Tabel 2 menggambarkan perbedaan rata-rata tingkat kecemasan saat pre test dan post test pada kelompok intervensi. Diketahui rata-rata kecemasan pada kelompok intervensi saat
pre test lebih tinggi dibandingkan setelah pemberian intervensi, dengan signifikansi 0,001 p 0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat kecemasan setelah
diberikan intervensi pada kelompok intervensi.
3. Perbedaan Rata-rata Tingkat Kecemasan Pre Test dan Post Test
Kelompok Kontrol
Tabel 3. Perbedaan rata-rata tingkat kecemasan pre test dan post test kelompok kontrol n = 35
Wilcoxon Signed Ranks Test
Nama N
Mean Sig. 2-tailed
Kontrol Pre Post
35 35
18,38 17,50
.389
Tabel 3 menggambarkan perbedaan rata-rata tingkat kecemasan saat pre test dan post test pada kelompok kontrol. Diketahui rata-rata kecemasan pada kelompok kontrol saat pre
test 18,38 yang kemudian mengalami penurunan menjadi 17,50 dengan signifikansi 0,389 p 0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat kecemasan
kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi.
4. Perbedaan Rata-Rata Selisih Penurunan Tingkat Kecemasan Kelompok
Intervensi dan Kontrol
Tabel 4. Perbedaan rata-rata selisih penurunan tingkat kecemasan kelompok intervensi dan kontrol
Independent t test
Nama N
Mean Std.
Deviation Sig. 2-tailed
Penurunan Intervensi 35
-3,77 6,292
.076 Kontrol
35 -1,11
6,052 Pada tabel 4. menjelaskan mengenai perbedaan rata-rata penurunan tingkat kecemasan
yang diperoleh antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi dan kontrol sama-sama terdapat peningkatan kecemasan sebanyak 3,77 pada
kelompok intervensi dan 1,11 pada kelompok kontrol tanpa intervensi ini. Selisih kecemasan pada kedua kelompok ini memiliki angka signifikansi sebesar 0,076 p 0,05 yang artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penurunan kecemasan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
PEMBAHASAN
Penelitian ini meneliti tentang adakah pengaruh dengan diberikannya terapi bacaan Al-Qur’an sambil membaca terjemahan nya terhadap skor cemas perpisahan pada anak kelas
1 MTs yang berpisah dengan orangtua. Seperti telah disebutkan responden yang berjumlah 70 anak ini berusia sekitar 12-13 tahun yang mana usia mereka merupakan kelompok umur yang
rentan terhadap perkembangan masalah dari dalam diri seperti munculnya gejala cemas dan depresi, karena masa remaja merupakan masa transisi dengan perubahan biologis,
kemampuan emosional, dan keinginan untuk mendapatkan otonomi Maciejewski et.al., 2013, Macam macam gangguan emosional yang dapat terjadi pada onset kanak dan remaja
salah satu diantaranya adalah gangguan kecemasan perpisahan, yang mana telah diketahui bahwa responden penelitian ini adalah mereka yang tinggal tidak bersama dengan orangtua.
Alasan mengapa penelitian ini diberikan intervensi berupa mendengarkan bacaan Al- Qur’an sambil membaca terjemah nya adalah dikarenakan anak-anak yang tinggal di asrama
sudah tidak asing lagi dengan bacaan Al-Qur’an sehingga sangat memungkinkan apabila diberikan intervensi dengan perlakuan tersebut karena selain tidak memerlukan biaya,
pembacaan ayat suci Al-Qur’an dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja Pada tabel 4.1 diperlihatkan bahwa semua responden mengalami kecemasan mulai
dari yang sedang hingga tinggi. Ini disebabkan anak remaja seusia mereka merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan remaja, dimana terjadi perubahan hormonal yang
menyebabkan rasa tidak tenang pada diri remaja yang akan meningkatkan kecemasan, sehingga pada usia tersebut remaja itu dapat mengalami kecemasan saat harus berpisah
dengan orang tua Hurlock, 2004. Namun pada penelitian ternyata setelah dilakukan intervensi berupa diperdengarkan
bacaan Al-Qur’an QS Ar-Rahman sebanyak 78 ayat ini selama 8 menit 30 detik selama dua minggu berturut-turut kepada 35 anak kelompok intervesi dan 35 anak kelompok kontrol
menunjukan hasil tidak adanya perbedaan perubahan skor kecemasan antara kelompok