PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH DI MTS RAUDHATUL HASANAH.

(1)

RAUDHATUL HASANAH MEDAN

Oleh:

Solahuddin Al’Ayyubi Dalimunthe NIM 4103311045

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

JudulSkripsi : Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Sistem Persamaan Linear Dua Peubah di MTs Raudhatul Hasanah Medan

Nama Mahasiswa : Solahuddin Al’Ayyubi DLMT

N I M : 4103311045

Program Studi : PendidikanMatematika

Jurusan : Matematika

Menyetujui

DosenPembimbingSkripsi,

Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S. NIP. 1963 1225 198803 1 004

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D Dr. Edy Surya, M.Si

NIP. 19590805 198601 1 001 NIP.19671019 199203 1 003


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Persamaan Linear Dua Peubah di MTs Raudhatul Hasanah”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Drs. Syafari, M.Pd, dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda H. A. Munir Dalimunthe, BA dan Ibunda Yunengsih Nasution yang terus memberikan motivasi serta do’a demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Abanganda Mukhlis Mubarak Dalimunthe, Lc, M.Hum, Uais Al-Qarni


(4)

Idris Dalimunthe, S.E serta Kakanda Ummi Syuhairah Dalimunthe, S.E.I yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi serta yang selalu penulis ingat dalam doa, Kakanda Almarhumah Rabiatul Adawiyah Dalimunthe, S.Pdi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Budi Halomoan Siregar, M.Sc yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Ucapan terima kasih juga untuk teman seperjuangan Salman Fajar Rizky, Andreas Sembiring, Okten G Ronaldi, Dedi Aprinaldy, Rizal Sujai, Dian Armadani Ritonga, Siti Lindramadhani Nasution, Febri Dayana Nasution, Desy Ratna Sari, Meida Hasda Hasibuan, Aisyah Hutasuhut, dan teman-teman ekstensi A 2010 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelsaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2015 Penulis

Solahuddin Al’Ayyubi Dalimunthe NIM. 4103311045


(5)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH DI MTS

RAUDHATUL HASANAH MEDAN

Solahuddin Al’Ayyubi Dalimunthe (NIM 4103311045) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII2 MTs Raudhatul Hasanah sebanyak 31 orang. Objek dari penelitian ini adalah penerapan model kooperatif tipe Numbered Head Together. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal dan penentuan kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan. Data yang diberikan berupa tes hasil belajar yang berbentuk uraian yang diberikan dua kali pada setiap akhir siklus. Pada penelitian ini penggunaan LKS bertujuan sebagai alat bantu pengajaran untuk memudahkan proses belajar mengajar dalam kelompok-kelompok kooperatif.

Dari analisis data setelah diberikan tindakan I (siklus I) diperoleh 23 dari 31 orang siswa (74,19%) mencapai ketuntasan belajar dan 8 dari 31 orang siswa (25,80%) belum mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 68,70. Pada siklus ini ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai.

Dari analisis data setelah diberikan tindakan II (siklus II) diperoleh 27 dari 31 orang siswa (87,10%) mencapai ketuntasan belajar dan 4 dari 31 orang siswa (12,90%) belum mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 77,09. Pada siklus ini ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah.


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 20

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 45

Tabel 3.2. Tingkat Keberhasilan Proses Pembelajaran 34 Tabel 4.1. Data Kesulitan Siswa Mengerjakan Tes Diagnostik 49

Tabel 4.2. Daftar Nilai Tes Diagnostik 52

Tabel 4.3. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar I 57 Tabel 4.4. Tingkat penguasaan siswa pada tes hasil belajar I 59 Tabel 4.5. Data ketuntasan belajar siswa pada tes hasil belajar I 60 Tabel 4.6. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar II 65 Tabel 4.7. Tingkat penguasaan siswa pada tes hasil belajar II 68 Tabel 4.8. Data ketuntasan belajar siswa pada tes hasil belajar II 68


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Kesalahan siswa memahami konsep sistem

persamaan linear satu variabel 4

Gambar 1.2. Kesalahan siswa menyelesaikan soal dan

Menggambarkan grafik 4

Gambar 1.3. Kesalahan siswa menjelaskan dan menyelesaikan soal 5 Gambar 3.1. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ( Hopkins, 1992) 39

Gambar 4.1. Diagram Hasil Observasi Guru 72

Gambar 4.2. Diagram Hasil Observasi Siswa 72

Gambar 4.3. Diagram Nilai Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa 73 Gambar 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 73


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 79 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 83 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 87 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 91

Lampiran 5 Kisi-Kisi LKS I 95

Lampiran 6 Kisi-Kisi LKS II 96

Lampiran 7 Kisi-Kisi LKS III 97

Lampiran 8 Kisi-Kisi LKS IV 98

Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa I 99

Lampiran 10 Lembar Kegiatan Siswa II 104

Lampiran 11 Lembar Kegiatan Siswa III 108

Lampiran 12 Lembar Kegiatan Siswa IV 111

Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 114

Lampiran 14 Tes Diagnostik 115

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 116

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 117

Lampiran 17 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 118

Lampiran 18 Tes Hasil Belajar I 119

Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 120

Lampiran 20 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 124

Lampiran 21 Tes Hasil Belajar II 125

Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 126

Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru 130

Lampiran 24 Lembar Observasi Siswa 138

Lampiran 25 Lembar Validasi Tes Diagnostik 142

Lampiran 26 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 145 Lampiran 27 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 150


(9)

Lampiran 29 Pedoman Penskoran Langkah-Langkah

Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 152

Lampiran 30 Pedoman Penskoran Langkah-Langkah

Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 153

Lampiran 31 Hasil Tes Diagnostik 154

Lampiran 32 Hasil Tes Belajar I 156

Lampiran 33 Hasil Tes Belajar II 158

Lampiran 34 Analisis Hasil Observasi Guru Siklus I 160 Lampiran 35 Analisis Hasil Observasi Guru Siklus II 162 Lampiran 36 Analisis Hasil Observasi Siswa Siklus I 164 Lampiran 37 Analisis Hasil Observasi Siswa Siklus II 166


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.

Pendidikan yang diberikan di sekolah dasar, sekolah lanjutan maupun di sekolah menengah meliputi beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, dan juga menopang cabang pengetahuan yang lain, sehingga matematika sering dikatakan sebagai queen and service of science (ratu dan pelayan ilmu pengetahuan). Matematika berkembang seiring dengan peradaban manusia. Sejarah ilmu pengetahuan menempatkan matematika pada bagian puncak hierarki ilmu pengetahuan. Peletakan demikian ini menimbulkan mitos bahwa matematika adalah penentu tingkat intelektualitas seseorang (Masykur, 2008:66).

Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Seperti yang diungkapkan oleh Hudojo (1988:1) bahwa matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan pengetahuan yang esensial sebagai dasar untuk bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi.


(11)

Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika menurut Cornelius (Abdurrahman, 2009 : 253) karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena dengan matematika setiap individu dapat meningkatkan kemampuan bernalar, berpikir kritis, logis, sistematis dan kreatif. Namun pada kenyataannya sedikit sekali orang yang menyukai matematika. Banyak orang beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Djamarah (1994:15) mengatakan bahwa

Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting. Sebab kesulitan dan ketakutan siswa dalam belajar matematika akan menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa.

Belajar matematika tidak sama dengan belajar sejarah, metode menghafal tidak cukup karena matematika bukanlah ilmu hafalan. Jika ingin berhasil mengerjakan soal-soal matematika maka harus banyak berlatih dan memahami rumus-rumusnya. Dalam prakteknya di sekolah, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang, seperti siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal konsep yang ada dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh guru, ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan konsep yang dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya hapal saja. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering


(12)

kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan tersebut. Seperti yang dikemukakan Masykur dan Fathani (2008:54) :

Jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika maka matematika hanya akan menjadi hafalan saja. Padahal, menghafal merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar matematika juga perlu menghafal (dalam persentase kecil) namun yang lebih penting, menghafal dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun dalam konsep matematika yang wajib dihapal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu.

Salah satu materi matematika yang dianggap susah oleh siswa adalah sistem persamaan linear dua variabel. Materi ini merupakan materi lanjutan materi dari sistem persamaan linear satu variabel yang telah dipelajari di kelas VII SMP. Akan tetapi masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari, memahami dan menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linear dua variabel.

Berdasarkan tes diagnostik (tanggal 14 Agustus 2014) di Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Hasanah masih banyak siswa lemah dalam pelajaran matematika. Ini dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata hasil belajar tes diagnostik matematika siswa pada materi pokok sistem persamaan linear satu variabel di kelas VIII2 MTs Raudhatul Hasanah Tahun Ajaran 2014/2015 adalah 44,51 dari 31 orang siswa dan persentase ketuntasan klasikal 25,80% dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) adalah 65.

Tes diagnostik ini adalah pemberian soal yang berhubungan dengan sistem persamaan linear satu variabel dalam bentuk soal uraian. Tes diagnostik ini diberikan agar siswa mengingat kembali materi sistem persamaan linear satu variabel sehingga dapat melanjutkan pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Siswa kesulitan dalam mengerjakan beberapa butir soal seperti berikut :

1. Tentukan penyelesaian dari persamaan 2x15,x adalah variabel bilangan asli!

2. Tentukan penyelesaian atau akar persamaan x57,jika x adalah variabel pada bilangan cacah!


(13)

3. Tentukan penyelesaian persamaan x52,jika x adalah bilangan cacah dan gambarkan grafiknya!

Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear satu variabel.

Gambar 1.1 Kesalahan siswa memahami konsep sistem persamaan linear satu variabel

Berdasarkan Gambar 1.1 siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar, tetapi siswa tidak memahami konsep yang telah diajarkan oleh guru. Sehingga apabila diberikan soal yang berbeda maka mereka tidak dapat menyelesaikannya dengan benar. Kesalahan lainnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.2 Kesalahan siswa menyelesaikan soal dan Menggambarkan grafik

Berdasarkan Gambar 1.2 siswa tidak dapat menjelaskan yang mana harus ditambahkan bilangan supaya bisa mendapatkan hasil yang diinginkan, mereka


(14)

hanya menghapal konsep yang diberikan oleh guru, sehingga apabila diberikan soal yang berbeda mereka tidak dapat menjelaskannya dengan benar.

Gambar 1.3 Kesalahan siswa menjelaskan dan menyelesaikan soal Berdasarkan Gambar 1.3 siswa tidak dapat menyelesaikan soal sistem persamaan linear satu variabel, sehingga apabila diberikan soal yang berbeda mereka tidak dapat menjelaskannya dengan benar.

Banyaknya siswa yang lemah dalam pelajaran matematika di kelas VIII2 MTS Raudhatul Hasanah sangat memprihatinkan. Jika masalah ini dibiarkan terus-menerus, maka siswa kelas VIII akan mengalami kesulitan dalam pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.

Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggunakan seluruh komponen dalam pendidikan. Guru sebagai seorang sosok yang memberikan kontribusi yang penting dalam dunia pendidikan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pengajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa, khususnya dalam bidang studi Matematika. Kesulitan siswa dalam mempelajari Matematika harus menjadi tanggungjawab guru sebagai aktor utama dalam proses belajar mengajar. Muhammad (dalam terintregasi Matematika Buku 3, 2005: 1) menyatakan bahwa: Tenaga kependidikan, terutama guru matematika; di samping tenaga kependidikan lainnya seperti kepala sekolah dan pustakawan, adalah merupakan faktor yang sangat menentukan mutu pendidikan matematika.


(15)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Hasanah pada tanggal 14 Agustus 2014, Herlin Nikmah mengatakan bahwa: Nilai rata-rata siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Hasanah adalah rendah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian guru masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar. Dalam pembelajaran matematika, biasanya guru memulai sajian dengan mengajar teori/ definisi/ teorema, diberikan contoh, dan terakhir diberikan latihan soal-soal.

Pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru matematika di MTs Raudhatul Hasanah adalah metode ceramah. Artinya, guru masih menggunakan pembelajaran yang guru lebih berperan aktif dibandingkan siswa, sehingga masih ada kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama belajar Sistem Persamaan Dua Peubah dengan menggunakan pembelajaran tersebut. Untuk mencapai pembelajaran yang optimal, proses pembelajaran harus dibuat lebih menarik dan lebih mudah dimengerti sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru dapat menerapkan pembelajaran yang lebih baik dari yang sebelumnya. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang banyak digunakan dalam penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa tipe dari model tersebut. Tujuan dibentuknya pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan-kegiatan belajar. Sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Trianto (2009:62) menyatakan bahwa:

Terdapat enam fase sebagai sintaks dalam pembelajaran kooperatif, (1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, (2) Menyajikan informasi, (3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif, (4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) Evaluasi dan (6) Memberikan penghargaan.


(16)

Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dianggap peneliti dapat memotivasi siswa dalam peran aktif dalam proses belajar mengajar adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT.)

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik, meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, dan untuk mengembangkan keterampilan siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dengan cara:

 Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

 Siswa pandai maupun siswa lemah sama -sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.

 Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.

 Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan.

Penggunaan LKS sangat membantu pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together, karena dengan adanya LKS siswa tidak hanya menerima penjelasan guru melainkan siswa dapat bekerja sama dan membagi ide dalam mempertimbangkan jawaban yang benar. Suyitno (2005) menyatakan bahwa: Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan lembar kerja siswa atau lembar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah mengaktifkan


(17)

peserta didik, membantu peserta didik, melatih peserta didik, dan membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep.

Dengan melihat fenomena tersebut, peneliti bersama guru bermaksud mengadakan kerjasama dalam upaya memberikan solusi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam menyelesaikan soal persamaan linear satu variabel. Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika, tidak cukup hanya dengan mengetahui dan menghafalkan konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari uraian di atas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa di MTS Raudhatul Hasanah, maka peneliti bersama guru tertarik menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) guna meningkatkan hasil belajar siswa melalui suatu penelitian yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Persamaan Linear Dua Peubah di kelas VIII MTS Raudhatul Hasanah.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

2. Siswa kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linear dua peubah.

3. Perlu adanya penerapan model kooperatif tipe numbered head together untuk meningkatkan hasil belajar sistem persamaan linear dua peubah kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah.


(18)

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah.

1.4. Rumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah:

1) Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua peubah di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah tahun ajaran 2014/2015 ?

2) Bagaimana efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kooperatif pada materi sistem persamaan linear dua peubah di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah tahun ajaran 2014/2015 ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah tahun ajaran 2014/2015.

2) Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah tahun ajaran 2014/2015.


(19)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Untuk guru diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pelajaran matematika di MTS Raudhatul Hasanah khususnya pada kelas VIII

2. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan hasil belajar sehingga kompetensi dalam mata palajaran matematika dapat tercapai secara optimal.

3. Untuk komponen terkait yakni Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dalam menyusun program peningkatan kualitas sekolah.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang sejenis.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran yang beranggotakan 3 – 5 orang siswa. Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah:

 Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.

 Kelompok yang dibentuk mempunyai tingkat kemampuan bervariasi.  Setiap anggota kelompok diberi tanggung jawab untuk memecahkan

masalah atau soal yang telah diberi sesuai dengan nomor-nomor yang telah ada.

 Anggota kelompok saling menjelaskan kepada sesama teman anggota kelompoknya, sehingga semua anggota kelompok mengetahui jawaban dari semua soal yang diberikan.


(20)

 Selanjutnya, guru menyebut satu nomor para siswa dari tiap kelompok dan yang telah disebut nomornya harus menyiapkan jawabannya untuk seluruh kelas dan mempresentasikan di depan kelas.

2. Hasil belajar matematika merupakan hasil yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar matematika baik selama proses maupun pada akhir pembelajaran khususnya pada materi pokok persamaan linear dua variabel.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan penemuan selama pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah :

1. Hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tes hasil belajar siswa yang telah diberikan pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Rata-rata skor tes hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 48,39% yaitu pada tes diagnostik 25,80% menjadi 74,19% dan nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 24,19 yaitu pada tes diagnostik 44,51 menjadi 68,70, tetapi belum memenuhi syarat ketuntasan klasikal ≥85%. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 12,91% yaitu pada siklus I 74,19% menjadi 87,10% pada siklus II dan nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 8,39 yaitu pada siklus I 68,70 menjadi 77,09 pada siklus II. Dengan demikian hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah sudah meningkat, maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.


(22)

2. Efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah memenuhi kriteria efektif. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang diperoleh siswa telah mencapai ketuntasan individual ≥65 dan ketuntasan klasikal ≥85%, lembar observasi guru dan siswa yang telah diberikan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan waktu pembelajaran saat penelitian berlangsung tidak melebihi waktu pembelajaran seperti biasa. Dengan demikian proses pembelajaran ketika diterapkan kooperatif numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua peubah sudah efektiv.

5.2Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan adalah:

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan materi sistem persamaan linear dua variabel atau topik lain yang sesuai sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai kriteria ketuntasan belajar dengan ketuntasan individual ≥65 dan ketuntasan klasikal ≥85%.

2. Kepada siswa, diharapkan untuk mau lebih aktif, serius selama pembelajaran dan mau mempelajari kembali di rumah materi yang telah diberikan.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan model yang sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik dan dapat memodifikasi model ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran yang lainnya.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abil, M., Asmin., (2012). Evaluasi Hasil Belajar, Universitas Negeri Medan, Medan.

Abdurrahman, M., (2003 ), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abdurrahman, M., (2009 ), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S., dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Aqib, Z., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung

Djamarah,S.,(1994) Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional, Surabaya

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

Masykur, dkk, (2008), Mathematical Intelligence : Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Penerbit Ar-Ruzz Media, Jogjakarta

Muhli, A, (2011), (https://wicaksono.blogspot.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran/), (diakses 10 November 2014)

Muhammad, (2005), Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3, Depdiknas, Jakarta

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004, Penerbit Grasindo, Jakarta

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Sanjaya, W. (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Kencana, Jakarta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta


(24)

Sugiono, (2009), Penelitian Pendidikan, Penerbit Pustaka Belajar, Bandung Suyitno, A.,(2005), Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas, Semarang Lundgren,(2009) http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model pembelajaran

nht numbered- head-together/)

Sudjana. N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya, Bandung

Sudjana, dkk..,(1989), Pedoman Praktek Mengajar, Depdikbud, Bandung

Syah, M. (1995), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud, Jakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Usman, U. (2004), Menjadi Guru Profesional, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung


(25)

RIWAYAT HIDUP

Solahuddin Al’Ayyubi Dalimunthe lahir di Gunung Selamat, pada tanggal 09 Oktober 1991. Ibu bernama Yunengsih Nasution dan ayah bernama Ahmad Munir Dalimunthe, BA dan merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 112185 Gunung Selamat dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Bilah Hulu, dan lulus tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Plus Rantau Utara, dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti antara lain: (1) Sebagai peserta pada Training Menjadi Mahasiswa Berprestasi dengan tema “Mengukir Jejak Prestasi di Kampus Hijau”, yang diselenggarakan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada tahun 2010; (2) Sebagai anggota organisasi internal Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika (HMJ-MAT) Periode 2011-2012, (3) Sebagai anggota organisasi internal Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI-AR RAHMAN) Periode 2011-2012, (4) Sebagai peserta pada Seminar Pendidikan Nasional dengan tema “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi,” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika (HMJ-MAT) pada tahun 2011, (5) Sebagai panitia pada Kontes Literasi Matematika (KLM) dan Seminar LokaKarya Nasional Pendidikan Matematika dengan tema “ Melalui Seminar dan Lokakarya Matematika Kita Tingkatkan Mutu Pembelajaran Matematika.” (6) Sebagai peserta dalam Seminar LokaKarya Nasional Pendidikan Matematika dengan tema “Melalui Seminar dan LokaKarya Matematika Kita Tingkatkan Mutu Pembelajaran Matematika” yang diselenggarakan oleh PMRI UNIMED tahun 2012.


(1)

 Selanjutnya, guru menyebut satu nomor para siswa dari tiap kelompok dan yang telah disebut nomornya harus menyiapkan jawabannya untuk seluruh kelas dan mempresentasikan di depan kelas.

2. Hasil belajar matematika merupakan hasil yang dicapai siswa melalui tes hasil belajar matematika baik selama proses maupun pada akhir pembelajaran khususnya pada materi pokok persamaan linear dua variabel.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan penemuan selama pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut adalah :

1. Hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tes hasil belajar siswa yang telah diberikan pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Rata-rata skor tes hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 48,39% yaitu pada tes diagnostik 25,80% menjadi 74,19% dan nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 24,19 yaitu pada tes diagnostik 44,51 menjadi 68,70, tetapi belum memenuhi syarat ketuntasan klasikal ≥85%. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 12,91% yaitu pada siklus I 74,19% menjadi 87,10% pada siklus II dan nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 8,39 yaitu pada siklus I 68,70 menjadi 77,09 pada siklus II. Dengan demikian hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah sudah meningkat, maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.


(3)

2. Efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Raudhatul Hasanah memenuhi kriteria efektif. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang diperoleh siswa telah mencapai ketuntasan individual ≥65 dan ketuntasan klasikal ≥85%, lembar observasi guru dan siswa yang telah diberikan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan waktu pembelajaran saat penelitian berlangsung tidak melebihi waktu pembelajaran seperti biasa. Dengan demikian proses pembelajaran ketika diterapkan kooperatif numbered head together pada materi sistem persamaan linear dua peubah sudah efektiv.

5.2Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan adalah:

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan materi sistem persamaan linear dua variabel atau topik lain yang sesuai sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai kriteria ketuntasan belajar dengan ketuntasan individual ≥65 dan ketuntasan klasikal ≥85%.

2. Kepada siswa, diharapkan untuk mau lebih aktif, serius selama pembelajaran dan mau mempelajari kembali di rumah materi yang telah diberikan.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan model yang sama dengan penelitian ini, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik dan dapat memodifikasi model ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran yang lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abil, M., Asmin., (2012). Evaluasi Hasil Belajar, Universitas Negeri Medan, Medan.

Abdurrahman, M., (2003 ), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abdurrahman, M., (2009 ), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S., dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Aqib, Z., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung

Djamarah,S.,(1994) Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional, Surabaya

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed

Hudojo, H, (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

Masykur, dkk, (2008), Mathematical Intelligence : Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Penerbit Ar-Ruzz Media, Jogjakarta Muhli, A, (2011),

(https://wicaksono.blogspot.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran/), (diakses 10 November 2014)

Muhammad, (2005), Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3, Depdiknas, Jakarta

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004, Penerbit Grasindo, Jakarta

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Sanjaya, W. (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Kencana, Jakarta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta


(5)

Sugiono, (2009), Penelitian Pendidikan, Penerbit Pustaka Belajar, Bandung Suyitno, A.,(2005), Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas, Semarang Lundgren,(2009) http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model pembelajaran

nht numbered- head-together/)

Sudjana. N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya, Bandung

Sudjana, dkk..,(1989), Pedoman Praktek Mengajar, Depdikbud, Bandung

Syah, M. (1995), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud, Jakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta Usman, U. (2004), Menjadi Guru Profesional, Penerbit PT Remaja Rosdakarya,


(6)

RIWAYAT HIDUP

Solahuddin Al’Ayyubi Dalimunthe lahir di Gunung Selamat, pada tanggal 09 Oktober 1991. Ibu bernama Yunengsih Nasution dan ayah bernama Ahmad Munir Dalimunthe, BA dan merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 112185 Gunung Selamat dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Bilah Hulu, dan lulus tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Plus Rantau Utara, dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti antara lain: (1) Sebagai peserta pada Training Menjadi Mahasiswa Berprestasi dengan tema “Mengukir Jejak Prestasi di Kampus Hijau”, yang diselenggarakan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada tahun 2010; (2) Sebagai anggota organisasi internal Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika (HMJ-MAT) Periode 2011-2012, (3) Sebagai anggota organisasi internal Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI-AR RAHMAN) Periode 2011-2012, (4) Sebagai peserta pada Seminar Pendidikan Nasional dengan tema “Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi,” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika (HMJ-MAT) pada tahun 2011, (5) Sebagai panitia pada Kontes Literasi Matematika (KLM) dan Seminar LokaKarya Nasional Pendidikan Matematika dengan tema “ Melalui Seminar dan Lokakarya Matematika Kita Tingkatkan Mutu Pembelajaran Matematika.” (6) Sebagai peserta dalam Seminar LokaKarya Nasional Pendidikan Matematika dengan tema “Melalui Seminar dan LokaKarya Matematika Kita Tingkatkan Mutu Pembelajaran Matematika” yang diselenggarakan oleh PMRI UNIMED tahun 2012.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Persamaan Linear Dua Peubah

0 22 1

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI RAMPAH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 4 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI KELAS VII MTS AL-KHAIRAAT TONDO | Irawati | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 7

0 1 13

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

0 0 10