1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penyusun memperoleh hasil yang diinginkan, maka penyusun mengemukakan
beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah : 1. Apakah sebenarnya homofili itu?
2. Apakah sebenarnya heterofili itu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui definisi dan pengertian tentang homofili dalam proses
komunikasi antar budaya. 2. Mengetahui definisi dan pengertian tentang heterofili dalam proses
komunikasi antar budaya.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari homofili dan heterofili
dalam komunikasi antar budaya 2. Untuk pemahaman lebih lanjut tentang homofili dan hetrofili dalam
komunikasi antar budaya
1.5 Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai prinsip-prinsip komunikasi dalam kontek kebudayaan yaitu homofili dan heterofili beserta dengan contoh
kasusnya.
3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prinsip Homofili dalam Komunikasi Antar Budaya
Secara etimologis istilah homofili berasal dari Bahasa Yunani “homoios” yang berarti “sama”. Pengertian secara harfiah homofili berarti komunikasi
dengan orang yang sama. Homofili adalah suatu keadaan yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam
sifat attribute, seperti dalam kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Prinsip Homofili adalah sejauh mana pasangan yang berinteraksi itu
mirip dalam ciri-ciri tertentu. Dalam suatu situasi orang-orang yang saling berinteraksi yang komunikator bebas memilih seseorang dari sejumlah
komunikan, maka akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilih komunikan yang lebih menyamai si komunikator.
Menurut Lazarfeld dan Merton 1964:23 keberadaan perilaku homofili telah dicatat setengah abad yang lalu oleh Tarde 1903:64: ‘’Hubungan sosial ,
saya ulang, lebih erat antara orang-orang yang serupa satu sama lain dalam pekerjaan dan pendidikannya’’. Homofili terjadi begitu sering karena komunikasi
itu lebih efektif bila sumber dan penerima sepadan.
4
Komunikasi yang efektif seperti itu menyenangkan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Bila dua orang bertukar makna, kepercayaan yang sama dan
bahasa yang mereka pergunakan sama, komunikasi antar mereka cenderung lebih lancar. Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Homans yang mengemukakan
bahwa : “lebih dekat kesamaannya sejumlah orang dalam tingkatan sosial, lebih sering mereka berinteraksi satu sama lain”. Komunikasi akan lebih sering terjadi
ketika timbul banyak persamaan kepada orang yang saling berinteraksi satu sama lain.
Dalam hal demikian, prinsip homofili ini akan menimbulkan sikap egosentris dari seorang komunikator dalam memilih lawan bicaranya, karena
komunikator yang bersifat homofili tidak terbuka dengan lawan bicara yang tidak sepadan atau tidak memiliki persamaan dengannya.
Kebanyakan orang meyukai kenikmatan berinteraksi dengan orang lain yang sangat mirip dengannya. Berbincang dengan orang yang sangat berbada
dengan diri kita sendiri memerlukan usaha keras agar komunikasi itu lancar. Komunikasi yang heterofilus bisa menyebabkan ketakserasian pandangan karena
seseorang dihadapkan pada pesan yang pesan yang tidak cocok dengan kepercayaan-kepercayaan yang ada, menyebabkan keadaan psikolgis yang tidak
mengenakkan. Homofili dan komunikasi yang efektif itu saling mendukung. semakin sering terjadi komunikasi antara anggota suatu pasangan, semakin
cenderung mereka menjadi homofilus. Berdasarkan prinsip homofili, suatu individu cenderung berinteraksi dengan
individu-individu lainnya yang serupa dalam hal karekteristik-karekteristik sosial
dengannya. Dodd 1982:168-170 membuat klasifikasi tentang dimensi-dimensi
homofili ke dalam hal-hal berikut ini: 1. Homofili dalam penampilan.
2. Homofili dalam latar belakang. 3. Homofili dalam sikap.
4. Homofili dalam nilai. 5. Homofili dalam kepribadian.
5
Dalam kajian ilmu komunikasi dan psikologi tingkat kesamaan itu adalah tingkat keterpaduan antarpribadi dan kelompok yang mana dalam tingkat
kesamaan homofili semakin adanya kesamaan kerangka acuan dan kerangka pengalaman antar komunikator dan komunikan maka komunikasi akan semakin
efektif. Kerangka acuan itu dapat berupa nilai agama, nilai pendidikan dan lain- lain, yang pernah dialami komunikator dan komunikan.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Homofili
Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang atau komunikator melakukan prinsip homofili dalam kehidupan sehari-harinya. Faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya homofili adalah sebagai berikut:
Orang-orang yang sama lebih mungkin termasuk kelompok yang sama.
Berdiam lebih berdekatan satu sama lain terhadap orang-orang yang memiliki banyak persamaan.
Tertarik oleh kepentingan yang sama
Seterusnya komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan homofili. Jika antara komunikator dan
komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap, dan bahasa, maka komunikasi di antara mereka itu akan lebih efektif. Terlebih lagi, kesamaan antara
orang-orang itu menimbulkan kemungkinan untuk berkomunikasi, dan kemudian pada gilirannya lebih besar kemungkinan komunikasi menjadi lebih berarti.
Kebanyakan orang menyenangi interaksi dengan orang yang benar-benar sama dalam status sosial, pendidikan, kepercayaan, dan sebagainya.
Homofili dan komunikasi efektif sering memperkuat satu sama lain. Lebih sering berkomunikasi, lebih besar kemungkinan untuk menjadi homofili. Lebih bersifat
homofili, lebih besar kemungkinan untuk berkomunikasi secara efektif. Penduduk yang lebih mempunyai homofili akan memudahkan bagi change agent
ataupun opinions leader yang hanya sedikit usaha diperlukan dibandingkan dengan penduduk yang terbelakang dan status sosialnya lebih rendah.
6
Opinion Leader adalah individu yang memiliki pengetahuan informal untuk mempengaruhi sikap dan perilaku individu lain terhadap proses keputusan
inovasi, baik individu maupun kelompok. Change Agent adalah individu atau kelompok yang memiliki kemampuan profesional dalam melakukan perubahan-
perubahan yang bersifat formal yang mampu mempengaruhi kliennya guna mengadopsi inovasi pembelajaran.
Kekurangan Prinsip Homofili
Dalam suatu sistem, homofili dapat menjadi rintangan bagi lajunya pembaharuan yang cepat ide-ide baru biasanya masuk melalui anggota-anggota
masyarakat yang statusnya lebih tinggi dan lebih bewenang. Jika terdapat homofili yang bertaraf tinggi, orang-orang elite ini terutama berinteraksi dengan
sesamanya, hanya sedikit saja penemuan baru yang sampai pada penduduk non- elite.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Rogers dan Svenning berkesimpulan bahwa desa-desa tradisional di Columbia ditandai oleh homofili
dalam penyebaran antara pribadi interpersonal diffusion yang bertaraf lebih tinggi. Hanya bila norma-norma desa menjadi lebih modern, penyebaran menjadi
lebih heterophilous.
Santi Prya Bose telah mengadakan penelitian pada tahun 1967 di India menjumpai adanya homofili yang bertaraf sangat tinggi pada penduduk desa di India
berdasarkan kasta, pendidikan, dan ukuran kebun yang dimiliki. Tetapi dekat Calcuta kasta tidak begitu penting bagi pola interaksi; sebaliknya pendapatan
upahGaji yang sangat penting. Dengan demikian ciri yang pasti dalam hubungan dengan homofili ini
variasi dengan sifat sistem masyarakat dan dengan sifat inovasi. Selanjutnya hasil penelitian Everett M. Rogers dan Dilip K. Bhowmik
menyatakan bahwa : “sistem yang lebih tradisional ditandai oleh derajat homofili
7
yang lebih tinggi dalam komunikasi antar pribadi dan kalau norma-norma desa yang menjadi lebih modern menjadi lebih bersifat heterofili”.
Homofili dan Agen Pembaru
Agen pembaru biasanya berbeda dari klien mereka dalam beberapa hal dan cenderung berinteraksi dengan klien yang ciri-cirinya mirip dengan mereka
sendiri. Kontak agen pembaru dengan masyarakat lebih sering terjadi dengan memiliki ciri:
1. berstatus sosial lebih tinggi 2. partisipasi sosialnya tinggi
3. lebih tinggi pendidikannya dan 4. klien yang lebih kosmopolit.
Hal ini agaknya wajar terjadi sehingga antara keduanya lebih mudah memahami minat masing-masing, lebih mudah berempati satu sama lain yang
demikian itu menjadikan komunikasi diantara mereka bisa efektif. Tetapi mencari kontak yang homofili bias menimbulkan masalah etik yang penting bagi agen
pembaru; mereka gagal berinteraksi dengan mereka yang sangat membutuhkan bantuan.
Homofili dan Tokoh masyarakat
Homofili dapat pula bertindak sebagai penghalang tersamar terhadap kecepatan arus inovasi kedalam suatu sistem sosial. Ide-ide baru biasanya masuk
ke dalam suatu sistem sosial melalui anggota yang status sosialnya lebih tinggi dan lebih inovatif. Hal ini mungkin karena agen pembaru lebih suka
berkomunikasi dengan mereka atau mereka itu memang lebih suka mencari inovasi.
Difusi interpersonal yakni penyebaran inovasi yang menggunakan saluran komunikasi interpersonal, pada umumnya lebih homofilius. Misalnya orang-orang
yang paling tinggi status sosialnya dalam sistem sosial jarang sekali berinteraksi langsung dengan orang-orang yang paling rendah status sosialnya.
8
2.2 Pengertian Prinsip Heterofili dalam Komunikasi Antar Budaya