B3 yaitu 34.92 gtanaman dan terendah pada perlakuan B0 yaitu 26.76 gtanaman. Hal ini terjadi karena pada jerami cacah mengandung K yang dapat diserap tanaman.
Hal ini didukung oleh pernyataan Lubis 2009 yang menyatakan bahwa hara K yang bersumber dari jerami, pupuk kandang cukup tersedia serta tanggap tanaman
padi tercapai karena kalium yang diberikan membantu dalam meningkatkan pertumbuhan anakan. Hal ini juga disebabkan karena kondisi air yang macak-macak
sehingga menyebabkan jumlah anakan banyak pada awal pertumbuhan. Hal ini juga diduga disebabkan karena drainase yang buruk sehingga potensial redoks sangat
rendah. Harahap 2008 yang menyatakan serapan hara K cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya masa inkubasi pada jerami, begitu juga dengan
komponen jumlah anakan dan tinggi tanaman. Selain itu pemberian bahan organik dengan mempunyai CN yang cukup tinggi menyebabkan aktivitas mikroorganisme
meningkat dan mengambil unsur hara untuk perkembangan dirinya sendiri. Kemungkinan bahan organik yang diberikan tanpa terlebih dahulu diinkubasi belum
tersedia bagi tanaman.
b. Efek Tunggal Pupuk Anorganik
Pemberian pupuk urea tidak berpengaruh nyata meningkatkan N-total tanah. Hal ini mungkin disebabkan karena N diserap oleh tanaman, atau terdenitrifikasi
sehingga tidak tersedia di dalam tanah. Dari data, dapat dilihat bahwa perlakuan yang diaplikasikan pupuk anorganik nilai N-total lebih rendah daripada perlakuan
yang tanpa pupuk anorganik yaitu 0.110 dan yang diaplikasi pupuk anorganik sebesar 0.105.
Pemberian pupuk urea berpengaruh nyata meningkatkan serapan N. Nilai serapan N pada aplikasi pupuk anorganik lebih tinggi dibandingkan nilai serapan N
yang tanpa aplikasi pupuk anorganik. Nilai serapan N pada aplikasi pupuk anorganik
Universitas Sumatera Utara
yaitu 70.06 gtanaman, sedangkan yang tanpa aplikasi pupuk anorganik hanya 33.91 gtanaman. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk anorganik tidak diberikan
sekaligus melainkan secara bertahap menurut fase pertumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan unsur yang diperlukan sepanjang pertumbuhan tanaman.
Pemberian pupuk anorganik juga berpengaruh nyata meningkatkan jumlah anakan, dan bobot tajuk. Nilai jumlah anakan dan bobot tajuk yang diaplikasi pupuk
anorganik lebih tinggi dibandingkan dengan yang tanpa diaplikasi pupuk anorganik. Hal ini menunjukkan bahwa unsur N sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Arafah dan Sirappa 2003 yang menyatakan bahwa N merupakan salah satu faktor pembatas utama untuk
produktivitas padi sawah. Dari nitogen tanah, sekitar 97-98 berupa N-organik dan 2-3 berupa N-anorganik
.
Produktivitas padi sawah lebih banyak ditentukan oleh kadar zat organik tanah. Dengan demikian, tanah-tanah yang berkadar bahan organik
rendah perlu diupayakan tambahan pupuk N dari pupuk agar status hara N tanaman cukup untuk menopang produktivitas yang tinggi.
Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kadar C-organik dan N-total tergolong rendah, yaitu 1.208 dan 0.14 pada analisis awal sehingga pemberian
pupuk nitrogen mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam menopang pertumbuhannya.
Pemberian pupuk SP-36 berpengaruh nyata meningkatkan P-tersedia tanah. Nilai P-tersedia yang diaplikasi pupuk anorganik lebih tinggi dibandingkan dengan
yang tanpa diaplikasi pupuk anorganik yaitu yang tertinggi terdapat pada perlakuan 33.02 ppm dan yang tanpa diaplikasi pupuk anorganik 26.24 ppm. Hal ini juga
sejalan dengan perlakuan tunggal bahan organik. Hal ini mungkin disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
adanya penambahan pupuk anorganik ke dalam tanah yang menyebabkan kadar P tanah meningkat.
Meningktanya P-tersedia tanah juga menyebabkan serapan P tanaman dan bobot akar juga meningkat. Nilai serapan P dan bobot akar yang diaplikasi pupuk
anorganik lebih tinggi dibandingkan tanpa diaplilaksi pupuk anorganik. Nilai serapan P pada aplikasi pupuk anorganik 8.68 gtanaman dan yang tanpa apliaksi
pupuk anorganik sebesar 5.45 gtanaman. Sedangkan nilai bobot akar yang diaplikasi pupuk anorganik adalah 16.92 g dan yang tanpa aplikasi pupuk anorganik
sebesar 11.06 g. Hal ini disebabkan pupuk SP-36 diberikan pada awal penanaman sehingga akan mendorong pertumbuhan akar yang menyebabkan pengambilan unsur
hara juga lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim, dkk 1986 yang menyatakan bahwa pupuk P sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar, yaitu diberikan
pada saat tanam atau sebelum tanam. Hal ini disebabkan karena pupuk ini merupakan pupuk yang unsurnya tidak cepattersedia dan juga sangat dibutuhkan
pada stadia permulaan tumbuh. Pemberiannya sangat baik bila ditempatkan pada daerah perakaran. Keuntungan pemberian seawal mungkin akan mendorong
pertumbuhan akar permulaan yang akan memberikan tanaman berdaya serap hara lebih baik
Pemberian pupuk anorganik berpengaruh nyata meningkatkan K-dd tanah, dan serapan K tanaman. Nilai K-dd tanah yang diaplikasi pupuk anorganik lebih
rendah dibandingkan tanpa pupuk anorganik, sedangkan serapan K yang diaplikasi pupuk anorganik lebih tinggi dibandingkan dengan yang tanpa diaplikasi pupuk
anorganik. Pada penelitian status hara K adalah sedang. Hal ini mungkin disebabkan karenatanaman menyerap unsur hara dengan baik sehingga unsur hara yang ada di
dalam tanah menjadi berkurang.
Universitas Sumatera Utara
c. Efek Kombinasi Antara Bahan Organik dan Pupuk Anorganik