BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiap waktu kita tidak bisa terlepas dari komunikasi, karena komunikasi merupakan kegiatan yang selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Bahkan semenjak kita lahir kita telah berkomunikasi dengan pesan-pesan non verbal. Komunikasi merupakan usaha manusia dalam menyampaikan isi
pernyataan kepada manusia lain. Dalam definisi komunikasi terdapat kata usaha, ini berarti bahwa manusia harus berusaha agar komunikasi berjalan dengan efektif
dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Suatu komunikasi selalu terdapat suatu hambatan, hambatan tersebut bisa
terdapat pada unsur-unsur komunikasi yaitu pada komunikator, isi pesan, komunikan, media, dan feedback. Namun seorang komunikator harus bisa
mengatasi semua itu untuk mencapai komunikasi yang efektif terhadap seorang komunikan yang ditujunya. Sebagaimana kita tahu bahwa komunikasi akan
berjalan efektif jika antara satu pihak dan pihak lainnya memiliki sesuatu yang kurang lebih sama, baik tujuan, latar belakang maupun pengalaman. Selain itu
budaya-budaya yang berbeda juga bisa menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Salah satu cabang ilmu komunikasi adalah komunikasi antar budaya seperti
yang akan penulis bahas pada saat ini. Komunikasi Antar Budaya dalam pandangan Tubbs, Moss:1996 mengandung pengertian: “Komunikasi antar
budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan
dari semua perbedaan ini. Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang- orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda bisa beda ras, etnik, atau
sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini”. Menurut Stewart L.
1
Tubbs,komunikasi lintas budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbedabudaya baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio
ekonomi.Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Sedangkan Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi lintas budaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan
suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt
mengartikan komunikasi lintas budaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya. Dalam komunikasi antar budaya, kita
berusaha untuk memahami cara berkomunikasi dari setiap orang yang berbeda- beda budaya dan tentu ini bukan perkara yang mudah untuk dilakukan karena kita
harus terus belajar untuk memahami setiap kebudayaan sebab kebudayaan yang ada di dunia ini begitu banyak.
Jadi, komunikasi antar budaya menurut Samovar dan Porter 1972 yaitu komunikasi antar budaya terjadi manakal bagian yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi tersebut membawa latar belakang budaya pengalaman yang berbeda yang mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman,
pengetahuan dan nilai. Dalam suatu komunikasi antar budaya Homofili dan Heterofili termasuk ke
dalam prinsip komunikasi antar budaya. Dimana prinsip-prinsip tersebut merupakan sebuah proses komunikasi yang dijalankan oleh manusia-manusia
antara budaya sehingga bisa mencapai suatu tujuan komunikasi. Masalah mengenai homofili dan heterofili juga menjadi salah satu alasan mengapa penulis
ingin membahasnya dalam makalah ini.
2
1.2 Perumusan Masalah