Bahan dan Alat Penelitian Proses Pengambilan dan Pengolahan Data

3.5 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala Ukur Alat Ukur 1 Ekstrak kunyit dengan konsentrasi 100 Ekstrak yang didapatkan dengan melarutkan 1 gram ekstrak kunyit Sesuai SOP dari Laboratorium Biologi Oral UNAIR Rasio Electronic Balance, Gelas Ukur 2 Ekstrak kunyit dengan konsentrasi 50 Ekstrak yang didapatkan dengan melarutkan ½ dari ekstrak kunyit konsentrasi 100 Mikropipet 3 Ekstrak kunyit dengan konsentrasi 25 Ekstrak yang didapatkan dengan melarutkan ½ dari ekstrak kunyit konsentrasi 50 4 Ekstrak Kunyit dengan konsentrasi 12,5 Ekstrak yang didapatkan dengan melarutkan ½ dari ekstrak kunyit konsentrasi 25 5 Ekstrak Kunyit dengan konsentrasi 6,25 Ekstrak yang didapatkan dengan melarutkan ½ dari ekstrak kunyit konsentrasi 12,5 6 KHM Kadar Hambat Minimal Konsentrasi minimal bahan coba yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri setelah diinkubasi selama 24 jam dan tidak tumbuh koloni bakteri pada media pembenihan dengan menggunakan metode dilusi Dalam satuan CFUml Colony Forming UnitSuspensi Rasio Spektrofotometer 7 KBM Kadar Bunuh Minimal Konsentrasi minimal bahan coba yang dapat membunuh bakteri setelah dilakukan uji dilusi selama 24 jam, dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri pada media padat dengan menggunakan metode Drop Plate Mills Mesra Kaca Pembesar

3.6 Bahan dan Alat Penelitian

3.6.1 Bahan Penelitian

− Kunyit sebanyak 1500 gram − Pelarut etanol 96 sebanyak 5 liter Kimia Farma, Indonesia − Suspensi Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 UNAIR, Indonesia − Media Nutrient Agar UNAIR − NaCl 0,9 1 liter Kimia Farma, Indonesia − DMSO 100 ml Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Alat Penelitian

− Lemari pengering − Kertas perkamen − Aluminium foil 1 gulungan − Blender Panasonic, Japan − Perkolator − Kapas Bio Panca, Indonesia − Kertas saring Whatman no.42, England − Vaccum Rotary Evaporator Heidolph VV 2000, Germany − Erlenmeyer Pyrex, USA − Destilator − Lemari penyimpan petri − Piring petri Pyrex, Japan − Inkubator CO 2 Sanyo, Japan − Autoklaf Tomy, Japan − Electronic Balance Ohyo JP2 6000, Japan − Vortexwhirli mixer Iwaki model TM 100, Japan − Pipet mikro dan tipsGilson, France − Kaca Pembesar Ootsuka ENV-CL, Japan − Ose dan spi

3.7 Proses Pengambilan dan Pengolahan Data

3.7.1 Proses Pembuatan Ekstrak kunyit

1. Kunyit diseleksi kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan Gambar 3. Proses pencucian, pengeringan dan pengirisan kunyit. Universitas Sumatera Utara 2. Kunyit yang telah dicuci ditimbang sebanyak 4 kg dengan alat penimbang dan dicatat berat basahnya. 3. Kunyit dikeringkan dengan menggunakan kertas alas perkamen di dalam lemari pengering dengan suhu 40 °C sampai kering. Gambar 4. Pengering dengan suhu 40 ° sampai kering. 4. Kunyit yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender sampai menjadi serbuk, lalu diletakkan dalam wadah tertutup. Gambar 5. Kunyit diblender sampai menjadi serbuk.

3.7.2 Pembuatan Ekstrak

1. Simplisia ditimbang sebanyak 350 gram lalu ditambahkan etanol 96 sebanyak 3 liter untuk perendaman. Kemudian simplisia disimpan dalam\ wadah tertutup dan didiamkan selama 1 jam pada suhu 25 °C sambil sesekali diaduk dengan menggunakan spatula. Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Penambahan etanol 96 dan didiamkan pada wadah yang tutup. 2. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan, di bawah perkolator diletakkan kapas yang telah dibasahi etanol dan dilapisi kertas saring, kemudian dituangkan etanol 96 sampai hampir penuh. 3. Perkolator ditutup dengan aluminium foil serta dibiarkan selama 24 jam. . Gambar 7. Proses perkolator. 4. Kran perkolator menetes dengan kecepatan 20 tetesmenit 1mlmenit, perkolat ditampung dalam botol. 5. Etanol 96 ditambahkan supaya kunyit tidak mengalami kekeringan. Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Kran perkolator menetes dengan kecepatan 20 tetesmenit. 6. Prosedur penampungan perkolat dilakukan sampai perkolat yang dihasilkan jernih. Semua perkolat digabung dan disaring, 7. Setelah itu sisa air diuapkan dengan menggunakan Vacuum Rotary Evaporator pada tekanan 1 ATM dengan termperatur ≤ 40˚C. Hasil akhir yang didapat adalah ekstrak kunyit Gambar 9. Proses kental ekstrak kunyit.

3.7.2 Prosedur Pengenceran Bahan Coba Ekstrak Kunyit

Sebelum dilakukan pengenceran, tabung steril disediakan kemudian diberi label sesuai dengan konsentrasinya. Dalam hal ini, setiap tabung diberi label 100, 50, 25, 12,5, 6,25. Setiap tabung diisi dengan media BHIB dengan volume 5 ml. Pada tabung 50, 25, 12,5, dan 6,25 diisi dengan media BHIB. Pada tabung berlabel 100 diisi dengan 10 ml ekstrak kunyit, selanjutnya diambil 5 ml dari tabung tersebut dan dipindahkan ke tabung berlabel 50. Volume tabung yang berlabelkan 50 menjadi 10 ml dengan Universitas Sumatera Utara penipisannya adalah: 510 = ½ = 50. Setelah itu, diambil 5 ml dari tabung berlabel 50, kemudian dimasukkan ke tabung berlabel 25 sehingga penipisannya adalah ¼ = 25. Setelah itu, diambil 5 ml dari tabung berlabel 25, kemudian dimasukkan ke tabung berlabel 12,5 sehingga penipisannya adalah 18 = 12,5. Setelah itu, diambil 5 ml dari tabung berlabel 12,5, kemudian dimasukkan ke tabung berlabel 6,25 sehingga penipisannya adalah 116 = 6,25.

3.7.3 Pembuatan Media Bakteri

Sebelum spesimen dibiakkan, dibuat media NA, sebanyak 12 gram bubuk yang dilarutkan ke dalam 240 ml aquadest untuk 40 petri 20 mlpetri, lalu dipanaskan di atas tungku pemanas magnetik sampai mendidih. Kemudian media yang telah masak, disterilkan di dalam autoklaf selama 15 menit dengan tekanan udara 2 ATM, suhu 121°C. Setelah disterilkan, media disimpan di dalam lemari pendingin. Jika akan digunakan kembali, media dipanaskan kembali hingga mendidih, lalu dituangkan ke dalam masing-masing petri dan dibiarkan hingga dingin. Gambar 10. Nutrient Agar NA

3.7.4 Pembiakan Spesimen

Kegiatan pembiakan spesimen dilakukan dalam suasana anaerob pada inkubator CO 2 . Porphyromonas gingivalis yang digunakan adalah specimen stem cell Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 yang telah dibiakkan secara murni pada media NA yang telah disiapkan pada prosedur sebelumnya dalam suasana anaerob. Sebanyak 1-2 ose dari biakan murni bakteri uji yang telah dikultur dan tumbuh dengan subur disuspensikan dengan menggunakan larutan NaCl 0,9 sampai diperoleh kekeruhan sesuai standar 0,5 Mc Farland atau sebanding dengan jumlah bakteri 1 x 10 8 CFUml. Universitas Sumatera Utara Kontrol 0,5 Mc Farland diperoleh dengan pencampuran 0,05 ml Barium Klorida Dihidrat BaCl 2 •2H 2 O 1,175 dengan 9,95 ml Asam Sulfat H 2 SO 4 1. Kontrol ini menghasilkan suspensi bakteri dengan jumlah sekitar 1x10 8 CFUml. Penggunaan kontrol 0,5 Mc Farland berdasarkan standar kekeruhan yang sesuai dalam penelitian bakteri. 34

3.7.5 Pembuatan Kontrol Positif

Kontrol positif yang digunakan adalah suspensi bakteri yang telah disiapkan pada prosedur sebelumnya. Suspensi bakteri tersebut diambil sebanyak 2 ml dengan menggunakan mikropipet dan dimasukkan ke dalam microplate.

3.7.6 Penentuan KHM Bahan Coba

Bahan coba ekstrak kunyit yang dipakai terdiri dari konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, dan 6,25. Dari masing-masing konsentrasi tersebut diambil sebanyak 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian diberi label sesuai konsentrasinya. Selanjutnya diambil 1 ml suspensi bakteri yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan menggunakan mikropipet lalu dimasukkan ke dalam masing-masing tabung bahan coba yang telah diberi label kemudian divorteks. Lalu tabung-tabung tersebut diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam pada inkubator CO 2 dan diamati kekeruhan yang terjadi dan membandingkan tabung- tabung tersebut dengan kontrol untuk menentukan nilai KHM dari masing-masing bahan coba. Tabung dengan kekeruhan yang mulai tampak jernih untuk setiap kelompok perlakuan merupakan KHM yaitu konsentrasi minimal ekstrak atau bahan uji apapun yang mampu menghambat pertumbuhan Porphyromonas gingivalis dalam media perbenihan setelah diikubasi 24 jam dan tidak tumbuh koloni kuman dalam perbenihan tersebut. Gambar 11. Suspensi tabung reaksi dalam inkubator. Universitas Sumatera Utara

3.7.7 Penentuan KBM Bahan Coba

Hasil prosedur penentuan nilai KHM tidak terlihat larutan yang mulai tampak jernih sehingga semua kelompok larutan dilanjutkan dengan penghitungan jumlah koloni bakteri, yaitu pada konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, dan 6,25 dengan metode Spreading. Setelah itu, bahan coba dengan konsentrasi tersebut masing-masing divorteks dan diambil 50 μl untuk tiap konsentrasi lalu diteteskan ke dalam media padat Nutrient Agar, direplikasi sebanyak 5 petri, didiamkan selama 15-20 menit sampai mengering dan diinkubasi dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 C selama 24 jam dan media padat akan tumbuh menjadi 1 koloni bakteri. Dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri untuk mendapatkan nilai KBM. Perhitungannya adalah bila bentuk koloni melebar dianggap berasal dari 1 koloni, bila bentuknya 2 koloni bersinggungan dianggap sebagai 2 koloni. Satuan yang dipakai adalah CFU Colony Forming Unit ml cairan suspensi. Setelah dihitung jumlah koloni bakteri pada masing-masing tetesan, kemudian dibuat jumlah rata-ratanya dan dikalikan dengan faktor pengenceran dan faktor pengali. Karena pada penelitian konsentrasi yang dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri merupakan konsentrasi awal sebelum dilakukan dilusi maka faktor pengenceran x 1, selain itu karena pada penetesan suspensi bahan coba dan bakteri pada media padat seban yak 50 μl, maka hasil perhitungan harus dikali dengan faktor pengali 20 untuk mendapatkan hasil sesuai satuan standar CFUml. Gambar 12. Penanaman bakteri dan ekstrak kunyit pada Nutrient Agar. Universitas Sumatera Utara Gambar 13. Metode Spreading pada penanaman dan penghitungan jumlah koloni bakteri P.gingivalis. Gambar 14. Suspensi bakteri media padat dalam inkubator Universitas Sumatera Utara

3.8 Skema Alur Penelitian