BAB II PEMBAHASAN 2.1 SEJARAH DAN PERKEM

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa
resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dalam
sejarahnya Bahasa Indonesia memiliki 4 periode , Bahasa Indonesia adalah varian
bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa SundaSulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca atau bahasa perhubungan di
Nusantara dan beberapa wilayah di Asia Tenggara kemungkinan sejak abad-abad
awal penanggalan modern.
Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara
pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat
di Nusantara berkat penggunaannya oleh kerajaan Sriwijaya pada abad VII yang
menguasai jalur perdagangan. Hal ini terbukti dengan adanya empat buah batu
bertulis peninggalan kerajaan Sriwijaya. Keempat batu bersurat itu ditemukan di
Kedukan Bukit (680 SM), di Talang Tuwo (684 SM), di Kota kapur (Bangka Barat,
686 SM) dan di Karang Berahi (Jambi, 688 SM). Ini adalah periode pertama dalam
perkembangan Bahasa Indonesia di Nusantara atau perkembangan bahasa sebelum
masa kolonial.
Selanjutnya adalah perkembangan bahasa pada masa kolonial, yaitu pada masa
orang Barat tiba di Indonesia abad XVI mereka menghadapi kenyataan bahwa

bahasa Melayu sudah resmi menjadi bahasa pergaulan dan bahasa perdagangan.
Bangsa Portugis maupun Belanda mendirikan sekolah-sekolah. Mereka kemudian
terbentur masalah bahasa. Usaha pemakaian bahasa mereka (Portugis/Belanda)
selalu mengalami kegagalan. Akhirnya keluar keputusan dari pemerintah kolonial,
K.B. 1871 No. 104, yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi
putera dilakukan dalam bahasa daerah atau bahasa Melayu. Akhirnya bahasa
Melayu pun diakui sebagai bahasa penghantar.
Kemudian perkembangan bahasa Indonesia yang selanjutnya pada masa
pergerakan kebangsaan atau sebelum masa kemerdekaan, yaitu pada waktu
timbulnya pergerakan kebangsaan. Pada saat itu bahasa Melayu sudah menyebar

ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah
Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena
bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa
perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, dan antar bangsa.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia,
oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Dimana akhirnya

pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu saat berlangsungnya Kongres Pemuda
Indonesia di Jakarta dihasilkan ikrar bersama “Ikrar Sumpah Pemuda”
Dan yang terakhir adalah perkembangan Bahasa Indonesia setelah masa
kemerdekaan. Sejak di-ikrar-kan nya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928, bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa Nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa Negara pada tanggal
18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945
di sebutkan bahwa “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.”
2.2 BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA
Dalam perkembangannya bahasa mengalami perubahan akibat penggunaannya
sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak
di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
“imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan di tuturkan oleh lebih
dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa Ibu bagi penuturnya.
Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada

di Indonesia sebagai bahasa Ibu.

Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 telah mengukuhkan kedudukan dan
fungsi Bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa Negara. Kini,
Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi republik Indonesia dan di pakai oleh
berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Ini merupakan kedudukan pertama dari
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Selanjutnya kedudukan kedua dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
adalah dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
di dalam dunia pendidikan mulai dari pendidikan di Taman Kanak-Kanak hingga
ke perguruan tinggi.
Kemudian kedudukan ketiga dari kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara adalah dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar
badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
Dan yang terakhir adalah kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
dibuktikan dengan pengembangan kebudayaan Nasional, ilmu dan teknologi.
Penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,
buku-buku populer, majalah, bacaan ilmiah maupun media lainnya dengan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung.


2.3 BAHASA SEBAGAI WARISAN BUDAYA
Komunikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia dan
komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang kini menjai bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa Indonesia dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia harus berjuang
dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Perjuangan
demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya
sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional merupakan salah satu ciri budaya
yang menunjukan kesatuan dan menyatakan perbedaan dengan bangsa yang lain.
Pepatah mengatakan bahwa “Bahasa Menunjukan Bangsa”. Hal ini adalah
sebuah peribahasa yang sangat masuk akal untuk di telaah. Setiap hari kita
menggunakan bahasa untuk berekspresi dan berkomunikasi. Di dalam berbahasa,
kita bisa menemukan banyak hal di dalamnya. Setiap bangsa mempunyai bahasa

Ibu yang berbeda. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menggunakan Bahasa
Indonesia, yaitu bahasa pemersatu bangsa.
Bahasa Indonesia dikategorikan sebagai warisan kebudayaan. Menurut
UNESCO pada tahun 2001, bahasa merupakan perwujudan warisan budaya
takbenda dan merupakan Karya Agung yang harus dilindungi. Bangsa Indonesia

adalah bangsa yang kaya akan khasanah budaya. Walaupun ada berbagai macam
bahasa daerah, kita semua dipersatukan oleh bahasa Nasional, yaitu Bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia adalah warisan budaya bangsa yang “paling
Indonesia” karena seluruh bangsa Indonesia dapat mengakuinya tanpa terbentur
oleh budaya daerah masing-masing.

2.4 BAHASA DAN IDENTITAS BANGSA
Ernst Moritz Arndt mengatakan: “Tidak ada elemen terluhur yang dimiliki
suatu bangsa melainkan bahasa.”. bahasa merupakan identitas sebuah bangsa. Kata
‘identitas’ berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘idem’ yang artinya ‘yang sama’.
Identitas tak lain dari ungkapan kesamaan yang menyatakan dan menentukan hidup
seseorang di suatu kelompok tertentu yang bersifat sebagai pembeda antara
kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Disini bahasa berfungsi untuk menguak perbedaan tataran pemahaman
identitas. Identitas suatu kelompok, Negara, suku hanya bisa di tunjukan oleh
masyarakatnya sendiri melalui pengakuan terhadap budaya luhurnya.
Saat ini sebagian generasi muda Negeri ini banyak yang mengalami krisis
identitas dan mengais identitas tiruan terutama yang belakangan ini dipasarkan
oleh falsafah identitas majemuk. Budaya Barat yang membawa pengaruh besar
dalam perubahan pola pikir dan cara pandang generasi muda melalui kecanggihan

teknologi, kini perlahan kian mengikis peranan pemuda sebagai generasi yang
harus menjaga identitas bangsa.
Termasuk dalam identitas selain pengakuan terhadap diri sendiri, kesadaran
diri sebagai individu, insan tidak terbagikan, juga afirmasi keanggotaan suatu
kebersamaan atau bangsa kita. Simbol-simbol identitas nasional seperti bendera
merah-putih, Garuda Pancasila, lagu Indonesia Raya, dan lain-lainnya dapat
membantu kita untuk mempererat dan menegaskan identitas bersama yang telah

dimatangkan sejarah. Bagi bangsa Indonesia, salah satu warisan historis dan hakiki
untuk identitas bersama adalah Bahasa Indonesia. Karna Bahasa Indonesia adalah
cerminan bangsa Indonesia. Kesadaran mencintai dan menggunakaan Bahasa
Indonesia merupakan bagian esensi dari identitas dan integritas nasional. Kita
wajib merawat dan menyiangi taman bahasa nasional. Jika bahasa nasional
perlahan-lahan digeser, maka kita berada di jalur penyangkalan jati diri dan
keutuhan sebagai bangsa Indonesia.

2.5 PERAN PEMUDA SUMATERA SELATAN DALAM MENINGKATKAN
SIKAP

POSITIF


TERHADAP

BAHASA

INDONESIA

DALAM

MENYAMBUT ASIAN GAMES
Seiring dengan kemajuan komunikasi, dapat diperkirakan hampir tidak ada
bahasa daerah yang luput dari pengaruh bahasa Indonesia. Namun, sebaliknya pula
bahasa Indonesia telah dipengaruhi atau diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah lain
selain bahasa asing. Sumbangan bahasa daerah maupun bahasa asing demikian
besar sehingga dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari bahasa Melayu,
bahasa Indonesia akan memiliki karakter tersendiri.
Pemuda sebagai generasi harapan bangsa yang akan menjaga identitas bangsa
harus berperan dalam menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia
sebagai simbol cerminan bangsa. Pengoptimalan peran pemuda dalam berbahasa
dapat dijalankan dengan meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang

jati diri bangsa tetapi tidak menghapuskan latar belakang sosial budaya dan bahasa
daerah, kemudian fungsi bahasa Indonesia sebagai pendukung kebudayaan
nasional tidak hanya sekedar sebagai pendukung kesusastraan nasional, tetapi juga
mendorong dan menggalakkan pembinaan dan pengembangan kebudayaan
nasional untuk membina sikap manusia Indonesia yang memiliki kemampuan ilmu
pengetahuan dan berkepribadian yang santun.
Kemudian sikap bahasa merupakan faktor pendukung optimalisasi peran dan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai penguat jati diri bangsa. Sikap positif
terhadap bahasa Indonesia harus terus ditingkatkan. Terkait dengan kesempatan
yang dimiliki Indonesia khususnya kota Palembang sebagai kota kedua yang
menjadi tuan rumah ASIAN Games 2018 memberikan ruang bagi kita para pemuda

di Sumatera Selatan khususnya untuk meningkatkan sikap positif terhadap bahasa
Indonesia. Hal ini sekaligus akan sejalan dan setara dengan peningkatan dan
pemantapan sikap kebersamaan dalam membina, memelihara, dan mempertinggi
harkat dan martabat bangsa dan Negara melalui idealisme bahasa Indonesia dan
juga sosial budaya lokal dan bahasa daerah yang ada.
Adapun sikap bahasa yang perlu dimiliki dan dilakukan oleh pemuda di
Sumatera Selatan adalah seperti meningkatkan rasa kebanggaan memiliki dan
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah sesuai dengan keperluan dan

manfaat untuk menjangkau bermacam lapisan atau kelompok masyarakat,
menghindari penggunaan bahasa asing yang berlebihan dan menyesuaikannya
dengan kebutuhan, meningkatkan frekwensi pembiasaan penggunaan bahasa
Indonesia dalam semua kesempatan yang bersifat formal atau resmi dan
melestarikan bahasa daerah dengan, setidaknya tetap menjaga frekwensi
penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan sehari-hari.
Sebagai generasi muda, kita bertugas untuk melestarikan dan menjaga
penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia dengan penggunaannya yang
disesuaikan keperluan, kondisi, dan lawan bicara kita.