukakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual pereform ance (prestasi kerja/prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengert ian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam m elaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Rahmanto (1997) menyebutkan kinerja atau prestasi kerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kem am puan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk m encapai t ujuan perusahaan

Donelly dalam Rivai (2003) mendefinisikan kinerja sebagai tingkat keberhasilan dalam m elaksanakan tugas sert a kemampuan untuk m encapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Kinerja penyuluh pertanian m erupakan cerminan kecakapan seorang penyuluh pertanian dalam pelaksanaan tugas pokok yang diem bannya, yaitu m eliputi persiapan penyuluhan pert anian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, serta pengembangan penyuluhan pertanian (Deptan, 2008)

Kegiatan penyuluh pert anian meliputi pendidikan, persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan Kegiatan penyuluh pert anian meliputi pendidikan, persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan

Menurut Schuller dan Hubber (1993) terdapat tiga kategori kriteria dalam penilaian kinerja, yaitu :

a) Trait, terfokus pada karakteristik pribadi pegawai anatar lain, kem am puan berkomunikasi, kemam puan mem im pin dan kesetiaan. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mudah, nam un hasilnya sering tidak valid, kaitan antara trait dan kinerja seringkali lemah akibat pengaruh faktor-faktor situasional.

b) Behaviour, kriteria ini m emfokuskan pada bagaimana suatu pekerjaan dilakukan sehingga proses perilaku karyawan dalam melakukan pekerjaan sangatlah penting untuk diperhatikan.

c) Outcom es, pendekatan ini memokuskan tent ang apa yang telah dicapai dan bukan pada cara atau proses menghasilkannya.

6. Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Kinerja

a. Kepuasan kerja pada faktor psikologis dengan kinerja Ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha merupakan tujuan organisasi kerja, dan hal itu akan tercipta apabila di tempat kerja terdapat tata kehidupan dan pergaulan yang serasi, m ant ap dan dinamis. Hal tersebut dapat berjalan dengan baik bila setiap orang dapat mengem bangkan dan meningkatkan kem auan dan kem ampuan bert enggangrasa. Suasana serasi di tem pat kerja sangat mendukung peningkatan aktivitas kerja yang tinggi dari tenaga kerja sehingga diperoleh keadaan yang m em ungkinkan tenaga kerja m engem bangkan dan m eningkat kan kinerjanya unt uk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan dari organisasi kerjanya (Kusum aatm aja et all, 1991).

b. Kepuasan kerja pada faktor sosial dengan kinerja As’ad (1995) mengemukakan bahwa hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting art inya dalam menaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melaui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada b. Kepuasan kerja pada faktor sosial dengan kinerja As’ad (1995) mengemukakan bahwa hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting art inya dalam menaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melaui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada

Perilaku atasan merupakan determ inan utama dari kepuasan. Um umnya studi m endapat kan kepuasan kerja karyawan ditingkat kan bila penyelia langsung bersifat ram ah dan dapat mem ahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, m endengarkan pendapat karyawan dan m enunjukkan suatu m inat pribadi kepada mereka. (Robbins, 1996).

c. Kepuasan kerja pada faktor fisik dengan kinerja Banyak kemungkinan untuk m eningkatkan produktifitas atau hasil kerja/kinerja di perusahaan –perusahaan dan kant or-kantor jika saja dapat dilakukan pengaturan yang setepat-tepatnya wakt u-waktu istirahat para karyawan atau pegawai. T erutama bagi perusahaan- perusahaan yang m asih lemah, kurangnya kemampuan untuk mempeerbaharui alat-alat, perlengkapan kerja, tata kerja, personalia, memainkan faktor pemberian istirahat m ungkin sekali merupakan cara yang sangat m urah untuk meningkatkan produksi perusahaan (Hadi, 1974)

d. Kepuasan kerja pada faktor finansial dengan kinerja Hulin dalam As’ad (1995) menyatakan bahwa seringkali cara- cara yang ditempuh pihak manajemen unt uk m eningkatkan produkt ivitas kerja karyawan dengan m enaikan gaji atau upah. Menurut pendapat mereka gaji merupakan faktor utama untuk mencapai kepuasan kerja.

B. Kerangka Berpikir

Pembangunan pert anian adalah proses unt uk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani. Di Indonesia pembangunan pert anian merupakan bagian terpenting dari pembangunan nasional karena sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sekt or pertanian. Untuk itu Pembangunan pert anian adalah proses unt uk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani. Di Indonesia pembangunan pert anian merupakan bagian terpenting dari pembangunan nasional karena sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sekt or pertanian. Untuk itu

Penyuluh pert anian sebagai ujung tom bak pembangunan pertanian diharapkan dapat mengarahkan pem bangunan pert anian di lapangan dengan mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (pet ani dan pelaku usaha pert anian lainnya) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

Suatu kegiatan penyuluhan agar berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan maka perlu diperhatikan kebutuhan- kebutuhan yang m engakibatkan kesenangan bagi penyuluh sehingga penyuluh akan m endapatkan kepuasan kerja.

Kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek pekerjaanya. Pemenuhan kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik, sosial, fisik dan finansial sebagai fakt or kepuasan kerja sebaiknya m enjadi perhatian utama dengan harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak positif terhadap kinerja penyuluh yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan produktifitas kegiatan penyuluhan.

Kegiatan penyuluh pertanian m eliputi pendidikan, persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, pengem bangan penyuluhan pert anian, pengem bangan profesi dan penunjang kegiatan penyuluhan pertanian (Deptan, 2008)

Dari uraian di atas m aka dapat dirumuskan dalam kerangka berpikir sebagai berikut : Fakt or Kepuasan Kerja Kinerja penyuluh pert anian

1. Pendidikan

1. Aspek psikologis: 2. Persiapan penyuluhan pertanian

2. Aspek sosial 3. Pelaksanaan penyuluhan pertanian

3. Aspek fisik 4. Evaluasi dan pelaporan 4. Aspek finansial

5. Pengembangan penyuluhan pertanian

6. Pengembangan profesi 7. Penunjang tugas penyuluh pertanian

Gam bar 1. Kerangka berpikir hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja

C. Hipote sis

Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka diajukan hipotesis :

a. Hipotesis Mayor Diduga ada hubungan yang positif dan signifikan ant ara tingkat kepuasan kerja dengan kinerja penyuluh pert anian di Kabupaten Sukoharjo.

b. Hipotesis Minor • Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek psikologik dengan kinerja penyuluh pert anian di Kabupat en Sukoharjo. • Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek sosial dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo. • Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek fisik dengan kinerja penyuluh pert anian di Kabupaten Sukoharjo. • Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek finansial dengan kinerja penyuluh pert anian di Kabupaten Sukoharjo.

D. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang m enentukan kepuasan kerja penyuluh pertanian meliputi aspek psikologis, sosial, fisik dan finansial

2. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang m enentukan kinerja penyuluh pert anian, m eliputi pendidikan, kegiatan persiapan penyuluhan pert anian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, pengem bangan penyuluhan pertanian, pengem bangan profesi dan penunjang tugas penyuluh pert anian

3. Responden dalam penelitian adalah penyuluh pertanian lapang (PNS) yang berada di Kabupaten Sukoharjo yang bert ugas di wilayah kerja Kecam atan

dalam penelitian ini (Kecamatan Mojolaban, Kecam atan Baki, Kecam atan Tawangsari dan Kecam atan Kartasura)

E. Definisi O perasional dan Pengukuran Vari abel

1. Definisi Operasional

a. Kepuasan kerja penyuluh pert anian Kepuasan kerja penyuluh pert anian adalah keadaan emosional yang m enyenangkan atau tidak m enyenangkan dimana para penyuluh

mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nam pak dalam sikap positif penyuluh terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

m emandang

pekerjaan

Aspek kepuasan kerja adalah aspek yang m enjadi sumber kepuasan kerja, dim ana hadirnya aspek ini akan m enimbulkan kepuasan bagi penyuluh pert anian. Kepuasan kerja sendiri terdiri dari aspek psikologik, aspek sosial, aspek fisik dan aspek finansial

1) Aspek psikologik, m erupakan aspek yang berhubungan dengan kejiwaan penyuluh yang m eliputi kesesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan, nilai pekerjaan, keteram pilan dan ketrentaman dalam kerja.

2) Aspek sosial, merupakan aspek yang berhubungan dengan interaksi sosial penyuluh yang m eliputi kem am puan bekerjasama dengan penyuluh lain, bantuan dari penyuluh lain dalam m engatasi kesulitan dalam pekerjaan, hubungan dengan penyuluh lain, ketersediaan waktu atasan dalam berkomunikasi dengan bawahan, pem berian motivasi oleh atasan kepada bawahan dan keterbukaan atasan kepada bawahanya.

3) Aspek fisik, m erupakan aspek yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik penyuluh, meliputi pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, kondisi dan perlengkapan kerja, kondisi ruang kerja dan kondisi kesehatan penyuluh.

4) Aspek finansial, merupakan aspek yang berhubungan dengan kesejaht eraan penyuluh yang meliputi besarnya gaji yang diterima, tunjangan dan kenaikan pangkat/golongan.

b. Kinerja Penyuluhan Kinerja penyuluh pertanian m erupakan cerm inan kecakapan seorang penyuluh pertanian dalam pelaksanaan tugas pokok yang diem bannya.

1) Pendidikan adalah faktor yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar, pendidikan dan pelatiha fungsional di bidang pertanian sert a mem peroleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (ST TPP) atau sert ifikat, pendidikan dan pelatihan prajabatan

2) Kegiatan persiapan penyuluhan pert anian adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh sebelum m elaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian yang meliputi identifikasi potensi wilayah, penyusunan rencana usaha petani Rencana Usaha Kelom pok (RUK), Rencana Kebutuhan Kelom pok (RKK)/ Rencana Kebutuhan Definitif Kelom pok (RDKK), Rencana Kebutuhan Desa (RKD), Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa (RKPD)/ Program a Penyuluhan Desa (PPD), penyusunan program penyuluhan pertanian, dan penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.

3) Pelaksanaan penyuluhan pert anian adalah kegiatan penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pert anian yang meliputi penyusunan materi, perencanaan dan penerapan metode penyuluhan

m enumbuhkan/m engem bangkan kelembagaan petani

pert anian

serta

4) Evaluasi dan pelaporan adalah kegiatan penyuluhan dalam melaporkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan meliputi pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi dam pak pelaksanaan penyuluhan pert anian.

5) Pengem bangan Penyuluhan pertanian adalah faktor yang berhubungan

pedom an/juklak/juknus penyuluhan pertanian.

dengan

penyusunan

6) Pengem bangan profesi adalah fakt or yang berhubungan dengan pem buatan

bidang pertanian, penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang pert anian, dan pemberian konsultasi di bidang pert anian yang bersifat konsep kepada institusi dan atau perorangan.

7) Penunjang tugas penyuluh pert anian adalah faktor yang berhubungan

sert a dalam sem inar/lokakarya/konferensi, keanggot aan dalam tim penilai jabatan fungsional penyuluh pert anian, keanggot aan dalam dewan redaksi

dengan

peran

pert anian, perolehan penghargaan/tanda jasa, pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan, keanggotaan dalam organisasi profesi dan perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

2. Pengukuran variabel Lam piran 6 (lihat di halam an 88-103)

Aspek kepuasan kerja adalah aspek yang menjadi sumber kepuasan kerja, dim ana hadirnya a spek ini akan menim bulkan kepuasan bagi penyuluh pert anian. Kepuasan kerja sendiri dipengaruhi oleh a spek psikologik, a spek sosial, a spek fisik dan a spek finansial, sedangkan kinerja penyuluh pert anian merupakan cerminan kecakapan seorang penyuluh pert anian dalam pelaksanaan tugas pokok yang diem bannya. Untuk mengetahui hubungan antara fakt or kepuasan kerja dan kinerja maka perlu dilakukan pengukuran variabel. Pengukuran variabel kepuasan kerja diukur dengan m enggunakan skor, sedangkan unt uk mengukur tingkat kinerja penyuluh diukur dengan angka kredit dalam jangka wakt u lima tahun terakhir. Secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 88-103.

III. METO DE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskript if analitis yaitu suatu penelitian yang m emusatkan permasalahan yang ada pada masa sekarang dan bertitik tolak pada data yang dikum pulkan, kem udian dianalisis dan disim pulkan dalam konteks teori-t eori hasil penelitian terdahulu (Surakhm ad, 1990).

Penelitian ini menggunakan teknik survai yakni penelitian dengan cara mengam bil sampel dari suatu populasi dan m enggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data dan menjelaskan hubungan kausal antara variabel- variabel m elalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1995)

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan berdasarkan pert imbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaiakan dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995) Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sukoharjo. Penentuan lokasi penelitian ini diambil dengan pertimbangan bahwa kegiatan penyuluhan di Kabupaten Sukoharjo masih aktif terbukti dengan banyaknya penyuluh yang berprestasi dan mendapatkan penghargaan sebagai penyuluh berprestasi serta banyaknya prestasi yang diraih Kabupaten Sukoharjo dalam bidang pert anian.

C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh pert anian di Kabupaten Sukoharjo yang berstatus PNS yang terdiri dari penyuluh pertanian ahli dan penyuluh pert anian terampil yang ditugaskan di wilayah kerja Kecamatan yaitu sebanyak 62 orang.

Pengam bilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampel gugus sederhana (sim ple cluster sampling) yaitu dengan menggolongkan responden kedalam gugus (cluster) kecamatan berdasarkan produktivit as padi Pengam bilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampel gugus sederhana (sim ple cluster sampling) yaitu dengan menggolongkan responden kedalam gugus (cluster) kecamatan berdasarkan produktivit as padi

Tabel 3.1 Data Produkt ivit as Padi dirinci per Kecam atan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007

No Kecamatan Produktivitas Padi (Kw/Ha)

1 Kecamatan W eru 68,44 2 Kecamatan Bulu

67,71 3 Kecamatan Tawangsari

68,06 4 Kecamatan Sukoharjo

69,18 5 Kecamatan Nguter

67,77 6 Kecamatan Bendosari

69,85 7 Kecamatan Polokarto

70,17 8 Kecamatan Mojolaban

71,31 9 Kecamatan Grogol

67,32 10 Kecamatan Baki

70,34 11 Kecamatan Gatak

69,22 12 Kecamatan Kartasura

Jumlah Tot al 69,24 Sum ber data : Dinas Pertanian Sukoharjo 2007

Tabel 3.2 Jumlah penyuluh berdasarkan penempatannya di Kabupaten Sukoharjo

No Wilayah Kerja Penyuluh Jumlah Penyuluh

1 Kecamatan W eru 4 2 Kecamatan Bulu

3 Kecamatan Tawangsari

5 4 Kecamatan Sukoharjo

6 5 Kecamatan Nguter

5 6 Kecamatan Bendosari

6 7 Kecamatan Polokarto

8 Kecamatan Mojolaban

7 9 Kecamatan Grogol

10 Kecamatan Baki

4 11 Kecamatan Gatak

12 Kecamatan Kartasura

4 Jumlah Total

Sum ber data : Dinas Pertanian Sukoharjo 2008

Dengan demikian tot al sam pel yang diambil sebanyak 20 orang penyuluh pertanian yang tersebar di Kecam atan Mojolaban, Kecamatan Baki, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Kart asura.

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Prim er, m erupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden yang terkait dengan penelitian ini, meliputi ident itas responden, faktor penentu kepuasan kerja dan kinerja penyuluh pert anian.

b. Data Sekunder, m erupakan data yang diperoleh dari hasil instansi atau suatu lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian ini, m eliputi data dem ografi, keragaan penyuluh pert anian, kelem bagaan penyuluh pert anian.

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Yaitu cara pengumpulan data m elalui wawancara langsung dengan

menggunakan daft ar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti.

b. Observasi Yaitu teknik ini dilakukan dengan m engadakan pengam atan langsung terhadap obyek yang diam ati.

c. Pencatatan Yaitu teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari instansi yang ada hubungannya dengan peneliti.

F. Metode Analisis Data

Unt uk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja penyuluh pert anian diukur dengan menggunakan rumus int erval (I):

I=

Unt uk mengetahui derajat hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja penyuluh pert anian digunakan uji korelasi Rank Sperman (rs). Menurut Siegel (1994) rum us korelasi jenjang Sperman sebagai berikut :

Dim ana : Rs

: Koefisien korelasi rank Spearman N

: Jumlah responden di

: Selisih atau rangking dari variabel pengamatan Tingkat signifikansi rs diuji dengan menggunakan uji t karena jumlah

sam pel lebih dari 10 (N>10) dengan rum us sebagai berikut : t = rs

Uji Kriteria :

a. Jika t hitung ≥ t tabel ( α = 0,05) maka Ho ditolak berart i ada hubungan yang signifikan antara fakt or kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan kinerjanya.

b. Jika t hit ung < t tabel ( α = 0,05) m aka Ho diterim a berart i tidak ada hubungan yang signifikan ant ara faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan kinerjanya

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

Bidang pert anian term asuk prioritas utama Kabupaten Sukoharjo. Dengan luas wilayah 46.666 ha yang diusahakan unt uk pert anian berupa sawah seluas 21.119 ha, tegal 5.179 ha, pekarangan 15.814 ha, perkebunan 759 ha, kolam 30