sesuatu. Produksi per unit Catch per Unit Effort armada pancing dihitung berdasarkan jumlah armada yang ada di PPI Puger.
2. Komposisi hasil tangkapan armada pancing tuna
Penentuan komposisi hasil tangkapan dilakukan dengan menghitung persentase dari ukuran panjang dan berat ikan tuna yang didaratkan. Hasil
persentase ukuran panjang tuna di Puger menentukan apakah ikan tuna yang didaratkan sudah memenuhi kriteria layak tangkap. Kriteria ikan tuna layak
tangkap dianalisis berdasarkan length at first maturity Lm. Length at first maturity LM menunjukkan bahwa ikan tuna sudah memijah satu kali dan hal ini
berguna untuk menjamin ketersediaan sumberdaya ikan dalam jangka panjang
WWF 2011 . Panjang ikan tuna layak tangkap Lm yaitu diatas 120
cm Fishbase 2010
. Hasil persentase berat ikan tuna akan menentukan ikan tuna yang layak
ekspor berdasarkan ukuran beratnya. B erat ikan tuna layak ekspor yaitu melebihi
25 kgekor BSN 1992.
Sumber: WWF Indonesia dimodifikasi dari www.fishbase.org
Gambar 2.2 Ukuran ikan tuna layak tangkap
3. Kualitas hasil tangkapan
Penentuan kualitas hasil tangkapan dilakukan dengan uji organoleptik dari mata, insang, tekstur, bau, dan lendir pada permukaan badan. Spesifikasi nilai
organoleptik dari insang, lendir, tekstur, bau, dan lendir dapat dilihat pada Lampiran 9. Produk tuna ekspor segar untuk fresh sashimi adalah ikan yang
memiliki nilai organoleptik minimal 7 BSN 2006.
4. Konflik sosial nelayan
Analisis konflik sosial dilakukan secara deskriptif mengenai permasalahan yang menyebabkan timbulnya konflik di Puger. Permasalahan tersebut melibatkan
para stakeholders perikanan pancing. Konflik yang terjadi melibatkan nelayan rumpon, nelayan nonrumpon, dinas TPI, dan dinas pemerintah setempat.
5. Perumusan strategi pengembangan perikanan pancing tuna
Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi faktor-faktor secara
sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT mempertimbangkan faktor internal strength dan weakness serta faktor eksternal
opportunities dan threats yang dihadapi, kemudian membandingkan kedua faktor tersebut, sehingga dapat diambil suatu keputusan dalam penentuan strategi
Marimin 2004. Berikut adalah gambar posisi perusahaan di berbagai kondisi.
Gambar 2.3 Posisi perusahaan pada berbagai kondisi Posisi institusi dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu: kuadran I
strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around, dan kuadran IV strategi defensif. Langkah-langkah pembuatan matriks
IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut: 1 Pengisian faktor-fakor kekuatan dan kelemahan pada IFAS, serta faktor ancaman dan peluang pada EFAS; 2
Pembobotan pada kolom 2 antara 0-1 untuk faktor yang dianggap sangat penting dan 0 untuk faktor yang dianggap tidak penting; 3 Pemberian nilai rating pada
kolom. Rating adalah pengaruh yang diberikan oleh faktor, nilai 1 untuk faktor yang memiliki faktor yang berpengaruh sangat kecil dan nilai 4 untuk faktor yang
berpengaruh sangat besar; 4 Kolom 4 adalah hasil perkalian bobot dan rating; 5 Menjumlah total skor yang didapatkan dari kolom Marimin 2004.
Nilai total menunjukkan reaksi organisasi terhadap faktor internal dan eksternal. Nilai 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi internaleksternal rendah,
nilai 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi internaleksternal rata-rata, sedangkan nilai 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi internaleksternal kuat Rangkuti
2007. Berbagai peluang
Kelemahan internal
Berbagai ancaman Kekuatan
internal Kuadran III
mendukung strategi turn around
Kuadran I mendukung strategi
agresif
Kuadran IV mendukung strategi
defensif Kuadran II
mendukung strategi diversifikasi
3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Keadaan Umum Puger
Secara geografis Kampung Nelayan Puger yang berada di Kota Puger terletak pada koordinat 113° 06 40 Bujur Timur dan 8°0817 Lintang Selatan
dengan batas wilayah sebelah Utara adalah Kecamatan Balung. Sebelah Selatan adalah Samudera Indonesia. Sebelah Barat adalah Kecamatan Gumukmas, dan
sebelah Timur adalah wilayah Kecamatan Wuluhan.
Kecamatan Puger mempunyai luas wilayah 149.00 km
2
dengan ketinggian rata-rata 12 m dari atas permukaan laut. Kecamatan Puger terdiri dari 12 desa
yaitu: Wringin Telu, Purwoharjo, Mojomulyo Puger Kulon, Puger Wetan, Mojosari, Grenden, Kasiyan, Mlokorejo, Wonosari, Jambearum, Bagon. Seluruh
Desa berkualifikasi Desa Swadaya. Daerah pesisir pantai Puger ini terdiri dari dua desa, yaitu desa Puger Wetan dan Puger Kulon. Adapun gambaran umum
mengenai kedua desa ini adalah: Keadaan umum Puger Wetan
Desa Puger Wetan merupakan salah satu desa di Kecamatan Puger. Desa ini jaraknya kurang lebih 30 km dari ibu kota kabupaten Jember kearah selatan. Luas
Desa Puger Wetan sekitar 525,520 m². Area persawahan sekitar 10,008 m² dan ladang sekitar 1,835 m². Secara administratif batas desa Puger Wetan adalah
sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Desa Grenden dan Wonosari
b. Sebelah Timur : Desa Lojejer c. Sebelah Barat : Desa Puger Kulon
d. Sebelah Selatan : Samudera Hindia Samudera Indonesia