BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan dalam masyarakat di dunia baik negara miskin maupun negara berkembang.
Prevalensi anemia pada anak prasekolah di Indonesia, menurut
World Health Organisation WH0 pada
tahun 1993 sampai 2005 didapati sekitar 44.4.
1
Anemia dapat mempengaruhi fungsi miokardium, hal ini berhubungan dengan beratnya anemia.
2
Saat ini anemia berat berhubungan dengan tingginya insidens pembesaran jantung dan
komplikasi terhadap gagal jantung.
3
Kardiomegali adalah suatu keadaan dimana terjadi pembesaran pada jantung.
4
Beberapa penyebab kardiomegali pada anak antara lain penyakit miokardium, penyakit arteri koroner, defek jantung kongenital
dengan gagal jantung ataupun beberapa keadaan lain seperti tumor jantung, anemia berat, kelainan endokrin, malnutrisi, distrofi muskular dan
gagal jantung akibat penyakit paru.
5
Suatu penelitian yang dilakukan pada anak sehat dengan hemoglobin di bawah 6 grdL akibat defisiensi besi menunjukkan
terjadinya peningkatan preload
dan penurunan afterload
dari ventrikel kiri jantung dibandingkan dengan kelompok kontrol, serta terjadi peningkatan
kardiak indeks secara signifikan pada pasien dengan anemia berat.
6
Pada keadaan anemia dapat terjadi hipertrofi ventrikel kiri dengan miofibril
1
Universitas Sumatera Utara
2
jantung yang memanjang dan dilatasi ventrikel kiri yang mengakibatkan pembesaran isi sekuncup sesuai dengan mekanisme Starling.
7
Pembesaran jantung pada penderita anemia berat kronis pernah dilaporkan. Suatu penelitian melaporkan hasil foto toraks yang
menunjukkan pembesaran jantung kemudian menghilang setelah dilakukan perbaikan terhadapan anemia.
3
Meskipun foto toraks sering digunakan untuk menilai pembesaran jantung, tetapi penelitian yang menunjukkan adanya hubungan kadar
hemoglobin dengan nilai rasio jantung toraks pada anak penderita anemia berat kronis masih sedikit dilaporkan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan: apakah ada hubungan kadar hemoglobin dengan nilai rasio
jantung toraks pada anak penderita anemia berat kronis?
1.3. Hipotesis