Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kerbau dan Dosis Pupuk Anorganik Terhadap Hara N, P, K Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman
Kingdom: Plantae;
bawang
merah
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Divisio: Spermatophyta;
Subdivisio: Angiospermae;
Class: Monocotyledoneae; Ordo: Liliaceae; Family: Liliales; Genus: Allium;
Species: Allium ascalonicum L. (Tim Bina Karya Tani, 2008).
Bawang merah adalah
tanaman semusim dan memiliki umbi yang
berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut dengan daun berbentuk silinder
berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk
batang
yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi
berlapis. Umbi
bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang
membesar dan bersatu. Umbi
bawang merah bukan merupakan umbi sejati
seperti kentang atau talas (Hervani dkk., 2008).
Daun bawang merah bertangkai relatif pendek, berbentuk bulat mirip pipa,
berlubang, memiliki panjang 15-40 cm, dan meruncing pada bagian ujung. Daun
berwarna hijau tua atau hijau muda. Setelah tua, daun menguning, tidak lagi
setegak daun yang masih muda dan akhirnya mengering dimulai dari bagian
ujung tanaman (Suparman, 2007)
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan.
Setiap tandan mengandung sekitar 50-200 kuntum bunga. Bunga bawang
merah merupakan bunga sempurna. Biasanya terdiri dari 5-6 benang sari dan
sebuah putik dengan daun bunga berwarna hijau bergaris keputih-putihan
atau putih, serta bakal buah duduk diatas membentuk suatu bangun berbentuk
kubah (Tim Bina Karya Tani, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Umbi bawang merah merupakan umbi ganda ini terdapat lapisan tipis
yang tampak jelas, dan umbi-umbinya tampak jelas juga sebagai benjolan kekanan
dan kekiri, dan mirip siung bawang putih. Lapisan pembungkus siung umbi
bawang merah tidak banyak, hanya sekitar 2 sampai 3 lapis, dan tipis yang mudah
kering. Sedangkan lapisan dari setiap umbi berukuran lebih banyak dan tebal.
Maka besar kecilnya siung bawang merah tergantung oleh banyak dan tebalnya
lapisan pembungkus umbi (Suparman, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1100 m (ideal 0-800 m) diatas
permukaan laut, Produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah yang didukung
suhu udara antara 25-32 derajat celcius dan beriklim kering. Untuk dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik bawang merah membutuhkan tempat terbuka
dengan pencahayaan 70 %, serta kelembaban udara 80-90 %, dan curah hujan
300-2500 mm pertahun (Suwandi, 2014).
Angin merupakan faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
bawang merah karena sistem perakaran bawang merah yang sangat dangkal, maka
angin kencang akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman (Suwandi, 2014).
Tanah
Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur
sedang sampai liat, drainase/aerasi baik, mengandung bahan organik yang cukup,
dan reaksi tanah tidak masam (pH tanah : 5,6 – 6,5). Tanah yang paling cocok
untuk tanaman bawang merah adalah tanah Aluvial atau kombinasinya dengan
Universitas Sumatera Utara
tanah Glei-Humus atau Latosol. Tanah yang cukup lembab dan air tidak
menggenang disukai oleh tanaman bawang merah (Sumarni dan Achmad, 2005).
Tanah yang digunakan untuk penanaman bawang merah mempunyai
struktur tanah yang bagus, drainase yang lancar dan tidak mudah padat. Sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan biji bawang merah menjadi
optimal. Oleh karena itu sebaiknya tanah persemaian digunakan tanah lempung
berpasir yang dicampur dengan pupuk kandang (Hervani dkk, 2008).
Pupuk Organik dan Anorganik
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai,
contohnya adalah pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk anorganik adalah
jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia
sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi, contohnya adalah
Urea, TSP dan Gandasil (Novizan, 2005).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran cair
dari hewan ternak yang dikandangkan yang dapat bercampur dengan alas kandang
dan sisa-sisa makanan. Sifat dan ciri pupuk kandang ditentukan oleh berbagai
faktor antara lain: Jenis Ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan
ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk dan struktur kandang dan tempat
penyimpanan pupuk. Jenis hewan ternak mempengaruhi sifat dari pupuk atau
kotoran yang dihasilkan. Hal ini juga berkaitan dengan jenis pakan kesukaan
ternak tersebut. Untuk keperluan perhitungan ditetapkan bahwa hara yang terdapat
dalam pupuk kandang rata-rata 0,5% N ; 0,25% P2O5 dan 0,5% K2O. Selain itu
Universitas Sumatera Utara
pupuk kandang juga mengandung unsur Ca, Mg, S serta unsur-unsur mikro
(Damanik, dkk. 2011).
Pupuk kandang/kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian
antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada
masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis
makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah
daripada pupuk kimia. Oleh karena itu biaya aplikasi pemberian pupuk kandang
(pukan) ini lebih besar daripada pupuk anorganik. Hara dalam pukan ini tidak
mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat
dekomposisi/ mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan
hara dari pukan antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain
terdapat dalam bentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam
humat atau lignin yang sulit terdekomposisi (Hartatik dan Widowati, 2006).
Dari berbagai macam jenis produk pupuk PT. Petrokimia Gresik, pupuk
NPK digolongkan sebagai pupuk majemuk, yang artinya pupuk majemuk terdiri
dari berbagai unsur yang dibutuhkan untuk kesuburan tanaman. Maka dari itu,
banyak para petani yang memilih pupuk NPK untuk kesuburan tanamannya.
Selain itu, pupuk NPK Phonska merupakan pupuk subsidi oleh pemerintah kepada
petani Indonesia. Sebagai objek amatan pada penilitian ini, dipilih pupuk NPK
Phonska yang memiliki ciri khas warna merah pada butirannya sebagai ciri khas
pupuk NPK produksi PT. Petrokimia Gresik. Pupuk Phonska memiliki kandungan
hara sebagai berikut: 15% N, 15% P2O5, 15% K2O dan Sulfur sebesar 10%.
Dosis pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap semua komponen
pertumbuhan. Hal ini disebabkan perkembangan tinggi tanaman, jumlah anakan
Universitas Sumatera Utara
dan jumlah daun sejak awal pertumbuhan lebih dipengaruhi oleh faktor genetik
daripada faktor lingkungan termasuk pemupukan anorganik (Jazilah, dkk. 2007).
Pemberian pupuk K dalam tanah yang cukup memberikan pertumbuhan
bawang
merah lebih optimal dan menunjukan hasil yang baik. Penambahan
pupuk K berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering per rumpun dan K
berperan dalam proses fotosintesis serta dapat meningkatkan bobot umbi
(Napitupulu dan Winarto, 2010).
Unsur Hara N, P dan K dalam tanah
Tingkat dekomposisi bahan-bahan ini diketahui dari kandungan karbon
dan nitrogen. Unsur karbon dan nitrogen dibutuhkan oleh jazad mikro
dekomposer sebagai sumber energi dan hara. Antara jazad mikro dengan tanaman
terjadi kompetisi dalam memperoleh nitrogen. Umumnya jazad mikro lebih
mampu, sehingga tanaman menunjukkan kekurangan (defficiency) nitrogen.
Pengikatan N dalam tubuh jazad dinamakan imobilisasi nitrogen; dijumpai pada
tanah diberi bahan organik belum terdekomposisi sempurna. Imobilisasi bersifat
sementara dan dilepas kembali begitu jasad mati. Pelepasan N ditandai
pertumbuhan tanaman normal dan nisbah C/N tamah berada antara 10 sampai 15.
Nisbah C/N lazim digunakan sebagai petunjuk (indikator) kemudahan
dekomposisi bahan organik. Makin tinggi C/N makin sukar terdekomposisi
(Syekhfani dan tim, 2012).
Sumber utama Nitrogen di dalam tanah berasal dari berbagai sumber.
Sumber utamanya adalah dari (1) nitrogen bebas di atmosfir, (2) hasil
dekomposisi bahan organik, (3) loncatan listrik di udara (petir) dan (4) pupuk
buatan dan pupuk organik. Pupuk buatan yang mengandung nitrogen seperti Urea,
Universitas Sumatera Utara
ZA dan pupuk majemuk yang mengandung nitrogen selalu ditambahkan ke tanah
di samping pupuk organic seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos juga
merupakan sumber nitrogen di dalam tanah (Damanik, dkk. 2011).
Sumber utama fosfor anorganik berasal dari kerak bumi dan hasil
pelapukan batuan dan mineral yang mengandung fosfor seperti apatit, dan
kandungannya mencapai 0.12% P. Sebagian besar fosfat anorganik tanah berada
pada persenyawaan kalsium, aluminium dan besi yang kesemuanya sukar larut
dalam air. Pengaruh bahan organik terhadap ketersediaan hara fosfat did lam
tanah melalui hasil pelapukan yaitu asam-asam organik. Asam-asam organik
seperti asam malonat, tartarat, humat, fulvik akan menghasilkan anion organic.
Anion-anion organik ini dapat mengikat logam-logam seperti Al, Fe dan Ca dari
dalam larutan tanah, kemudian membentuk senyawa komplek yang bersifat sukar
larut. Dengan pengikatan Al, Fe dan Ca ini ion-ion akan bebas dari pengikatan
logam tersebut sehingga tersedia di dalam larutan tanah.
Sumber hara kalium di dalam tanah adalah berasal dari kerak bumi. Kadar
kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K2O, sedangkan air laut
mengandung kalium sekitar 0,04 K2O. Rerata kadar kalium pada lapisan olah
tanah pertanian adalah sekitar 0,83% yang mana kadar ini lima kali lebih besar
dari nitrogen dan 12 kali lebih besar dari fosfor. Pertambahan kalium dari sisa
tanaman dan hewan merupakan sumber yang penting dalam menjaga
keseimbangan kadar kalium di dalam tanah (Damanik, dkk., 2011).
Kehilangan kalium dalam tanah dapat terjadi dengan beberapa cara seperti
terangkut tanaman bersama pemanenan, tercuci, tererosi, dan terfiksasi.
Kehilangan kalium yang diangkut tanaman disebakan oleh sifat kalium yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diserap tanaman secara berlebihan melebihi kebutuhan yang sebenarnya. Serapan
yang berlebihan ini tidak lagi meningkatkan produksi tanaman, sehingga
menimbulkan pemborosan penggunaan kalium tanah. Kehilangan kalium akibat
tercuci merupakan kehilangan yang paling besar. Jumlah kalium yang hilang
bersama air atau tercuci dapat mencapai 25 kg/ha/tahun, tetapi dapat juga lebih
besar. Besarnya kalium akibat tercuci tergantung pada faktor tanah seperti tekstur
tanah, kapasitas tukar kation, pH tanah, dan jenis tanah (Damanik, dkk., 2011).
Unsur Hara N,P dan K terhadap tanaman
Unsur nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi tanaman terutama
pembentukan dan pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman, seperti daun,
batang, dan akar. Pemberian unsur N yang terlalu banyak pada bawang merah
dapat menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Akan tetapi
kekurangan unsur N dapat menyebabkan klorosis daun, serta jaringan daun
menjadi
mati dan kering dan
pertumbuhan
tanaman
menjadi kerdil
(Napitupulu dan Winarto, 2010)
Unsur phosphor (P) pada bawang merah berperan untuk mempercepat
pertumbuhan
pemasakan
akar
semai, dan
dapat
mempercepat
pembungaan
dan
umbi (Napitupulu dan Winarto, 2010). Ketersediaan fosfor yang
tinggi menyebabkan kebutuhan fosfor untuk pembentukan dan perkembangan
umbi sudah tercukupi (Jazilah, dkk. 2011). Apabila tanaman kekurangan unsur P
maka akan terlihat gejala warna daun bawang hijau tua dan permukaannya terlihat
mengkilap kemerahan, dan tanaman menjadi kerdil. Bagian tepi daun, cabang, dan
batang bawang merah mengecil serta berwarna merah keunguan dan kelamaan
menjadi kuning (Napitupulu dan Winarto, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Unsur kalium (K) berfungsi untuk pembentukan protein dan karbohidrat
pada bawang merah serta dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
serangan penyakit dan dapat meningkatkan kualitas umbi (Gunadi 2009). Peranan
lain dari K adalah memacu translokasi hasil fotosintesis dari daun ke bagian lain
yang dapat meningkatkan ukuran, jumlah dan hasil umbi. Kandungan K yang
tinggi menyebabkan ion K+ yang mengikat air dalam tubuh tanaman akan
mempercepat proses fotosintesis. Hasil fotosintesis inilah yang merangsang
pembentukan umbi menjadi lebih besar sehingga dapat meningkatkan bobot
kering tanaman (Fitri, dkk. 2014). Bila kekurangan unsur kalium daun tanaman
bawang merah akan mengkerut atau keriting dan muncul bercak kuning
transparan pada daun dan berubah merah kecoklatan serta mengering hangus
terbakar (Gunadi 2009).
Pengaruh Hama terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah
Serangan hama sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
bawang merah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman bawang merah akibat
serangan hama dapat mengakibatkan penurunan produksi bawang merah sampai
bahkan sampai gagal panen. Menurut Setiawati (2000)
yang
menyatakan
kehilangan hasil akibat hama dapat mencapai 30 – 100%. Hasil pantauan
yang dilakukan di lapangan ternyata kerusakan yang diakibatkan oleh hama
sangat berat dengan kerugian ekonomi yang tinggi. Para petani terpaksa
memanen tanamannya lebih awal, sehingga umbi bawang yang dihasilkan
berukuran sangat kecil.
Universitas Sumatera Utara
Botani Tanaman
Tanaman
Kingdom: Plantae;
bawang
merah
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Divisio: Spermatophyta;
Subdivisio: Angiospermae;
Class: Monocotyledoneae; Ordo: Liliaceae; Family: Liliales; Genus: Allium;
Species: Allium ascalonicum L. (Tim Bina Karya Tani, 2008).
Bawang merah adalah
tanaman semusim dan memiliki umbi yang
berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut dengan daun berbentuk silinder
berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk
batang
yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi
berlapis. Umbi
bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang
membesar dan bersatu. Umbi
bawang merah bukan merupakan umbi sejati
seperti kentang atau talas (Hervani dkk., 2008).
Daun bawang merah bertangkai relatif pendek, berbentuk bulat mirip pipa,
berlubang, memiliki panjang 15-40 cm, dan meruncing pada bagian ujung. Daun
berwarna hijau tua atau hijau muda. Setelah tua, daun menguning, tidak lagi
setegak daun yang masih muda dan akhirnya mengering dimulai dari bagian
ujung tanaman (Suparman, 2007)
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan.
Setiap tandan mengandung sekitar 50-200 kuntum bunga. Bunga bawang
merah merupakan bunga sempurna. Biasanya terdiri dari 5-6 benang sari dan
sebuah putik dengan daun bunga berwarna hijau bergaris keputih-putihan
atau putih, serta bakal buah duduk diatas membentuk suatu bangun berbentuk
kubah (Tim Bina Karya Tani, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Umbi bawang merah merupakan umbi ganda ini terdapat lapisan tipis
yang tampak jelas, dan umbi-umbinya tampak jelas juga sebagai benjolan kekanan
dan kekiri, dan mirip siung bawang putih. Lapisan pembungkus siung umbi
bawang merah tidak banyak, hanya sekitar 2 sampai 3 lapis, dan tipis yang mudah
kering. Sedangkan lapisan dari setiap umbi berukuran lebih banyak dan tebal.
Maka besar kecilnya siung bawang merah tergantung oleh banyak dan tebalnya
lapisan pembungkus umbi (Suparman, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1100 m (ideal 0-800 m) diatas
permukaan laut, Produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah yang didukung
suhu udara antara 25-32 derajat celcius dan beriklim kering. Untuk dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik bawang merah membutuhkan tempat terbuka
dengan pencahayaan 70 %, serta kelembaban udara 80-90 %, dan curah hujan
300-2500 mm pertahun (Suwandi, 2014).
Angin merupakan faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
bawang merah karena sistem perakaran bawang merah yang sangat dangkal, maka
angin kencang akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman (Suwandi, 2014).
Tanah
Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur
sedang sampai liat, drainase/aerasi baik, mengandung bahan organik yang cukup,
dan reaksi tanah tidak masam (pH tanah : 5,6 – 6,5). Tanah yang paling cocok
untuk tanaman bawang merah adalah tanah Aluvial atau kombinasinya dengan
Universitas Sumatera Utara
tanah Glei-Humus atau Latosol. Tanah yang cukup lembab dan air tidak
menggenang disukai oleh tanaman bawang merah (Sumarni dan Achmad, 2005).
Tanah yang digunakan untuk penanaman bawang merah mempunyai
struktur tanah yang bagus, drainase yang lancar dan tidak mudah padat. Sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan biji bawang merah menjadi
optimal. Oleh karena itu sebaiknya tanah persemaian digunakan tanah lempung
berpasir yang dicampur dengan pupuk kandang (Hervani dkk, 2008).
Pupuk Organik dan Anorganik
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai,
contohnya adalah pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk anorganik adalah
jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia
sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi, contohnya adalah
Urea, TSP dan Gandasil (Novizan, 2005).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran padat, kotoran cair
dari hewan ternak yang dikandangkan yang dapat bercampur dengan alas kandang
dan sisa-sisa makanan. Sifat dan ciri pupuk kandang ditentukan oleh berbagai
faktor antara lain: Jenis Ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan
ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk dan struktur kandang dan tempat
penyimpanan pupuk. Jenis hewan ternak mempengaruhi sifat dari pupuk atau
kotoran yang dihasilkan. Hal ini juga berkaitan dengan jenis pakan kesukaan
ternak tersebut. Untuk keperluan perhitungan ditetapkan bahwa hara yang terdapat
dalam pupuk kandang rata-rata 0,5% N ; 0,25% P2O5 dan 0,5% K2O. Selain itu
Universitas Sumatera Utara
pupuk kandang juga mengandung unsur Ca, Mg, S serta unsur-unsur mikro
(Damanik, dkk. 2011).
Pupuk kandang/kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian
antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada
masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis
makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah
daripada pupuk kimia. Oleh karena itu biaya aplikasi pemberian pupuk kandang
(pukan) ini lebih besar daripada pupuk anorganik. Hara dalam pukan ini tidak
mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat
dekomposisi/ mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan
hara dari pukan antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain
terdapat dalam bentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam
humat atau lignin yang sulit terdekomposisi (Hartatik dan Widowati, 2006).
Dari berbagai macam jenis produk pupuk PT. Petrokimia Gresik, pupuk
NPK digolongkan sebagai pupuk majemuk, yang artinya pupuk majemuk terdiri
dari berbagai unsur yang dibutuhkan untuk kesuburan tanaman. Maka dari itu,
banyak para petani yang memilih pupuk NPK untuk kesuburan tanamannya.
Selain itu, pupuk NPK Phonska merupakan pupuk subsidi oleh pemerintah kepada
petani Indonesia. Sebagai objek amatan pada penilitian ini, dipilih pupuk NPK
Phonska yang memiliki ciri khas warna merah pada butirannya sebagai ciri khas
pupuk NPK produksi PT. Petrokimia Gresik. Pupuk Phonska memiliki kandungan
hara sebagai berikut: 15% N, 15% P2O5, 15% K2O dan Sulfur sebesar 10%.
Dosis pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap semua komponen
pertumbuhan. Hal ini disebabkan perkembangan tinggi tanaman, jumlah anakan
Universitas Sumatera Utara
dan jumlah daun sejak awal pertumbuhan lebih dipengaruhi oleh faktor genetik
daripada faktor lingkungan termasuk pemupukan anorganik (Jazilah, dkk. 2007).
Pemberian pupuk K dalam tanah yang cukup memberikan pertumbuhan
bawang
merah lebih optimal dan menunjukan hasil yang baik. Penambahan
pupuk K berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering per rumpun dan K
berperan dalam proses fotosintesis serta dapat meningkatkan bobot umbi
(Napitupulu dan Winarto, 2010).
Unsur Hara N, P dan K dalam tanah
Tingkat dekomposisi bahan-bahan ini diketahui dari kandungan karbon
dan nitrogen. Unsur karbon dan nitrogen dibutuhkan oleh jazad mikro
dekomposer sebagai sumber energi dan hara. Antara jazad mikro dengan tanaman
terjadi kompetisi dalam memperoleh nitrogen. Umumnya jazad mikro lebih
mampu, sehingga tanaman menunjukkan kekurangan (defficiency) nitrogen.
Pengikatan N dalam tubuh jazad dinamakan imobilisasi nitrogen; dijumpai pada
tanah diberi bahan organik belum terdekomposisi sempurna. Imobilisasi bersifat
sementara dan dilepas kembali begitu jasad mati. Pelepasan N ditandai
pertumbuhan tanaman normal dan nisbah C/N tamah berada antara 10 sampai 15.
Nisbah C/N lazim digunakan sebagai petunjuk (indikator) kemudahan
dekomposisi bahan organik. Makin tinggi C/N makin sukar terdekomposisi
(Syekhfani dan tim, 2012).
Sumber utama Nitrogen di dalam tanah berasal dari berbagai sumber.
Sumber utamanya adalah dari (1) nitrogen bebas di atmosfir, (2) hasil
dekomposisi bahan organik, (3) loncatan listrik di udara (petir) dan (4) pupuk
buatan dan pupuk organik. Pupuk buatan yang mengandung nitrogen seperti Urea,
Universitas Sumatera Utara
ZA dan pupuk majemuk yang mengandung nitrogen selalu ditambahkan ke tanah
di samping pupuk organic seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos juga
merupakan sumber nitrogen di dalam tanah (Damanik, dkk. 2011).
Sumber utama fosfor anorganik berasal dari kerak bumi dan hasil
pelapukan batuan dan mineral yang mengandung fosfor seperti apatit, dan
kandungannya mencapai 0.12% P. Sebagian besar fosfat anorganik tanah berada
pada persenyawaan kalsium, aluminium dan besi yang kesemuanya sukar larut
dalam air. Pengaruh bahan organik terhadap ketersediaan hara fosfat did lam
tanah melalui hasil pelapukan yaitu asam-asam organik. Asam-asam organik
seperti asam malonat, tartarat, humat, fulvik akan menghasilkan anion organic.
Anion-anion organik ini dapat mengikat logam-logam seperti Al, Fe dan Ca dari
dalam larutan tanah, kemudian membentuk senyawa komplek yang bersifat sukar
larut. Dengan pengikatan Al, Fe dan Ca ini ion-ion akan bebas dari pengikatan
logam tersebut sehingga tersedia di dalam larutan tanah.
Sumber hara kalium di dalam tanah adalah berasal dari kerak bumi. Kadar
kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K2O, sedangkan air laut
mengandung kalium sekitar 0,04 K2O. Rerata kadar kalium pada lapisan olah
tanah pertanian adalah sekitar 0,83% yang mana kadar ini lima kali lebih besar
dari nitrogen dan 12 kali lebih besar dari fosfor. Pertambahan kalium dari sisa
tanaman dan hewan merupakan sumber yang penting dalam menjaga
keseimbangan kadar kalium di dalam tanah (Damanik, dkk., 2011).
Kehilangan kalium dalam tanah dapat terjadi dengan beberapa cara seperti
terangkut tanaman bersama pemanenan, tercuci, tererosi, dan terfiksasi.
Kehilangan kalium yang diangkut tanaman disebakan oleh sifat kalium yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diserap tanaman secara berlebihan melebihi kebutuhan yang sebenarnya. Serapan
yang berlebihan ini tidak lagi meningkatkan produksi tanaman, sehingga
menimbulkan pemborosan penggunaan kalium tanah. Kehilangan kalium akibat
tercuci merupakan kehilangan yang paling besar. Jumlah kalium yang hilang
bersama air atau tercuci dapat mencapai 25 kg/ha/tahun, tetapi dapat juga lebih
besar. Besarnya kalium akibat tercuci tergantung pada faktor tanah seperti tekstur
tanah, kapasitas tukar kation, pH tanah, dan jenis tanah (Damanik, dkk., 2011).
Unsur Hara N,P dan K terhadap tanaman
Unsur nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi tanaman terutama
pembentukan dan pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman, seperti daun,
batang, dan akar. Pemberian unsur N yang terlalu banyak pada bawang merah
dapat menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Akan tetapi
kekurangan unsur N dapat menyebabkan klorosis daun, serta jaringan daun
menjadi
mati dan kering dan
pertumbuhan
tanaman
menjadi kerdil
(Napitupulu dan Winarto, 2010)
Unsur phosphor (P) pada bawang merah berperan untuk mempercepat
pertumbuhan
pemasakan
akar
semai, dan
dapat
mempercepat
pembungaan
dan
umbi (Napitupulu dan Winarto, 2010). Ketersediaan fosfor yang
tinggi menyebabkan kebutuhan fosfor untuk pembentukan dan perkembangan
umbi sudah tercukupi (Jazilah, dkk. 2011). Apabila tanaman kekurangan unsur P
maka akan terlihat gejala warna daun bawang hijau tua dan permukaannya terlihat
mengkilap kemerahan, dan tanaman menjadi kerdil. Bagian tepi daun, cabang, dan
batang bawang merah mengecil serta berwarna merah keunguan dan kelamaan
menjadi kuning (Napitupulu dan Winarto, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Unsur kalium (K) berfungsi untuk pembentukan protein dan karbohidrat
pada bawang merah serta dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
serangan penyakit dan dapat meningkatkan kualitas umbi (Gunadi 2009). Peranan
lain dari K adalah memacu translokasi hasil fotosintesis dari daun ke bagian lain
yang dapat meningkatkan ukuran, jumlah dan hasil umbi. Kandungan K yang
tinggi menyebabkan ion K+ yang mengikat air dalam tubuh tanaman akan
mempercepat proses fotosintesis. Hasil fotosintesis inilah yang merangsang
pembentukan umbi menjadi lebih besar sehingga dapat meningkatkan bobot
kering tanaman (Fitri, dkk. 2014). Bila kekurangan unsur kalium daun tanaman
bawang merah akan mengkerut atau keriting dan muncul bercak kuning
transparan pada daun dan berubah merah kecoklatan serta mengering hangus
terbakar (Gunadi 2009).
Pengaruh Hama terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah
Serangan hama sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman
bawang merah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman bawang merah akibat
serangan hama dapat mengakibatkan penurunan produksi bawang merah sampai
bahkan sampai gagal panen. Menurut Setiawati (2000)
yang
menyatakan
kehilangan hasil akibat hama dapat mencapai 30 – 100%. Hasil pantauan
yang dilakukan di lapangan ternyata kerusakan yang diakibatkan oleh hama
sangat berat dengan kerugian ekonomi yang tinggi. Para petani terpaksa
memanen tanamannya lebih awal, sehingga umbi bawang yang dihasilkan
berukuran sangat kecil.
Universitas Sumatera Utara