HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Membran sel 13 Gambar 2.2. Nukleus 15 Gambar 2.3. Mitokondria 16 Gambar 2.4. Retikulum Endoplasma 17 Gambar 2.5. Badan Golgi 18 Gambar 2.6. Lisosom 19 Gambar 2.7. Sel Hewan 21 Gambar 2.8. Sel Tumbuhan 24 Gambar 2.9. Sel Prolariotik dan Sel Eukariotik 26 Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pretes Siswa pada Kelas STAD dan Word Square 41 Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Postes Siswa pada Kelas STAD dan Word Square 43 x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Skema Perancangan Pengambilan Data 28 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal 29 Tabel 4.1. Perbandingan Nilai Pretes Siswa pada Kelas STAD dan Word Square 40 Tabel 4.2. Perbandingan Nilai Postes Siswa pada Kelas STAD dan Word Square 42 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data 44 Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Data 45 xi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 52 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 54 Lampiran 3. Instrumen Penelitian 91 Lampiran 4. Kunci Jawaban 98 Lampiran 5. Tabel Validitas Soal 99 Lampiran 6. Perhitungan Validitas Soal 100 Lampiran 7. Tabel Reliabilitas Soal 102 Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Soal 103 Lampiran 9. Tabel Tingkat Kesukaran Soal 105 Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 106 Lampiran 11. Tabel Perhitungan Daya Beda Soal 108 Lampiran 12. Perhitungan Daya Beda Soal 109 Lampiran 13. Tabel Validitas, Daya Beda Soal, dan Tingkat Kesukaran Soal 111 Lampiran 14. Data Hasil Belajar Siswa 112 Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian 118 Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Penelitian 122 Lampiran 17. Uji Hipotesis Penelitian 124 Lampiran 18. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 126 Lampiran 19. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 128 Lampiran 20. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 130 Lampiran 21. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian 131

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu memiliki peranan yang sangat penting untuk kita dalam menjalani kehidupan ini. Namun ilmu tidak mudah untuk kita miliki begitu saja. Ilmu perlu kita pelajari terlebih dahulu sebelum dapat kita kuasai dengan baik. Selain itu, untuk memperoleh ilmu kita juga harus melewati sebuah proses yaitu pendidikan. Pendidikan yang dimaksud merupakan pendidikan yang berada di sekolah, dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga Perguruan Tinggi. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi Sanjaya, 2011. Hasil belajar erat kaitannya dengan pemahaman konsep, sehingga penting dalam suatu proses pembelajaran. Jika hasil belajar siswa masih rendah, maka dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa akan materi yang diajarkan juga kurang. Hasil belajar siswa juga terkait dengan kemampuan mengingat seorang siswa. Kemampuan mengingat hal yang telah diperoleh melalui pembelajaran merupakan faktor penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kemampuan mengingat ini diartikan sebagai daya ingat atau retensi. Daya ingat atau retensi dapat diartikan bertahannya suatu informasi atau konsep yang telah dipelajari sebelumnya di dalam ingatan. Tanpa adanya retensi maka tidak dapat disebut sebagai suatu proses belajar dan tanpa adanya belajar maka tidak akan mungkin ada yang diingat. Retensi pada setiap siswa berbeda-beda, namun untuk membuat suatu informasi atau konsep yang telah dipelajari tetap bertahan lama dalam ingatan dipengaruhi pula oleh model pembelajaran guru Listawati, 2012. Namun pada kenyataannya, kegiatan belajar dan mengajar belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas XI SMA Negeri 1 Panyabungan Selatan, siswa yang mampu mencapai nilai KKM hanya 55 dari keseluruhan siswa dengan nilai KKM mata pelajaran biologi yaitu 75. Dengan demikian 45 siswa yang belum mencapai nilai KKM. Salah satu model pembelajaran yang berpotensi untuk memberdayakan retensi siswa adalah model pembelajaran Student Team Achievement Division STAD dan word Square . Menurut Widyantini dalam Hartati 2011, model Pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk menangani hal- hal yang berkaitan dengan konsep sulit. Materi pelajaran yang didapat dari memahami akan melekat lebih lama daripada menghafal, sehingga diharapkan bertahannya suatu konsep dalam ingatan siswa retensi akan lebih lama dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak jawaban. Tujuan huruf pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun melatih siswa memiliki sikap teliti dan kritis Saptono, 2003. Struktur dan Fungsi Sel adalah suatu pokok pelajaran biologi yang mempelajari tentang bagaimana sebenarnya bentuk sel serta fungsi dari setiap bagiannya. Pokok pelajaran yang dipelajari dalam struktur dan fungsi sel adalah hal-hal yang bisa dilihat atau dianalogikan siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih mudah untuk dipahami dan dapat mendukung untuk penerapan model STAD dan Word Square karena pada proses pembelajaran ini siswa akan saling bertukar pendapat mengenai materi yang telah dibagi oleh guru saat mereka berdiskusi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division dengan Word Square pada Materi Struktur dan Fungsi Sel”.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHDILENGKAPIMACROMEDIAFLASH PADA MATERI SISTEM KOLOID.

0 8 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) MENGGUNAKAN MEDIA TTS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI STRUKTUR ATOM.

3 8 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN.

0 0 33

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian - Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas

0 4 21